Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Subsektor Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

(2)

ii

PERUSAHAAN PROPERTI SUBSEKTOR KONSTRUKSI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

The Influence of Fundamental Variables On Stock Price of

Construction

Sub-Sector Company Property Listed In Indonesia Stock Exchange

SKRIPSI

disusun

Nama : Andhika Pratama Ramadhan Nim : 21208018

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2012


(3)

(4)

v

PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PROPERTI SUBSEKTOR KONSTRUKSI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh : Andhika Pratama Ramadhan Pembimbing : Linna Ismawati, SE., M.Si

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel fundamental yang antara lain terdiri dari Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Total Asset Turn Over terhadap harga saham baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah, variabel Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Total Asset Turn Over secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap 7 perusahaan properti subsektror konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007 hingga 2010. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan dengan menelaah laporan keuangan yang terdapat pada Indonesian Capital Market Directory tahun 2008 hingga tahun 2011. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda dengan program SPSS 19 for windows.

Hasil pengujian ini menyatakan bahwa variabel Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Total Asset Turn Over secara simultan dan parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Variabel Fundamental, Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Total Asset Turn Over, Harga Saham.


(5)

iv

The Influence of Fundamental Variables On Stock Price of Construction Sub-Sector Company Property

Listed In Indonesia Stock Exchange By : Andhika Pratama Ramadhan Guide : Linna Ismawati, SE., M.Si

The purpose of this study is to identify influence of fundamental variable the other thing consisting of Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, and Total Asset Turn Over towards Stock Price of construction sub-sector company property listed in Indonesian Stock Exchange either simultaneously or partially.

The hypothesis is that Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, and Total Asset Turn Over variables simultaneously or partially affect towards the Stock Price of construction sub-sector company property listed in Indonesian Stock Exchange. This Study is conducted on 7 construction sub-sector company property were listed in Indonesian Stock Exchange since the year 2007 until 2010. Data collection was done by means of study literature to analyze financial reports available on Indonesian Capital Market Directory of the year 2008 until 2011. Then they were processed by using statistical equipment multiple linear regression with SPSS 19 for windows program.

This study explain that Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, and Total Asset Turn Over variables simultaneously and partially influenced had not significantly towards Stock Price of construction sub-sector company property listed in Indonesian Stock Exchange.

Keywords: Fundamental Variable, Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Total Asset Turn Over Stock Price.


(6)

vi

Alhamdulillahi Robbil’alamin. Puji dan syukur kepada Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti SubSektor Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir mata kuliah di semester VIII.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan sekaligus dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi.

4. Ibu Lina dan Bapak Isharsaya, selaku pembimbing perusahaan dalam penyusunan skripsi di PT. Bursa Efek Indonesia.

5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan bagi penulis selama menyelesaikan studi ini.


(7)

vii

Herman, Ua Euis, Ka Akbar, Ka Faris, Ka Aras, Ka Fahmi yang senantiasa memberikan dukungan moral dan spiritual dalam menyelesaikan tesis ini. 7. Ulfa Renandar, SixPack( Aditya Ramdhani, Deni Sugiarto, Tan Satrisna,

Yuyun Ismail, Ryan Riyandi), MN1’08 (Agus, Aldi, Abu, Jo, Alta, Yayan, Maulana), “J”, Aziz, ZCFCK dkk (Yuyus,Zaenudin,Ika,Sufyan,Egi), Naruse geng (Auh-Belek,Maroon-Upil), Mading PijarPagi (Sam, JS, Baby Blue, Megu, Rasya, Giant, Ucink, Ippo, Romo, Harter, Indri, Cindi), Sylvia, Anifreak (hideki, hake, dll), Cassandra, Ka Nazma, Ka Meli, Ka Riani, Jimo, Riza, dan FUNCO (Ka Evie, Kirana, Kartika, Ka Aprel, Gita, Ka Wira, Ka Mery, Ka Febrian, Ichi, Ru, Irwan, Chandra, Ka Farih, Renita, Rinaldy, Alvin, Uki, Ka Fahril, Ka Opik, Ka Harlis, Ka Adin, Ka Alvin, Ceptian, Dina, Ka Arti, Fadli, Rini, Riki, Nana, Zein, Nezu, dll) Boz & Yoga yang sempat memberikan dukungan dan hiburan, juga menjadi salah satu motivasi.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang juga telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penelitian ini jauh dari sempurna, penulis mengharapkan dan menghargai setiap kritik dan saran demi penulisan yang lebih baik di masa mendatang. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bandung, Agustus 2012


(8)

viii

LEMBAR PENGESAHAN……….i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN………..………ii

MOTTO………..….iii

ABSTRACT………iv

ABSTRAK………v

KATA PENGANTAR………....vi

DAFTAR ISI………...……….……….viii

DAFTAR GAMBAR………..…...….xi

DAFTAR TABEL………...…...xii

DAFTAR LAMPIRAN……….…….…...xiv

BAB I PENDAHULUAN………...1

1.1. Latar Belakang Penelitian………...1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah………...7

1.2.1 Identifikasi Masalah………...7

1.2.2 Rumusan Masalah………..7

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian………8

1.3.1 Maksud Penelitian………8

1.3.2 Tujuan Penelitian………...8

1.4 Kegunaan Penelitian………8

1.4.1 Keguanaan Praktis……… 8

1.4.2 Kegunaan Akademis………..9

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian………...9

1.5.1 Lokasi Penelitian………9


(9)

ix

2.1.1. Variabel Fundamental………..11

2.1.2. Definisi Saham………...20

2.1.2.1 Harga Saham………...……….23

2.1.2.2 Analisis Saham…..……….………….25

2.1.3. Keterkaitan antar variabel……….... 26

2.1.3.1. Pengaruh Current Ratio terhadap harga saham…..…….26

2.1.3.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap harga saham…27 2.1.3.3. Pengaruh Return On Equity terhadap harga saham...…..27

2.1.3.4. Pengaruh Total Assets Turn Over terhadap harga saham28 2.1.4 Penelitian terdahulu………...………29

2.2. Kerangka Pemikiran……….. 32

2.2.1. Bagan kerangka pemikiran ………..36

2.2.2. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya……….………...37

2.3 Hipotesis………. 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ……… 41

3.1 Objek Penelitian………... 41

3.2 Metode Penelitian……… 42

3.2.1 Desain Penelitian……….43

3.2.2 Operasional Variabel………..45

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data……….. 47

3.2.3.1 Sumber Data……….. 47

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data……….…. 48

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data………49

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ……….. 49

3.2.5.1 Rancangan Analisis……….. 49


(10)

x

4.1 Gambaran umum perusahaan………... 60

4.1.1 Sejarah perusahaan……….61

4.2 Analisis deskriptif……… 65

4.2.1 Perkembangan Current Ratio…….……….65

4.2.1 Perkembangan Debt to Equity Ratio…..……….67

4.2.1 Perkembangan Return On Equity...……….68

4.2.1 Perkembangan Total asset Turn Over……….70

4.2.1 Perkembangan Harga Saham…….……….72

4.3 Analisis verifikatif……… 73

4.3.1 Analisis regresi berganda……..….……….73

4.3.2 Uji asumsi klasik………...….……….75

4.3.3 Analisis korelasi pearson….…..….……….81

4.3.1 Koefesien determinasi………...….……….86

4.3.1 Pengujian hipotesis…………...….……….87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………….……… 98

5.1 Kesimpulan..………….………... 98

5.2 Saran……….……… 99

DAFTAR PUSTAKA


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh

perkembangan dalam sektor keuangan. Hal ini disebabkan karena sektor keuangan

memegang peranan penting dalam menghubungkan antara pihak yang memiliki

dana lebih dengan pihak yang kekurangan dana. Dengan menginvestasikan

kelebihan dana yang mereka miliki, penyandang dana berharap akan memperoleh

keuntungan dari penyerahan dana tersebut. Bagi peminjam dana, tersedianya dana

memungkinkan mereka untuk melakukan kegiatan usaha tanpa harus menunggu

dana yang mereka peroleh dari hasil operasi perusahaannya. Proses semacam ini

diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perusahaan, yang akhirnya

mampu meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Indonesia, sebagai negara sedang berkembang memiliki karakter

perekonomian yang tidak berbeda jauh dengan negara sedang berkembang

lainnya. Tujuan pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam

proses perkembangannya dihadapkan pada permasalahan dalam keterbatasan

modal untuk membiayai investasi pembangunan.

Salah satu sektor yang mendukung pembangunan Indonesia adalah sektor


(12)

dapat dirasakan semakin berkembang dan maju, karena terdorong oleh

perkembangan teknologi informasi, yang memudahkan kegiatan segala jenis

transaksi antar berbagai pihak. Serta terdapat pasar yang saling berinteraksi secara

kompleks dengan tujuan memobilisasi dana untuk investasi.

Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan memperoleh sumber

dana dari pihak internal dan eksternal, salah satu bentuk penghimpunan dana

melalui penerbitan saham di pasar modal. Pasar modal adalah pasar yang

memperdagangkan surat-surat berharga sebagai bukti kepemilikan suatu

perusahaan bisnis atau kepemilikan modal untuk di investasikan sesuai dengan

kesepakatan yang telah dibuat.

Pasar modal merupakan pasar yang telah menjadi perhatian banyak pihak

khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama dikarenakan kegiatan pasar modal

yang semakin berkembang dan efesien, di satu pihak serta di lain pihak

meningkatkan keinginan masyarakat untuk mencari alternatif pembiayaan usaha

selain bank dan lembaga keuangan bukan bank.

Selain itu salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang

melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh investor adalah untuk

bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan

investasinya. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor

mendapatkan informasi yang jelas wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam


(13)

Pasar modal yang baik adalah dimana ketika harga-harga saham

mencerminkan sebagian informasi yang relevan dan pasar akan bereaksi apabila

terdapat informasi baru. Informasi baru tersebut akan masuk ke dalam dan

membentuk harga saham yang baru dan akan menunjukkan keseimbangan yang

baru, sehingga menyebabkan jumlah volume perdagangan saham akan di beli atau

di jual. Informasi ini tertera dan dinamakan laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah sebagai petunjuk hasil akhir dari proses

akuntansi yang dirancang untuk menyediakan kebutuhan informasi bagi calon

investor, kreditor, dan pemakai eksternal lainnya untuk mengambil keputusan

investasi, kredit dan lainnya.

Setiap perusahaan yang terdaftar pada bursa efek setiap tahunnya

berkewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan (annual report)

untuk keperluan para pemodal (investor). Laporan keuangan merupakan sumber

berbagai macam informasi yang mencerminkan kinerja perusahaan yang

bersangkutan bagi pemodal (investor) dimana informasi itu bermanfaat sebagai

salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

Setiap investor yang melakukan investasi di pasar modal mengharapkan

keuntungan dari dana yang ditanamkan. Ada investor yang mempunyai tujuan

untuk memperoleh deviden dan ada pula investor yang justru mengharapkan

capital gain, yaitu selisih antara harga investasi sekarang dengan harga pada

periode yang lalu. Tetapi investasi selalu mengandung unsur resiko, karena


(14)

resiko itu juga timbul karena return yang diterima, mungkin lebih besar ataupun

lebih kecil dari dana yang di investasikan. Untuk investor yang menyukai resiko

(risk lover) mereka memilih saham-saham yang mempunyai resiko yang tinggi

agar di kemudian hari akan mendapatkan return yang tinggi pula. Sebaliknya

investor yang tidak menyukai resiko (risk avester) merencanakan keuntungan

normal. Kekuatan analisis investor dalam menilai harga saham dapat berpengaruh

terhadap keuntungan yang akan dirterima, kekuatan analisis ini akan memberikan

informasi kepada investor tentang waktu yang tepat membeli saham tertentu dan

kapan menjual saham atau bahkan keluar dari pasar.

Tabel 1.1

Harga Saham Sektor Properti Subsektor Konstruksi

No Nama Perusahaan Company Listing

Kode Perusahaan

Harga Saham (Rp) 2007 2008 2009 2010

1 Adhi Karya (Persero)

Tbk 18-04-04 ADHI 1,360 270 410 910

2 Darma Henwa

Tbk 26-09-07 DEWA 680 50 136 71

3

Jaya Konstruksi Manggala Pratama

Tbk

04-12-07 JKON 1,520 800 730 800

4 Petrosea

Tbk 12-12-00 PTRO 5,700 3,600 10,350 26,000

5 Total Bangun Persada

Tbk 25-07-06 TOTL 590 88 186 255

6

Truba Alam Manunggal Engineering Tbk

16-10-06 TRUB 1,420 50 126 79

7 Wijaya Karya

(Persero) Tbk 29-10-07 WIKA 570 220 325 680

Total harga saham perusahaan konstruksi 11,840 5,078 12,263 28,795 Rata-rata harga saham pertahun 1,691 725 1,752 4,114 Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2008-2011, data diolah.


(15)

Pada tahun

perekonomian dunia

bangkrutnya Lehman

atau bank keuangan s

seluruh perusahaan

subsektor konstruksi

dihindari menuju angk

Harga S Sumber : In

Agar tidak sa

investor perlu melak

mengatakan bahwa p

mungkin terlalu tingg

dapat dideteksi ada

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500

Tahun 2007 Tah

Harga

n 2008, terjadi perubahan yang signi

ia, efek dari krisis keuangan global ya

an Brothers yang merupakan salah satu perus

senior di Amerika Serikat ini berpengaruh lan

n yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

si. Penurunan hingga mencapai 57,12 %

ngka rata-rata stock price ke level 725 .

Gambar 1.1

a Saham Sektor Properti Subsektor Konstru Indonesian Capital Market Directory 2008-2011, data d

salah langkah, ada dua pendapat yang menje

akukan analisis terhadap sekuritas saham. Pe

pada dasarnya ada saham yang salah hargan

ggi atau terlalu rendah (mispriced). Dengan me

danya kesalahan harga tersebut sehingga

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

rga Saham Subsektor Konstruksi

Harga Sah Konstruks

nifikan terhadap

yang disebabkan

rusahaan investasi

langsung terhadap

ia, tak terkecuali

pun tidak bisa

ruksi diolah.

jelaskan mengapa

Pendapat pertama

anya (mispricing),

elakukan analisis

a kerugian dapat

uksi

Saham Subsektor ruksi


(16)

dihindari. Pendapat ke dua mengatakan bahwa harga saham adalah wajar.

Kalaupun ada saham yang salah harga maka investor tidak dapat mendeteksinya.

Faham ini beranggapan bahwa pasar modal adalah efisien. Dengan demikian

pemilihan saham tidak didasarkan pada faktor salah harga, tapi didasarkan pada

faktor preferensi risiko para investor.

Menurut Suad Husnan (2005:307) terdapat 2 pendekatan secara umum

yang sering digunakan investor untuk menganalisis dan menilai saham di pasar

modal, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

Analisis teknikal adalah analisis yang mencoba memperkirakan harga

saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut,

dimana tidak memperhatikan kebijaksanaan pemerintah, pertumbuhan ekonomi,

pertumbuhan penjualan perusahaan, pertumbuhan laba, perkembangan tingkat

bunga, dan sebagainya yang mempengaruhi harga saham (kondisi pasar).

Analsis fundamental adalah analisis yang mencoba memperkirakan harga

saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor

fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan

menerapkan hubungan variabel - variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran

harga saham. Dari laporan keuangan, dapat diketahui beberapa informasi

fundamental yang dilihat dari beberapa rasio, diantaranya rasio likuiditas yang

dimana salah satunya yaitu Current Ratio, rasio solvabilitas yaitu Debt to Equity

Ratio ,rasio profitabilitas yaitu Return on Equity , dan rasio aktivitas yaitu Total


(17)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Variabel Fundamental

Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Subsektor Konstruksi Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Selama 4 tahun terakhir, dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010,

fluktuasi ekonomi terus mengguncang dunia, termasuk indonesia . Dimana salah

satu sektor yang terkena imbasnya pada pasar modal adalah perusahaan properti

subsektor konstruksi. Akibat adanya krisis moneter, beberapa tahun terakhir ini,

harga saham pun berubah-ubah secara signifikan . Agar para investor tidak salah

langkah dalam berinvestasi, maka diperlukannya suatu kajian dengan

menggunakan variabel fundamental.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian

(research question) sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan variabel fundamental yang terdiri dari current

ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan total asset turn over pada

perusahaan properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

2. Bagaimana perkembangan harga saham pada perusahaan properti


(18)

3. Bagaimana pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham

perusahaan properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Mengumpulkan data dan berbagai informasi terkait dengan variabel

fundamental dalam upaya melakukan investasi terhadap harga saham perusahaan

properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan hal tersebut, maka adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui perkembangan variabel fundamental yang terdiri dari

current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan total asset turn

over pada perusahaan properti subsektor konstruksi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

2. Mengetahui perkembangan harga saham pada perusahaan properti

subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Mengetahui pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham

perusahaan properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis


(19)

1. Bagi Bursa Efek Indonesia dalam memberikan informasi tentang

pelaksanaan pembentukan saham sehingga dapat digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan terkait perubahan saham.

2. Bagi perusahaan khususnya subsektor konstruksi dalam menyikapi

keterkaitan variabel fundamental dengan harga saham.

3. Bagi investor, kreditur, dan masyarakat sebagai bahan pertimbangan

dalam berinvestasi.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan akademis yang diharapkan sebagai berikut :

1. Bagi manajemen keuangan, sebagai referensi agar dapat memberikan

kontribusi tentang pengembangan keterkaitan variabel fundamental

dengan harga saham.

