Informasi strategis Kebijakan HIV dan AIDS

23

C. Informasi strategis

Sebelum 1996, informasi tentang HIV dan AIDS terbatas pada laporan kasus dari rumah sakit. Mulai tahun 1996, kegiatan sentinel survei HIV pada kelompok-kelompok kunci mulai dilakukan dan dikompilasi oleh Kementerian Kesehatan, namun informasi tidak dapat dibandingkan dari waktu ke waktu dan masih banyak daerah yang tidak melakukan pelaporan rutin kepada pusat pasca era sentralisasi. Ketersediaan dana menjadi kendala pelaksanaan survey sehingga seringkali tidak lagi memenuhi kaidah standar yang ditetapkan oleh Kemenkes. Pada era 2000an, kegiatan survei perilaku pada berbagai populasi kunci dan dilengkapi dengan survei biologis. Survei ini dikelola secara terpusat walaupun saat pelaksanaan melibatkan penuh staf BPS dan Dinas Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten. Data survei perilaku dan biologis ini telah dimanfaatkan oleh Kementarian Kesehatan, KPA Nasional, atau Mitra Pembangunan Internasional untuk mengembangkan berbagai kebijakan dan program. Daerah juga sudah mulai menggunakan data untuk menyusun rencana aksi daerah, dengan segala keterbatasan kemampuan analisis data. Tantangan terkait informasi strategis yang masih harus dihadapi adalah sebagai berikut:  Masih belum adanya mekanisme yang disepakati oleh para pihak tentang informasi dari daerah ke nasional. Kompilasi pelaporan kasus HIV dan program dengan koordinasi oleh KPAD baik provinsi atau kabupatenkota masih banyak kendala karena pada dasarnya Dinas Kesehatan dan unit pelaksana teknisnya serta OMS menjadi sumber data yang sebenarnya.  Keterkaitan yang lemah antara Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit baik swasta maupun milik pemerintah di dalam pelaporan kasus dan program yang dilaksanakan. Tingkat eselon yang sama antara dinas kesehatan dan RSU serta fungsi pembinaan dinas kesehatan kepada RS swasta dinilai menjadi hambatan dasar dalam pelaporan dan koordinasi. Sejauh ini tidak ada sangsi atau reward bagi pihak yang tidak melaporkan atau melaporkan.  Kemenkes, KPA nasional, dan mitra pembangunan internasional telah memproduksi beberapa jenis survey tingkat populasi baik secara nasional, regional maupun lokal. Tetapi hasil survey ini masih cenderung dimiliki di tingkat pusat. Data daerah cenderung sulit untuk diakses oleh pemangku kepentingan di tingkat lokal. 24 Kepemilikan dan penguasaan analisis data ini diduga menjadi salah satu kesenjangan penting yang menyebabkan daerah mengalami kesulitas untuk memetakan persoalan dan mengembangkan respon yang memadai bagi daerahnya.

D. Sumber Daya Manusia