Tujuan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

13 d Reactive teaching e Pembelajaran yang menyenangkan

D. Pengertian Model Pembelajaran Botle Dance

Bottle Dance Botol Berjoget merupakan metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum pertemuan antar suku. Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Pada saat pemimpin rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Bottle Dance termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Botle Dance sangat cocok diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan SMASMK. Selain untuk melatih mental anak berbicara didepan umum, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan bisa membuat siswa lebih aktif. Menurut Suherman 2006:84 sintaks pembelajaran Botle Dance adalah sebagai berikut: 1 Guru menyiapkan botol, 2 Guru menyiapkan materi yang akan dipelajari, kemudian memberi kesempatan pada siswa untuk mempelajarimateri, 3 Setelah siswa selesai mempelajari materi, siswa diminta untuk menutup bukunya kembali, 4 Guru mengambil tongkat kemudian memberikannya kepada salah satu siswa, bagi siswa yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan. Demikian seterusnya sampai sebagian basar siswa mendapat giliran menjawab pertanyaan dari guru, 5 Guru memberikan kesimpulan, 6 Evaluasi, 7 Penutup. Model pembelajaran Botle Dance mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan dari model Botle Dance tersebut antara lain sebagai berikut: Kelebihan model pembelajaran Botle Dance adalah sebagai berikut: 1. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuaka dan demokratis. Siswa bukan lagi menjadi objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagi tutor bagi temannya. 2. Menguji kesiapan siswa. 3. Melatih siswa memahami materi dengan cepat 4. Siswa lebih giat belajar belajar terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran.