Pengembangan sistem monitoring help desk pada pusat teknologi informasi dan komunikasi pendidikan (Pustekkom) Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)
PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING HELP DESK
PADA PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PENDIDIKAN (PUSTEKKOM) KEMENTRIAN PENDIDIKAN
NASIONAL (KEMENDIKNAS)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
LIA VIA PRATIWI 106093003026
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2010 M/1431 H
(2)
PENGEMBANGAN SISTEM MONITORINGHELP DESK PADA PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN (PUSTEKKOM) KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
(KEMENDIKNAS)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Lia Via Pratiwi 106093003026
Menyetujui,
Pembimbing II
Nia Kumaladewi, MMSI NIP. 150 411 179 Pembimbing I
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 196801172001121001
Mengetahui
Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M.Kom NIP. 150 411 252
(3)
(4)
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Sistem Monitoring Help Desk Pada Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (PUSTEKKOM) Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari ... tanggal ... Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Sistem Informasi
Jakarta,... ... ... Tim Penguji,
Penguji I
A’ang Subiyakto, M.Kom NIP. 150 411 252
Penguji II
Ditdit Nugeraha Utama, MM,M.Com NIP. 197411292008011006 Tim Pembimbing,
Pembimbing I
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 196801172001121001
Pembimbing II
Nia Kumaladewi, MMSI NIP. 150 411 179 Mengetahui,
Dekan
Fakultas Sains Dan Teknologi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 196801172001121001
Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M.KOM NIP. 150 411 252
(5)
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 27 Oktober 2010
Lia Via Pratiwi 106093003026
(6)
ABSTRAK
Lia Via Pratiwi, Pengembangan Sistem Monitoring Help Desk Pada Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (PUSTEKKOM) Kementrian
Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS). Di bawah bimbingan DR. Syopiansyah
Jaya Putra, M.Sis dan Nia Kumaladewi, MMSI)
Seiring dengan majunya perkembangan teknologi informasi, peranan kebutuhan informasi menjadi sangat penting. Dan juga dengan pemanfaatan teknologi informasi dapat menghasilkan efesiensi pada kecepatan, ketepatan waktu, ketelitian dan kebenaran dari informasi yang dihasilkan. Help desk PUSTEKKOM KEMENDIKNAS berfungsi sebagai solusi dalam menangani permasalahan yang ada, khususnya Local Area Network (LAN) dan terkait masalah kerusakan Hardware. Namun penanganan masalah yang saat ini terjadi pada LAN PUSTEKKOM masih kurang baik, karena tidak terkontrolnya proses dalam memperbaiki koneksi jaringan LAN serta koordinasi dengan Sub. Bidang Rumah Tangga yang membutuhkan waktu, sehingga membuat pegawai menunggu dan tidak terselesaikannya kerusakan yang ada. Belum adanya sistem pada Help Desk PUSTEKKOM KEMENDIKNAS yang memberikan laporan secara sistematis. Semua pencatatan laporan, laporan bulanan serta perhitungan masalah masih dilakukan manual. Hal ini dapat memberi dampak negatif, yakni: terdapat masalah yang beresiko di catat secara berulang, adanya masalah yang tidak tercatat karena sibuknya operator dalam menerima telepon, perhitungan masalah tidak akurat karena dilakukan manual dan perlunya Kepala Bidang IT menunggu untuk mendapatkan laporan yang diinginkan. Dari masalah tersebut penulis membuat sistem monitoring yang terintegrasi dengan baik sehingga pengaksesan data pada help desk dapat dilakukan dengan mudah dan cepat guna pengukuran tingkat masalah serta pengaksesan laporan oleh Kepala Bidang IT, serta permasalahan dapat tertangani dengan baik. Dalam mencari kebutuhan, pengembangan sistem dilakukan melalui metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara oleh pihak Help Desk PUSTEKKOM KEMENDIKNAS dan pengkajian pustaka dari berbagai sumber informasi. Pengembangan sistem ini menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan strategi Waterfall. Sistem ini dapat menyajikan suatu informasi monitoring yang dapat memantau tiap-tiap permasalahan yang terjadi, memberikan informasi yang akurat dalam mengevaluasi hasil laporan serta mengetahui kecenderungan tingkat permasalahan dari tiap-tiap masalah yang terjadi.
Kata Kunci:
Pengembangan, Sistem Monitoring, Help Desk, SDLC.
V Bab + xxvii Halaman + 162 Halaman + 55 Gambar + 24 Tabel + 5 Simbol + Daftar Pustaka + 3 Lampiran.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Sistem Monitoring Help Desk Pada (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan) PUSTEKKOM (Kementrian
Pendidikan Nasional) KEMENDIKNAS)” dimaksudkan untuk memenuhi
persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Program studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. DR.Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen Pembimbing I.
2. A’ang Subiyakto, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi dan Nur Aeni Hidayah, MMSI selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi .
3. Nia Kumaladewi, MMSI selaku Dosen Pembimbing II, atas arahan, masukan, kesabaran dan meluangkan waktu dalam dalam membimbing skripsi.
4. Kedua Orang Tuaku yang telah sangat berjasa dalam kehidupanku baik moril dan materiil.
5. Teman-teman SIA 2006 dan seluruh angkatan 2006 yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu atas pengalaman hidup semasa di perkuliahan.
(8)
6. Teman-teman seperjuanganku dari semasa SMA yang telah banyak memberikan dukungan moril.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan bagi kami dan bagi pembaca umumnya. Semoga Allah senantiasa membimbing kita menuju jalan-Nya dan melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya bagi semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Jakarta, 27 Oktober 2010
(9)
DAFTAR ISI
Halaman judul ... i
Persetujuan pembimbing ... ii
Halaman pengesahan ... iii
Halaman pernyataan ... iv
Abstrak ... v
Kata Pengantar ... vi
Daftar isi ... viii
Daftar Gambar ... xv
Daftar Tabel ... xviii
Daftar Simbol ... xx
Daftar Lampiran ... xxiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Batasan Masalah ... 4
1.4. Tujuan dan Manfaat ... 5
1.4.1 Tujuan ... 5
(10)
1.5. Metodologi Penelitian ... 6
1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 6
1.5.3 Metode Pengembangan Sistem ... 8
1.6. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem ... 10
2.1.1 Pengertian Sistem ... 10
2.1.2 Karakteristik/Elemen Sistem ... 10
2.1.3 Pengertian Informasi ... 12
2.1.4 Kualitas Informasi ... 13
2.1.5 Pengertian Data ... 14
2.2. Pengembangan Sistem ... 14
2.2.1 Definisi Pengembangan Sistem... 14
2.2.2 Tahapan Pengembangan Sistem ... 14
2.3. Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi ... 17
2.4. Proses Pengembangan Sistem Sederhana ... 18
2.5. Pengertian Monitoring ... 20
2.6. Pengertian Sistem Monitoring... 20
2.7. Penggunaan Monitoring ... 22
2.8. Pengertian Help Desk ... 22
2.9. Aplikasi Berbasis Web ... 23
2.9.1 Dasar-dasar Pemograman Berbasis Web ... 24
(11)
2.9.3 Jaringan Komputer ... 24
2.10.Tools Pengembangan Sistem Aplikasi Berbasis Web ... 25
2.10.1 Flowchart ... 25
2.10.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 26
2.10.3 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 27
2.10.4 Spesifikasi Proses ... 30
2.10.5 Kamus Data ... 30
2.10.6 State Transition Diagram (STD) ... 30
2.10.7 Normalisasi ... 30
2.11.Database dan DBMS ... 32
2.12.Hipertext Preprocessor (PHP) Database dan DBMS ... 34
2.13.MySQL ... 35
2.14.Fase Implementasi ... 36
2.15.Pengujian ... 36
2.16.Pengumpulan Data ... 37
2.17.Web Browser ... 38
2.18.Web Server ... 39
2.19.Hub ... 39
2.20.Server ... 40
2.21.Switch ... 40
2.22.Router ... 40
(12)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data ... 41
3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 44
3.3. Kerangka Berfikir ... 51
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. System Initiation ... 53
4.1.1. Gambaran Umum Help Desk PUSTEKKOM KEMENDIKNAS ... 53
4.1.2. Identifikasi Masalah ... 60
4.2. System Analysis ... 61
4.2.1. Sistem yang Berjalan ... 61
4.2.2. Analisis Sistem ... 63
4.2.3. Usulan Sistem Baru ... 65
4.3 System Design ... 70
4.3.1. Perancangan Proses ... 71
4.3.2. Perancangan Input dan Output ... 71
4.3.3. Perancangan Database ... 92
4.3.4. Perancangan Tampilan User (GUI) ... 129
4.3.5. Perancangan Jaringan ... 155
4.4 System Implementation ... 156
4.4.1. Coding ... 156
(13)
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan ... 162 5.2. Saran ... 163
DAFTAR PUSTAKA ... 165
(14)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.0 Proses Dalam Sistem Monitoring ... 21
Gambar 2.1 Komunikasi Data ... 25
Gambar 3.0 Kerangka Berfikir ... 52
Gambar 4.1 Logo PUSTEKKOM KEMENDIKNAS ... 55
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PUSTEKKOM KEMENDIKNAS ... 55
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi di Tingkat Pusat ... 55
Gambar 4.4 Topologi LAN PUSTEKKOM... 59
Gambar 4.5 Topologi LAN PUSTEKKOM... 63
Gambar 4.6 Proses Bisnis Sistem yang Berjalan ... 63
Gambar 4.7 Proses Bisnis Usulan Pengembangan Sistem Monitoring Help Desk ... 66
Gambar 4.8 Flowchart Usulan Pengembangan Sistem Monitoring Help Desk ... 68
Gambar 4.9 Diagram Konteks Level 0 ... 71
Gambar 4.10 Diagram Nol Level 1 ... 73
Gambar 4.11 Diagram Rinci Proses 1.0 Level 2 ... 74
Gambar 4.12 Diagram Rinci Proses 2.0 Level 2 ... 75
Gambar 4.13 Diagram Rinci Proses 3.0 Level 2 ... 77
Gambar 4.14 Diagram Rinci Proses 4.0 Level 2 ... 78
Gambar 4.15 Jawab_faq ... 82
(15)
Gambar 4.17 Form_masalah_lan ... 84
Gambar 4.18 Form_masalah_kerusakan_hardware ... 85
Gambar 4.19 Form_pesan_kerusakan_hardware ... 86
Gambar 4.20 Hasil_bukti_form_masalah ... 89
Gambar 4.21 Bukti_masalah_kerusakan_hardware ... 90
Gambar 4.22 Laporan_bulanan ... 91
Gambar 4.23 ERD Pengembangan Sistem Monitoring Help Desk... 93
Gambar 4.24 STD Untuk Admin (frontdesk) ... 122
Gambar 4.25 STD Untuk Tim Support ... 124
Gambar 4.26 STD Untuk Sub.Bidang Rumah Tangga ... 126
Gambar 4.27 STD Untuk Kepala Bidang IT ... 128
Gambar 4.28 Halaman Menu Utama ... 129
Gambar 4.29 Halaman Menu Profil ... 130
Gambar 4.30 Halaman Menu Buku Tamu ... 131
Gambar 4.31 Halaman Kontak ... 132
Gambar 4.32 Halaman Menu FAQ ... 133
Gambar 4.33 Halaman Menu Utama Untuk Admin (frontdesk) ... 134
Gambar 4.34 Tampilan Data Tamu Untuk Admin (frontdesk) ... 135
Gambar 4.35 Tampilan Olah User Untuk Admin (frontdesk) ... 136
Gambar 4.36 Tampilan Atribut Untuk Admin (frontdesk) ... 137
Gambar 4.37 Halaman Menu Input Masalah Untuk Admin (frontdesk) .... 138
Gambar 4.38 Halaman Menu Permasalahan Untuk Admin (frontdesk) ... 139
Gambar 4.39 Halaman Menu Help Untuk Admin (frontdesk) ... 140
(16)
Gambar 4.41 Halaman Menu Utama Untuk Tim Support ... 141
Gambar 4.42 Halaman Menu Lihat Masalah Untuk Tim Support ... 142
Gambar 4.43 Tampilan Form Masalah LAN Untuk Tim Support ... 143
Gambar 4.44 Halaman Menu Status Masalah Untuk Tim Support ... 144
Gambar 4.45 Halaman Menu Help Untuk Tim Support ... 145
Gambar 4.46 Halaman Menu Utama Untuk Sub.Bidang Rumah Tangga .. 146
Gambar 4.47 Halaman Menu Lihat Masalah Untuk Sub.Bidang Rumah Tangga ... 147
Gambar 4.48 Form Masalah Kerusakan Hardware Untuk Sub.Bidang Rumah Tangga ... 148
Gambar 4.49 Bukti Form Masalah Kerusakan Hardware Untuk Sub.Bidang Rumah Tangga ... 149
Gambar 4.50 Halaman Menu Help Untuk Sub.Bidang Rumah Tangga ... 150
Gambar 4.51 Halaman Menu Utama Untuk Kepala Bidang IT ... 151
Gambar 4.52 Halaman Lihat Hasil Masalah Untuk Kepala Bidang IT ... 152
Gambar 4.53 Grafik Masalah Untuk Kepala Bidang IT ... 153
Gambar 4.54 Menu Help Untuk Kepala Bidang IT ... 154
(17)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A (Wawancara)
Wawancara dengan Staf Help Desk ... A-1 LAMPIRAN B (Screen Shoot Sistem)
(18)
DAFTAR SIMBOL
Flowchart Direction Symbol (Ladjamuddin, 2004)
No
Gambar
Keterangan
1. Simbol Arus/ Flow
Adalah simbol untuk menyatakan jalannya arus suatu proses
2. Simbol Offline Connector
Simbol ini digunakan untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/ lembar yang berbeda.
3. Simbol Connector
Digunaka untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang sama
(19)
Processing Symbol (Ladjamuddin, 2004)
No
Gambar
Keterangan
1. Simbol Keying Operation
Simbol untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard
2. Simbol Manual
Simbol untuk menyatakan suatu proses yang dilakuakn secara manual.
3. Simbol Decision
Simbol untuk menunjukan kondisi tertentu yang akan
menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya atau
tidak.
4. Simbol Predefined Proses
Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpangan suatu pengolahan untuk memberi harga awal.
5. Simbol Terminal
Simbol Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program.
6. Simbol Off-Line Storage
Simbol Untuk menunjukan bahwa data dalam symbol ini akan disimpan kesuatu media tertentu.
7. Simbol Manual Input
Simbol untuk memasukan data secara manual dengan menggunakan online keyboard.
(20)
Input-Output Symbol (Ladjamuddin, 2004)
No
Gambar
Keterangan
1. Simbol Input-Output
Simbol ini menyatakan proses input dan output tanpa tergantung jenis peralatannya.
2. Simbol Punched Card
Simbol untuk menyatakan input dari kartu atau output tulis ke kartu.
3. Simbol Magnetik-Tape
Unit
Simbol untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetik.
4. Simbol Disk Storage
Simbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk.
5. Simbol Document
Simbol untuk mencetal laporan ke printer.
6. Simbol Display
Simbol untuk menyatakan peralatan
output yang digunakan berupa layar (video, komputer).
(21)
Data Flow Diagram Symbol (Ladjamuddin, 2004)
No
Gambar
Keterangan
Nama Simbol Simbo DFD versi Yourdan, De Marco, dan Lainnya
Simbol DFD versi Gane dan Sarson
Arus Data Proses
Penyimpanan Data
Entitas Luar
Entity Relationship Diagram (ERD) (Ladjamuddin, 2004)
Notasi Keterangan
Himpunan Entitas
Atribut
Himpunan Relasi
(22)
(23)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan yang pesat di bidang teknologi komputer, elektronik, telekomunikasi maupun mekanik telah menghasilkan berbagai aplikasi canggih dan cerdas yang merubah kehidupan manusia pada saat ini dan mendatang (Tri dan Novi, 2009). Seiring dengan perkembangan jaman, peranan teknologi informasi dan komunikasi sangat berdampak positif dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.
Banyak hal yang diusahakan oleh pihak manajemen suatu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi. Mulai dari waktu kerja sampai dengan suku cadang mesin di kontrol untuk tujuan efisiensi. Selain mengontrol kerja mesin, sistem monitoring juga bisa dimanfaatkan (Hendrik dan Thiang, 2002). Sistem monitoring sebagai sebuah proses untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang ada dan help desk di tuntut untuk aktif memonitor dan merawat kebutuhan pengguna. Adapun help desk bertujuan untuk memudahkan semua penggunaan perangkat IT dalam ruang lingkup perusahaan maupun lembaga instansi pemerintah untuk melaporkan setiap permasalahan yang dihadapi. Setiap permasalahan yang telah selesai ditindaklanjuti akan secara otomatis terdokumentasi dan dapat dijadikan referensi serta dapat menyajikan laporan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu perusahaan maupun lembaga instansi pemerintah yang dapat diakses dengan cepat dan mudah. Sehingga, dapat menghasilkan solusi yang tepat dalam mengatur sumber daya yang ada.
(24)
PUSTEKKOM sebagai sebuah lembaga yang langsung berada di bawah Menteri Pendidikan Nasional dan bertugas melaksanakan, mengkoordinasikan dan membina kegiatan di bidang teknologi informasi dan komunikasi pendidikan. Unit Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) KEMENDIKNAS tingkat pusat di pimpin oleh seorang ketua yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur KEMENDIKNAS. Terdapat tiga (3) bidang di struktur unit tersebut yaitu: Bidang Perencanaan dan Regulasi, Bidang Operasional Teknis dan Bidang Evaluasi dan Monitoring. Ketiga bidang tersebut bersama-sama mengelola layanan utama TIK KEMENDIKNAS yaitu: Layanan Infrastruktur Jaringan dan Internet, Layanan Aplikasi dan Konten serta Layanan Dukungan Pengguna. Pengelolaan dukungan pengguna TIK KEMENDIKNAS menjadi sangat penting karena merupakan proses terdepan dari customer satisfaction pada seluruh layanan TIK yang disediakan oleh KEMENDIKNAS. Layanan dukungan pengguna tersebut meliputi: Call Center / Help desk, Pusat Otentifikasi, Otorisasi dan Identifikasi Pengguna, Pelatihan Operasional Pengguna. Dimana Help desk akan berfungsi sebagai solusi untuk menangani permasalahan yang ada, khususnya Local Area Network (LAN) yang ada pada PUSTEKKOM KEMENDIKNAS. LAN PUSTEKKOM merupakan area jaringan lokal yang terbatas hanya di lingkungan kerja kantor PUSTEKKOM KEMENDIKNAS. LAN PUSTEKKOM bertanggung jawab terhadap segala konektivitas jaringan internet yang ada di lingkungan kerja PUSTEKKOM KEMENDIKNAS, sehingga aktivitas jaringan tersebut dapat berjalan dengan baik, lancar dan tak ada gangguan. Adapun masalah yang berkaitan dengan kerusakan hardware, tim support help desk akan menyampaikan kebutuhan ke Sub.Bidang Rumah Tangga,
(25)
apabila memungkinkan untuk langsung menyelesaikan masalah dan hasilnya akan di terima oleh font desk. Namun penanganan masalah yang saat ini terjadi pada LAN PUSTEKKOM masih kurang baik, karena tidak terkontrolnya proses dalam memperbaiki koneksi jaringan LAN sehingga membuat pegawai menunggu dan tidak terselesaikannya kerusakan yang ada. Belum adanya sistem pada PUSTEKKOM KEMENDIKNAS yang memberikan laporan secara sistematis. Semua pencatatan laporan, laporan bulanan serta perhitungan masalah masih dilakukan manual. Hal ini dapat memberi dampak negatif, yakni: adanya masalah yang tidak tercatat, perhitungan masalah tidak akurat karena dilakukan manual dan perlunya Kepala Bidang Information Technology (IT) menunggu untuk mendapatkan laporan yang diinginkan. Dan juga belum adanya sistem yang mampu mengukur tingkat masalah pada help desk dalam menangani permasalahan yang terjadi pada LAN PUSTEKKOM.
Dari permasalahan di atas, maka dibutuhkan sistem monitoring yang terintegrasi dengan baik sehingga pengaksesan data pada help desk dapat dilakukan dengan mudah dan cepat guna pengukuran tingkat masalah serta pengaksesan laporan oleh Kepala Bidang IT, serta permasalahan dapat tertangani dengan baik dalam cakupan batasan masalah yang menghasilkan solusi tepat untuk mengatur sumber daya yang ada, maka penulis mencoba mengungkapkan objek dari studi dengan judul “Pengembangan Sistem Monitoring Help Desk
Pada Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
(26)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran tersebut maka dapat dirumuskan bahwa masalah yang saat ini dihadapi adalah:
a. Kurang terkontrolnya proses dalam memperbaiki koneksi jaringan LAN PUSTEKKOM dan terkait penanganan kerusakan hardware yang membutuhkan waktu untuk berkoordinasi dengan Sub.Bidang Rumah Tangga sehingga tidak tertangani dengan baik.
b. Hasil laporan tidak sistematis, sehingga Kepala Bidang IT mengalami kesulitan dalam mengevaluasi hasil laporan.
c. Tidak adanya pengukuran tingkat masalah pada help desk dalam menangani permasalahan yang ada baik terkait koneksi jaringan LAN maupun kerusakan hardware pada PUSTEKKOM KEMENDIKNAS.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan masalah di atas maka dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut:
a. Pengembangan sistem ini hanya sebatas pada proses penanganan koneksi jaringan LANPUSTEKKOM yang tersebar pada 3 gedung inti, yaitu pada : Gedung A (Graha Media), Gedung B (Gedung baru keuangan) dan Gedung C (Graha Tama) dan kerusakan hardware terkoordinasi dengan Sub.Bidang Rumah Tangga dimana hanya sebagai penyedia pada pengadaan barang yang dibutuhkan. Penanganan LAN terakit masalah Card PABX, Finger Print, Server Help Desk, SMS Gateway. Sedangkan
(27)
kerusakan hardware terkait dengan perangkat jaringan LAN yakni modem, router, switch, Personal Computer (PC), printer, server.
b. Pengembangan sistem ini hanya memberikan laporan bulanan kepada Kepala Bidang IT dari permasalahan yang terjadi.
c. Pengukuran tingkat masalah di lihat dari jenis masalah, masalah koneksi jaringan LAN dan kerusakan hardware yang terkoordinasi dengan Sub.Bidang Rumah Tangga. Pengukuran tingkat masalah hanya sebatas pada besarnya fluktuasi yang teradi pada masalah LAN dan hardware. d. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pemograman Hypertext
Prepocessor (PHP) dan MySQL sebagai database-nya.
e. Penelitian ini tidak membahas keamanan data dan pemeliharaan (Maintenance) serta pengujian sistem dilakukan dengan blackbox testing, dimana penulis melakukan pengujian secara pribadi.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Tujuan utama dari skripsi ini adalah menghasilkan pengembangan sistem monitoring help desk. Sedangkan tujuan khususnya adalah menghasilkan:
1. Pengembangan sistem monitoring pada proses penanganan masalah koneksi jaringan LAN PUSTEKKOM yang ada pada help desk PUSTEKKOM KEMENDIKNAS serta proses koordinasi pengadaan barang terkait dengan kerusakan hardware pada Sub.Bidang Rumah Tangga.
(28)
2. Membuat laporan yang sistematis kepada Kepala Bidang IT dari permasalahan yang terjadi.
3. Mengidentifikasi pengukuran tingkat masalah yang ditangani oleh help desk terkait masalah LAN dan hardware.
1.4.2 Manfaat
Manfaat yang diperoleh oleh penulis ini diantaranya adalah:
1. Memahami kondisi sebenarnya yang terjadi pada proses penanganan masalah koneksi jaringan LAN PUSTEKKOM serta koordinasi dengan Sub.Bidang Rumah Tangga terkait pengadaan barang pada kerusakan hardware.
2. Dengan membuat laporan kepada Kepala Bidang IT secara sistematis, sehingga memberikan gambaran jelas dalam mengevaluasi hasil laporan. 3. Dengan mengetahui pengukuran tingkat masalah yang ditangani oleh help
desk terkait masalah LAN dan hardware, akan mempermudah dalam melihat terjadinya pergerakan masalah. Dan dapat menganalisis kecenderungan dari permasalahan yang terjadi.
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam menyusun skripsi ini, peneliti berusaha mendapatkan serta mengumpulkan data yang lengkap guna menyusun karya ilmiah ini. Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan wawancara, observasi (pengamatan), dan studi kepustakaan. Adapun metode yang peneliti gunakan dalam mendapatkan data-data adalah sebagai berikut:
(29)
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian yang dilakukan di lapangan untuk memperoleh informasi serta data yang diperlukan. Adapun teknik yang ditempuh adalah:
1) Observasi
Penulis mengunjungi lokasi penelitian dan menetapkan waktu penelitian serta mengunjungi bagian yang akan dijadikan objek penelitian.
2) Wawancara
Penulis melakukan komunikasi untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan penulis untuk penelitian ini.
b. Studi Kepustakaan
Metode ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang terkait Pengembangan Sistem Monitoring Help Desk Pada PUSTEKKOM KEMENDIKNAS.
Penulis melakukan pengkajian terhadap data untuk memperoleh informasi dengan menelusuri sumber literatur yang diperlukan dalam mengerjakan penelitian ini. Dimana pengkajian data dilakukan dengan menelusuri apakah ada penelitian yang penulis lakukan sebagai perbandingan, kemudian menelaahnya sesuai dengan kerja kepustakaan, Sumber referensi dari studi kasus yang pernah ada dan terkait dengan penelitian ini, yakni: tugas akhir dan jurnal. Penjelasan lebih detail ada pada BAB II.
(30)
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem
Pada metode pengembangan sistem, penulis menggunakan metode pengembangan sistem System Development Life Cycle (SDLC) dengan strategi Waterfall. Dengan beberapa tahapan:
1. System Initiation
Penulis melakukan inisiasi terhadap studi kepustakaan, observasi, wawancara, identifikasi yang terjadi serta tujuan pengembangan pada penelitian ini.
2. System Analysis
Penulis memahami sistem yang sedang berjalan, analisis sistem serta di buat usulan pada sistem baru dengan memberikan solusi.
3. System Design
Penulis melakukan perancangan proses sebagai alternative solusi, spesifikasi proses. Kemudian merancang database dan tampilan sebagai desain dari pemilihan solusi terbaik, serta perancangan jaringan.
4. System Implementation
Penulis melakukan coding dari implementasi solusi yang di pilih dan mengevaluasi hasilnya dengan pengujian sistem. Apabila terdapat masalah yang tidak terpecahkan maka penulis melakukan pengkajian ulang ke langkah identifikasi masalah dan analisa sistem.
(31)
1.6 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun sedemikian rupa dengan materi pembahasan yang saling berhubungan dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang digunakan dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan sumber landasan teori tersebut.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metodologi penelitian yang dilakukan serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang analisis dan perancangan kebutuhan sistem dari hasil penelitian serta pembahasan yang mencakup gambaran umum tentang obyek penelitian serta implementasi sistem.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan akhir penulisan penulisan skripsi, di mana berdasarkan uraian-uraian yang telah dibahas akan dituangkan ke dalam suatu bentuk simpulan akhir dan saran-saran.
(32)
(33)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem (Kadir, 2003).
2.1.2 Karakteristik/ Elemen Sistem
Suatu Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen, batas sitem, lingkungan luar sistem, penghubung, pengolah dan sasaran atau tujuan (Ladjamuddin, 2004). Berikut ini akan dipaparkan beberapa karakteristik dari sistem, antara lain:
a. Sistem Memiliki komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya
(34)
suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka Sistem Akuntansi adalah subsistemnya.
b. Sistem Memiliki Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c. Sistem Memiliki Lingkungan luar Sistem (Environment)
Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
d. Sistem Memiliki Penghubung sistem (interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
e. Sistem Memiliki Masukan Sistem (Input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer,
(35)
program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. f. Sistem Memiliki Keluaran Sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Output dapat berupa masukan untuk subsistem yang lain.
g. Sistem Memiliki Pengolah Sistem (Process)
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
h. Sistem Memiliki Sasaran Sistem
Suatu sistem harus mempunyai tujuan dan sasaran, jika tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
2.1.3 Pengertian Informasi
Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara, tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada yang menerimanya (Witarto, 2004).
Informasi adalah suatu pengetahuan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Jadi, segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan pada dasarnya dapat kita kelompokkan sebagai informasi (Nugroho, 2008).