2. Bagi peneliti lain, sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan.

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Bursa Efek Indonesia, terkait

dengan judul “Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham

Perusahaan Properti SubSektor Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia”.

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 6 bulan yang


(20)

Tabel 1.2

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Prosedur

Bulan Februari

2012

Maret 2012

April 2012

Mei 2012

Juni 2012

Juli 2012 1. Penyusunan usulan

penelitian 2. Bimbingan

3. Pendaftaran seminar usulan penelitian

4. Meminta surat pengantar ke perusahaan

5. Seminar usulan penelitian 6. Perbaikan

7.Pengumpulan data 8. Pengolahan data

9. Penyusunan laporan dan bimbingan

10. Pendaftaran ujian sidang akhir


(21)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1. Variabel Fundamental

Setiap pelaku di pasar modal memerlukan suatu alat analisis untuk

membantu dalam mengambil keputusan membeli atau menjual suatu saham. Hal

ini merupakan hal yang mendasar untuk diketahui para pemodal, mengingat tanpa

analisis yang baik dan rasional para pemodal akan mengalami kerugian. Tujuan

analisis saham adalah untuk menilai apakah penetapan harga saham pada suatu

perusahaan ditawarkan secara wajar atau tidak. Salah satu tipe pendekatan dasar

analisis saham adalah dengan melihat variabel-variabel fundamental.

Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham

memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diiestimasi oleh para pemodal

atau analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel

perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang

diharapkan dan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi

nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current

market price), Sunariyah (2006:169).

Suad Husnan (2005:307) mengemukakan bahwa analsis fundamental


(22)

datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi

harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel -

variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Sedangkan menurut Kamarudin Ahmad (2004:81) analisis fundamental

mempelajari brosur atau data-data industri perusahaan, penjualan, kekayaan,

pendapatan, produk dan penyerapan pasar, evaluasi manajemen perusahaan,

membandingkan dengan pesaingnya, dan memperkirakan nilai intrinsik dari

perusahaan tersebut.

Berbeda dengan David dan Kurniawan (2010:203) , analisis fundamental

adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk

memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisis fundamental

menitikberatkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan untuk

memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat.

Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi

keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu, Kasmir

(2008:7). Laporan keuangan ini sangat bermanfaat bagi stakeholder, karena

dengan begitu stakeholder dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan.

Laporan keuangan yang biasa disajikan adalah laporan rugi laba (income

statement), laporan neraca (balance sheet), dan laporan arus kas (cash flow) yang

biasa diumumkan secara periodik sebagai sarana penyedia informasi mendasar

tentang kinerja keuangan. Dalam pengukuran kinerja keuangan biasanya

dilakukan dengan cara membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan


(23)

dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu.

Perbandingan ini biasa disebut dengan analisis rasio.

Dari aspek tujuan analisis, rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa kelompok utama. Dikemukakan David dan Kurniawan (2010:234)

Rasio keuangan yang didesain untuk memperlihatkan hubungan antara item-item

pada laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) terdapat 5 jenis, yaitu :

1. Leverage (solvabilitas) ratio, memperlihatkan beberapa utang yang

digunakan perusahaan.

2. Liquidity ratio, mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo.

3. Effeciency atau asset management (aktivitas) ratio, mengukur seberapa

efektif perusahaan mengelola aktivanya.

4. Profitabilitas ratio, mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

laba.

5. Market-value ratio, memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai

oleh investor di pasar modal.

Dalam penelitian ini digunakan 4 rasio keuangan yang digunakan yaitu

Curent Ratio ( CR ) merupakan rasio likuiditas, Debt Equity Ratio (DER)

merupakan rasio solvabilitas, Return on Equity (ROE) merupakan rasio

profitabilitas, dan Total Asset Turn Over ( TATO ) merupakan rasio aktivitas.

1. Curent Ratio ( C R ) yang merupakan rasio likuiditas

Ross (2005:34) mengemukakan bahwa pada umumnya perhatian pertama


(24)

perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang segera harus dipenuhi (jatuh tempo)

dan membayar tepat pada waktunya.

Aktiva likuid merupakan aktiva yang dapat diperdagangkan pada pasar

yang aktif dan dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas. Analisis likuiditas

yang lengkap membutuhkan penggunaan anggaran kas, tetapi dengan

menghubungkan jumlah kas dan aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban lancar

lainnya. Dua rasio likuiditas yang umum digunakan yaitu rasio cepat (quick ratio)

dan rasio lancar (current ratio). Perbedaan antara rasio lancar dan rasio cepat

adalah pada perhitungan rasio cepat, nilai persediaan tidak diperhitungkan dengan

pengertian bahwa untuk memperoleh tambahan kas selain diperoleh langsung dari

kas, perusahaan dapat menagih piutang tanpa harus melikuidasi persediaan,

(A.M.Dewi Astuti, 2004:31).

Kasmir (2008:134) menyatakan bahwa rasio lancar (current ratio)

merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih

secara keseluruhan. Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio rendah, dapat

dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Tetapi apabila

pengukuran rasio tingi, itu bisa juga menandakan bahwa kas tidak digunakan

sebaik mungkin.

Sama halnya dengan Kasmir, Lyn & Aileen (2008:223) menyebutkan

bahwa rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang umumnya digunakan atas

solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan


(25)

rasio lancar dibatasi dengan sifat dari komponennya. Sebuah perusahaan secara

relatif memiliki rasio lancar tinggi tetapi tidak mampu memenuhi permintaan kas

karena piutang usaha kualitasnya rendah atau persediaan hanya dapat dijual

apabila dengan harga diskonto.

Rasio lancar (current ratio) dihitung dengan membagi aktiva lancar

dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang

ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka

pendek. Rasio lancar ini memberikan indikator terbaik atas besarnya klaim

kreditor jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang diharapkan akan

dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. Kewajiban lancar digunakan

sebagaipenyebut rasio karena dianggap menggambarkan hutang yang paling

mendesak, harus dilunasi dalam satu tahun atausatu siklus operasi.tersedianya

sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau konversi

menjadi kas dari aktiva lancar. Beberapa analisis menghilangkan beban bayar di

muka dari pembilangnya karena bukan sumber potensial dari kas tetapi agaknya

menggambarkan kewajiban masa depan yang telah dipenuhi.

Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio yang merupakan bagian dari

rasio likuiditas adalah sebagai berikut :

Aktiva Lancar (Current Assets)

Current Ratio =


(26)

2. Debt Equity Ratio (DER) yangmerupakan rasio solvabilitas

Lyn & Aileen (2008:233) menyebutkan rasio hutang mengukur sejauh

mana perusahaan mendanai dengan hutang. Jumlah dan proporsi hutang di dalam

struktur modal perusahaan sangatlah penting untuk analisis keuangan, karena

harus memilih antara resiko atau tingkat pengembalian. Menggunakan hutang

berkenaan dengan resiko, karena hutang menimbulkan komitmen tetap berupa

beban bunga dan pelunasan pokok hutang. Kegagalan memenuhi beban tetap

dapat diasosiasikan dengan kebangkrutan. Suatu resiko berkurang jika perusahaan

yang memiliki hutang yang terlalu besar kesulitan untuk memperoleh tambahan

pendanaan hutang sewaktu dibutuhkan atau dengan kata lain kredit dapat

diperoleh hanya dengan tingkat bunga yang lebih tinggi.

Walaupun hutang berarti resiko, ini juga menunjukkan potensi perusahaan

untuk memperbesar keuntungan bagi si pemilik. Kalau hutang di kelola dengan

baik –jika laba operasi lebih besar dan cukup untuk menutup beban hutang –

tingkat pengembalian kepada pemegang saham akan memperbesar melalui

leverage keuangan.

Rasio hutang menimbang semua porsi aktiva yang didanai dengan hutang.

Rasio hutang jangka panjangterhadap total kapitalisasi menggambarkan sejauh

mana penggunaan hutang jangka panjang dipakai manajemen untuk mendanai

perusahaan secara permanen (baik hutang jangka panjang maupun ekuitas

pemegang saham). Rasio hutang terhadap ekuitas mengukur resiko struktur modal

dalam hal hubungan antara dana yang dipasok oleh kreditor (hutang) dan investor


(27)

karena kreditor harus dipenuhi sebelum pemilik dalam hal kebangkrutan.

Dampaknya, dasar ekuitas memberikan perlindungan bagi pem,beri pinjaman.

Ross (2005:36) mengemukakan bahwa rasio leverage menunjukkan

ukuran besarnya dana yang diperoleh dari kreditur. Rasio ini menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang.

Kasmir (2008:157) menyatakan bahwa debt to equity ratio merupakan

rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna

untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan

pemilik perusahaan, yang berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan untuk jaminan utang. Semakin besar rasio ini, semakin tidak

menguntungkan bagi kreditor karena semakin besar resiko yang ditanggung atas

kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.

Rumus untuk mencari debt to equity ratio yang merupakan bagian dari

rasio solvabilitas adalah total hutang (total debt) dibagi dengan ekuitas (equity)

yang dijabarkan sebagai berikut :

Total Utang (Total Debt)

Debt to Equity Ratio =

Ekuitas (Equity)

3. Return on Equity (ROE) yang merupakan rasio profitabilitas

Ross (2005:37) mengemukakan bahwa kemampulabaan merupakan rasio


(28)

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan

modal saham tertentu.

Kasmir (2008:204) menyatakan bahwa return on equity merupakan rasio

untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini

menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini maka

semakin baik.

Return On Equity merupakan rasio yang menunjukkan keberhasilan atau

kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian

investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan

dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian

atas investasi pemegang saham, (A.M.Dewi Astuti, 2004:37).

Sama halnya dengan pendapat-pendapat yang lain, Lyn & Aileen

(2008:238) menyebutkan bahwa pengembalian atas ekuitas (return on equity)

mengukur pengembalian atas pemegang saham biasa; rasio ini juga dikalkulasi

sebagai pengembalian atas ekuitas saham biasa jikalau sebuah perusahaan

memiliki saham preferen yang beredar.

Rumus untuk mencari return on equity yang merupakan bagian dari rasio

profitabilitas adalah laba sesudah bunga dan pajak dibagi dengan ekuitas, yang

dijabarkan sebagai berikut :

Laba sesudah bunga dan pajak (Earning After Interest and Tax)

Return On Equity =


(29)

4. Total Asset Turn Over ( TATO ) yang merupakan ratio aktivitas

Ross (2005:35) mengemukaakn bahwa rasio aktivitas mengukur tingkat

efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki.

Rasio perputaran aktiva tetap (fixed asset turn over) dan perputaran total

aktiva (total asset turn over) adalah dua pendekatan untuk menilai efektifitas

manajemen untuk menghasilkan penjualan dari investasi aktiva. Perpuran aktiva

tetap hanya mempertimbangkan investasi dalam properti, bangunan, dan peralatan

perusahaan dan sangat penting bagi suatu perusahaan yang intensifitasnya kepada

modal seperti manufaktur dengan investasi berat dalam aktiva berjangka panjang.

Perputaran total aktiva mengukur efesiensi pengelolaan aktiva perusahaan.

Umumnya, makin tinggi rasio tersebut, makin kecil investasi yang diperlukan

untuk menghasilkan penjualan dan dengan demikian makin menguntungkan bagi

perusahaan, (Lyn & Aileen, 2008:237).

Kasmir (2008:185) mengemukakan bahwa total asset turn over

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang

dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari

tiap aktiva.

Rumus untuk mencari total asset turn over yang merupakan bagian dari

rasio aktivitas adalah penjualan dibagi dengan total aktiva, penjabarannya sebagai

berikut :

Penjualan (Sales)

Total Asset Turn Over =


(30)

2.1.2. Definisi Saham

Mohamad Samsul (2006:45) menyebutkan bahwa saham adalah tanda

bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang

saham (share holder atau stock holder).

Sedangkan Anoraga (2001:58) berpendapat bahwa saham dapat

didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan

individu maupun intuisi dalam suatu perusahaan.

Wujud saham yang berupa selembar kertas dan menerangkan bahwa pemilik

kertas adalah pemilik perusahaan, berdasarkan hak tagihnya terbagi atas dua jenis,

yaitu :

1. Saham biasa (common stock)

Saham biasa merupakan saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan

kepemilikannya tidak melekat pada pemegang sertifikat tersebut, selain itu saham

tidak mempunyai jatuh tempo, tetapi sebagai pemilik selama perusahaan berdiri.

Pada saham biasa, besarnya deviden tidak pasti dan tidak tetap jumlahnya.

Perusahaan pun tidak wajib memberikan deviden setiap tahun meskipun pada

tahun tersebut perusahaan memperoleh laba. Hal ini menyebabkan penilaian

saham biasa jauh lebih sulit daripada penilaian obligasi atau saham preferen. Agar

dapat menghitung nilai suatu saham, investor harus memprediksi deviden saham


(31)

a. Pendekatan zero growth

Pendekatan yang diasumsikan bahwa deviden saham biasa tidak

bertumbuh, growth (g) = 0, nilai sahamnya dapat dihitung dengan rumus

berikut :

Po = D/Ks

Po menunjukkan harga saham yang diharapkan, D menunjukkan deviden,

dan Ks menunjukkan tingkat keuntungan yang diisyaratkaninvestor pada

saham.

b. Pendekatan constant growth

Pada umumnya deviden bertumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan

perusahaan. Asumsi deviden bertumbuh secara konstan ini biasanya

diterapkan pada perusahaan yang telah mapan atau memasuki tahap

kedewasaan. Untuk perusahaan yang baru biasanya pada awal - awal

tahun, tingkat pertumbuhan deviden tinggi, namun setelah beberapa tahun,

tingkat pertumbuhan menurun dan cenderung konstan. Jika growth (g)

konstan, dan Ks > g, maka rumus pada pendekatan constant growth

adalah:


(32)

Po menunjukkan harga saham biasa pada t = 0, D0 menunjukkan deviden

terakhir dibagikan, g menunjukkan tingkat pertumbuhan deviden, dan Ks

menunjukkan tingkat keuntungan yang diisyaratkan pada saham tersebut.

c. Pendekatan non constant growth

Pada umumnya deviden saham biasa suatu perusahaan tidak konstan tapi

berubah sesuai dengan daur hidup (life cycle) perusahaan tersebut. Pada

periode awal, biasanya deviden perushaan berubah-ubah, namun pada saat

memasuki periode kedewasaan pertumbuhan deviden tersebut cenderung

konstan. Rumus pada pendekatan non constant growth dapat dilihat

sebagai berikut :

D

Po =

( r – g )

Po menunjukkan harga saham, D menunjukkan deviden, r menunjukkan

required rate of return, dan g menunjukkan growth rate.

2. Saham preferen (preferrend stock)

Saham preferen adalah suatu sekuritas hibrida atau campuran antara karakteristik

saham biasa dan obligasi. Sama dengan saham biasa karena sama-sama tidak

memiliki jatuh tempo, maka annuity tersebut memiliki periode sampai tak

terhingga () atau merupakan suatu perpetuity, dan saham preferen sama dengan

obligasi dalam hal jumlah dividen terbatas. Nilai atau harga saham preferen

merupakan present value dari seluruh deviden yang diterima. Rumus saham


(33)

Dps

Vps =

Kps

Vps menunjukkan nilai saham preferen, Dps menunjukkan deviden saham preferen,

dan Kps menunjukkan tingkat keuntungan yang diisyaratkan pada saham preferen.

2.1.2.1 Harga Saham

R.Agus Sartono (2001:41) menyebutkan bahwa harga saham adalah nilai

sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan diterima.

faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham yaitu :

1. Kebijakan dividen (dividend policy)

Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan

dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk

laba ditahan guna pembiayaan di masa yang akan datang. Laba ditahan (retained

earning) merupakan salah satu sumber dana yang paling panjang untuk

membiayai pertumbuhan perusahaan, sementara dividen merupakan bagian laba

yang dibagikan kepada pemegang saham.

2. Proyeksi laba

Apabila suatu perusahaan memiliki laba yang besar maka dividen yang akan

dibagikan juga semakin besar, maka sebaliknya apabila suatu perusahaan

memiliki laba yang kecil maka dividen yang akan dibagikan juga semakin kecil.

Dengan demikian maka investor tidak segan-segan untuk melakukan investasi

pada perusahaan tersebut dan akhirnya akan meningkatkan harga saham


(34)

3. Penggunaan hutang

Penggunaan hutang dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan resiko yang

lebih tinggi sehingga kreditur mensyaratkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi

sedangkan bunga itu sendiri beban tetap bagi perusahaan, sehingga dengan

banyaknya hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan dan dapat

menyebabkan debt to equity (DER) semakin besar.

4. Proyeksi pendapatan per lembar

Investor mengharapkan pendapatan per lembar yang tinggi ketika akan

berinvestasi, dimana hal ini akan tercapai jika perusahaan yang akan

diinvestasikan tersebut memperoleh laba yang cukup baik. Hal ini tentu akan

mendorong investor untuk berinvestasi pada saham yang memiliki pendapatan per

lembar yang tinggi.

5. Jangka waktu aliran pendapatan

Jangka waktu merupakan salah satu faktor yang turut diperhatikan oleh investor

dalam mengambil keputusan investasi, dimana aliran pendapatan dimasa

mendatang merupakan hasil investasi yang harus diterima dalam investasi yang

juga turut mempengaruhi harga saham.

