2.5.3. Pemeriksaan Khusus
Ada beberapa tehnik baru yang dapat mendeteksi kuman TB, seperti : BACTEC : dengan metode radiometrik, dimana CO2 yang dihasilkan dari
metabolisme asam lemak Mycobacterium tuberculosis dideteksi growth indexnya. Polymerase chain reaction PCR : dengan cara mendeteksi DNA dari
Mycobacterium tuberculosis. pemeriksaan serologis : ELISA, ICT, Mycodot, dan PAP.
3
2.5.4. Pemeriksaan Penunjang Lain :
Seperti analisa cairan pleura dan histopatologi jaringan, pemeriksaan darah dimana LED biasanya meningkat, tetapi tidak dapat sebagai indikator yang
spesifik pada TB. Uji tuberkulin, di Indonesia dengan prevalensi yang tinggi, uji tuberkulin sebagai alat bantu diagnosis penyakit kurang berarti pada orang
dewasa. Uji ini mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula atau kepositifan yang didapat besar sekali.
3
2.6. PENGOBATAN TB PARU
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah
terjadinya resistensi kuman terhadap OAT. Pengobatan TB telah bermula bahkan sejak sebelum Robert Koch menemukan basil tuberkulosis di tahun 1882. Mula-
mula hanya dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi keluhan yang ada, antara lain dengan mendirikan sanatorium-sanatorium di berbagai tempat. Masa ini
dikenal dengan ”battle againts symptom”. Setelah itu, berkembang pula upaya pembedahan, yang pada dasarnya adalah menangani kaviti sehingga disebut era
”battle againts cavity”. Di tahun 1940an barulah ditemukan obat streptomisin, yang kemudian INH, Pyrazinamid, Etambutol dan Rifampisin yang memulai era
paling baru dalam penanganan TB, yaitu ”battle againts TB bacilly”.
2
Penanggulangan Tuberkulosis TB di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda namun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah
perang kemerdekaan, TB ditanggulangi melalui Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru BP-4. Sejak tahun 1969 penanggulangan dilakukan secara nasional melalui
12
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas. Obat anti tuberkulosis OAT yang digunakan adalah paduan standar INH, PAS dan Streptomisin selama satu sampai dua tahun. Para Amino Acid
PAS kemudian diganti dengan Pirazinamid. Sejak 1977 mulai digunakan paduan OAT jangka pendek yang terdiri dari INH, Rifampisin dan Etambutol selama 6
bulan.
6,13,14,15
Berbagai variasi regimen telah diperkenalkan selama ini. Pada dasarnya semuanya mengandung dua fase, yaitu fase awal intensif dan fase lanjutan. Fase
awal intensif biasanya diberikan sedikitnya 3 atau 4 obat, sedangkan fase lanjutan dapat diberikan 2 obat saja baik setiap hari maupun intermitten. Pada tahun 1997
WHO telah membuat klasifikasi regimen pengobatan pada berbagai keadaan penyakit TB.
2
Tabel 1. Jenis dan Dosis OAT
3,6
JENIS OAT SIFAT DOSIS YANG DIREKOMENDASIKAN mgkg
HARIAN 3X SEMINGGU Isoniazid H Bakterisid 5 4-5 10 8-12
Rifampicin R Bakterisid 25 20-30 15 12-18 Pyrazinamide Z Bakterisid 15 15-20 10 8-12
Streptomycin S Bakterisid 10 8-12 35 30-40 Ethambutol E Bakteriostatik 15 12-18 30 20-35
Tabel 2. Dosis Untuk Paduan OAT Kategori II
3,5,6
Tahap intensif tiap hari RHZE 15075400275+S
Tahap Lanjutan 3 kali seminggu
RH 150150+E400 Berat
badan Selama 56 hari
Selama 28 hari
Selama 20 minggu
30 – 37 Kg 2 tab 4KDT
+500 mg streptomisin inj. 2 tab 4KDT
2 tab 2KDT +2 tab Etambutol
38 – 54 Kg 3 tab 4KDT
+750 mg Streptomisin Inj.
3 tab 4KDT 3 tab 2KDT
+Etambutol
55 – 7o Kg 4 tab 4KDT
+1000mg streptomisin Inj.
4 tab 4KDT 4 tab 2KDT
+4 tab Etambutol 271 Kg
5 tab 4KDT +1000 mg Streptomisin
inj. 5 tab 4KDT
tab 2KDT +5 tab Etambutol
13
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Paduan OAT Kategori II
6
Etambutol Tahap
Pengobatan Lama
Pengobatan Tablet
Isoniasid 300
mgr Kaplet
Rifampisin 450 mgr
Tablet Pirazinamid
500 mgr Tablet
250 mgr
Tablet 400
mgr Streptomisin
Inj. Jumlah
harikali meneln
obat
Tahap intensif
dosis harian
2 bulan 1 bulan
1 1
1 1
3 3
3 3
- -
0,75 gr -
56 28
Tahap lanjutan
dosis 3x seminggu
4 bulan 2
1 -
1 2
- 60
2.7. STRATEGI DOTS