Karakteristik dari informasi adalah penerima informasi mengalami perubahan dari kondisi (State) belum mengetahui. Informasi yang benar dan baru dapat mengkoreksi dan mengkonfirmasi informasi sebelumnya. Informasi juga dapat dikatakan sebagai data yang telah diproses, yang mempunyai nilai tentang tindakan atau keputusan.
(36)
Pengolah informasi adalah salah satu elemen kunci dalam sistem konseptual dan pengolah informasi ini dapat meliputi elemen-elemen komputer, elemen-elemen non-komputer atau kombinasinya.
2.1.4 Kualitas Informasi
Kualitas Informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal yaitu: 1. Informasi harus tepat, akurat
Dalam hal ini, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan jelas mencerminkan maksudnya, informasi dikatakan akurat jika sekuruh kebutuhan informasi terpenuhi dan tepat tersampaikan pada user akhir (end user).
2. Informasi harus tepat waktu
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.
3. Informasi harus relevan
Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi tiap-tiap informasi bagi orang yang satu dengan orang yang lainnya itu berbeda. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan dan dibuktikan oleh siapa saja.
(37)
2.1.5 Pengertian Data
Kata data dalam bahasa Inggris berasal dari kata datum dari bahasa Latin yang berarti fakta. Kata tersebut bersifat plural, sebagaimana kata air, udara, dan semacamnya. Karena kata data akan salah jika di sebut atau di tulis dengan data-data, banyak data-data, dan semacamnya (Wahyudi, 2008).
Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai (Kadir, 2003).
Data adalah representasi dari suatu fakta, yang dimodelkan dalam bentuk gambar, kata, dan/atau angka (Witarto, 2004).
2.2 Pengembangan Sistem
Didalam pengembangan sistem ini akan menjelaskan tentang defnisi pengembangan sistem, tahapan pengembangan sistem dan konsep siklus pengembangan sistem.
2.2.1 Definisi Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu sistem baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti (Jogiyanto, 2005).
2.2.2 Tahapan Pengembangan Sistem
Proses pengembangan sistem terdiri dari proses standar atau langkah yang dapat digunakan pada semua proyek pengembangan sistem. Meskipun proses bisnis pada masing-masing organisasi berbeda, mereka memiliki karakteristik
(38)
umum yang sama, yaitu kebanyakan proses pengembangan sistem pada organisasi mengikuti pendekatan solving. Berikut ini adalah langkah problem-solving secara umum:
1. Analisis Sistem
Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan- perbaikannya (Jogiyanto, 2005).
Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (systems planning) dan sebelum tahap desain sistem (systems design). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya (Jogiyanto, 2005).
Didalam tahap analisis terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):
a) Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
b) Understand, yaitu memahami kerja dari sebuah sistem yang ada.
c) Analyze, yaitu menganalisis sistem.
d) Report, yaitu membuat laporan dari hasil analisa.
2. Desain Sistem
(39)
a) Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem. b) Pengidentifikasian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional. c) Persiapan untuk merancang bangunan implementasi. d) Menggambarkan bagaimana suatu sistem di bentuk.
e) Penggambaran berupa, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
f) Konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.
Desain sistem (systems design) dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu deasin sistem secara umum (general systems design) dan desain sistem terinci (detailed systems design). Desain sistem secara umum (general systems design) disebut juga dengan desain konseptual (conceptual design) atau desain logikal (logical design) atau desain secara makro (macro design). Desain sistem terinci disebut juga dengan desain sistem phisik (physical systems design) atau desain internal (internal design) (Jogiyanto, 2005).
Tujuan dari desain secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain secara umum mengidentifikasikan komponen- komponen sistem informasi yang akan di desain secara rinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem (Jogiyanto, 2005).
(40)
3. Seleksi Sistem
Menyeleksi atau memilih teknologi untuk sistem informasi merupakan tugas yang tidak mudah. Tahap seleksi sistem (systems selection) merupakan tahap untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak untuk sistem informasi (Jogiyanto, 2005).
4. Implementasi Sistem
T ahap implementasi sistem (systems implementation) merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi dan pengetesan program (Jogiyanto, 2005).
2.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah sbb (Ladjamuddin, 2004):
1. Analisis Sistem: menganalisis dan mendefinisikan masalah dan
kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
2. Perancangan Sistem: merancang sistem baru yang dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang baik. Kegiatan yang dilakukan antara lain merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi.
3. Programming dan Testing Sistem : pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan menggunakan pseudocode yang ditulis
(41)
dalam bahasa Indonesia terstruktur/bahasa inggris terstruktur. Perancangan algoritma sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan Top-Down (Pemograman Modular). Setelah selesai pembuatan algoritma, maka dibuatlah program aplikasi dengan menggunakan salah satu bahasa pemograman terpilih.
4. Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru,
melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
5. Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan
melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
6. Evaluasi Sistem: mengevaluasi sejauh mana sistem telah dibangun dan
seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
2.4 Proses Pengembangan Sistem Sederhana
System Development Process adalah satu set aktivitas, metode, praktek terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan terotomasi yang digunakan stakeholder untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten,2004). Kebanyakan organisasi memiliki system development process/proses pengembangan resmi yang terdiri dari satu set standar proses-proses atau langkah-langkah yang mereka harapkan akan diikuti oleh semua proyek pengembangan sistem. Sementara proses ini dapat bervariasi untuk organisasi yang berbeda, ada karakteristik umum yang ditemukan proses pengembangan sistem di kebanyakan organisasi mengikuti pendekatan pemecahan masalah. Untuk mudahnya, pendekatan pemecahan masalah terdiri dari empat tahap atau fase yang harus diselesaikan untuk semua proyek
(42)
pengembangan sistem – permulaan sistem, analis sistem, desain sistem, dan implementasi sistem. Tabel di bawah ini menunjukkan korelasi antara langkah-langkah pemecahan masalah umum tersebut. Berikut tahapan-tahapan pengembangan sistem pada waterfall yaitu :
Tabel 2.0 Langkah-langkah Pemecahan Masalah Umum
Proses Pengembangan Sistem yang Disederhanakan
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah yang Umum
Permulaan Sistem 1. Mengidentifikasi masalah (Juga merencanakan solusi untuk masalah).
Analisis Sistem 2. Menganalisa dan memahami masalah.
3. Mengidentifikasi persyaratan dan harapan solusi.
Desain Sistem 4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih tindakan terbaik.
5. Mendesain solusi yang dipilih. Implementasi Sistem 6. Mengimplementasi solusi yang
dipilih.
7. Mengevaluasi hasilnya. (Jika masalah tidak terpecahkan, kembalilah ke langkah 1 atau 2 seperlunya)
(43)
2.5 Pengertian Monitoring
Definisi yang diambil dari kamus umum bahasa Indonesianya, kata monitoring mempunyai arti mengikuti atau mengawasi (Poerwadarminta, 2006). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa monitoring merupakan proses untuk menilai kualitas dari pelaksanaan struktur pengendalian intern yang telah berjalan.
Monitoring adalah ”A continuing function that uses systematic collection of data on specified indicators to provide management and the main stakeholders of an ongoing development intervention with indications of the extent of progress and achievement of objectives and progress in the use of allocated funds” (Sangweni,2008). Penulis menyimpulkan bahwa Monitoring adalah fungsi berkesinambungan yang menggunakan pengumpulan data secara sistematis-Speci fied indikator untuk menyediakan manajemen dan para pemangku kepentingan utama yang terus-menerus pengembangan intervensi dengan indikasi tingkat kemajuan dan pencapaian ujuan dan kemajuan dalam penggunaan dana yang dialokasikan.
2.6 Pengertian Sistem Monitoring
Sistem monitoring merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber daya (Ohara,2005). Biasanya data yang dikumpulkan merupakan data yang real time. Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam tiga proses besar (Masroeri, Ibrahim dan Ranu, 2010), seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, yaitu:
(44)
1. Proses di dalam pengumpulan data monitoring 2. Proses di dalam analisis data monitoring
3. Proses di dalam menampilkan data hasil montoring
Gambar 2.0 Proses Dalam Sistem Monitoring
Aksi yang terjadi di antara proses-proses dalam sebuah sistem monitoring adalah berbentuk service, yaitu suatu proses yang terus-menerus berjalan pada interval waktu tertentu. Proses-proses yang terjadi pada suatu sistem monitoring dimulai dari pengumpulan data seperti data dari network traffic, hardware information, dan lain-lain yang kemudian data tersebut dianalisis pada proses analisis data dan pada akhirnya data tersebut akan ditampilkan.
Pada beberapa aplikasi sistem monitoring, akses benar-benar dibatasi dari local host terminal saja. Pertanyaannya apakah bisa dilakukan monitoring dari jarak jauh, dimana semua data yang dikumpulkan dari terminal komputer yang berada di lokasi berbeda dengan instrumennya misalnya dengan menggunakan jaringan (Local Area Network) LAN atau bahkan internet. Untuk menjalankan sistem monitoring yang seperti ini sangat memungkinkan sekali dapat dilakukan dengan menggunakan interface program yang dapat menjembatani pengguna melalui web browser pada remote terminal. Interface program ini disebut Common Gateway Interface (CGI) yang biasanya tersedia pada linux.
(45)
2.7 Penggunaan Monitoring
“Applications monitoring involves the continuous surveillance of data networks and their can be resolved quickly. Organizations can monitor applications with standard network management tools and resolve problems with in house technical staff. Alternatively, the organization can outsource the applications monitoring function to a third-party network management firm or carrier” (Muller,2000). Penulis menyimpulkan bahwa penggunaan monitoring terkait pada berlangsungnya pengamatan jaringan data dan dapat berubah dengan cepat. Pengaturan dapat memonitor penggunaan dengan pengelolaan standar alat jaringan dan menyelesaikan masalah oleh teknisi staf. Alternatif lain, pengaturan berasal dari luar penggunaan monitoring pada ke tiga bagian jaringan perusahaan atau karir.
