Metode Penentuan Biaya Produksi Unsur-Unsur Biaya Produksi

D. Metode Penentuan Biaya Produksi

Selain metode pengumpulan harga pokok produksi, metode penentuan biaya produksi juga merupakan salah satu unsur terpenting dalam menghitung harga pokok produksi. Terdapat dua metode pendekatan dalam menghitung biaya produksi tersebut, yaitu: 1. Metode Full Costing Menurut Mulyadi 2014: 17, metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua biaya produksi ke dalam harga pokok produksi. Perhitungan tersebut meliputi perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap. Berikut akan disajikan perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing . Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing: Biaya bahan baku Rpxx Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik tetap xx Biaya overhead pabrik variabel xx + Kos produksi Rpxx 2. Metode Variable Costing Menurut Mulyadi 2014: 18, Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable saja. Dengan demikian unsur perhitungannya adalah sebagai berikut ini: Biaya bahan baku Rpxx Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx + Kos produksi Rpxx

E. Unsur-Unsur Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi, sedangkan fungsi produksi adalah fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Untuk mengolah produk tersebut diperlukan bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. 1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku menurut Riwayadi 2014: 48, dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, biaya bahan baku langsung dan biaya bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung adalah bahan yang menjadi komponen utama dalam proses produksi, sehingga dapat secara mudah dan cepat ditelusuri ke barang jadi. Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang tidak dapat secara mudah dan cepat ditelusuri ke produk. Biaya bahan baku tidak langsung akan dibahas lebih mendalam pada overhead pabrik. Pembelian bahan baku untuk proses produksi, akan berdampak pada pesediaan bahan baku di perusahaan. Pembelian bahan baku yang terlalu banyak akan berdampak pada pemborosan keuangan perusahaan, dan apabila bahan baku dipesan terlalu sedikit akan mengakibatkan kekurangan bahan baku ketika dibutuhkan dalam produksi. Oleh karena itu perusahaan harus dapat merencanakan kebutuhan bahan baku ketika melakukan suatu produksi. 2. Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses pembuatan produk yang akan dijual. Sifat tenaga kerja langsung sama seperti bahan baku langsung, yaitu mudah ditelusuri pada produk. Pembayaran untuk upah tenaga kerja langsung dapat dilakukan baik secara harian maupun bulanan, tergantung dari jumlah produk yang dikerjakan oleh karyawan. 3. Biaya Overhead Pabrik Menurut Riwayadi 2014: 76, biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik adalah biaya yang secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi. Sifat dari biaya overhead pabrik, bertolak belakang dengan biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, yaitu sulit ditelusuri di dalam produk yang diproduksi. Biaya overhead pabrik menurut Mulyadi 2014: 194 merupakan biaya yang paling kompleks dalam proses produksi, untuk keadilan dan ketelitian maka pembebanan harus digunakan dalam proses produksi. Dalam perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, berikut ini adalah penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya. a. Biaya Bahan Penolong Biaya bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok prokuksi tersebut. b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan merupakan biaya suku cadang spareparts, biaya bahan habis pakai factory supplies, dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipment, kendaraan, dan aktivitas tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik. c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung pada produk atau pesanan. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. Tenaga kerja tidak langsung terdiri atas: 1 Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan departemen gudang. 2 Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi pabrik, dan mandor. d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap. Biaya yang timbul dalam kelompok ini adalah biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan equipment, perkakas laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik. e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain, adalah biaya asuransi gedung dan emplasmen, asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraan, dan asuransi kecelakaan. f. Biaya overhead pabrik yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, seperti PLN dan sebagainya. Menurut Supriyono 2014: 294, penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi dibagi menjadi tiga golongan yaitu: a. Biaya Overhead Tetap Biaya overhead tetap adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkat tertentu. 2 Pada biaya overhead tetap, biaya satuan unit cost akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. 3 Contoh biaya overhead pabrik tetap misalnya: biaya asuransi pabrik, biaya penyusutan aktiva tetap, gaji staf pabrik dan mandor, dan biaya tetap lainnya. b. Biaya Overhead Variabel Biaya overhead variabel adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 Biaya yang jumlah volumenya akan berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya variabel. 2 Pada biaya overhead variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan. 3 Contoh biaya overhead variabel misalnya: biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan penolong, bahan bakar dan lain-lain. c. Biaya Overhead Semi Variabel Biaya overhead semi variabel adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding not proportional. 2 Pada biaya overhead semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. 3 Contoh biaya overhead pabrik semi variabel misalnya: biaya pembangkit listrik, biaya reparasi dan pemeliharan, biaya pengobatan karyawan pabrik dan lain-lain. Menurut Supriyono 2014: 304, dasar pembebanan yang biasa digunakan dalam pembebanan biaya overhead pabrik BOP adalah sebagai berikut: a. Satuan Produksi Tarif biaya overhead pabrik yang didasarkan pada satuan produksi dihitung dengan rumus sebagai berikut: Tarif BOP = Budget BOP dalam periode tertentu Budget produksi dalam periode bersangkutan b. Biaya Bahan Baku Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya bahan baku dihitung berdasarkan persentase tertentu dari biaya bahan baku, rumus perhitungan tarif sebagai berikut: Tarif BOP = Budget BOP dalam periode tertentu Budget biaya bahan baku periode yang bersangkutan X 100 c. Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan persentase tertentu dari biaya tenaga kerja langsung, rumus perhitungan tarif adalah sebagai berikut: Tarif BOP = Budget BOP dalam periode tertentu Budget biaya TKL periode yang bersangkutan X 100 d. Dasar Jam Kerja Langsung Dasar jam kerja langsung bermanfaat untuk menghilangkan kelemahan yang disebabkan tarif upah yang berfluktuasi dari waktu ke waktu dan perbedaan tarif upah karena tingkat keahlian karyawan. Rumus perhitungan tarif atas dasar jam kerja langsung adalah: Tarif BOP = Budget BOP Budget Jam Kerja Langsung e. Dasar Jam Mesin Tarif overhead pabrik yang didasarkan pada jam mesin dihitung dengan rumus sebagai berikut: Tarif BOP = Budget BOP Budget Jam Mesin

F. Harga Jual 1. Pengertian Harga Jual