2.1.2.2 Analisis Saham

Menurut Suad Husnan (2005:307) terdapat 2 pendekatan secara umum

yang sering digunakan investor untuk menganalisis dan menilai saham di pasar

modal, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

Analisis teknikal adalah analisis yang mencoba memperkirakan harga


(35)

dimana tidak memperhatikan kebijaksanaan pemerintah, pertumbuhan ekonomi,

pertumbuhan penjualan perusahaan, pertumbuhan laba, perkembangan tingkat

bunga, dan sebagainya yang mempengaruhi harga saham (kondisi pasar).

Analsis fundamental adalah analisis yang mencoba memperkirakan harga

saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor

fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan

menerapkan hubungan variabel - variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran

harga saham.

Analisis teknis sangat cocok digunakan dalam keadaan ekonomi relatif

stabil. Namun ketika kondisi ekonomi sedang bergejolak, analissi teknis rawan

melakukan kesalahan estimasi, karena pergerakan harga tidak dipengaruhi oleh

harga masa lalu, tetapi oleh faktor mikro atau makro yang tidak dapat di prediksi

(unpredictable). Oleh karena itu, dibutuhkan analisis fundamental untuk

mengestimasi pergerakan harga saham, (Mohamad Samsul, 2006:166).

Adapun beberapa pendekatan fundamental yang dilakukan melalui 3

aspek, diantaranya adalah :

1.Analisis Ekonomi

Analisis yang digunakan dengan memperhatikan kondisi ekonomi makro dalam

perekonomian. Indikator ekonomi yang diguanakan biasanya adalah indikator


(36)

2.Analisis Industri

Analisis yang memperhatikan posisi, siklus hidup suatu industri, serta

menentukan struktur persaingan dalam industri dengan pendekatan: (1) PEST

analysis, (2) force analysis, (3) analisis konsumen, perusahaan, dan kompetitor.

3.Analisis Perusahaan

Analisis yang memperhatikan laporan keuangan perusahaan dengan 4 metode:

(1) analisis cross section, (2) analisis common size, (3) analisis rasio keuangan, (4)

du pont analysis.

2.1.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian Annio Indah Lestari N, Muslich Lufti, Syahyunan (2007)

Annio, Muslich, Syahyunan (2007) meneliti tentang harga saham properti

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2001 sampai tahun 2005 yang

sampelnya diperoleh sebanyak 16 perusahaan. Dengan menggunakan analisis

fundamental pendekatan analisis rasio dan analisis teknikal melalui pendekatan

volume perdagangan serta indeks harga saham individu, dapat diketahui bahwa

perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta seharusnya lebih mampu

mengatur komposisis hutang dengan lebih baik, agar keuntungan bisa optimal,

dikarenakan yang signifikan mempengaruhi harga saham properti dan secara

internal mampu dikelola perusahaan adalah rasio leverage dan operating profit


(37)

2. Penelitian Budi Rusman Jauhari dan Basuki Wibowo (2004)

Budi dan Basuki (2004) melakukan penelitian terhadap indeks harga saham

gabungan dengan menggunakan analisis fundamental pendekatan analisis rasio

dengan mengukur return saham pada periode bullish dan bearish. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa rasio keuangan memiliki daya klafikasi atau daya

prediksi untuk pengembalian saham, karena diperoleh hasil yang signifikan.

3. Penelitian Rowland Bismark Fernando Pasaribu (2008)

Rowland (2008) menggunakan analisis fundamental pendekatan analsisis

rasio terhadap perusahaan yang Go Public tahun 2002 sampai 2006, perusahaan

ini tergabung dalam industri pertanian, industri pertambangan, industri dasar dan

kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, industri property dan real estate,

industri manufaktur dan industri perdagangan. Hasil temuan penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara analisis fundamental dengan harga

saham, terutama EPS merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan pada

6 industri.

4. Penelitian Sugiyanto, Sapto Jumono (2008)

Sugiyanto, Sapto (2008) melakukan penelitian dengan mengambil 14 sampel

perusahaan dengan menggunakan metode adjugment purposive sampling pada

saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. Dari hasil penelitiannya diperoleh keterkaitan

antara pasar modal dengan pasar produk, pasar valas dan kinerja fundamental


(38)

(negatif), NPM (positif), TATO (positif), FLM (negatif) dan aspek likuiditar (CR)

tidak berpengaruh secara signifikan.

5. Penelitian Zulkifli Harahap, Agusni Pasaribu (2007)

Zulkifli, Agusni (2007) meneliti tentang harga saham perusahaan manufaktur

di Bursa Efek Jakarta dari periode tahun 2002-2005 dengan menggunakan faktor

fundamental yang diwakili rasio ROA,DER, dan BVS serta resiko sistematis yang

diwakili beta saham. Setelah uji statistic menggunakan metode regresi linier

berganda, diperoleh bahwa faktor fundamental dan resiko sistematis secara

simultan mempengaruhi harga saham, namun secara parsial hanya BVS dan beta

saham saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

6. Penelitian Ani Wilujeng Suryani (2007)

Ani (2007) dalam penelitiannya mengambil 11 sampel dari populasi yang

berjumlah 45 pada Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada

periode 2003-2005. Dengan metode regresi berganda, secara parsial dan simultan

analisis fundamental yang diwakili CR, ROE, dan EPS berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

7. Penelitian Mohd.Ihsan (2009)

Mohd.Ihsan (2009) meneliti melalui pendekatan analisis fundamental yang

merupakan kinerja perusahaan yang dapat digunakan untuk memperkirakan harga

saham. Dalam mengestimasi nilai-nilai faktor fundamental dan menerapkan

hubungan variabel-variabel tersebut, digunakannya rasio keuangan yang


(39)

leverage, dan rasio pasar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa analisis

fundamental dapat digunakan untuk memperkirakan harga saham.

8. Penelitian Jaouida Elleuch (2009)

Jaouida (2009) melalui analisis fundamental yang didasarkan pada

pendekatan laporan keuangan dengan menggunakan sampel sebanyak 22

perusahaan yang terdaftar di Tunisian Stock Market, mengemukakan bahwa

dalam penelitiannya startegi analisis fundamental yang didasarkan pada data

keuangan historis bisa memprediksi pengembalian saham.

9. Penelitian Meena Sharma and Preeti (2009)

Meena dan Preeti (2009) melakukan analisis fundamental untuk

memprediksi return saham pada perusahaan yang dalam masa pertumbuhan,

dimana pengambilan sampelnya sebanyak 180 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di National Stock Exchange pada periode tahun 1998 – 2007. Dalam

kesimpulan penelitiannya dijelaskan bahwa, perusahaan yang memiliki

sendi-sendi fundamental yang kuat akan lebih banyak mendapatkan return saham.

10. Penelitian Chung-Hua Sen and Kun-Li Lin (2010)

Chung-Hua Sen and Kun-Li Lin (2010) melakukan penelitian atas seberapa

besar pengaruh pemeritah dalam hubungan antara analisis informasi fundamental

dan return saham pada perusahaan manufaktur di Taiwan dari tahun 1994-2004.

Dengan menggunakan metode endogenous switching model diperoleh hasil

bahwa, variabel fundamental yang terdiri dari sales and administrative expenses


(40)

(CFR_VR),dan Shares pledged for bank loans over total shares (SPBL) memiliki

hubungan positif terhadap return saham.

2.2 Kerangka Pemikiran

Setiap investor yang ingin menginvestasikan dananya pada suatu

perusahaan tentu harus berpikir apakah harga saham yang ditawarkan perusahaan

tersebut wajar apa tidak, apakah pada proses kedepannya yang diinvestasikan

akan memperoleh keuntungan atau tidak. Agar tidak salah langkah, seorang

investor harus menggunakan beberapa pendekatan terhadap harga saham, yaitu

salah satunya dengan analisis fundamental.

Analisis fundamental adalah alat analisis yang digunakan untuk

memperkirakan kondisi harga saham di suatu perusahaan dengan melihat

beberapa variabel inti yang langsung berpengaruh terhadap harga saham tersebut,

yang hasil analisisnya dapat dijadikan patokan sebagai bahan pembanding dengan

perusahaan-perusahaan lainnya untuk menentukan tindakan yang diambil di

waktu yang akan datang. Dalam analisis fundamental, terdapat banyak cara untuk

mengestimasi harga saham. Ada yang melalui pendekatan analisis ekonomi,

analisis industri, dan analisis perusahaan. Pada analisis perusahaan, terbagi lagi

atas beberapa pendekatan, yang salah satunya adalah dengan menilik laporan

keuangan perusahaan.

