Output SAP 2000 Pemodelan Struktur Dengan Program Sap 2000 .1 Data Struktur

Universitas Sumatera Utara

IV.2.3 Output SAP 2000

Dengan bantuan program SAP 2000 diperoleh : Penomoran frame sebagai berikut : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Gambar 4.31 Penomoran Frame Pada Program SAP 2000 Keterangan : - Frame 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, dan 13 merupakan kolom - Frame 7, 15, dan 17 merupakan balok - Frame 14, 16, dan 18 merupakan pengaku Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Momen maksimum terjadi akibat kombinasi 3 1,2 D + 1,0 L + 1,0 E, dengan gambar bidang momen sebagai berikut : Kondisi I Letak Pengaku Simetris 70,14 -107,43 150,92 242,70 -301,28 -393,58 70,14 -3,66 147,26 107,43 -82,20 -115,9 126,8 -275,53 219,08 -189,6 203,98 -269,74 Gambar 4.32 Bidang Momen Kondisi I Kondisi II Letak Pengaku Non-Simetris Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 67,87 -109,70 152,05 244,91 -300,16 -391,36 67,87 -9,19 142,86 109,70 -76,68 -110,95 133,96 -261,68 223,48 -189,6 196,81 -283,47 Gambar 4.33 Bidang Momen Kondisi II Gaya Lintang maksimum terjadi akibat kombinasi 3 1,2 D + 1,0 L + 1,0 E, dengan gambar bidang lintang sebagai berikut : Kondisi I Letak Pengaku Simetris 55,49 3,70 163,31 193,98 18,12 -12,57 -20,86 -8,66 -53,11 -52,16 -68,74 -92,19 -83,02 -106,47 -82,21 -81,26 -44,03 -31,82 Gambar 4.34 Bidang Lintang Kondisi I Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kondisi II Letak Pengaku Non-Simetris 55,49 3,70 163,31 193,98 18,12 -12,57 -17,07 -13,75 -51,04 -50,49 -76,65 -81,66 -93,55 -98,56 -83,88 -83,33 -38,94 -35,61 Gambar 4.35 Bidang Lintang Kondisi II Gaya Normal maksimum terjadi akibat kombinasi 3 1,2 D + 1,0 L + 1,0 E, dengan gambar bidang normal sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kondisi I Letak Pengaku Simetris -31,82 -12,21 -37,23 -0,95 -24,26 23,45 3,70 0,91 -1,45 -16,39 -19,18 -3,44 -6,22 -55,49 -57,86 -60,64 -226,32 -229,10 -425,45 -428,24 Gambar 4.36 Bidang Normal Kondisi I Kondisi II Letak Pengaku Non-Simetris -35,61 -3,33 -44,39 -0,55 -14,68 5,01 3,70 0,91 -1,45 -16,39 -19,18 -3,44 -6,22 -55,49 -57,86 -60,64 -226,32 -229,10 -425,45 -428,24 Gambar 4.37 Bidang Normal Kondisi II Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Hasil Perbandingan output SAP 2000 terhadap kondisi I dengan kondisi II akan ditampilkan dalam tabel 4.2 eksentrisitas 10 cm. Output Kondisi Beban Ultimate Selisih Frame Station Kombinasi SAP 2000 kNm m M3 MAX I -393,58 0,56 15 6 COMB 3 II -391,36 15 6 COMB 3 M2 MAX I -275,53 -2.88 1 COMB 3 II -283,47 13 COMB 3 V2 MAX I 193,99 15 6 COMB 3 II 193,99 15 6 COMB 3 V3 MAX I -106,47 7.43 12 0 - 2,5 COMB 3 II -98,56 12 0 - 2,5 COMB 3 P MAX I -428,24 13 COMB 3 II -428,24 13 COMB 3 T MAX II 0,56 - 1 - 2 0 - 5 COMB 2 Tabel 4.2 Tabulasi Perbandingan Output SAP 2000 Keterangan : Kondisi I = Letak Pengaku Simetris Kondisi II = Letak Pengaku non-Simetris M 3 = Momen terhadap sumbu kuat profil M 2 = Momen terhadap sumbu lemah profil V 2 = Gaya Lintang terhadap sumbu kuat profil V 3 = Gaya Lintang terhadap sumbu lemah profil P = Gaya Aksial T = Momen Torsi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.2, diperoleh : Tidak terjadi perbedaan momen lentur, gaya lintang dan gaya normal maksimum yang terlalu signifikan pada struktur dengan pengaku simetris kondisi I dan struktur dengan pengaku non-simetris kondisi II Pada struktur dengan pengaku simetris kondisi I, tidak ada momen torsi yang terjadi. Sebaliknya, pada struktur dengan pengaku non-simetris kondisi II terjadi momen torsi di sepanjang kolom portal Momen torsi maksimum sebesar 0,56 kNm terjadi pada frame 1 - 2 dan frame 12 – 13 kolom lantai 1, yaitu sebesar + 0,28 kNm pada frame 1 dan 12 dan - 0,28 kNm pada frame 2 dan 13 Momen torsi maksimum terjadi akibat pembebanan Kombinasi 2 Perbandingan momen torsi program SAP 2000 dengan perhitungan manual : Gaya aksial yang terjadi pada pengaku lantai 1 frame 14 akibat kombinasi 2 sebesar 5,6 kN tarik. Dengan eksentrisitas pengaku sebesar 10 cm, diperoleh momen torsi sebesar : T = P x e = 5,6 kN x 0,1 m T = 0,56 kNm ...... OK Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

IV.3 Analisa Efek Torsi Pada Kolom IV.1 Analisa Tegangan Geser Pada Kolom