Peternakan Babi TINJAUAN PUSTAKA

menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan antara daerah satu dan lainya berbeda – beda. Suatu ide bisnis dikatakan layak jika ide bisnis tersebut sesuai dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala persyaratan perizinan di wilayah tersebut Suliyanto, 2010. 5. Aspek lingkungan Membahas tentang dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi atau proyek jadi dilakukan, baik dampak negatif maupun positif. Sebelum usaha dijalankan perlu dilakukan studi tentang dampak lingkungan untuk mengetahui dampak yang akan timbul dan dicari jalan keluarnya untuk mengatasinya, studi ini dinamakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL. Keberadaan bisnisproyek dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan ekologi tempat bisnisproyek yang akan dijalankan Suliyanto, 2010.

2.3 Peternakan Babi

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip - prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, babi, kerbau, dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci, dan bebek. Menurut Sihobing 1997 sejarah peternakan babi di indonesia tidak diketahui secara pasti, karana catatan – catatan mengenai hal itu tidak ditemukan. Namun yang pasti tujuan utama dari usaha peternakan babi adalah memperoleh keuntungan yang memuaskan dari penjualan bibit babi, babi sapihan, babi potong atau hasil daging dan pupuk dari pengolahan limbah babi. Baberapa jenis babi yang diusahkan peternak indonesia seperti: landrace, pietrain, duroc, saddle back dan babi lokal. Jenis babi landrace merupakan jenis babi yang umum diternakan di indonesia, babi landrace merupakan hasil persilangan antara pejantan large white dengan induk betina lokal. Babi ini berasal dari Denmark dan merupakan jenis babi pedaging bacon berkualitas tinggi. Babi landrace memiliki ciri – ciri karkas sangat panjang, paha besar, daging dibawah dagu gemuk dan kaki yang pendek, konversi pakannya baik dan sangat besar, sehingga cocok untuk memperbaiki mutu genetik ternak babi di daerah tropis seperti indonesia. Untuk peternakan babi yang terdapat di negara indonesia paling banyak dikembangkan masyarakat Bali selain karana sosial budaya masyarakat Bali, juga disebabkan oleh Bali merupakan sebagai daerah tujuan wisata, dan berkembangnya usaha kuliner menggunakan bahan baku daging babi, segi ekonomis peternakan babi di Bali antara lain: 1. Babi memiliki konversi terhadap makanan yang cukup tinggi. Semua bahan makanan bisa diubah menjadi daging, dan lemak dengan sangat efesien, untuk proses pembentukan 1 Kg daging rata – rata diperlukan 3,5 Kg makanan. 2. Babi sangat peridi prolific, satu kali beranak seokor indukan babi dapat menghasilkan 6 – 12 ekor dan setiap induk mampu beranak 2 kali dalam waktu setahun. 3. Kandungan fat atau lemak pada daging babi paling tinggi dibandingkan daging hewan ternak lainnya. 4. Babi mudah beradaptasi terhadap sistem pemakaian peralatan kandang seperti tempat makan dan minum yang otomatis, sehingga efesien biaya. Peternak babi rakyat secara umum menjual ternaknya dalam bentuk ternak hidup, bukan dalam bentuk daging olahannya. Ternak babi sudah bisa dijual pada umur 6 – 8 bulan dengan berat hidup 100 kg –150 kgekor. Penjualan ternak babi dilakuakan melalui Gabungan Usaha Perternak Babi Indonesia GUPBIRekan Bisnis Rumah Pemotongan Hewan, pedagang atau tengkulak yang membeli langsung ke lokasi peternakan atau langsung ke pembeli. Penjualan yang melalui kelompok, peternak cukup melapor ke seksi pemasaran dan mereka yang akan mengkordinir untuk mencarikan pembeli. Cara pembayaran dari gapoktan ke peternak secara tunai, sedangkan dari pedagang atau tengkulak, ada yang secara tunai ada juga yang secara tempo hutang. Harga babi dan daging babi berfluktuasi tergantung berbagai faktor. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi harga jual daging babi yakni jumlah persediaan babi yang akan dijual akan berpengaruh terhadap jaminan pasar yaitu dalam hubungan produksi dan kebutuhan. Jika pasar mengalami kebanjiran produksi, maka akan terjadi penurunan harga per satuan produksi, sebaliknya apabila permintaan pasar meningkat, sedangkan jumlah produksi tidak mengikutinya, maka akan terjadi kenaikan harga persatuan produksi. Kestabilan harga relatif dicapai apabila jumlah produksi dan kebutuhan pasar selalu dipertahankan. Persedian babi juga dipengaruhi oleh persedian pakan yang berkualitas dan berkelanjutan. Jika harga pakan naik, maka secara otomatis usaha produksi akan menyesuaikan yaitu dengan cara mengurangi jumlah babi yang akan dipelihara. Upaya ini dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih besar bagi usahanya, selain itu harga dipasaran juga dipengaruhi oleh adanya peningkatan permintaan pasar pada saat hari – hari besar Hari Raya Galungan dan Kuningan. Peningkatan permintaan daging babi juga dipengaruhi oleh meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya konsumsi daging babi untuk kebutuhan upacara keagamaan. Hal ini membuka peluang usaha penggemukan dan peternakan babi di Bali.

2.4 Manajemen Limbah Peternakan Babi