emiten, membuka dan memantau rekening transaksi serta pengecekan portofolio tanpa dia harus meninggalkan layar komputernya.
Kecanggihan teknologi diciptakan manusia dan akan semakin berkembang seiiring dengan kemajuan jaman. Akan tetapi, kecanggihan tersebut tidak akan
bermanfaat apabila tidak ada kemauan dan kepercayaan dari manusia itu sendiri untuk menggunakannya
10
B. Permasalahan
. Disamping itu juga, agar transaksi jual beli saham melalui internet dapat berjalan dengan aman, efektif, dan efisien perlu didukung
oleh aturan-aturan hukum yang mampu mengikuti perkembangan teknologi. Oleh karena, itu perlu penelusuran lebih lanjut mengenai aturan hukum bagaimana
proses jual beli saham melalui internet, serta pengalihannya apakah sudah sesuai atau tidak dengan peraturan hukum di bidang pasar modal.
1. Bagaimanakah hak-hak kebendaan atas saham?
2. Bagaimanakah aspek hukum pengalihan saham dalam perjanjian jual beli
saham melalui internet dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE?
3. Bagaimanakah kekuatan hukum pembuktian pengalihan saham dalam
perjanjian jual beli saham melalui internet dikaitkan dengan UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE?
10
Diakses dari http:www.danamas.comsahammengapa_online_trading.asp, Bandung, 5 Agustus 2011.
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan dan manfaat penulisan 1. Tujuan
a. Untuk mengetahui hak-hak kebendaan atas saham
b. Untuk aspek hukum pengalihan saham dalam perjanjian jual beli
saham melalui internet dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE c.
Untuk mengetahui kekuatan hukum pembuktian pengalihan saham dalam perjanjian jual beli saham melalui internet dikaitkan dengan UU
No. 11 Tahun 2008 tentang ITE
2. Manfaat a. Teoritis
Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan akan memberikan kontribusi pemikiran serta
menimbulkan pemahaman tentang pengalihan saham dalam perjanjian jual beli saham melalui internet dikaitkan dengan UU No. 11 Tahun
2008 tentang ITE.
b. Praktis
Pembahasan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca terutama para pihak yang ingin melakukan pengalihan atas saham dan
juga sebagai bahan kajian untuk para akademisi dalam menambah wawasan pengetahuan terutama dalam bidang hukum perusahaan yang
berasas.
Universitas Sumatera Utara
D. Keaslian Penulisan
Penelitian mengenai “Pengalihan Saham dalam Perjanjian Jual Beli Saham melalui Internet Dikaitkan dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik” ini belum pernah dilakukan dalam topik dan permasalahan-permasalahan yang sama. Dengan demikian penelitian ini
merupakan penelitian yang baru dan asli sesuai dengan asas-asas keilmuan, yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka untuk kritikan-kritikan yang sifatnya
membangun dengan topik dan permasalahan dalam penelitian ini. Penulis mengangkat tulisan ini karena ingin mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana
Pengalihan Saham dalam Perjanjian Jual Beli Saham melalui Internet Dikaitkan dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik. Semua ini merupakan implikasi pengetahuan dalam bentuk tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
Pasal 60 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas merumuskan pengertian saham sebagai berikut:
“Saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 52 kepada pemiliknya”.
Selanjutnya penjelasan Pasal 60 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 menyatakan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
“Kepemilikan atas saham sebagai benda bergerak memberikan hak kebendaan kepada pemiliknya. Hak tersebut dapat dipertahankan kepada
setiap orang”.
Berkaitan dengan rumusan ketentuan di atas, Pasal 52 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 mengatur sebagai berikut: “1 Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
a. menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;
b. menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi;
c. menjalankan hak-hak lainnya berdasarkan Undang-Undang ini”.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dari konsep yuridis saham adalah sebagai berikut:
1. Bukti atas kepemilikan suatu Perseroan yang biasanya tercipta dengan
memberikan kontribusi kedalam modal Perseroan yang bersangkutan;
11
2. memberikan hak kepada pemiliknya untuk i menghadiri dan
mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham suatu Perseroan; ii menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil
likuidasi Perseroan; dan iii menjalankan hak-hak lain yang dapat dilakukan oleh pemegang saham Perseroan menurut ketentuan Undang-
Undang; 3.
memberikan hak kebendaan kepada pemiliknya yang dapat dipertahankan kepada setiap orang. Lebih lanjut lagi, Pasal 49 Undang-Undang Nomor
40 tahun 2007 mengatur sebagai berikut : “1 Nilai saham harus dicantumkan dalam mata uang Rupiah;
2 Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan;
11
Steven H.Gifs, Law Dictionary, Woodbury: Baron’s Educational Series Ind, 1984, hal. 584.
Universitas Sumatera Utara
3 Ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat 2 tidak menutup kemungkinan diaturnya pengeluaran saham tanpa nilai nominal dalam
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal”.
Rumusan Pasal di atas semakin mempertegas karakteristik saham yang harus memiliki nilai nominal yang dicantumkan dalam mata uang Rupiah. Namun
demikian, hal ini secara hukum dapat disimpangi sejauh diatur secara berbeda dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Nilai nominal bisa
saja tidak sama dengan nilai pasar harga pasar dari saham yang bersangkutan, karenanya seseorang dapat menjual sahamnya dengan harga di atas nilai
nominalnya, dimana hal ini sangat bergantung kepada nilai dari perusahaan itu sendiri pada saat saham tersebut dijual.
12
Perdagangan efek adalah salah satu kegiatan di pasar modal. Pasar modal berdasarkan Pasal 1 Angka 13 UUPM adalah:
Pemegang saham akan mendapatkan bukti kepemilikan saham yang dimilikinya Pasal 51 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Sedangkan
mengenai bentuk dari bukti kepemilikan atas saham tersebut, dapat diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar Perseroan Penjelasan Pasal 51 Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007. Tujuan dari pasar modal adalah mengarah pada usaha pemerataan
pendapatan masyarakat dalam menikmati hasilnya. Dengan itu, pembentukan pasar modal yang efektif merupakan faktor penting, karena dengan
pengembangan pasar modal yang efisien dapat menunjang perekonomian nasional.
12
Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2002, hal. 36.
Universitas Sumatera Utara
“Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Berdasarkan Pasal 1 Angka 5 UUPM efek adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyetoran kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan
setiap derivatife dari efek. Pengertian pasar modal secara umum adalah pasar abstrak, di mana yang
diperjual belikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dalam bentuk surat-surat berharga yang
diperdagangkan di bursa efek. Dana-dana jangka panjang yang yang merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang yang
merupakan modal sendiri biasanya berbentuk saham
13
Dalam Pasal 6 Ayat 1 UUPM menyebutkan bahwa kegiatan bursa efek pada dasarnya adalah menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang menawarkan dan
pihak-pihak yang memerlukan dana dengan memperjualbelikan saham dan obligasi serta surat berharga lainnya yang jangka waktunya lebih dari satu tahun.
Para pihak yang telah memperjualbelikan sahamnya dapat dilakukan melalui internet, sehingga para pihak tidak harus bertemu satu sama lainnya, jual beli
saham melaui internet dilakukan secara tidak tertulis artinya para pihak hanya melakukan perjanjian melalui intenet saja.
13
Munir Fuady, Op. cit., hal. 10.
Universitas Sumatera Utara
perdagangan efek bagi para anggotanya. Selain itu, dalam Pasal 7 Ayat 1 dan 2 pun menyebutkan bahwa perdagangan efek secara teratur, wajar, dan efisien
adalah suatu perdagangan yang diselenggarakan berdasarkan secara konsisten. Dengan demikian, harga yang terjadi mencerminkan mekanisme pasar
berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Disamping iti juga, dengan tersedianya sistem dan atau sarana yang memungkinkan bursa efek melakukan
pengawasan terhadap para pedagang saham dengan lebih efektif. Kepemilikan yang ditawarkan oleh perusahaan tidak terlepas dari adanya
hubungan timbal balik antara pemegang saham dengan perusahaan, hubungan timbal balik tersebut dilandasi dengan adanya suatu perjanjian jual beli. Maka
dalam hal ini suatu penyelesaian transaksi saham dapat tercermin dalam Pasal 55 Ayat 1 UUPM yang menyebutkan bahwa penyelesaian transaksi bursa dapat
dilaksanakan dengan penyelesaian pembukuan, penyelesaian fisik dan penyelesaian dengan cara lain. Dalam pelaksanaannya kegiatan perdagangan efek
akan diatur lebih lanjut oleh Bursa dan Bapepam yaitu dengan adanya Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-42PM1997 Tentang Peraturan Nomor III.A.10
TentangTransaksi Efek dan Keputusan Direksi PT. BEJ Nomor: Kep-565BEJ11- 2003 Tentang Peraturan Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek.
