digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dengan gampang apabila telah banyak memecahkan masalah-masalah.
c. Carrying out the plan Melaksanakan penyelesaian masalah
sesuai rencana Langkah ini biasanya lebih mudah dibandingkan
daripada menyusun
rencana. Secara
umum, yang
dibutuhkan adalah perhatian dan kesabaran, mengingat siswa telah memiliki keterampilan yang diberikan. Lakukan
dengan tepat rencana yang telah disusun. Kalau ternyata rencana ini tidak tepat karena tidak dapat ditemukan solusi
yang tepat, maka pilihlah rencana lain. Jangan berputus asa dulu, karena begitulah cara memecahkan matematika.
d. Looking back Melihat kembali penyelesaian atau
memeriksa kembali Polya menyebutkan bahwa banyak yang bisa diperoleh
dengan merenungkan dan melihat kembali pada apa yang telah siswa lakukan ini. Hal-hal penting yang bisa
dikembangkan langkah terakhir ini antara lain : mencari kemungkinan adanya generalisasi, melakukan pengecekan
terhadap hasil yang diperoleh, mencari cara lain untuk menyelesaikan masalah yang sama, mencarI kemungkinan
adanya penyelesaian lain dan dalam menelaah kembali proses penyelesaian masalah yang telah dibuat. Siswa
diharapkan agar bisa menggunakan kalimat yang lengkap dan tepat untuk menyimpulkannya setelah mengetahui
bahwa jawabannya telah tepat
28
. Berdasarkan uraian langkah-langkah pemecahan masalah
yang dikemukakan di atas terlihat bahwa aktivitas pada langkah pertama dan kedua dari Solso sama dengan langkah pertama
pemecahan masalah Polya. Sedangkan langkah kelima dan keenam pada pemecahan masalah Solso sama dengan langkah
keempat pemecahan masalah Polya. Perbandingan langkah- langkah pemecahan masalah dari kedua pendapat di atas
dirangkum pada tabel 2.2 berikut :
28
Novi Maniezt. Pembelajaran Inovatif : Pemecahan Masalah Menurut George Polya diakses dari http:noppycimutz93.blogspot.co.id, pada tanggal 5 Mei 2015
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 2.2 Perbandingan Langkah-langkah Penyelesaian Masalah
Para Ahli Solso
Polya
1. Identifikasi
Permasalahan indentification the
problem 1. Memahami Masalah
Understanding the problem
2. Representasi
Permasalahan representation of the
problem 3.
Perencanaan Pemecahan planning
the solution 2.Merencanakan
Penyelesaian Devising a plan
4. Menetapkan
Mengimplementasikan Perencanaan execute
the plan 3.Melaksanakan
Penyelesaian Carrying out the plan
5. Menilai Perencanaan
evaluate the plan 4.Memeriksa Kembali
Looking back 6.
Menilai Hasil Pemecahan evaluate
the solution Dari pembahasan di atas, pada penelitian ini tahap
pemecahan masalah yang dimaksud adalah tahap-tahap yang telah dikemukakan oleh Polya, yaitu : memahami masalah,
merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah dan memeriksa kembali. Dengan alasan bahwa langkah-langkah
penyelesaian masalah yang dikemukakan oleh Polya sangat mudah dimengerti dan sangat sederhana, kegiatan yang
dilakukan setiap langkah jelas serta secara eksplisit mencakup semua langkah pemecahan masalah dari pendapat ahli lain.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
E. Pengembangan Modul Matematika dengan Penerapan
Masalah Sehari-hari
Modul matematika yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul matematika dengan materi eksponen dan logaritma.
Latihan soal yang disusun merupakan contoh penerapan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang penyelesaiannya menggunakan
langkah-langkah yang telah dirumuskan oleh Polya. Langkah- langkah Polya ini meliputi kegiatan memahami masalah,
merencanakan
penyelesaian, menyelesaikan
masalah dan
memeriksa kembali. Untuk memudahkan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal, diberikan bantuan secara bertahap,
berangsur-angsur, lebih tepatnya diistilahkan dengan scaffolding yakni pemberi bantuan secara menyeluruh di awal pengerjaan soal,
kemudian bantuan dikurangi sampai siswa dapat mengerjakan sendiri tanpa bantuan.
Aturan dalam penyusunan Modul ini mengacu pada kaidah dan syarat pengembangan yang sesuai dengan aturan penyusunan
modul. Dengan modul ini siswa diharapkan dapat belajar secara mandiri tanpa terlalu banyak melibatkan guru.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian
pengembangan Development Research. Dalam hal ini peneliti mengembangkan
modul pembelajaran matematika pada materi eksponen dan logaritma dengan penerapan masalah sehari-hari untuk kelas X
SMAMA.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 MAN Bangkalan yang berjumlah 32 siswa. Sedangkan objek dalam
penelitian ini adalah modul matematika yang dikembangkan pada materi eksponen dan logaritma dengan penerapan masalah sehari-
hari.
C. Prosedur Penelitian
Seperti yang telah dibahas pada BAB II bahwa penelitian ini mengacu pada pengembangan model ADDIE yaitu analysis
analisis, design perancangan, development pengembangan, implementation
implementasi dan
evaluation evaluasi.
Selengkapnya akan diuraikan sebagai berikut : 1.
Tahap Analisis analysis Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap situasi
pembelajaran yang selama terjadi di MAN Bangkalan. Analisis ini dilakukan dengan mewawancarai guru matematika kelas X
MAN Bangkalan untuk menetapkan masalah dasar yang menjadi latar belakang perlu tidaknya dikembangkan modul
dengan penerapan masalah sehari-hari. Selain itu dilakukan telaah terhadap kompetensi yang diharapkan dicapai peserta
didik. Kompetensi yang didasarkan pada silabus dan atau rencana
pembelajaran. Telaah
kompetensi tersebut
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kebutuhan modul, baik dari ruang lingkup materi maupun segi kontennya.
Dari hasil analisis ini kemudian dirumuskan jumlah dan judul modul yang akan disusun.
Dalam analisis kebutuhan, dilakukan langkah-langkah berikut:
a. menetapkan kompetensi yang telah dirumuskan pada
rencana pelaksanaan pembelajaran RPP atau silabus.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. mengidentifikasi dan menentukan ruang lingkup unit
kompetensi atau bagian dari kompetensi utama. c.
mengidentifikasi dan
menentukan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dipersyaratkan. 2.
Tahap Perancangan design Setelah tahap analisis selesai dilakukan, dilanjutkan dengan
tahap perancangan. Pada tahap ini dilakukan kegiatan merancang garis besar modul, pemilihan media, menentukan
spesifikasi modul, merancang layout dan menyusun instrumen modul. Pada tahap ini akan dihasilkan modul awal yang
selanjutnya akan divalidasi oleh para ahli. Adapun instrumen yang dimaksud dalam tahap ini adalah lembar penilaian modul
dan angket respon siswa.
3. Tahap Pengembangan development
Pada tahap pengembangan ini, modul yang telah dirancang dan disusun pada tahap perancangan sebagai modul awal,
kemudian divalidasi. Validasi merupakan proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap kesesuaian modul
dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan pengakuan kesesuaian tersebut, maka validasi perlu dilakukan dengan melibatkan
pihak praktisi yang ahli sesuai dengan bidang-bidang yang terkait dalam modul.
Validasi modul ini dilakukan oleh 3 orang praktisi yang terdiri dari 2 orang dosen Pendidikan Matematika UIN Sunan
Ampel Surabaya dan 1 orang guru matematika yang merupakan pengajar pelajaran matematika di kelas X MIA 1 MAN
Bangkalan.
Validasi modul meliputi : aspek kelayakan isi modul,
kesesuaian modul, kelayakan penyajian modul, kelayakan bahasa dan kelayakan kegrafikan.
Dari kegiatan validasi modul ini akan dihasilkan draf modul yang mendapat masukan dan persetujuan dari para validator.
Masukan tersebut digunakan sebagai bahan penyempurnaan modul revisi.
4. Tahap Penerapan implementation
Setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sesuai saran dan masukan tim ahli, maka modul dianggap layak untuk
diterapkan kepada siswa. Modul pembelajaran ini diterapkan