determinasi dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut: Tabel 11 Hasil pengujian koefisien determinasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error
of the Estimate
1 0,544
0,296 0,272
0,503213 Sumber : Lampiran 31, halaman 132
Berdasarkan tabel hasil uji koefisien determinasi pada tabel 11, memiliki nilai
adjusted R-square
sebesar 0,272. Nilai
adjusted R- Square
sebesar 0,272 hal ini berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah
sebesar 27,2, sedangkan sisanya sebesar 72,8 dijelaskan variabel lain di luar model penelitian.
B. Pembahasan
1. Uji secara Parsial
a. Pengaruh
Current Ratio
terhadap
Debt to Equity Ratio DER
Hipotesis pertama dari penelitian ini adalah
Current Ratio
berpengaruh negatif terhadap
Debt to Equity Ratio
. Hasil statistik uji t untuk variabel
Current Ratio
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari toleransi kesalahan
= 0,05. Nilai signifikansi
dari variabel
Debt to Equity Ratio
DER lebih kecil dari 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif sebesar -0,247, hal ini berarti
hipotesis yang menyatakan “Likuiditas yang diproksikan dengan
Current Ratio
CR memiliki pengaruh negatif terhadap
Leverage
” diterima.
Pada penelitian ini, likuiditas yang di proksikan dengan
Current Ratio
berpengaruh negatif, sehingga hipotesis pada penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Widyarini 2014 yang menyatakan likuiiditas memiliki pengaruh negatif terhadap
leverage
. Mengacu pada teori Pecking Order,diperkirakan perusahaan dengan tingkat likuiditas
tinggi akan menggunakan dana yang berasal dari hutang lebih sedikit dibandingkan perusahaan dengan tingkat likuiditas rendah.
Sedangkan apabila kita melihat hal ini dengan mengacu pada teori Trade-off, perusahaan dengan likuiditas tinggi cenderung memiliki
hutang yang lebih tinggi karena ini mengindikasikan kemampuan perusahaan baik dalam memenuhi kewajiban jangka panjang
maupun jangka pendeknya Alom, 2013. Pada kenyataannya perusahaan yang memiliki lebih banyak aset
lancar akan dapat menghasilkan dana ke perusahaan yang lebih banyak pula dan dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai
segala aktivitas operasional dan investasi. Perusahaan akan memilih untuk memanfaatkan sumber pendanaan yang lebih mudah dan
murah yang didapatkan dari modal internal sehingga mengurangi penggunaan biaya dari luar perusahaan juga untuk menekan biaya
pengadaan dana dan menekan risiko bisnis. Hasil ini sesuai dengan penelitian Widyarini2014 bahwa likuiditas berpengaruh negatif
terhadap
leverage.
b. Pengaruh
Thobin’s q terhadap
Debt to Equity Ratio DER
Hipotesis kedua dari penelitian ini adalah Thobin’s q
berpengaruh positif terhadap
Debt to Equity Ratio
. Hasil statistik uji t untuk variabel
Thobin’s q diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,899 lebih besar dari toleransi kesalahan
= 0,05. Nilai signifikansi dari
variabel Thobin’s q lebih besar dari 0,05 dan koefisien regresi
bernilai positif sebesar 0,00003, hal ini berarti hipotesis yang menyatakan
“Peluang pertumbuhan yang diproksikan dengan Thobin’s q memiliki pengaruh positif terhadap
Leverage
” ditolak. Pada penelitian ini, Peluang Pertumbuhan yang di proksikan
dengan Thobin’s q tidak
berpengaruh, sehingga hipotesis pada penelitian ini ditolak. Menurut
Pecking Order Theory,
pengaruh antara peluang pertumbuhan dan hutang diperkirakan negatif. Teori
ini mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat peluang pertumbuhan tinggi cenderung menggunakan modalnya
sendiri dibandingkan modal dari pihak eksternal. Hasil ini medukung dari penelitian Heryanto 2004 yang menyatakan bahwa
Thobin’s q berpengaruh positif terhadap
leverage.
Sebelumnya diasumsikan bahwa peluang pertumbuhan akan menyebabkan perubahan terhadap
leverage
. Bahwa semakin tinggi peluang pertumbuhan semakin tinggi
leverage
perusahaan. Namun pada perusahaan manufaktur peluang pertumbuhan tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.