b. Persepsi Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana orang itu
akan bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi yang dihadapinya. Dua orang dalam motivasi yang sama tujuan yang sama
mungkin akan melakukan tindakan yang berbeda hal ini disebabkan karena adanya perbedaaan persepsi terhadap situasi yang mereka
hadapi.
F. Pengambilan Keputusan
1. Defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Suryadi dan Ramdhani 2000:14 pengambilan keputusan
merupakan suatu peroses komunikasi dan partisipasi yang terus-menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut merupakan
pernyataan yang disetujui alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan.
Persoalan pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan bentuk pemilihan altenatif-alternatiff tindakan mungkin dipilih yang
prosesnya merupakan mekanisme tertentu. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang
mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model keputusan matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktor
yang terlibat. Menurut Simon dalan Suryadi dan Ramdhani 2000:15 proses
pengambilan keputusan terdiri dari tiga fase, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Intelligence Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendektesian dari
lingkup problem serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan
masalah. b. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang biasa dilakukan . tahap ini
meliputi proses untuk mengerti masalah, menemukan solusi dan menguji kelayakan solusi.
c. Choice Pada tahap ini merupakan proses pemiluhan diantara berbagai
alternatif tindakan yang meungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Pengambilan Keputusan Pribadi Menurut Robin dalam Suryadi dan Ramdhani 2000:17 proses
pengambilan keputusan pribadi terdiri dari 6 model, yaitu: 1. The Satisfisficing
Keberadaan dari the satisfisficing model, pada saat dihadapkan pada masalah kompleks, pengambilan keputusan berusaha
menyederhanakan masalah-masalah yang pelik pada sampai tingkat dimana seseorang siap utnuk memahaminya. Hal ini dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
secara manusiawi seseorang tidak mungkin memahami dan mencerna semua informasi penting secara optimal.
Di dalam model ini pembatasan proses pemikiran diarahkan pada pengambilan keputusan dengan rasionalitas terbatas, yaitu proses
penyederhanaan model dengan mengambil inti masalah yang penting tanpa melibatkan seluruh permasalahn yang konkrit.
Rasionalitas terbatas merupakan batas-batas pemikiran yang memaksa orang untuk membatasi pandangan mereka atas masalah dan situsasi.
Pemikiran itu terbatas karena pikiran manusia tidak memiliki kemampuan untuk memisahkan dan mengolah informasi yang
bertumpuk. Faktor-faktor yang menyebabkan rasionalitas terbatas antara lain
informasi itu tidak sempurna, kendala waktu serta keterbatasan seseorang dalam pengambilan keputusan yang rasional pengamabilan
keputusan, disamping dapat menjelaskan mengapa dua orang yagn menggunakan informasi sama bisa menghasilkan keputusan yang
berbeda. Langkah model pngambilan keputusan ini adalah sebagai berikut:
Penetapan tujuan kebutuhan pengambilan keputusan berkaitan dengan maslah tertentu
1. Menyederhanakan masalah 2. Penetapan standar minimum dari serangkaian kriteria keputusan
Universitas Sumatera Utara
3. Mengidentifikasi serangkaian alternatif yang dibatasi 4. Menganalisis dan membandingkan setiap alternatif
5. Apakah alternatif yang memnuhi syarat keputusan itu ada 6. Jika, ada pilih salah satu
7. Jika tidak ada, lakukan kembali pencarian alternatif. 2. The Of Estimizing Decision Making Model
Dalam model ini seseorang pengambil keputusan yang penuh keyakinan berusaha untuk menyusun alternatif-alternatif,
memperhitungkan untung-rugi dari setriap alternatif itu terhadap tujuan organisasi, sesudah itu ia memperkirakan kemingkinan timbulnya
bermacam-macam kejadian dikemudian hari dengan mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian terhadap alternatif
yang telah dirumuskan dan menyusunurutan-urutan secara sistematis dan perioritas kemudian mengambil keputusan.
Model ini
menggambarkan bagaimana individu harus memaksimalkan hasil dari keputusan yang dimbil. Lima tahap yang
harus diikuti baik secara eksplisit maupun implisit dalam proses pengambilan keputusan untuk model ini adalah:
a. Tegaskan kebutuhan untuk suatu keputusan
b. Identifikasi Kriteria keputusan c.
Alokasikan bobot nilai pada kriteria d. Kembangkan berbagai alternative
e. Evaluasi alternatif - alternatif tersebut
f. Pilih alternatif terbaik
Universitas Sumatera Utara
3. The Implisit Favorite Model
Favorit model dirancang dalamkaitan dengan keputusan kompleks dan tidak rutin, pada model ini pun menyangkut proses
penyederhanaan masalah yang kompleks oleh individu sebagai pembuat keputusan. Pada awal proses pengambilan keputusan si
pengambil keputusan sudah cendrung memilih alternatif yang dirasakan paling baik, langkah - langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kebutuhan untuk mengambil keputusan karena ada masalah.
b. Mengidentifikasi alternatif dan langsung menetapkan pilihan suatu alternatif menurut preferensinya
c. Mengidentifikasi alternatif lain. d. Memilih alternatif yang menjadi pilihan si pengambil keputusan.
4. A Front End Approach
Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari dan menganalisi masalah secara sistematis. Disini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk
mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak
dibangun dari data-data tahun yang lalu 5.
Back End Approach Pengambil
keputusan menggunakan intuisi dengan mempercayakan pada analisis rasional untuk mengidentifikasi dan
mengalokasi bobot nilai kriteria, seperti halnya untuk mengembangkan dan mengevaluasi berbagai alternatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI USAHA
A. Sejarah Singkat Usaha
Pasar Sukaramai merupakan bentukan dari pihak Perusahaan Daerah Pasar Pemerintah Kota Medan, dalam upaya pembenahan tata kota Medan. Pada
awalnya para pedagang yang sekarang berjualan di pasar Suakaramai adalah para pedagang yang melakukan aktivitas pedagangannya di persimpangan jalan
Sukaramai. Keberadaan para pedagang pada awalnya tidak menimbulkan
masalah,tetapi dengan bertambahnya jumlah pedagang dari hari ke hari membuat badan jalan menjadi makin kecil untuk dilewati Dan beberapa masalah yang
timbul diantaranya adalah masalah sampah, ketertiban dan lingkungan Melihat perkembangan masalah yang muncul tersebut Pihak pemerintah
kota Medan ; Pd. Pasar mengambil kebijakan relokasi para pedagang tersebut ke sebuah tempat yang disediakan, yaitu sebuah bangunan pasar tradisional yang
terdiri dari 3 tiga lantai di persimpangan jalan Sukaramai. Pedagang yang menempati kios – kios ini adalah para Pedagang Kaki Lima PKL yang telah
mendaftarkan diri ke pihak Pd. Pasar per tanggal 1 Juni 2000, yang berjumlah 96 orang pedagang. Beberapa bulan kemudian jumlah pedagang semakin meningkat
menjadi 101orang pedagang seiring dengan ditawarkannya beberapa keuntungan berupa uang retribusi yang murah, keamanan dan kenyamanan yang lebih
terjamin, lingkungan yang bersih dan suasana yang lebih kondusif untuk melakukan transaksi.
Universitas Sumatera Utara