Motivasi Menjadi Pengurus Karang Taruna

setiap orang melakukan suatu tindakan berdasarkan orientasi motivasional dan orientasi nilai. Dari hasil tersebut diketahui bahwa masing-masing pengurus Karang Taruna Sejati bergabung dengan Karang Taruna karena didasarkan atas motivasi dan faktor yang berbeda, baik yang datang dari dalam diri maupun dari luar. Dalam tindakan sosial, motivasi sangat mempengaruhi perkembangan individu yang tergabung dalam suatu organisasi. Karena motivasi juga dapat dikatakan sebagai bagian dari konsep voluntarisme. Dimana konsep voluntarisme yang dikembangkan oleh Parsons merupakan suatu kerelaan dari individu untuk menetapkan sebuah cara yang dijadikan sebagai alat untuk menetapkan tujuan. Berdasarkan keterangan dari beberapa informan diatas terkait motivasi serta faktor yang mempengaruhi untuk ikut bergabung dalam Karang Taruna Sejati, diketahui bahwa alasan atau motivasi mengikuti Karang Taruna Sejati berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti menyalurkan minat atau hobi, ingin membantu sesama, hingga mengisi waktu luang. Hal seperti dijelaskan oleh Weber sebagai tindakan sosial yang didasarkan atas “rasionalitas instrumental” dimana tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Berbeda dengan W dan HY, UK alasan atau motivasi serta faktor yang mempengaruhi untuk ikut bergabung dalam Karang Taruna Sejati, lebih kepada reaksi atas kondisi sosial yang ditemukan di Desa Sendangsari yang ditemukannya. Keadaan ini oleh Weber disebut sebagai tindakan afektif, dimana tindakan ini didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif bersifat spontan, tidak rasional dan merupakan refleksi emosional dari individu.