Berdasarkan Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Teknologi Informasi yang menyebutkan bahwa perdagangan secara elektronik adalah setiap perdagangan
barang maupun jasa yang dilakukan melalui jaringan komputer atau media elektronik lainnya. Bedasarkan Pasal 1 Angka 5 yaitu kontrak elektronik adalah
dokumen elektronik yang memuat transaksi dan atau perdagangan elektronik.
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan jual beli menurut Pasal 1457 KUH Perdata adalah: “jual beli adalah suatu persetujuan atau perjanjian, dengan mana pihak
yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah diperjanjikan”. Perjanjian
berdasarkan Pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan antara satu orang atau lebih yang mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
Berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata syarat sah perjanjian terdiri atas : 1.
Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2.
Cakap untuk membuat perjanjian 3.
Suatu hal tertentu 4.
Suatu sebab yang halal Syarat 1 dan 2 merupakan syarat subyektif, apabila syarat ini tidak
terpenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan. Sedangkan syarat 3 dan 4 merupakan syarat obyektif, apabila syarat ini tidak dipenuhi maka perjanjian batal demi
hukum. Maka dalam hal ini suatu perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik seperti dalam Pasal 1338 Ayat 1 KUH Perdata dengan adanya asas kebebasan
berkontrak. Berdasarkan Pasal 511 KUH Perdata menyebutkan bahwa saham
merupakan benda bergerak yang tak berwujud, dalam suatu pengalihan hak atas benda yang dijual belikan harus disertai dengan adanya suatu penyerahan.
Dengan kata lain hak atas benda yang diperjual belikan belum beralih dari penjual kepada pembeli, hak milik atas benda itu baru beralih setelah adanya penyerahan.
Universitas Sumatera Utara
Jika dilihat dari sisi peralihan saham, maka saham dapat dibedakan atas saham atas nama dan saham atas unjuk. Secara hukum, pemilik saham atas nama
adalah yang namanya tertera pada surat saham tersebut. Sebaliknya saham atas unjuk seperti halnya uang, kepemilikannya ditentukan pada siapa yang memegang
saham tersebut. Penyerahan adalah cara memperoleh hak milik karena adanya pemindahan
hak milik dari seseorang yang berhak memindahkannya kepada orang lain yang memperoleh hak milik itu. Cara memperoleh hak milik dengan penyerahan ini
merupakan cara yang paling banyak dilakukan. Mengenai levering dari benda bergerak yang tidak berwujud berupa hak-
hak puitang dibedakan atas 3 macam:
14
a. Levering dari surat piutang aan toonder atas unjuk atau atas bawa,
menurut Pasal 613 Ayat 3 KUH Perdata dilakukan dengan penyerahan surat itu.
b. Levering dari surat piutang op naam atas nama, menurut Pasal 613 Ayat
1 KUH Perdata dilakukan dengan cara membuat akta otentik atau di bawah tangan yang dinamakan cessie.
c. Levering dari piutang aan order atas perintah, menurut Pasal 613 Ayat
3 KUH Perdata dilakukan dengan penyerahan surat itu disertai dengan endosemen.
Pengalihan kepemilikan dalam jual beli saham juga diatur dalam Pasal 49 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Perseroan Terbatas selanjutnya disebut UUPT
14
Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Alumni, Bandung 2000, hal.145-146.
Universitas Sumatera Utara
yang menyebutkan bahwa pemindahan hak atas saham atas nama dilakukan dengan akta pemindahan hak, sedangkan saham atas unjuk dilakukan dengan
penyerahannya secara fisik.
F. Metode Penelitian