Sifat-sifat Pemahaman Anak Taman Kanak-kanak pada Nilai-nilai Keagamaan Metode dan Pendekatan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan

5 PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 115 b. Tujuan Pengembangan Nilai-nilai Agama Kepada Anak-anak Tujuan pengembangan nilai agama artinya arah yang hendak dicapai dalam proses menanamkan nilai-nilai agama. Pengembangan nilai- nilai agama kepada anak-anak harus dilakukan sejak dini, sebelum anak-anak itu tumbuh, berkembang, dan menjadi dewasa. Jadi apa tujuan pengembangan nilai agama kepada anak? Secara umum tujuan pengembangan nilai agama pada diri anak adalah meletakkan dasar-dasar keimanan dengan pola takwa kepada-Nya dan keindahan akhlak, cakap, percaya pada diri sendiri, serta memiliki kesiapan untuk hidup di tengah-tengah dan bersama-sama dengan masyarakat untuk menempuh kehidupan yang diridhaiNya. Adapun tujuan khusus pengembangan nilai agama pada anak-anak usia prasekolah yaitu: 1 Mengembangkan rasa iman dan cinta terhadap Tuhan 2 Membiasakan anak-anak agar melakukan ibadah kepada Tuhan 3 Membiasakan agar perilaku dan sikap anak didasari dengan nilai- nilai agama 4 Membantu anak agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan 5 Membiasakan anak menghargai perbedaan agama 6 Membiasakan anak menjalin persahabatan 7 Membiasakan anak untuk cinta damai

c. Sifat-sifat Pemahaman Anak Taman Kanak-kanak pada Nilai-nilai Keagamaan

Sifat-sifat pemahaman anak usia Taman Kanak-kanak terhadap nilai- nilai keagamaan pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di antaranya: 1 Unreflective: pemahaman dan kemampuan anak dalam mempelajari nilai-nilai agama sering menampilkan suatu hal yang tidak serius. Mereka melakukan kegiatan ibadah pun dengan sikap dan sifat dasar yang kekanak-kanakan. Tidak mampu memahami konsep agama dengan mendalam. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 116 5 2 Egocentris: dalam mempelajari nilai-nilai agama, anak usia Taman Kanak-kanak terkadang belum mampu bersikap dan bertindak konsisten. Anak lebih terfokus pada hal-hal yang menguntungkan dirinya. 3 Misunderstand: anak akan mengalami salah pengertian dalam memahami suatu ajaran agama yang banyak bersifat abstrak. 4 Verbalis dan Ritualis: kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-nilai agama pada diri mereka dengan cara memperkenalkan istilah, bacaan, dan ungkapan yang bersifat agamis. Seperti memberi latihan menghafal, mengucapkan, memperagakan, dan sebagainya 5 Imitative: anak banyak belajar dari apa yang mereka lihat secara langsung. Mereka banyak meniru dari apa yang pernah dilihatnya sebagai sebuah pengalaman belajar. Dengan demikian guru dan orang tua harus memperhatikan sifat- sifat tersebut untuk kepentingan menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat buat anak. Kita harus tetap melakukan pendekatan progresif dan penyadaran jiwa dan kepribadian mereka.

d. Metode dan Pendekatan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan

Untuk mengembangkan nilai agama pada anak-anak diperlukan beberapa metode. Metode adalah cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki Badudu-Zain:1996:896. Dengan demikian metode berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Demikian pula dengan guru TK yang dalam kegiatannya memerlukan metode- metode tertentu guna mengembangkan berbagai kemampuan dan potensi anak-anak.Untuk menentukan metode yang dipilihnya, seorang guru perlu mempertimbangkan berbagai hal, diantaranya: a tujuan yang hendak dicapai; b karakteristik anak-anak; c jenis kegiatan; d nilai atau kemampuan yang hendak dikembangkan; e pola kegiatan yang akan dilakukan; f fasilitas yang ada; g situasi; dan i tema atau topik yang dipilih. 5 PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 117 Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk pengembangan nilai agama kepada anak-anak, diantaranya : 1 Metode bermain 2 Metode karyawisata 3 Metode bercakap-cakap 4 Metode demonstrasi 5 Metode proyek. 6 Metode bercerita. 7 Metode pemberian tugas. 8 Metode uswah hasanah

2. Pengertian Moral