3. Peranan Karang Taruna Sejati Dalam Upaya Pemberdayaan Pemuda

Karang Taruna memiliki 2 dua peran pokok dan 2 dua peran pendukung sebagai berikut Kementerian Sosial RI. 2011:5-6: a. Peran Fasilitatif Facilitative Roles. Dari peran ini setidaknya dapat dijabarkan kembali 5 lima dimensi peran yakni: 1 Animasi Sosial Social Animation, yakni kemampuan Karang Taruna sebagai agen perubah pemberdaya masyarakat untuk membangkitkan energi, inspirasi, antusiasme masyarakat, termasuk mengaktifkan, menstimulasi dan mengembangkan motivasi warga untuk bertindak. 2 Mediasi dan Negosiasi Mediation and Negotiation, yakni kemampuan Karang Taruna sebagai pemberdaya masyarakat untuk menjalankan fungsi mediasi guna menghubungkan kelompok- kelompok yang sedang berkonflik agar tercapai sinergi dalam komunitas tersebut. 3 Membentuk Konsensus Builiding Consensus, yakni mengembangkan setiap upaya untuk ”melawan” pendekatan konflik yang seringkali bersifat taken for granted pada beragam interaksi politik ekonomi dan sosial di masyarakat. 4 Fasilitasi Kelompok Group Facilitation, yakni kemampuan memfasilitasi kelompokkelompok warga masyarakat agar mau bertindak konstruktif dan bersinergi untuk meningkatkan kesejahteraannya secara lebih utuh, bukan sekedar membangun satu atau dua kelompok saja. 5 Mengorganisir Organizing, yakni kemampuan untuk berpikir dan melakukan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan, hal yang tidak perlu dilakukan sendiri, dan memastikan bahwa semua mungkin diwujudkan. b. Peran Edukasional Educational Roles Dari peran ini setidaknya dapat dijabarkan kembali 4 empat dimensi peran yakni: 1 Membangkitkan Kesadaran Masyarakat Consciousness Raising, yakni peran Karang Taruna dalam membantu masyarakat untuk dapat melihat beberapa alternatif solusi serta menyadarkan masyarakat tentang struktur dan strategi perubahan sosial serta dimensi multikultural sebagai modal partisipasi dan bertindak secara efektif. 2 Menyampaikan Informasi Informing, yakni peran memberikan informasi yang relevan tentang suatu masalah yang sedang dihadapi atau program pembangunan yang sedang dijalankan. 3 Mengkonfrontasi Confronting, yakni peran yang suatu waktu dibutuhkan dalam kasus tertentu untuk mengatasi permasalahan yang ada setelah adanya pertimbangan bahwa kalau kondisi yang sekarang terjadi tetap dibiarkan maka keadaan akan dapat semakin memburuk. 4 Pelatihan Training, yakni peran spesifik yang secara mendasar berfokus pada pengajaran masyarakat cara untuk melakukan sesuatu. Menurut Soekanto 2007 peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan status. Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesusai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Soekanto menambahkan bahwa suatu peranan mencakup tiga hal, yakni: a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini, meliputi rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. b. Peranan adalah konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Peran Karang Taruna sebagai organisasi dapat dilihat dari tugas pokok dan fungsinya yang dalam suatu kelompok masyarakat. Karang Taruna memiliki banya fungsi, diantaranya mencegah timbulnya konflik antar pemuda, menanggulangi masalah kesejahteraan pemuda baik meliputi kegiatan rehabilitasi, perlindungan sosial, pemberdayaan sosial terutama generasi muda. Peran lain yang bisa diambil oleh Karang Taruna adalah sebagai inisiator dalam bidang pembangunan di kelompok masyarakat tempat Karang Taruna berada. Kegiatan yang dilakukan oleh Karang Taruna tidak hanya berupa pemberdayaan melainkan banyak hal terkait kemajuan desa dan warganya. Hal ini sebagaimana penuturan dari bapak W: “Banyak hal yang kita lakukan, mulai dari hal sepele seperti memperbaiki irigasi hingga semacam program pemberdayaan ini.” wawancara dengan bapak W pada 29 Maret 2015 pukul 08.30 WIB. Tindakan sosial bagi Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain Weber dalam Ritzer, 1975. Tindakan sosial merupakan tindakanyang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain. Tindakan sosial dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu atau merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu. Setelah menetapkan rangkaian kegiatan dan waktu dalam rencana kegiatan kerja Karang Taruna, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Karang Taruna menjalankan kegiatan kegiatan tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan Karang Taruna Sejati terkait dengan pemberdayaan adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kapasitas dan penguatan organisasi Karang Taruna

Sebelum melakukan tindakan atau aksi untuk sekitar, Karang Taruna Sejati perlu melakukan peningkatan kapasitas dan penguatan organisasi. Karang Taruna Sejati dalam menjalankan aktivitas organisasinya sehari-hari harus dengan sistem proposional, yakni para pengurus Karang Taruna harus bersikap profesional sebagaimana kelompok organisasi lainnya. Hal ini dimulai dari perekrutan anggota dan pengurus, menjalankan kegiatan kerja sesuai ADART, hingga pengkaderan kepada anggota-anggota muda. Dalam hal ini bapak W menjelaskan bahwa: “Sistem perekrutan pengurus dilakukan setiap akhir masa pergantian pengurus. Kerjasama dengan pemuda organisasi pegunungan untuk program perekrutan dengan sistem kekeluargaan, dan bekerjasama dengan pejabat daerah untuk mesosialisasikan betapa pentingnya sebuah organisasi itu dibentuk dalam masyarakat .” wawancara dengan bapak W pada 29 Maret 2015 pukul 08.30 WIB Perekrutan anggota dan pengurus merupakan langkah awal untuk menjalankan suatu organisasi. Perekrutan pengurus dalam suatu organisasi apabila dilakukan dengan cara dan tahapan benar maka akan membuat organisasi tersebut memiliki keanggotaan dan kepengurusan yang diisi oleh orang-orang yang kompeten. Untuk Karang Taruna Sejati sistem perekrutan yang dilakukan masih tergolong sederhana yakni sistem kekeluargaan karena hanya melibatkan para senior dan para pengurus sebelumnya serta organisasi pegunungan, dimana senior dan pengurus sebelumnya ini yang akan memberikan penilaian mengenai