Pembelajaran Matematika yang Melibatkan HOTS Kerangka Berpikir

32 b. Dapatkah diajukan sanggahannya ? c. Dapatkah solusi itu dicari dengan cara lain ? d. Dapatkah hasil atau cara itu digunakan untuk masalah lain?

D. Pembelajaran Matematika yang Melibatkan HOTS

Kemampuan berpikir tingkat tinggiHOTS meransang siswa untuk menganalisa, atau bahkan mampu memanipulasi informasi sebelumnya sehingga tidak monoton. Dengan HOTS maka memberi dampak pembelajaran bagi siswa maupun guru yaitu belajar akan lebih efektif, kemampuan guru dalam mengembangkan HOTS, guru harus menyiapkan soal yang nantinya tidak dijawab secara sederhana. Sejalan dengan teori pembelajaran terbaru, seperti konstrutivisme dan munculnya pendekatan baru seperti Realistic Mathematics Education RME, Problem Based Learning PBL, serta Contextual Teaching Learning CTL, maka proses pembelajaran di kelas sudah seharusnya dimulai dari masalah nyata yang dialami atau dapat dipikirkan para siswa, dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi, lalu para siswa akan belajar matematika secara informal dan diakhiri dengan belajar matematika secara formal. Dengan cara seperti itu, para siswa dilatih dan dibiasakan untuk belajar memecahkan masalah selama proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, maka guru memfasilitasi siswa untuk menjadi pemikir dan pemecah 33 masalah yang lebih baik yaitu memberikan suatu masalah yang memungkinkan siswa dapat menafsirkan solusi soal tersebut. Guru perlu membuat pertanyaan-pertanyaan inovatif guna melatih siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif, seperti adakah cara lain..? Bagaimana jika...? manakah yang salah...? Apa yang akan dilakukan..? Krulik Rudnik,1999

E. Kerangka Berpikir

Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran matematika topik segiempat dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VII E SMP N 1 Seyegan pada topik segiempat. Segiempat merupakan materi matematika kelas VII semester 2. Soal tes matematika yang diberikan berbentuk soal uraian yang terdiri dari 5 soal. Pada penelitian ini langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah memberikan tes awal kepada siswa guna mengetahui kemampuan awal siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hasil tes awal dianalisis berdasarkan nilai tes dengan menentukan rata-rata dan standar deviasi, analisis menurut aspek pengetahuan taksonomi bloom C3, C4, dan C5, analisis berdasarkan profil kemampuan pemecahan masalah. Tindak lanjut dari kemampuan awal siswa, maka diberikan LKS 1 dan LKS 2. Materi pada LKS 1 meliputi jajargenjang, persegi panjang dan 34 persegi. Sedangkan materi LKS 2 meliputi layang-layang, belah ketupat dan trapesium. Setelah LKS diberikan, maka diadakan lagi tes akhir guna mengetahui bagaimana kemampuan akhir siswa dalam mengerjakan soal- soal yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hasil tes akhir akan dianalisis dianalisis berdasarkan nilai tes dengan menentukan rata- rata dan standar deviasi, analisis menurut aspek pengetahuan taksonomi bloom C3, C4, dan C5, analisis berdasarkan profil kemampuan pemecahan masalah. Untuk mengetahui apakah adanya perkembangan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka dilakukan perbandingan hasil analisis terhadap nilai tes dengan menentukan rata-rata dan standar deviasi, analisis menurut aspek pengetahuan taksonomi bloom C3, C4, dan C5, serta analisis berdasarkan profil kemampuan pemecahan masalah. Dan untuk mengkonfirmasi terhadap perkembangan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang memerlukan kemampuan berpikir tinggi maka peneliti membagi siswa menjadi 3 kelompok rendah, sedang, tinggi berdasarkan hasil tes akhir. Dan dipilih perwakilan masing-masing kelompok guna melihat hasil kerja siswa dan kutipan wawancara. 35

BAB III METODE PENELITIAN