BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi atau mengolah bahan baku mentah menjadi barang jadi. Contoh dari perusahaan
manufaktur adalah perusahaan pembuat roti, perusahaan mebel, perusahaan otomotif, perusahaan otomasi mesin dan lain sebagainya.
Perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia memiliki aktivitas opersasi yang berbeda-beda, ada yang beroperasi berdasarkan pesanan, dan
ada yang beroperasi untuk memenuhi kegiatan produksi perusahaan. Untuk itu, penting sekali bagi perusahaan untuk memperhatikan metode
pengumpulan harga pokok produksi. Pengumpulan harga pokok produksi yang tidak tepat akan
mempengaruhi besarnya keuntungan yang diperoleh dalam penetapan harga jual produk. Untuk dapat menentukan harga jual yang tepat, perusahaan
harus mampu mengelompokan biaya produksi sesuai dengan karekteristik perusahaan. Apabila perusahaan beroperasi untuk memenuhi kegiatan
produksi, maka perusahaan menggunakan metode pengumpulan harga pokok produksi berdasarkan proses sebagai metode pengumpulan biaya
produksi. Perusahaan yang menggunakan metode pengumpulan harga pokok produksi berdasarkan pesanan adalah perusahaan yang beroperasi
apabila terdapar order atau pesanan dari konsumen.
1
CV. X adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang otomasi perancangan dan penciptaan mesin. Perusahaan ini baru beroperasi
apabila terdapat pesanan dari konsumen. Oleh karena itu, penulis ingin menganalis bagaimana pengumpulan harga pokok produksi dan penetapan
harga jual produk pada CV.X guna mengetahui apakah CV.X telah memenuhi kriteria pengumpulan harga pokok produksi berdasarkan metode
job order costing .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengumpulan harga pokok produksi yang telah
ditetapkan CV. X, bila dibandingkan dengan pengumpulan harga pokok produksi menurut metode job order costing?
2. Bagimanakah perhitungan harga jual produk yang telah ditetapkan CV.
X, bila dibandingkan dengan perhitungan harga jual produk menurut metode job order costing?
C. Tujuan Penelitian