Laporan keuangan adalah proses yang dilakukan atas pencatatan segala

transaksi yang dapat digunakan sebagai alat menginformasikan data keuangan

atau operasi perusahaan. Banyak jenis-jenis yang terdapat pada laporan keuangan,


(41)

dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu dan ada juga laporan perhitungan laba

rugi yang melibatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan selama

periode tertentu. Dari hasil laporan keuangan tesebut, maka dilakukan

perbandingan yang biasanya disebut dengan analisis rasio.

Ada rasio likuiditas yang menunjukkan sejauh mana kemampuan suatu

perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Rasio solvabilitas yang

dapat menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio

profitabilitas yang dapat mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba. Rasio aktivitas yang mengukur seberapa efektif perusahaan

menggunakan aktivanya.

Dalam rasio likuiditas, peneliti menggunakan current ratio sebagai alat

ukur analisis. Current ratio adalah analisis perbandingan yang digunakan oleh

perusahaan dengan membandingkan aktiva lancar dengan utang lancar untuk

menentukan sejauh mana perusahaan dapat membayar utang jangka pendeknya

yang kurang dari setahun. Pada umumnya, perusahaan dapat dikatakan baik

(likuid), apabila hasil curent ratio yang diperoleh lebih dari 100 %. Current ratio

memiliki hubungan positif terhadap harga saham (berbanding lurus), apabila suatu

perusahaan curent ratio nya mengalami kenaikan, maka investor pun merasa aman

pada perusahaan tersebut karena perusahaan dapat membayar hutang jangka

pendeknya, sehingga investor mau menginvestasikan dananya pada perusahaan

tersebut, sehingga harga saham perusahaan tersebut ikut mengalami kenaikan.

Dalam rasio solvabilitas, peneliti menggunakan debt to equity ratio


(42)

digunakan oleh perusahaan dengan membandingkan total utang dengan ekuitas

untuk menentukan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang (kreditor). Pada

umumnya, perusahaan dapat dikatakan baik, apabila hasil debt to equity ratio

yang diperoleh menunjukkan angka yang rendah. Debt to equity ratio memiliki

hubungan negatif terhadap harga saham (berbanding terbalik). Apabila suatu

perusahaan debt to equity ratio nya mengalami angka yang kecil (rendah), maka

investor pun merasa aman karena perusahaan tersebut tidak memiliki banyak

hutang (modal perusahaan yang dimiliki besar), sehingga menunjukkan tingkatan

yang tinggi terhadap perlindungan kehilangan uang yang diinvestasikan, karena

merasa aman investor pun mau menginvestasikan dananya pada perusahaan

tersebut, sehingga harga saham perusahaan tersebut ikut mengalami kenaikan.

Dalam rasio profitabilitas, peneliti menggunakan return on equity sebagai

alat ukur analisis. Return on equity adalah analisis perbandingan yang digunakan

oleh perusahaan dengan membandingkan laba bersih (laba yang sudah dikurangi

biaya bunga dan pajak) dengan ekuitas untuk menentukan sejauh mana

perusahaan memiliki tingkat keuntungan. Pada umumnya, perusahaan dapat

dikatakan baik, apabila hasil return on equity yang diperoleh menunjukkan angka

yang besar. Return on equity memiliki hubungan positif terhadap harga saham

(berbanding lurus), apabila suatu perusahaan return on equity nya mengalami

kenaikan, maka investor pun merasa aman pada perusahaan tersebut karena

perusahaan memiliki tingkat keuntungan yang besar, sehingga investor mau

menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut, sehingga harga saham


(43)

Dalam rasio aktivitas, peneliti menggunakan total asset turn over sebagai

alat ukur analisis. Total asset turn over adalah analisis perbandingan yang

digunakan oleh perusahaan dengan membandingkan penjualan dengan total aktiva

untuk menentukan sejauh mana perusahaan dapat menggunakan aktivanya (aktiva

tetap dan aktiva lancar) dengan baik. Pada umumnya, perusahaan dapat dikatakan

baik, apabila hasil total asset turn over yang diperoleh lebih menunjukkan angka

yang besar. Total asset turn over memiliki hubungan positif terhadap harga saham

(berbanding lurus). Apabila suatu perusahaan total asset turn over nya mengalami

kenaikan, maka investor pun merasa aman pada perusahaan tersebut, karena

perusahaan dapat menggunakan aktivanya dengan baik yang menyebabkan

penjualan bisa meningkat, sehingga investor mau menginvestasikan dananya pada

perusahaan tersebut, sehingga harga saham perusahaan tersebut ikut mengalami

kenaikan.

2.2.1 Pengaruh Curent Ratio ( CR ) terhadap harga saham

Dalam penelitiannya Mohd.Ihsan (2009:4) menyimpulkan bahwa curent

ratio yang merupakan rasio likuiditas memberi pengaruh dalam menentukan harga

saham, karena likuiditas merupakan faktor penting dalam penentuan besarnya

deviden yang mana pembagian deviden dapat menaikan dan menurunkan harga

saham apabila pemodal berubah pengharapan terhadap prospek dan resiko

perusahaan.

Ani Wilujeng (2007:2) menyebutkan bahwa current ratio menunjukkan


(44)

perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Jika current ratio

mengalami kenaikan , maka harga saham juga akan naik.

David dan Kurniawan (2010:236) perusahaan dapat dikatakan dalam

keadaan likuid, apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun

aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan utang lancarnya. Current

ratio untuk perusahaan yang normal biasanya 2, meskipun tidak ada standar yang

pasti untuk penentuan current ratio yang seharusnya.

2.2.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham

David dan Kurniawan (2010:234) menyebutkan bahwa rasio leverage

dapat diartikan sebagai besarnya aktiva perusahaan yang didanai dengan

pendanaan dari pihak luar. Namun penggunaan dana dari pihak luar akan

memperbesar resiko atas hasil (risk of return) bagi para pemegang saham karena

adanya beban tetap pembayaran bunga pinjaman.

Hasil penelitian Zulkifli dan Agusni (2007:74) menyatakan bahwa dalam

pengujian parsial antara variabel DER terhadap harga saham, membuktikan

bahwa DER berpengarus secara signifikan terhadap harga saham manufaktur.

2.2.3 Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham

David dan Kurniawan (2010:239) menyatakan rasio profitabilitas

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Artinya

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualana,

aset, dan modal saham tertentu.

Mamduh M.Hanafi (2005:42) mengatakan bahwa return on equity


(45)

tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang

saham.

Ani Wilujeng (2007:2) menyebutkan bahwa semakin besar return on

equity mengindikasikan bahwa perusahan semakin baik dalam mensejahterakan

para pemegang sahamnya dari setiap lembar saham, sehingga return on equity

mempunyai pengaruh positif terhadap harga pasar saham yang merupakan reaksi

dari investor atas kinerja yang dicapai perusahaan.

2.2.4 Pengaruh Total Asset Turn Over ( TATO ) terhadap harga saham

David dan Kurniawan (2010:237) menyebutkan bahwa semua rasio yang

tergolong dalam rasio aktivitas menunjukkan perbandingan antara hasil penjualan

dengan investasi dalam beberapa aktiva.

Pada penelitian Sugiyanto, Sapto (2008:67) disebutkan bahwa TATO

mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap PBV, ini berarti investor di pasar

modal mempunyai perhatian yang cukup serius terhadap perolehan laba dan

efesiensi perputaran penggunaan dan perusahaan emiten. Jika penjualan

ditingkatkan, biaya-biaya produksi dan operasi, peningkatan pemakaian aktiva

lebih efesien, maka pasar saham akan merespon positif dengan meningkatnya

harga saham diatas peningkatanm nilai buku sahamnya.

