25
B. Higher Order of Thinking Skill HOTS
1. Berpikir
Dalam kamus besar bahasa Indonesia KBBI offline berpikir merupakan kata kerja, yang mengandung arti menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang- nimbang dalam ingatan. Menurut Siti Nursaila 2015; 19 Thinking is
an activity where mind used to decide and solve problems based on information and experiences in our daily life. Thinking is an abstract
activity which usually happens during half conscious condition in order to solve problem. Dapat diartikan sebagai sebuah aktifitas dimana
pikiran digunakan untuk mempertimbangkan, memutuskan dan mencari solusi dari suatu masalah berdasarkan informasi dan
pengalaman didalam kehidupan sehari-hari. Jadi, berpikir adalah suatu aktifitas perseorangan yang
dilakukuan secara sadar, untuk mempertimbangkan, menganalisis, yang bertujuan untuk memutuskan suatu masalah tertentu.
2. Kemampuan Berpikir
Menurut Mayer dalam Nursaila; 2015 Thinking skill is ability to process mental operation includes knowledge, perception and
creation. Artinya, Kemampuan berpikir merupakan suatu kemampuan dalam memproses operasi mental yang meliputi pengetahuan, persepsi
dan penciptaan. Lebih lanjut, Suriyana dalam Nursaila, 2015 menyatakan bahwa thinking skill is an ability in using mind to find
26 meaning and comprehension on something, exploration of ideas,
making decision, problem solving with best consideration and revision on the previous thinking process. Suatu kemampuan berpikir
merupakan sebuah kemampuan dalam menggunakan pikiran untuk mencari makna dan pemahaman tentang sesuatu, mengeksplorasi ide,
mengambil keputusan, memikirkan pemecahan dengan pertimbangan terbaik dan merevisi permasalahan yang ada pada proses berpikir
sebelumnya. Jadi, kemampuan berpikir adalah kesanggupan seseorang untuk
berpikir guna menciptakan ide-ide untuk mempertimbangkan keputusan suatu masalah, baik berupa masalah pribadi maupun
masalah umum. Kemampuan berpikir terbagi atas dua bagian yaitu kemampuan berpikir tingkat rendah Low Order Thinking Skill atau
biasa disingkat LOTS dan kemampuan berpikir tingkat tinggi Higher Order Thinking Skill atau HOTS.
3. Higher Order of Thinking Skill HOTS
Higher Order of Thinking Skill HOTS atau kemampuan berpikir tingkat tinggi, Menurut Malaysia Examination Syndicate
dalam Siti Nursaila, 2015 Higher Order Thinking Skills HOTS is ability to apply knowledge, skills and values in making reasoning and
reflection to solve problem, decision, innovation and ability to create something. Artinya, kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan
suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menerapkan
27 pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dalam membuat penalaran
dan refleksi untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, berinovasi dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Hal ini
sebanding dengan yang dikemukakan oleh Newman and Wehlage dalam
Widodo, 201
3 menyatakan bahwa ”HOT requ ires students to manipulate informations and ideas in ways that
transform their meaning and implications, such as when students combine facts and ideas in order to synthesize, generalize, explain,
hypothize, or arrive at some conclusion or interpretation. Dapat diartikan bahwa, berpikir tingkat tinggi mengharuskan siswa untuk
mengolah memanipulasi informasi dan gagasan yang dapat mengubah makna dan implikasinya, yaitu dengan cara menggabungkan fakta dan
ide-ide untuk
mensintesis, menggeneralisasi,
menjelaskan, berhipotesis, sampai pada menarik kesimpulan atau interpretasi.
Jadi, HOTS
adalah kemampuan
perseorangan untuk
menyelesaikan suatu masalah, menggunakan kombinasi pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman yang dialami yakni
melalui pendidikan formal maupun non formal guna menciptakan inovasi penyelesaian yang baru.
4. HOTS dalam Taksonomi Bloom
Arnellis 2014; 24 menyatakan bahwa berpikir merupakan suatu kemampuan kognitif untuk memperoleh pengetahuan.
Keterampilan berpikir selalu berkembang dan dapat dipelajari. Menurut
28 Bloom Arnelis, 2014 keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan
keterampilan yang paling abstrak dalam domain kognitif, yaitu meliputi analisis, sintesis, dan evaluasi. Lebih lanjut Arnellis 2014; 24
mengatakan bahwa taksonomi bloom dianggap merupakan dasar bagi berpikir tingkat tinggi. Pemikiran ini didasarkan bahwa beberapa jenis
pembelajaran memerlukan proses kognisi yang lebih daripada yang lain, tetapi memiliki manfaat-manfaat lebih umum. Sebagai contoh,
kemampuan melibatkan analisis, evaluasi dan mengkreasi dianggap berpikir tingkat tinggi.
Anderson dan Krathwohl Arnellis, 2014 merevisi taksonomi ini dengan mengklasifikasikan enam proses kognitif yang dapat
dipelajari yaitu: a.
Mengingat :menghafal dan mengingat kembali informasi
b. Memahami
:menjelaskan ide atau konsep c.
Mengaplikasikan :menerapkan informasi dalam situasi baru
d. Menganalisis
:menganalisis data menjadi komponen- komponen
untuk memahami
dengan organisasi struktur dan hubungan antar
komponen e.
Mengevaluasi :membuat penilaian berdasarkan kriteria
tertentu f.
Menciptakan :menyatukan elemen untuk membentuk ide
atau struktur baru
29 Dalam A revision of Blooms Taxonomy: an overview-Theory in
to Practice Arnellis, 2014 menyatakan bahwa indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi: menganalisis
C4, mengevaluasi C5, dan mengkreasi C6. Pada penelitian ini, peneliti memasukan aplikasi C3 ke dalam
kemampuan berpikir tingkat tinggi, karena C3 merupakan batas antara kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kemampuan berpikir tingkat
rendah. Sehingga dengan dimasukan C3 dalam HOTS , maka siswa diberikan stimulus untuk masuk dalam ranah HOTS.
5. Pertanyaan Inovatif HOTS
Beberapa pertanyaan Inovatif yang dapat digunakan seorang guru untuk menumbuhkan pola pikir kritis siswa antara lain: Adakah
Cara lain? What’s another way?, Bagaimana jika…? What if …?,
Manakah yang salah? What’s wrong?, dan Apakah yang akan
dilakukan? What would you do? Krulik Rudnick, 1999.
C. Pemecahan Masalah Menurut Polya