2.8 Pengertian Help Desk
Call Center/Help desk berfungsi sebagai front end informasi TIK KEMENDIKNAS kepada pengguna. Fungsi call center yang dituntut untuk aktif memonitor dan merawat kebutuhan pengguna. Adapun Help desk sebagai pusat informasi terkait dengan layanan-layanan serta aturan dan prosedur yang ada di TIK KEMENDIKNAS. Untuk mendukung fungsi ini, diperlukan Standar Operasional Prosedur (SOP) dari seluruh layanan yang dikembangkan di dalam TIK KEMENDIKNAS. Seluruh layanan akan selalui di daftar pada sebuah direktori layanan yang digunakan oleh Call Center atau Help desk (Bondan, 2005).
(46)
2.9 Aplikasi Berbasis Web
Saat ini, web telah menjadi antar muka pemakai untuk aplikasi basis data. E-commerce menjadi bagian terpadu perdagangan dimana basis data berperan penting. Web telah menjadi sistem informasi terbesar berbasis hypertext. Web menjadi penting sebagai front-end basis data karena beberapa alasan sebagai berikut (Hariyanto, 2004):
1. Web browser telah menyediakan front-end universal terhadap informasi
yang diberikan back-end yang berlokasi di manapun di dunia.
2. Web browser berjalan di sistem komputer manapun dan pemakai tidak
perlu melakukan download perangkat lunak khusus untuk pengaksesan informasi melalui web.
Web browser telah menjadi pilihan antar muka pemakai untuk aplikasi fungsi perusahaan. Pada perusahaan, aplikasi web interaktif digunakan dalam beragam cara antara lain:
1. Intranet
Aplikasi yang menyediakan pengaksesan informasi skala perusahaan.
2. Extranet
Aplikasi yang merupakan antar muka antara pembeli dan pemasok perusahaan.
3. Internet
(47)
2.9.1 Dasar-dasar Pemrograman Berbasis Web
Beberapa dasar web yang perlu diketahui antara lain (Hariyanto, 2004): 1. Komunikasi antara web browser dan web server berdasarkan protokol
HTTP.
2. Dokumen (bahkan sumber daya apapun di jaringan) yang dikehendaki diidentifikasi dengan (Universal Resource Locator, masih banyak yang menyebut Uniform Resource Locator) URL.
3. Dokumen web ditulis berdasarkan standar HTML.
4. Pemrograman sisi client (client-side scripting) dan java upplet. 5. Pemrograman sisi server (server-side scripting / programming).
2.9.2 Keunggulan Web Berfasilitas Basis Data
Dengan semakin berkembangnya layanan informasi dan e-commerce pada web, maka basis data yang digunakan, sistem pendukung keputusan dan pengolahan transaksi harus ditautkan dengan web. Formulir HTML merupakan antar muka nyaman untuk pengolahan transaksi. Pemakai dapat mengisi rincian-rincian formulir dan melakukan klik submit untuk mengirim pesan ke server. Server mengeksekusi transaksi basis data di situs server. Server melakukan format hasil menjadi dokumen HTML dan mengirim balik ke pemakai.
Menghubungkan basis data dan web penting karena dokumen statik di situs web mempunyai keterbatasan bahkan untuk pemakai yang tidak melakukan query atau pengolahan transaksi sekalipun (Hariyanto, 2004).
2.9.3 Jaringan Komputer
Yang disebut jaringan komputer (computer network) atau sering disingkat jaringan saja adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau
(48)
lebih yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data (Kadir, 2003).
Gambar 2.1 Komunikasi Data
2.10 Tools Pengembangan Sistem
2.10.1 Flowchart
Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. (Ladjamuddin, 2004) ada dua macam flowchart yaitu:
1. Flowchart Sistem
Flowchart Sistem adalah bagan yang memperlihatkan urusan proses dalam sistem dengan menunjukan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.
2. Flowchart Program
Flowchart program adalah bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.
(49)
Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini digunakan untuk membantu menggambarkan proses didalam program. Simbol dalam flowchart dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Flow Direction Symbol
Simbol ini digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain (simbol bisa dilihat pada daftar simbol halaman xx).
b. Processing Symbol
Simbol ini menunjukan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses / prosedur (simbol bisa dilihat pada daftar symbol halaman xxi).
c. Input-Output Symbol
Simbol Input-Output Symbol menunjukan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input dan output (simbol bisa dilihat pada daftar symbol halaman xxii).
2.10.2 DFD ( Data Flow Diagram)
Data Flow Diagram merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. DFD menampilkan kegiatan sistem lengkap dengan komponen- komponen yang menunjukan secara tegas file-file yang dipakai, unsur sumber atau tujuan data, serta aliran data dari satu proses ke proses lainnya (Ladjamuddin, 2004). DFD mempunyai level diagram antara lain (simbol bisa dilihat pada daftar symbol halaman xxiii):
(50)
1. Diagram Konteks
Diagram Konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input atau output dari sistem.
2. Diagram Nol/Zero (Overview Diagram)
Diagram Nol/Zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari Data Flow Diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity. 3. Diagram Rinci
Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level atasnya.
2.10.3 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu model jaringan yang
menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak (Ladjamuddin, 2004). Elemen-elemen diagram hubungan entitas adalah sebagai berikut (simbol bisa dilihat pada gambar symbol halaman xxiii):
a. Entity
Entity adalah sesuatu apa saja yang ada didalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Dalam ERD entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang.
(51)
b. Relationship
Relationship digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi pada entitas. Umumnya relationship diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya. Derajat relationship yang sering dipakai antara lain:
1. Unary Relationship
Unary relationship adalah model relationship yang terjadi diantara entity yang berasal dari entity yang sama.
2. Binary relationship
Binary relationship adalah model relationship antara instance-instance dari suatu tipe entitas (dua entitas yang berasal dari entitas yang sama). Relationship ini paling umum digunakan dalam pemodelan data.
3. Ternary Relationship
Ternary relationship merupakan relationship antara instance-instance dari ketiga tipe entitas secara sepihak.
c. Atribut
Atribut adalah sifat atau karakteristik dari setiap entitas atau relationship. Atribut mempunyai value yaitu:
1. Identifier (key)
Digunakan untuk menentukan suatu entity secara unik (primary key).
(52)
2. Descriptor (nonkey atribut)
Digunakan untuk menspesifikasikan karakteristik dari suatu entity yang tidak unik.
d. Kardinalitas (Cardinality)
Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Terdapat tiga macam kardinalitas relasi yaitu:
1. One to one
One to one merupakan tingkat hubungan satu ke satu yang dinyatakan dangan satu kejadian pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.
2. One to many atau many to one
Tingkat hubungan satu ke banyak sama dengan hubungan banyak ke satu yaitu satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejdian pada entitas yang kedua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.
3. Many to many
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika setiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lain. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari sisi yang kedua.
(53)
2.10.4 Spesifikasi Proses
Pedoman bagi programmer dalam membuat coding. Tujuan dari spesifikasi proses antara lain (Whitten, 2004):
1. Mengurangi makna ganda.
2. Memperoleh deskripsi yang tepat. 3. Validasi sistem desain.
2.10.5 Kamus Data
Penyimpanan yang berisi deskripsi dari semua objek data yang dikonsumsi atau diproduksi oleh perangkat lunak. (Pressman, 2003)
2.10.6 State Transition Diagram (STD)
Alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna (Whitten, 2004).
2.10.7 Normalisasi
Banyak definisi mengenai Normalisasi, salah satunya menyebutkan bahwa Normalisasi merupakan suatu proses pengelompokkan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud tebentuk satu database yang mudah untuk dimodifikasi (Ladjamuddin, 2004). Langkah- langkah dalam pembuatan normalisasi adalah sebagai berikut: 1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan di rekam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau teduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput.
(54)
2. Bentuk Normal Kesatu ( First Normal Form/1NF)
Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel dan setiap atribut harus mempunyai nilai data atomic (bersifat atomic value). Syarat normal kesatu adalah:
a. Setiap data di bentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi record nilai field berupa “atomic value”.
b. Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
c. Telah ditentukannya primary key untuk tabel atau relasi tersebut. d. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
3. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form / 2NF)
Bentuk normal kedua didasari atas konsep full functional
dependency (ketergantungan fungsional sepenuhnya) yang dapat
didefinisikan jika A dan B adalah atribut-atribut dari suatu relasi, B dikatakan full functional dependency (memliki ketergantungan sepenuhnya) terhadap A, jika B tergantung fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memliki ketergantungan fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A. Syarat normal kedua adalah:
a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.
b. Atribut bukan kunci, haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya pada kunci utama (primary key).
4. Bentuk Normal Ketiga
Walaupun relasi 2 NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada 1NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila
(55)
terjadi anomaly peremajaan (update) terhadap relasi tersebut. Anomaly update ini disebabkan oleh suatu ketergantungan transitif. Syarat normal ketiga adalah:
a. Bentuk data telah memenuhi criteria bentuk normal kedua.
b. Atribut bukan kunci (non key), haruslah tidaklah memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya. Seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsionalitas terhadap primary key di relasi itu saja.
5. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
Boyce-Codd Normal Form (BCNF) didasari pada beberapa ketergantungan fungsional dalam suatu relasi melibatkan seluruh candidate key, maka hasil uji normalisasi sampai kebentuk normal ketiga sudah identik dengan Boyce-Codd Normal Form (BCN).