Berdasarkan hal yang sudah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa terdapat hubungan antar variabel bebas dengan variable terikat, yang mana

dalam dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan kerangka pemikiran sebagai


(46)

Analisis Fundamental dengan Rasio Keuangan :

Gambar 2.1

Bagan kerangka pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran dapat dilihat adanya persamaan dan

perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, adapun persamaan dan

perbedaan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :

Harga Saham (Y)

-Deviden

-Tingkat Keuntungan

R.Agus Sartono (2001:41) David & Kurniawan

(2010:234)

David & Kurniawan (2010:239)

David & Kurniawan (2010:237) David & Kurniawan

(2010:236)

Suad Husnan (205:307)

Debt to Equity Ratio (X2) -Total Utang

-Ekuitas

Kasmir (2008:157) Current Ratio (X1) - Aktiva lancar - Utang Lancar

Kasmir (2008:134)

Return On Equity (X3) -Laba Bersih

-Ekuitas

Kasmir (2008:204)

Total Asset Turn Over (X4) -Penjualan

-Total Aktiva


(47)

Tabel 2.1 Studi Empiris Dengan Penelitian Terdahulu No. Peneliti dan Judul Variabel dan Alat Analisis Subjek

Penelitian Kesimpulan Persamaan Perbedaan

1 Annio Indah Lestari N, Muslich Lufti, Syahyunan (2007)

“Pengaruh Faktor Fundamental Dan Teknikal Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”

Variabel Bebas (X) : CR, QR, LR, DER, ITO, FATO, TATO, GPM, OPM, NPM, ROI, ROE, PBV, VP, dan IHSI

Variabel Terikat (Y) : Harga Saham

Alat Analisis : Analisis Regresi

Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Secara simultan LR, FATO, QR, OPM, ROI, PBV, VP, IHSI dan secara parsial LR, OPM, PBV, VP, IHSI berpengaruh signifikan terhadap harga saham properti di bursa efek indonesia

Sama-sama

menganalisis variabel fundamental dengan menggunakan analisis rasio keuangan terhadap harga saham

Rasio keuangan yang digunakan hanya sebagian dari keseluruhan dan subjek penelitian berbeda

2 Budi Rusman Jauhari dan Basuki Wibowo (2004)

“Analisis Fundamental Terhadap Return Saham Pada Periode Bullish Dan Bearish Indeks Harga Saham Gabungan”

Variabel Bebas (X) : PER, PBV, DTE, ROE

Variabel Terikat (Y) : Total Return Saham

Alat Analisis : Analisis Regresi

Indeks Harga Saham Gabungan

Secara parsial hanya ROE yang berpengaruh signifikan dan secara simultan analisis fundamental rasio keuangan berpengaruh signifikan

Sama-sama

menganalisis variabel fundamental dengan menggunakan ROE

Beberapa rasio keuangan yang digunakan, variabel dependen, dan subjek penelitian berbeda

3 Rowland Bismark Fernando Pasaribu (2008)

“Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2003-2006”

Variabel Bebas (X) : Rasio pertumbuhan, Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Rasio Turn Over, PER, dan EPS

Variabel Terikat (Y) : Harga Saham

Alat Analisis : Analisis Regresi

Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2003-2006

Secara simultan dan parsial rasio pertumbuhan, profitabilitas, leverage, likuiditas, dan efesiensi perusahaan berpengaruh signifikan

Sama-sama

menganalisis variabel fundamental dengan menggunakan ROE dan DER

Beberapa rasio keuangan yang digunakan dan subjek penelitian berbeda

4 Sugiyanto, Sapto Jumono (2008)

“Keterkaitan Inflasi, Kurs, Dan Kinerja Fundamental Perusahaan Dengan

Variabel Bebas (X) : CR, NPM, TATO, FLM, Kurs, Inflasi

Variabel Terikat (Y) : PBV

Alat Analisis : Analisis Regresi

Pasar Produk, Pasar Valas, Kinerja Perusahaan Dengan Kinerja Saham LQ 45 Di BEI Periode

2002-Secara parsial Inflasi, NPM, TATO berpengaruh positif signifikan, Kurs dan FLM berpengaruh negatif signifikan dan CR tidak berpengaruh

Sama-sama

menganalisis variabel fundamental dengan menggunakan CR dan TATO

Beberapa rasio keuangan yang digunakan, variabel dependen, dan subjek penelitian


(48)

Nilai Tambah Ekuitas Pasar (Kajian Empiris Keterkaitan Antara Pasar Produk, Pasar Valas, Kinerja Perusahaan Dengan Kinerja Saham LQ 45 Di BEI Periode 2002-2006”

2006 signifikan berbeda

5 Zulkifli Harahap, Agusni Pasaribu (2007) “Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”

Variabel Bebas (X) : ROA, DER, BVS, dan Beta saham

Variabel Terikat (Y) : Harga Saham

Alat Analisis : Analisis Regresi

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

Secara pasrsial dan simultan analisis degan menggunakan ROA, DER, BVS, dan Beta saham berpengaruh signifikan

Sama-sama

menganalisis variabel fundamental dengan menggunakan DER

Beberapa rasio keuangan yang digunakan dan subjek penelitian berbeda

6 Ani Wilujeng Suryani (2007)

“Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2003-2005”

Variabel Bebas (X) : CR, ROE, dan EPS

Variabel Terikat (Y) : Harga Saham

Alat Analisis : Analisis Regresi

Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2003-2005

Secara parsial dan simultan analisis degan menggunakan CR, ROE, dan EPS berpengaruh signifikan

Sama-sama

menganalisis variabel fundamental dengan menggunakan CR dan ROE

Beberapa rasio keuangan yang digunakan dan subjek penelitian berbeda

7 Mohd.Ihsan (2009)

“Kinerja Kauangan Perusahaan (Tinjauan Analisis

Fundamental)”

Variabel Bebas (X) : Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio aktivitas, Rasio Leverage, dan Rasio Pasar

Variabel Terikat (Y) : Harga Saham

Alat Analisis : Analisis Rasio Keuangan

Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan dengan pendekatan analisis fundamental dapat digunakan untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang

Sama-sama

menganalisis variabel fundamental dengan menggunakan Rasio Likuiditas,

Profitabilitas,Aktivitas, dan Leverage

Rasio keuangan yang digunakan hanya sebagian dari keseluruhan dan subjek penelitian berbeda


(49)

8 Jaouida Elleuch (2009)

Fundamental Analysis Strategy And The Prediction Of Stock Returns

Variabel Bebas (X) :

Inventory, Account

Receivable, Investments, Gross Margin, Labour Force, ROA,

▲ROA, Cash Flow, Accruals, Leverage, Liquiditas, Asset Turnover

Variabel Terikat (Y) : Return Saham

Alat Analisis : F-score

22 perusahaan yang bukan mengenai keuangan yang terdaftar di Tunisian Stock Market

Seluruh variabel memiliki hubungan positif dengan pengembalian saham

Sama-sama

menganalisis variabel fundamental dengan menggunakan Rasio Likuiditas,

Profitabilitas,Aktivitas, dan Leverage

Beberapa rasio keuangan yang digunakan, variabel dependen, dan subjek penelitian berbeda

9 Meena Sharma and Preeti (2009) Prediction Of Stock Returns For Growth Firms- A Fundamental Analysis

Variabel Bebas (X) : ROA pada rata-rata industri, ROA perusahaan, ROA

menggunakan Cash Flow, Cash Flow from Operation, TATO, DER, CR, EQ-off

Variabel Terikat (Y) : Return Saham

Alat Analisis : F-score dan G-score 180 perusahaan manufaktur yang terdaftar di National Stock Exchange

Perusahaan yang kuat pada sendi-sendi fundamental akan mendapatkan

pengembalian saham yang lebih.

Sama-sama

menganalisis variabel fundamental dengan menggunakan CR, DER, TATO

Beberapa rasio keuangan yang digunakan, variabel dependen, dan subjek penelitian berbeda

10 Chung-Hua Sen and Kun-Li Lin (2010) The Impact Of Corporate

Governance On The Relationship Between Fundamental Information Analysis And Stock Returns

Variabel Bebas (X) : EPS, AR, R&D, GM, SAE, PDR, ETR, LF, AQ, VR, CFR_VR, SPBL, IB

Variabel Terikat (Y) : Return Saham

Alat Analisis : The endogenous switching model

Perusahaan Manufaktur di Taiwan dari 1994-2004

IN, GM, PDR, menunjukan tanda negatif. SAE menunjukkan tanda positif. LF yang sebelumnya positif menjadi negatif. EPS, AR, R&D,dan AQ berpengaruh negatif signifikan. VR, CFR_VR, and SPBL memiliki hubungan positif dan IB menunjukan negatif

Sama-sama

menganalisis variabel fundamental

Perbedaan pada penggunaan variabel independent, dependent, alat analisis, dan subjek


(50)

2.3 Hipotesis

Hipotesis menurut Umi Narimawati (2010:7) adalah asumsi atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya dalam suatu analisis statistik.

Berdasarkan landasan pemikiran teoritis dan kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel fundamental yang terdiri dari current ratio, return on equity, dan total asset turn over secara parsial akan berpengaruh positif terhadap harga saham properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Variabel fundamental yang terdiri dari debt to equity ratio secara parsial akan

berpengaruh negatif terhadap harga saham properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Variabel fundamental yang terdiri dari current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan total asset turn over secara simultan akan berpengaruh terhadap harga saham properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(51)

41

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Husein Umar (2005:303) menyebutkan bahwa objek penelitian menjelaskan

tentang apa dan apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana

dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap

perlu.

Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang

mempengaruhi dan yang mengakibatkan variabel terikat (Variabel

Dependent). Adapun variabel bebas yang digunakan peneliti adalah

variabel fundamental yang terdiri dari current ratio (X1) sebagai rasio

likuiditas, debt to equity ratio (X2) sebagai rasio solvabilitas, return on

equity (X3) sebagai rasio profitabilitas, dan total asset turn over (X4)

sebagai rasio aktivitas.

