85
Rancangan Metode Penelitian Sosial
memerlukan sampel yang lebih besar agar semua lapisan atau golongan dapat terjaring di dalam sampel. Bagi stratified random
sampling, terjaringnya golongan-golongan atau lapisan-lapisan di dalam sampel sudah terjamin. Dengan stratified random sam-
pling yang terwakili bukan saja golongan atau lapisan tetapi juga variabel-variabel penelitian yang dikehendaki untuk diteliti secara
simultan di dalam sampelnya.
c. Sampel Rumpun Cluster Sampling
Pengambilan sampel secara cluster pada hakikatnya sama dengan pengambilan sampel secara acak dengan perbedaan bahwa
setiap unit sampelnya adalah kumpulan atau cluster dari unsur- unsur. Misalnya, jika peneliti berkehendak untuk meneliti mu-
rid-murid SMA di sebuah sekolah. Peneliti menarik unit sampelnya bukan murid-murid secara individual, tetapi terlebih
dahulu unit sampelnya adalah kelas-kelas di sekolah itu yang terdiri atas kelas satu sampai dengan kelas tiga. Dari kelas satu
secara random terpilih kelas XC. Dari kelas dua terpilih kelas XIA. Dari kelas tiga terpilih secara random kelas XII IPA1. Setelah
peneliti dapat memilih secara random unit-unit sampel secara cluster, langkah berikutnya adalah memilih sampel dari kelas-
kelas itu sejumlah murid sebanyak yang dikehendaki.
Cluster sampling juga dapat disebut area sampling. Istilah ini dipakai apabila kerangka sampelnya
tersusun berdasarkan pada wilayah tertentu yang luas. Area sampling umumnya dipakai apabila kita tidak
mungkin dan tidak praktis untuk mengambil sampel di suatu daerah yang luas. Misalnya, peneliti hendak
meneliti pandangan ibu-ibu tentang nilai anak di Kabupaten A. Jika peneliti mendaftar ibu-ibu di
seluruh Kabupaten A adalah tidak praktis dari segi waktu, tenaga, dan biaya cukup memboroskan. Oleh
karenanya, peneliti dapat menempuh dengan cara pengambilan sampel wilayah secara bertingkat.
Tingkat pertama, Kabupaten A terdiri atas kecamatan-kecamatan, kemudian peneliti pilih
kecamatan-kecamatan yang dapat mewakili Kabupaten A sesuai dengan kebutuhan penelitian peneliti. Tingkat kedua,
dari kecamatan-kecamatan yang terpilih sebagai sampel itu peneliti memilih lagi desa-desa yang dianggap dapat mewakili
keadaan kecamatan-kecamatannya. Apabila desa masih dianggap terlalu luas, maka dapat menggunakan prosedur yang sama
menentukan dukuh sebagai wilayah terkecil penelitian.
Keuntungan dari cluster sampling maupun area sampling yaitu menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Sedangkan kerugi-
annya, karena caranya dilakukan bertingkat-tingkat, pada setiap tingkat dapat terjadi kesalahan. Ada kemungkinan sampel-sampel
yang ditarik pada setiap tingkat tidak mewakili populasi atau sub- populasinya, atau pada tingkat pertama masih representatif
terhadap populasinya, sedangkan pada tingkat kedua sudah tidak lagi representatif.
Untuk dapat mengambil sam- pel yang mampu mewakili po-
pulasinya, cluster atau area sampling dapat digabungkan
dengan cara pengambilan sampel lainnya.
Sumber: www.nim.nih.gov
Gambar 4.5 Cluster sampling atau area sampling lebih tepat digunakan untuk pengambilan sampel
pada wilayah tertentu yang luas seperti kota.
Di unduh dari : Bukupaket.com
SOSIOLOGI Kelas XII
86
d. Sampel Purposif Purposive Sampling