2.11 Database Dan DBMS
Database (Basis Data) adalah mekanisme suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi (Kadir, 2003).
Sistem Manajemen Basis Data atau Database Manajemen System (DBMS) adalah perangkat lunak untuk mendefinisikan, menciptakan, mengelola dan mengendalikan pengaksesan basis data (Hariyanto, 2004). Fungsi sistem manajemen basis data saat ini yang paling penting adalah menyediakan basis untuk sistem informasi manajemen.
(56)
Keunggulan Sistem Manajemen Basis Data atau Database Management System (DBMS):
1. Pengendalian terhadap redudansi data adalah 2. Konsistensi data
3. Informasi yang lebih banyak yang dapat di bentuk dari data tersimpan yang sama
4. Pemakaian bersama data 5. Peningkatan integritas data 6. Pemaksaan terhadap standar 7. Skala Ekonomi
8. Penyeimbangan kebutuhan-kebutuhan sumber daya yang terbatas 9. Peningkatan pengaksesan dan daya tanggap data
10. Peningkatan produktivitas
11. Peningkatan pemeliharaan lewat ketidakbergantungan data 12. Peningkatan konsekuensi
13. Peningkatan layanan backup dan pemulihan data
Kelemahan Sistem Manajemen Basis Data atau Database Management
System (DBMS):
1. Kompleksitas yang tinggi
2. Ukuran perangkat lunak yang besar
3. Ongkos sistem manajemen basis data untuk pengadaan, operasi, dan perawatan
4. Penambahan ongkos-ongkos perangkat keras untuk menjalankan DBMS 5. Ongkos konversi dari sistem lama ke sistem baru
(57)
6. Kinerja yang rendah bila tidak mampu menggunakan dengan bagus 7. Dampak yang tinggi bila terdapat kegagalan
2.12 Hipertext Preprocessor (PHP)
PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa script server-side dalam pengembangan Web yang disisipkan pada dokumen HTML (Peranginangin, 2006). Penggunaan PHP memungkinkan Web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs Web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. PHP ditulis menggunakan bahasa C.
PHP diciptakan pertama kali oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1994. Awalnya, PHP digunakan untuk mencatat jumlah serta untuk mengetahui siapa saja penjunjung pada homepage-nya. Rasmus Lerdorf adalah salah seorang pendukung open source. Oleh karena itu, ia mengeluarkan Personal Home Page Tools versi 1.0 secara gratis, kemudian menambah kemampuan PHP 1.0 dan meluncurkan PHP 2.0. Pada tahun 1996, PHP telah banyak digunakan dalam website didunia. Sebuah kelompok pengembang software yang terdiri dari Rasmus, Zeew Suraski, Andi Gutman, Stig Bakken, Shane Caraveo, dan Jim Winstead bekerja sama untuk menyempurnakan PHP 2.0. Akhirnya, pada tahun 1998, PHP 3.0 diluncurkan. Penyempurnaan terus dilakukan sehingga pada tahun 2000 dikeluarkan PHP 4.0. tidak berhenti sampai di situ, kemampuan PHP terus ditambah, dan saat buku ini disusun, versi terbaru telah dikeluarkan adalah PHP 5.0.x. Berikut contoh penggunaan sintaks PHP pada script berikut:
<html> <head>
(58)
<title>PHP Sintaks</title> </head>
<body> <?php
Print ‘Ini teks dengan PHP’; ?>
<br>
<script language=”php”> echo ‘Ini teks dengan PHP’; </script>
<br> <?
Print ‘Ini teks dengan PHP’; ?>
<br> <%
Print ‘Ini teks dengan PHP’; %>
</body> </html>
2.13 MySQL
MySQL adalah suatu Relational Database Management System (RDBMS) yang mendukung database yang terdiri dari sekumpulan relasi atau tabel (Peranginangin, 2006). Banyak Relational Database Management System
(59)
(RDBMS) yang tersedia, tetapi MySQL khususnya sangat cocok untuk bekerja sama dengan PHP. Bagaimanapun, konsep dasar SQL tetap sama apa pun jenis database yang Anda pergunakan.
MySQL dilepaskan dengan suatu lisensi open source, dan tersedia secara cuma-cuma. MySQL bekerja pada berbagai sisteem operasi, dan banyak masalah. MySQL bekerja dengan cepat dan baik dengan data yang besar. PHP menyediakan banyak fungsi untuk mendukung database MySQL.
2.14 Fase Implementasi
Rencana konversi umumnya melibatkan rencana pengujian terhadap sistem yang diterima. Tes terhadap sistem yang diterima adalah kesempatan terakhir bagi pengguna akhir, manajemen, dan manajemen operasi sistem informasi untuk menerima atau menolak sistem tersebut. System acceptance adalah tes terhadap sistem final yang dilakukan oleh pengguna akhir dengan menggunakan data riil pada periode waktu yang diperluas (Whitten, 2004). Tes ini merupakan pengujian ekstensif yang menekankan tiga level pengujian penerimaan, pengujian verifikasi, validasi, dan audit.
2.15 Pengujian
Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas dari kesalahan dan program harus diuji untuk menemukan kesalahan yang mungkin dapat terjadi seperti kesalahan dalam bahasa, kesalahan waktu proses dan kesalahan logika program.
(60)
Pengujian Perangkat Lunak (PL) adalah elemen kritis dari jaminan kualitas PL dan merepresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodean. Meningkatnya visibilitas PL sebagai suatu elemen sistem dan biaya yang muncul akibat kegagalan PL, memotivasi dilakukan perencanaan yang baik melalui pengujian yang teliti.
Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian black-box di desain untuk mengungkap kesalahan pada persyaratan fungsional tanpa mengabaikan kerja internal dari suatu program. Teknik pengujian black-box berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, dengan melakukan test case dengan mempartisi domain input dan output dari suatu program dengan cara memberikan cangkupan pengujian yang mendalam (Pressman, 2002).
2.16 Pengumpulan Data
a. Observasi (Observation)
Merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya (Jogiyanto, 2008).
b. Wawancara (interview)
Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008).
c. Studi Kepustakaan
Mengadakan survei terhadap data yang ada merupakan langkah yang penting sekali dalam metode ilmiah. Memperoleh informasi dari penelitian terdahulu harus dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian
(61)
menggunakan data primer atau data sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun laboraturium ataupun di dalam museum. Menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun merupakan kerja kepustakaan yang sangat diperlukan dalam mengerjakan penelitian (Nazir, 2005). Dalam hal ini penulis melakukan studi literatur dari: 1. Analisis dan Perancangan Basis Data Pada Aplikasi IT Help Desk
Berbasis WEB di PT Bank Mandiri Persero (Mika, Anita, Oktavia, 2007). 2. Aplikasi Sistem Monitoring Berbasis Web Untuk Open Cluster (Ohara,
2005).
3. Sistemm Monitoring Keamanan Menggunakan PLC FESTO (Hendrik dan Thiang, 2002).
2.17 Web Browser
Web browser adalah perangkat lunak untuk menampilkan dokumen web
(HTML). Selain itu web browser dapat dilengkapi beragam plugin yang dapat menampilkan beragam jenis dokumen lain misalnya PDF, postscript, Macromedia Flash untuk file animasi dan sebagainya (Hariyanto, 2004).
Software ini kini telah dikembangkan dengan menggunakan user interface grafis, sehingga pemakai dapat melakukan “point dan klik” untuk pindah antar dokumen. Suatu browser mengambil sebuah web page dari server dengan sebuah request adalah sebuah request HTTP standar yang berisi sebuah alamat halaman misalkan http://www.google.com/page.htm. Seluruh web page berisi instruksi-instruksi bagaimana untuk ditampilkan. Browser menampilkan page dengan
(62)
membawa instruksi-instruksi ini. Instruksi yang paling umum untuk menampilkannya disebut dengan tag HTML.
2.18 WebServer
Sistem Jaringan Web server ialah sistem jaringan dimana layanan yang diberikan server berupa pengelolaan dan pemakaian bersama dokumen-dokumen yang saling berhubungan. (Budi, dkk, 2006)
2.19 Hub
Sebuah hub adalah perangkat yang berukuran kecil (Wahana, 2004). Sederhana, dan bergaya murah, yang menggabungkan banyak komputer bersama pasa suatu layer protocol jaringan tingkat rendah. Kebanyakan pembuat hub saat ini menggunakan standar Etrernet standard. Pengguna memasang salah satu ujung kabel Ethernet (yang telah dipasangi penghubung RJ-45) ke hub, sementara ujung kabel lain dipasang pada Network Interface Card (NIC) dalam komputer. Hub non-Ethernet (sebagai contoh adalah Token Ring) juga tersedia. Salah satu cara menggolongkan hub Ethernet adalah berdasarkan kecepatan (tingkat transfer data) yang didukung. Hub Ethernet dasar kebanyakan mendukung kecepatan 10 Mbps. Hub yang lebih baru mendukung hingga 100 Mbps. Beberapa hub mendukung kecepatan 10 Mbps dan 100 Mbps untuk membantu pengguna bergerak maju ke teknologi yang lebih baru dengan tetap mendukung teknologi lama.
(63)
2.20 Server
Server ini merupakan komputer yang sangat cepat, mempunyai memori yang besar, hardisk yang memiliki kapasitas besar, dengan kartu jaringan yang cepat dan node yang memungkinkan node lain pada LAN mengakses sumber-sumbernya (Wahana, 2004).
2.21 Switch
Switch merupakan perangkat jaringan yang menjaring, meneruskan, dan
mengalirkan frame berdasarkan alamat pada masing-masing frame (Wahana, 2004). Switch disini berfungsi sebagai alat untuk menyaring atau mem-filter dan mengijinkan lewat sebuah paket yang ada pada di LAN.