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Adapun

variabel terikat yang digunakan peneliti adalah harga saham (Y).

Penelitian dilakukan pada sektor properti subsektor konstruksi pada Bursa


(52)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk

mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu (Umi Narimawati, 2008 :

127).

Sugiyono (2006:11) menyebutkan bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel lain.

Adapun tujuan metode deskriptif yang menjadi fokus pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan perkembangan variabel fundamental yang terdiri dari

current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan total asset turn

over pada perusahaan properti subsektor konstruksi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

2. Menjelaskan perkembangan harga saham pada perusahaan properti

subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kutipan dari Mudrajad Kuncoro (2001:1-9) metode kuantitatif adalah

pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi.

Dimana pendekatan ini terdiri atas perumusan masalah, menyusun model,

mendapatkan data, mencari solusi, menguji.

Dalam penelitian ini dijelaskan tentang desain penelitian, operasional

variabel, metode penarikan sampel, teknik pengambilan data, metode analisis dan


(1)

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Annio Indah Lestari N, Muslich Lufti, Syahyunan (2007) yang menyatakan bahwa Total Asset Turn Over sebagai faktor fundamental secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh David dan Kurniawan (2010:237) yang menyebutkan bahwa semua rasio yang tergolong dalam rasio aktivitas menunjukkan perbandingan antara hasil penjualan dengan investasi dalam beberapa aktiva.

Untuk mengetahui daerah penerimaan dan penolakan hipotesis, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.11


(2)

98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya mengenai penelitian yang berjudul “Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti SubSektor Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” dengan periode penelitian 2007 sampai dengan 2010, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis deskriptif, dapat diambil kesimpulan bahwa :

• Variabel fundamental yang terdiri dari Current Ratio mengalami fluktuasi penurunan pada tahun 2008 yang diakibatkan oleh krisis global. Namun pada tahun 2010 menalami kenaikan kembali yang disebabkan naiknya laba bersih rata-rata pada setiap perusahaan konstruksi.

• Variabel fundamental yang terdiri dari Debt Equity Ratio mengalami fluktuasi kenaikan pada tahun 2008 yang diakibatkan oleh krisis global. Namun pada tahun 2009 dan 2010 terjadi penurunan nilai Debt to Equity Ratio yang disebabkan naiknya laba bersih rata-rata pada setiap perusahaan konstruksi.

• Variabel fundamental yang terdiri dari Return On Equity mengalami fluktuasi penurunan pada tahun 2008 yang diakibatkan oleh krisis global.


(3)

Namun terjadi kenaikan pada tahun 2009 dan 2010 yang dipicu oleh naiknya laba bersih rata-rata pada setiap perusahaan konstruksi.

• Variabel fundamental yang terdiri dari Total Asset Turn Over mengalami fluktuasi penurunan pada tahun 2008 yang diakibatkan oleh krisis global. Namun tahun 2009 dan 2010 kembali terjadi penurunan akibat perusahaan tidak bisa meningkatkan penjualan, yang mana disamping itu nilai total aktiva juga terus membesar.

2. Berdasarkan analisis deskriptif, dapat diambil kesimpulan bahwa harga saham rata-rata perusahaan konstruksi mengalami fluktuasi penurunan pada tahun 2008 yang diakibatkan oleh krisis global. Namun pada tahun 2009 dan 2010 harga saham rata-rata perusahaan konstruksi sudah kembali terjadi kenaikan. 3. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa

secara simultan variabel fundamental yang terdiri dari Current Ratio, Debt Equity Ratio, Return On Equity dan Total Asset Turn Over mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial, variabel fundamental yang terdiri dari Current Ratio, Debt Equity Ratio, Return On Equity dan Total Asset Turn Over secara parsial juga mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan properti subsektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(4)

100

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan atas judul “Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti SubSektor Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” dengan periode penelitian 2007 sampai dengan 2010, maka diperoleh Saran sebagai berikut:

1. Perusahaan harus sigap akan faktor-faktor eksternal khususnya mengenai kondisi ekonomi dunia yang mempengaruhi langsung produktivitas perusahaan dan perusahaan perlu meningkatkan Total Asset Turn Over, agar Return On Equity naik, sehingga nilai Debt to Equity Ratio bisa menurun dan Current Ratio tetap berada dalam keadaan likuid.

2. Dalam melakukan penelitian selanjutnya, sebaiknya menambah / memperpanjang periode penelitian, sehingga jumlah sampel yang diperoleh bisa lebih banyak. Berhubung dalam penelitian ini hanya terdapat 7 perusahaan subsektor konstruksi dengan rentang waktu 4 tahun yang dimulai dari tahun 2007 sampai dengan 2010.

3.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengingat variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas dimana hasilnya tidak signifikan. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menambah variabel fundamental yang lain, baik dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, ,rasio aktivitas, ataupun rasio yang lain. Juga bisa mempertimbangkan dari faktor-faktor eksternal perusahaan, misalnya tingkat suku bunga, tingkat inflasi, ataupun keadaan politik negara yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan secara keseluruhan.


(5)

A. M. Dewi Astuti. (2004). Manajemen Keuangan Perusahan. Jakara : Ghalia Indonesia.

Ani Wilujeng Suryani. (2007). Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham pada Perusahan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2003-2005. Emas, 1 (1), 1-12.

Annio Indah Lestari, Muslich Lufti, Syahyunan. (2007). Pengaruh Faktor Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Properti yang Terdafta di Bursa Efek Jakarta. MEPA Ekonomi, 2 (2), 91-97.

Budi Rusman Jauhari & Basuki Wibowo. (2004). Analisis Fundamental Terhadap Return Saham Pada Periode Bullish Dan Bearish Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 9(2), 17-32.

David Sukardi Kodrat & Kurniawan Indonanjaya. (2010). Manajemen Investasi Pendekatan Teknikal Dan Fundamental Untuk Analisis Saham. Yogyakarta : Graha ilmu.

Elleuch, Jaouida. (2009). Fundamental Analysis Strategy And The Prediction Of Stock Returns. International Research Journal of Finance and Economics, Issue 30, 95-107.

Fraser, Lyn M., & Ormiston, Alieen. (2008). Memahami Laporan Keuangan (7th ed). Jakarta : Indeks.

Husein Umar. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo.

Imam Gozali. (2006). Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program SPSS. Semarang : Universitas Diponegoro.

Kamarudin Ahmad. (2004). Dasar – Dasar Manajemen Investasi Dan Portofolio. Jakarta : Rineka Cipta.

Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.

Mohd Ihsan. (2009). Kinerja Keuangan Perusahaaan ( Tinjauan Analisis Fundamental). Percikan, 98 (3), 1-6.


(6)

Muhammad Samsul. (2006). Pasar Modal Dan Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga.

Rowland Bismark Fernando Pasaribu. (2008). Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2003-2006. Jurnal Ekonomi & Bisnis, 2 (2), 101-113.

Ross, Westerfield. ,& Jaffe. (2005). Corporate Finance (7th ed). New York : McGraw Hill.

R.Agus Sartono. (2001). Manajemen Keuangan Dan Teori Aplikasi. Yogyakarta : BPFE

Sen, Chung-Hua. ,& Lin, Kun-Li. (2010).The Impact Of Corporate Governance On The Relationship Between Fundamental Information Analysis And Stock Returns. Emerging Markets Finance & Trade, 46(5), 90-105.

Sharma , Meena. ,& Preeti. (2009).Prediction Of Stock Returns For Growth Firms- A Fundamental Analysis. The Journal of Business Perspective, 13(3), 31-40. Suad Husnan . 2005. Dasar - Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas.

Yogyakarta : UPP AMP YPKN.

Sugiyanto & Sapto Jumono. (2008). Keterkaitan Inflasi, Kurs, Dan Kinerja Fundamental Perusahaan Dengan Nilai Tambah Ekuitas Pasar (Kajian Empiris Keterkaitan Antara Pasar Produk, Pasar Valas, Kinerja Perusahaan Dengan Kinerja Saham LQ 45 Di BEI Periode 2002-2006. 13(1), 57-68.

Sunariyah. (2006). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta : UPP AMP YPKN.

Umi Narimawati. (2008). Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta : Graha ilmu.

Umi Narimawati. (2010). Metodologi Penelitian : Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta : Penerbit Genesis

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi : Penerbit Genesis.

Zulkifli Harahap & Agusni Pasaribu. (2007). Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Bursa Efek Jakarta. MEPA Ekonomi, 2 (1), 68-77.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 25 94

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 23 14

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Perusahaan Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 62

ANALISIS PENGARUH FUNDAMENTAL KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN Analisis Pengaruh Fundamental Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 19

PENGARUH INFORMASI FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 27

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental Dan Teknikal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental Dan Teknikal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 6

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental Dan Teknikal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 14

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUBSEKTOR TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 42