98 Lelaki, anak walikota itu ternyata memberi kejutan pada perempuan muda
ini. Dia pun sengaja mencari perempuan ini. Perempuan dalam cerpen ini adalah pihak yang beruntung. Bila dalam penceritaan dia merasa bahwa rasa ketertarikan
dan rindu bertemu dengan lelaki hanya untuk dikenang. Di akhir cerita, lelaki sebagai yang diceritakan memberikan jawaban atas rasa suka perempuan ini.
Bahwa lelaki ini pun menyimpan rasa yang sama, hal itu ditunjukan melalui kesediaannya menjadi body guard, pelindung bagi perempuan ini. Mengingat
pekerjaan perempuan itu sebagai kafe, bekerja di malam hari dengan pakaian sexy mengundang perhatian banyak lelaki.
Penceritaan yang dilakukan oleh perempuan ini, menempatkan pembacanya seolah memperankan tokoh perempuan muda ini. Sehingga apa yang
diterima dalam pembacaan cerpen ini adalah pandangan dari sudut tokoh perempuan.
Kisah ketertarikan dan harapan perempuan yang diceritakan oleh perempuan sendiri, memang tepat. Sehingga pembaca yang diposisikan sebagai
tokoh perempuan benar-benar merasakan bagaimana pengalaman yang dialami perempuan ini.
5.12.3. Perempuan Membaca yang Tersirat
Seperti sebelumnya, pengarang kembali menempatkan perempuan sebagai pencerita. Dalam cerpen ini pengarang, melalui tokoh perempuannya,
menghadirkan realitas percintaan sesama manusia yang berbeda kelas sosial. Dalam ‘Anak Walikota’ perbedaan kelas sosial adalah hal yang menjadi
kekhawatiran tokoh perempuan. Dari kekhawatiran tersebut menyebabkan sikap perempuan muda ini tidak jujur dan tidak terbuka.
Jadi kita menikmati udara bersih, pada malam atau pagi hari? aku bertanya lagi.
Pada malam hari. Mengapa?
Sebab pada mala harilah kamu bertemu anak walikota itu. Anak walikota itu, sebetulnya, aku, yang kini menjadi body
guard-mu, jawab lelaki yang sejak tadi bersamaku. Ia mencopot kumis dari atas bibirnya.
99 Realitas yang ditandakan melalui cerita dari perempuan tersebut,
memberikan gambaran tentang perempuan dengan kemampuan membaca hal-hal yang tersirat melalui perilaku orang lain. Penelitian terhadap otak manusia
memperlihatkan bahwa perempuan lebih baik dalam menangkap pesan-pesan tersirat yang berhubungan dengan kondisi emosional dibanding pria. Kaum
perempuan diyakini mampu menangkap pesan di balik bahasa tubuh dan pesan tersirat tentang rasa sedih, frustrasi, dan kecewa
. Perempuan dilengkapi dengan
keterampilan penginderaan yang lebih peka daripada pria. Hal ini adalah hasil dari internalisasi yang diperoleh secara turun-menurun, sebagai seseorang yang
mengandung bayi, pelindung tempat tinggal, mereka harus memiliki kemampuan untuk merasakan perubahan perasaan dan perilaku yang palng lembut sekalipun
dari orang lain. Sebagai pelindung tempat tinggal, perempuan harus mengamankan keluarga mereka, sehingga dia harus mampu melihat perubahan
sekecil apapun dalam perilaku orang-orang sekira, yang mungkin saja merupakan tanda-tanda sakit, lapar, terluka, agresi atau perasaan tertekan. Perempuan
memiliki sebuah intuisi yang merupakan kemampuan halus mereka untuk melihat rinci kecil dan perubahan dari penampilan ataupun perilaku orang lain. Dalam hal
ini perempuan memiliki kepekaan yang luar biasa.
Perempuan mampu membaca apa yang tersirat dari apa yang diucapkan oleh seseorang. Melalui bahasa tubuh dan intonasi suara, perempuan memiliki
kemampuan membaca apa yang tersirat. Pease,2005:58 dan 76. Kepekaan Obrolan kami tiga gadis membicarakan banyak hal, namun
rupanya si anak walikota tertarik pada si gadis menor. Aku Hihihi… Aku ditanya kerjaku apa,, kegiatanku sehari-hari
apa.
Si anak walikota dengan mobil Baby Benz sampai rumah, dan masuk rumah megah. Ia istirahat di kelam malam
membayangkan aku yang berpakaian seksi, bukan membayangkan dua temanku yang berpakaian sekolah.
100 perempuan lebih peka dari seribu matahari.
3
Penggambaran perempuan yang demikian dan sajian realitas yang ditandakan melalui penceritaan perempuan dapat diketahui bahwa pengarang
hanya ingin menampilkan gagasan mengenai citra perempuan yang berbeda, belum sampai ideologi perjuangan gender. Bahwa dengan tidak jujur dan terbuka,
tidak berarti perempuan ini dengan kualitas diri yang buruk. Tapi kemampuan
membaca yang tersirat, menjadikan perempuan berhati-hati dalam bersikap.
Terlebih sikap pada orang yang menarik perhatiannya dengan kesadaran
perbedaan kelas sosial yang mungkin saja menghalangi hubungan keduanya.
Perempuan umumnya memiliki kepekaan yang lebih tinggi, mereka mampu membaca sinyal, bahasa tubuh, vocal
mau pun bahasa verbal orang lain. Sehingga mereka akan sangat mudah memahami apa yang dirasakan dan diinginkan orang lain. Demikianlah yang
terjadi pada perempuan di cerpen Anak Walikota ini, dia merekam dan dapat memaknai sikap dan perlakuan anak walikota terhadap dirinya. Sehingga persepsi
yang muncul adalah anak walikota itu tertarik pada dirinya. Sedangkan laki-laki, kebanyakan bukanlah pembaca pikiran yang baik. Umumnya laki-laki tidak
mampu membaca segala keinginan perempuan yang memang tidak terbahasakan. Belum menemukan jawaban, membuat lelaki-anak walikota ini, mencari
perempuan ini. Dengan menyamar dia mencari informasi verbal secara lengkap, sehingga tahu bagaimana perasaan perempuan ini sesungguhnya.
Tabel 5.12.3
Representasi Feminis dalam Cerpen ‘Anak Walikota’ Pertama
Realitas
Ketertarikan seorang perempuan muda, penyanyi dangdut terhadap anak walikota. Hal tersebut diutarakan kepada tamu
café. Ternyata, tamu tersebut adalah anak walikota yang menyamar untuk mencari perempuan.
Kedua Representasi
3
Ungkapan penyair perempuan dari Aceh, Rosni Idham, dalam Hafidzoh, Siti Muyassarotul. 2012. http:www.suaramerdeka.comv1index.phpreadcetak20120125174795Berdaya-sejak-dari-
Pikiran diakses pada 20 Juni 2012, pukul 23.01 WIB
101 Kisah ketertarikan dan harapan perempuan pada anak
walikota, yang diceritakan oleh perempuan sendiri, memang tepat. Dan pembaca yang diposisikan sebagai
tokoh perempuan benar-benar merasakan bagaimana pengalaman yang dialami perempuan ini.
Ketiga Ideologi
Penggambaran perempuan yang demikian dan sajian realitas yang ditandakan melalui penceritaan perempuan
dapat diketahui bahwa pengarang hanya ingin menampilkan gagasan mengenai citra perempuan yang
berbeda, belum sampai ideologi perjuangan gender
5.13. CERPEN 13