2.22 Router
Router merupakan perangkat keras yang memfasilitasi transmisi paket data melalui jaringan komputer misalnya internet (Wahana, 2004). Router disini berfungsi sebagai alat untuk mengantarkan paket data dalam jaringan. router dapat digunakan jika tersambung paling tidak dengan dua jaringan yang berbeda sehingga pengaturan tersebut membutuhkan sebuah router.
2.23 Modem (Modular-demolator)
Modem merupakan alat yang bertugas untuk mengubah sinyal digital ke dalam sinyal analog dan siap untuk dikirimkan (Wahana, 2004).
(64)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam menyusun skripsi ini, peneliti berusaha mendapatkan serta mengumpulkan data yang lengkap guna menyusun karya ilmiah ini. Adapun metode yang peneliti gunakan dalam mendapatkan data-data adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan
Dalam hal ini penelitian dilakukan dilapangan untuk memperoleh informasi serta data yang diperlukan. Adapun teknik yang ditempuh adalah:
a. Observasi
1. Lokasi Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di PUSTEKKOM KEMENDIKNAS Jl. RE. Martadinata, Ciputat.
2. Waktu Penelitian
Waktu peneliti mengadakan penelitian pada tanggal 08 April s.d 08 Mei 2010, dalam satu bulan itu peneliti berusaha untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan sesuai studi kasus yang diangkat.
(65)
3. Bagian Yang Di Kunjungi
Pada saat observasi di PUSTEKKOM KEMENDIKNAS peneliti mengunjungi bagian yang sesuai dengan studi kasus peneliti yaitu help desk.
4. Observasi bertujuan mengetahui proses kerja help desk dan mengetahui sejarah singkat help desk PUSTEKKOM KEMENDIKNAS, berupa sejarah, visi misi dan struktur organisasi.
b. Wawancara.
Penulis juga melakukan pertemuan dan wawancara kepada pihak-pihak yang nantinya akan berhubungan dengan sistem yang akan di rancang ini. Wawancara dilakukan dengan Bapak Dody Kurniawan selaku staf help desk. Wawancara dilakukan pada tanggal 08 April 2010 di Gedung A (Grha Media) pukul 11.00 WIB, dari hasil wawancara ditemukan prosedur penanganan masalah pada PUSTEKKOM KEMENDIKNAS.
(66)
Tabel 3.0 Wawancara
Pada tabel 3.0, wawancara dilakukan dengan topik penelitian Pengembangan Sistem Monitoring Help Desk Pada PUSTEKKOM KEMENDIKNAS, dimana unit yang terkait yakni penulis dan narasumber (staf Help Desk). Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 08 April 2010. Terdapat 12 draft pertanyaan yang berisi permasalahan yang terjadi, bagaimana penanganan masalahnya, yang bertanggung jawab dalam permasalahan tersebut, mekanisme yang berjalan seperti apa, keuntungannya, posisi bagian help desk tepatnya dimana, dan sebagainya.
2. Studi Kepustakaan
Teori-teori yang digunakan penulis dikutip dari buku diantaranya Analisis Dan Desain Sistem Informasi, Sistem Informasi Dalam Berbagai Perspektif, Pengembangan Sistem Informasi, Analisis dan Desain Sistem, Membuat Aplikasi Web dengan PHP dan Database MySQL, System Anaylsis Design Methods Sixth Edtition, Cetak Biru
(67)
Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) DEPDIKNAS, dan lain-lain. Penulis menggunakan dua referensi skripsi dan satu jurnal sebagai perbandingan terkait dengan penelitian yang berjudul:
1. Analisis dan Perancangan Basis Data Pada Aplikasi IT Help desk Berbasis WEB di PT Bank Mandiri Persero (Mika, Anita, Oktavia, 2007).
2. Aplikasi Sistem Monitoring Berbasis Web Untuk Open Cluster (Ohara, 2005).
3. Sistem Monitoring Keamanan Menggunakan PLC FESTO (Hendrik, Thiang, 2002).
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Penulis metode pengembangan sistem menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) dengan strategi Waterfall. Dengan tahapan yaitu system initiation, system analysis, system design, dan system implementation.
1. System Initiation
Penulis melakukan inisiasi identifikasi permasalahan yang terjadi. a. Identifikasi Masalah
Penulis pada fase ini, melakukan identifikasi permasalahan yang terjadi pada help desk PUSTEKKOM KEMENDIKNAS, yakni:
1. Proses dalam menangani masalah koneksi jaringan LAN PUSTEKKOM serta kerusakan hardware yang
(68)
membutuhkan koordinasi terkait pengadaan barang yang membutuhkan waktu,
2. Belum adanya sistem yang memberikan laporan secara sistematis. Semua pencatatan laporan, laporan bulanan serta perhitungan masalah masih dilakukan manual. Hal ini dapat memberi dampak negatif, yakni: adanya masalah yang tidak tercatat, perhitungan masalah tidak akurat karena dilakukan manual dan perlunya Kepala Bidang IT menunggu untuk mendapatkan laporan yang diinginkan,
3. Dan juga belum adanya sistem yang mampu mengukur tingkat masalah pada help desk dalam menangani permasalahan yang terjadi pada LAN PUSTEKKOM.
Oleh karena itu, berdasarkan identifikasi dari permasalahan yang terjadi dibutuhkan suatu sistem yang aktif memonitor sehingga permasalahan yang terjadi dapat langsung tertangani, dan hasil laporan yang dapat di lihat langsung permasalahan yang ada oleh Kepala Bidang IT dan untuk melihat kinerja pemanfaatan help desk, serta otomatisasi sistem untuk menangani kerusakan hardware yang terkoordinasi dengan Sub.Bidang Rumah Tangga
Pada identifikasi masalah akan terlihat batasan atau ruang lingkup sistem, identifikasi kebutuhan dan tujuan pengembangan sistem.
(69)
2. System Analysis
Pada tahap ini penulis melakukan analisa dengan memahami sistem yang sedang berjalan, kelebihan dan kekurangan sistem yang berjalan serta di buat usulan pada sistem baru dengan memberikan solusi. a. Sistem yang Berjalan
Help desk PUSTEKKOM KEMENDIKNAS berfungsi untuk memberikan informasi dan penanganan gangguan apabila terjadi kendala dalam penggunaan LAN, yaitu:
1. Setiap informasi atau masalah dapat disampaikan kepada help desk melalui empat cara, yaitu: Via telephone, Via SMS, Via Email, fax.
2. Kelebihan dari sistem yang berjalan saat ini yakni kesesuaian dengan SOP LAN PUSTEKKOM yang diinginkan oleh Kepala Bidang IT PUSTEKKOM KEMENDIKNAS.
Kekurangan dari sistem yang berjalan saat ini yakni:
1. Proses penanganan masalah koneksi jaringan LAN dan kerusakan hardware tidak terkontrol menjadikan permasalahan yang tidak tertangani.
2. Terkait dengan kerusakan hardware, membutuhkan koordinasi dengan Bidang Rumah Tangga dan butuh waktu untuk menangani masalah pengadaan barang yang dibutuhkan dan masih berifat manual.
(70)
3. Belum adanya laporan secara sistematis merupakan salah satu faktor bagi Kepala Bidang IT untuk evaluasi hasil laporan dari permasalahan yang ada.
b. Analisis Sistem
Dari analisis masalah yang ada, maka dibutuhkan suatu sistem yang mampu memonitor permasalahan yang terjadi sehingga secara real time masalah dapat tertangani dengan baik.
Database yang terintegrasi dengan baik membuat suatu perhitungan masalah untuk memberikan laporan yang akurat.
Kebutuhan pengguna diidentifikasikan, yakni: database yang terintegrasi dengan baik, pencatatan masalah yang tersistem, laporan bulanan yang akurat, informasi permasalahan yang terjadi, penganganan masalah yang jelas oleh siapa yang menangani.
Oleh karena itu, penulis memberikan alternatif solusi sebagai pemecahan masalah akan kebutuhan pengguna, yakni: a. Sistem yang memiliki hak akses kepada pihak tertentu
untuk dapat memperoleh informasi tentang permasalahan yang ditangani oleh help desk, merancang sistem secara real time pada pencatatan masalah,
b. Sistem dengan hasil laporan yang akurat untuk membantu Kepala Bidang IT dalam evaluasi hasil laporan serta mengukur tingkat masalah pada help desk dalam penanganan dari permasalahan yang ada baik terkait
(71)
dengan koneksi jaringan LAN maupun kerusakan hardware.
Kelebihan dari sistem yang akan dikembangkan yakni dapat memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna, pemecahan masalah yang real time, dan keakuratan laporan bulanan. Tools yang akan digunakan untuk mengembangkan sistem ini yakni: flowchart, DFD, spesifikasi proes, ERD, normalisasi, kamus data, struktur data, dan STD.
Kekurangan dari sistem yang akan dikembangkan yakni keamanan data yang belum terkondisikan.
c. Usulan Sistem Baru
Sistem yang akan dikembangkan dapat membantu pihak help desk untuk memantau adanya permasalahan yang timbul dan langsung melakukan input pencatatan data masalah atau mendatangi pelapor untuk menangani masalah tersebut.
Masalah yang ditangani oleh bagian help desk hanya terkait pada LAN PUSTEKKOM apabila ada kerusakan hardware, help desk mengirim pesan kepada Sub.Bidang Rumah Tangga untuk memenuhi kebutuhan pengadaan barang kemudian data masuk dalam database.
Help desk dapat langsung mengajukan pengadaan barang melalui inteface sistem yang disediakan tanpa harus menemui langsung, hasil pencatatan dan perhitungan masalah akan digunakan sebagai laporan kepada Kepala Bidang IT untuk
(72)
menentukan kebijakan selanjutnya. Alur usulan sistem baru akan dijelaskan dengan flowchart pada BAB IV. Keterangan simbol-simbol yang digunakan penulis terlampir dalam daftar simbol-simbol.
3. System Design
Pada tahapan ini penulis melakukan perancangan proses sebagai alternative solusi, spesifikasi proses. Kemudian merancang database dan tampilan sebagai desain dari pemilihan solusi terbaik, serta perancangan jaringan.
a. Perancangan Proses
Perancangan proses di sini dimaksudkan untuk membuat pemodelan terhadap sistem baru yang dapat mewakili sistem yang berjalan saat ini pada help desk. Dengan empat entitas yang terkait yakni Admin (frontdesk), Tim Support, Sub.Bidang Rumah Tangga (kerusakan hardware), dan Kepala Bidang IT. Perancangan proses akan dijelaskan dengan Data Flow Diagram (DFD) dan spesifikasi proses pada BAB IV. Keterangan simbol-simbol yang digunakan penulis terlampir dalam daftar simbol.
b. Perancangan Input dan Output
Untuk perancangan Input dan Output, tools atau peralatan yang digunakan peneliti sebagai alat bantu adalah shape pada Microsoft Power Point.
c. Perancangan Database
Penulis menyimpulkan bahwa diperlukannya identifikasi tipe entitas yakni terkait pegawai, subbidrt, admin, timsupport,
(73)
kepbidit, mslh, jenis_mslh, status, mslh_hd, mslh_lan, via, lokasi, lan, hd, buku_tamu, hasil, faq. Database yang akan di bangun menggunakan tools: ERD, normalisasi, kamus data, struktur data, dan STD (State Transition Diagram). Keterangan simbol-simbol yang digunakan penulis terlampir dalam daftar simbol.
d. Perancangan Tampilan User (GUI)
Untuk perancangan GUI, tools atau peralatan yang digunakan peneliti sebagai alat bantu adalah shape pada Microsoft Power Point.
e. Perancangan Jaringan
Untuk perancangan arsitektur jaringan pada pengembangan sistem monitoring help desk ini menggunakan teknologi internet. Dimana help desk berperan sebagai admin yang mengontrol permasalahan.
4. System Implementation
Pada tahap ini penulis melakukan coding dan pengujian sistem. a. Coding
Pada pengembangan sistem ini, penulis menggunakan bahasa pemograman Hypertext Processor (PHP) dengan menggunakan database mysql.
b. Pengujian Sistem
Dari pengembangan sistem ini, dilakukan secara pengujian black-box dengan melakukan test-case : mempartisi input dan
(74)
output dalam suatu program. Berikut contoh tabel pengujian black-box yang diisi langsung dari pengguna, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Contoh Tabel Pengujian Black-box
NO TEST CASE HASIL HARAPAN HASIL
KELUAR * Untuk Tampilan Admin
P
ada tabel 3.1, kolom test case berisi case yang akan dilakukan pengetesan oleh pengguna dan hasilnya akan terlihat pada kolom hasil harapan. Untuk membuktikannya apakah hasil sesuai atau tidak ada pada kolom hasil keluar.
1 Mengetikkan alamat localhost
halaman address browser Tampil Menu Login Sesuai 2 Apabila salah memasukkan
username atau password
Tampil alert atau peringatan bahwa username & password Anda salah
Sesuai
3.3 Kerangka Berpikir
Penyusunan tugas akhir Pengembangan Sistem Monitoring Help Desk ini disusun melalui beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan tujuan memudahkan dalam penulisan tugas akhir. Adapun kerangka berpikir yang dilakukan pada penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
(75)
(76)
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 System Initiation
System Initiation dalam mengembangkan sistem monitoring help desk ini terdapat beberapa proses yakni, pengkajian hasil observasi, wawacara dan studi kepustakaan dimana didapatkan gambaran umum dari objek penelitian serta identifikasi masalah terkait dengan kebutuhan pengguna untuk pengembangan sistem ini. Sehingga sistem yang akan digunakan dapat digunakan secara tepat guna. Sistem yang dikembangkan tidak sepenuhnya menggantikan sistem yang berjalan, melainkan sistem ini dikembangkan untuk membantu sistem sebelumnya yang telah berjalan.
4.1.1 Gambaran Umum Help Desk PUSTEKKOM KEMENDIKNAS
Serangkaian penelitian tentang pendidikan di Indonesia yang dilakukan pada tahun 1968 antara lain menyimpulkan: Pertama, program radio dan televisi pendidikan merupakan bagian yang integral dalam pendidikan, oleh karena itu harus diberikan prioritas (http://www.pustekkom.depdiknas.go.id). Kedua, media radio dapat memperbesar rasio guru dan murid dengan satuan biaya tetap. Kesimpulan penelitian tersebut telah ditindaklanjuti dengan eksperimen siaran radio untuk pendidikan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Eksperimen tersebut pada tahun 1973 dan 1974, pada tahun 1976 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membentuk tim Teknologi Komunikasi untuk Pendidikan dan Kebudayaan (TKPK). Tim TKPK tingkat nasional berkedudukan
(77)
di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Sedangkan satuan tugas pelaksana di daerah berada pada 11 propinsi.
Dengan Surat Keputusan Presiden nomor 27 tahun 1978, Tim TKPK ditingkatkan menjadi Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, disingkat Pusat TKPK, yang sekarang ini dikenal dengan sebutan PUSTEKKOM. Sampai dengan tahun 2007, Pustekkom yang berkedudukan di Jakarta mempunyai 3 Balai Pengembang Media di Surabaya Balai Pengembang Media Televisi, di Semarang Balai Pengembang Multimedia, dan di Yogyakarta Balai Pengembang Media Radio. Selain itu implementasi pendayagunaan TIK untuk Pendidikan di daerah di dukung oleh sejumlah unit pelaksana teknis (UPT) di daerah berupa 20 UPTD/Balai Tekkom.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan maka sejak tahun 2000, Pustekkom memperluas lingkup kerjanya dengan menambahkan unsur teknologi informasi ke dalam bidang tugasnya, sehingga nama lembaga ini menjadi Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, dengan akronim tetap PUSTEKKOM. Pustekkom merupakan salah satu pusat yang berada langsung di bawah Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional sesuai dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat-pusat di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Berdasarkan Permendiknas No. 28 Tahun 2008 penetapan Pustekkom sebagai Penanggung Jawab TIK Departemen, juga mengatur tentang: organisasi, pengelolaan infrastruktur aplikasi serta pengelolaan sistem informasi dan konten, tata kelola TIK Departemen,petugas pengelola TIK Departemen,Pemantauan,dan Pengawasan.
(78)
Gambar 4.1 Logo PUSTEKKOM KEMENDIKNAS
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (PUSTEKKOM)
Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS) Jl. RE. Martadinata, Ciputat PO Box 7/CPA Ciputat 15411, Phone: (62-21) 7418808, Fax: (62-21) 7401727.
a. Struktur Organisasi PUSTEKKOM KEMENDIKNAS
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PUSTEKKOM KEMENDIKNAS
b. Struktur Organisasi Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi di tingkat pusat
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Tata Kelola Teknologi Informasi dan
(79)
c. Kegiatan dan Prospek Usaha
Tata Kelola TIK merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan program pengembangan TIK KEMENDIKNAS agar selalu berkelanjutan dan tepat sasaran. Tata Kelola IT merupakan arahan, kepemimpinan dan proses pengambilan keputusan untuk mewujudkan nilai kegiatan teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk kemampuan untuk merancang, mensponsori, mengevaluasi, memonitor, mengkoordinir dan melaksanakan kebijakan pengembangan TIK agar terpadu dan tepat sasaran.Dalam hal ini di KEMENDIKNAS perlu membentuk suatu unit khusus yang melaksanakan Tata Kelola TIK dari tingkat pusat hingga di tingkat daerah. Baik unit pusat maupun daerah tersebut bersama-sama secara sinergi melaksanakan perencanaan, evaluasi dan monitoring seluruh program kegiatan TIK KEMENDIKNAS. Unit Tata Kelola TIK di tingkat pusat bertanggung jawab dalam perencanaan,monitoring dan evaluasi kegiatan program teknologi informasi dan komunikasi KEMENDIKNAS dalam lingkup Nasional. Fungsi dan Tugas dari Unit Tata Kelola TIK Pusat, antara lain:
a). Membuat kebijakan/regulasi dan standar-standar dalam perencanaan, implementasi, evaluasi dan monitoring program pengembangan TIK KEMENDIKNAS tingkat nasional.
b). Membangun dan mengembangkan layanan-layanan utama TIK yang bersifat mendasar/umum untuk kepentingan pendidikan di tingkat pusat. c). Mengoperasikan dan merawat sistem dan layanan TIK KEMENDIKNAS
(1)
Tampilan Menu Help
Tampilan Menu Utama Untuk Kepala Bidang IT
B‐21
(2)
Tampilan Ganti Password
Tampilan Lihat Masalah
B‐22
(3)
Tampilan Laporan Bulanan (Untuk Forn Bukti Masalah LAN)
Tampilan Laporan Bulanan (Untuk Form Bukti Masalah Hardware)
B‐23
(4)
Tampilan Grafik Masalah
Tampilan Grafik Masalah Pada Permasalahan LAN dan Hardware
B‐24
(5)
Tampilan Grafik Masalah Pada Permasalahan Tipe Jenis LAN
Tampilan Grafik Masalah Pada Permasalahan Tipe Jenis Hardware
B‐25
(6)
Tampilan Menu Help
B‐26