Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi)

(1)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH MODAL, POTENSI KEUNTUNGAN DAN

FAKTOR EMOSIONAL TERHADAP KEPUTUSAN

MENJADI PEDAGANG

(Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi)

DRAFT SKRIPSI

OLEH :

ALVIN SYAHPUTRA RITONGA 050502238

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

ABSTRAK

Alvin Syahputra Ritonga, 2009. Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah di Pasar Buah Berastagi), dibawah bimbingan Dra. Marhaini, MS, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA (Penguji I), Dra. Magdalena L.L. Sibarani, MSi (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh modal, potensi keuntungan, dan faktor emosional terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi dan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.

Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode sensus yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian yang berjumlah 38 responden. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri uji validitas dan reliabilitas, uji regresi linier berganda, uji-F, uji-t, dan uji determinan (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari modal (X1), potensi keuntungan (X2), dan faktor emosional (X3) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi yaitu potensi keuntungan (X2).

Kata Kunci : Modal, Potensi Keuntungan, Faktor Emosional, Keputusan Menjadi Pedagang


(3)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi dengan judul “Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah di Pasar Buah Berastagi)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan di dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas. Untuk itu, peneliti dengan rendah hati akan menerima saran-saran dan petunjuk yang bersifat desktruktif yang bertujuan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini.

Penulis pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Marhaini, MS selaku Dosen Wali sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi penulis.


(4)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku dosen penguji I 6. Ibu Dra. Magdalena L.L. Sibarani, SE, MSi selaku dosen penguji II

7. Seluruh Dosen serta pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Manajemen yang telah banyak membantu penulis dari awal hingga akhir penelitian ini dan juga selama aktif kuliah. 8. Kepada kedua orangtua tercinta, Ir. H. Lihas Ritonga, MS (ayah) dan Hj.

Syarifah Lubis, SP (mama) yang telah memberikan kasih sayang dan cinta yang tulus kepada penulis serta semangat dan dukungan yang luar biasa bagi penulis.

9. Kepada Abangku, Ismail dan adik-adikku, Lydia dan Widya, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini, semoga jalinan kasih diantara kita akan tetap satu untuk selamanya.

10.Kepada Adinda Poppy Syehnora Nasution, terima kasih atas doa, dukungan, motivasi dan kesetiaannya mendampingi penulis selama penyusunan skripsi ini.

11.Kepada teman-teman seperjuangan Jery, Wira, Arip ‘gatonks’, Egol, Novry, Denson, DuoZul, Dika, Rizky, Welly, DuoReza, Rocky, Pai, Fly, Hadi, Bayu, Bonardo, Jaka, DuoLeo, Krisman, Yukhe, Novi, Ira, Rini, Irma,

12.Seluruh teman-teman semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang senantiasa memberikan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini.


(5)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Penulis mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah s.w.t karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan karya ini, semoga bermanfaat bagi semua pihak dan peneliti selanjutnya.

Medan, Desember 2009 Penulis,


(6)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual... 5

D. Hipot esis ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

F Metode Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Definisi Operasional Variabel ... 7

3. Skala Pengukuran Variabel ... 9

4. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 9

5. Populasi dan Sampel ... 9

6. Jenis dan Sumber Data ... 10

7. Teknik Pengumpulan Data ... 10

8. Uji Validitas dan Reliabilitas... 11

9. Uji Asumsi Klasik ... 12

10. Metode Analisis Data ... 13

BAB II URAIAN TEORITIS ... 18

A. Penelitian Terdahulu ... 18

B. Wirausaha ... 19

C. Pemasaran ... 21

D. Modal ... 25

F. Potensi Keuntungan ... 28

G. Faktor Emosional ... 30

H. Pengambilan Keputusan ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 36

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 36

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 37

C. Prosedur Perijinan Pasar Buah Berastagi ... 38

1. Prosedur Kepemilikan Stand/Kios ... 38


(7)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

D. Gambaran Umum Pedagang Buah Pasar Buah Berastagi ... 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 43

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 46

B. Uji Asumsi Klasik ... 47

1. Uji Normalitas ... 47

2. Uji Heteroskedastisitas ... 49

3. Uji Autokorelasi ... 51

4. Uji Multikolinearitas ... 53

C. Analisis Data ... 53

1. Analisis Deskriptif Responden ... 53

2. Analisis Deskriptif Variabel ... 56

D. Analisis Kuantitatif ... 61

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

2. Pengujian Hipotesis ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA


(8)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1. Definisi Operasionalisasi Variabel ... 8

Tabel 1.2. Keputusan Autokorelasi ... 13

Tabel 3.1. Data Pribadi Pedagang Buah Pasar Buah Berastagi ... 41

Tabel 4.1. Item-Total Statistics Ke-1 ... 44

Tabel 4.2. Item-Total Statistics Ke-2 ... 45

Tabel 4.3. Uji Validitas ... 46

Tabel 4.4. Uji Reliabilitas ... 47

Tabel 4.5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 49

Tabel 4.6. Uji Glejser ... 51

Tabel 4.7. Keputusan Autokorelasi ... 52

Tabel 4.8. Uji Durbin-Watson ... 52

Tabel 4.9. Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 53

Tabel 4.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54

Tabel 4.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55

Tabel 4.13. Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 55

Tabel 4.14. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 56

Tabel 4.15. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Modal .... 57

Tabel 4.16. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Potensi Keuntungan ... 58

Tabel 4.17. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Emosional ... 59

Tabel 4.18. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan ... 60

Tabel 4.19. Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

Tabel 4.20. Hasil Uji-F ... 64

Tabel 4.21. Hasil Uji-t ... 66


(9)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual... 6

Gambar 3.1. Struktur Organisasi UPTD Pasar Berastagi ... 37

Gambar 4.1. Histogram Uji Normalitas ... 48

Gambar 4.2. Plot Uji Normalitas ... 48


(10)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Berastagi merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terdapat di Kabupaten Karo. selain sebagai daerah tujuan wisata, Kota Berastagi bersama dengan Kabanjahe juga merupakan penghasil produk holtikultura seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga yang potensial di Kabupaten Karo, Aktivitas perdagangan produk tersebut sehari-hari dapat dilihat di Pasar Buah Berastagi dan di Pajak Tiga Rengit. Selain itu, sarana pendukung perdagangan termasuk ekspor sayuran juga banyak terdapat di sana, seperti pasar induk, pasar bibit tanaman, dan pergudangan

Pasar Buah Berastagi merupakan salah satu lokasi wisata belanja yang terdapat di kota Berastagi. Pasar ini menjual beragam produk lokal khas Berastagi seperti souvenir, buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias dan lain sebagainya. Selain itu, interaksi sosial masih sangat kental terjadi di Pasar Buah Berastagi ini, hal ini dapat terlihat dari mekanisme transaksinya yang menggunakan metode tawar-menawar. Para pedagang dan pembeli juga dapat secara langsung berkomunikasi baik mengenai barang yang diperdagangkan maupun budaya masing-masing. Di pasar ini juga telah berkumpul dan saling berinteraksi para pedagang yang memiliki beragam latar belakang suku dan ras, seperti Batak, Padang, Aceh, Jawa dan lain sebagainya.


(11)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Para pedagang terutama yang menjual buah-buahan selain menawarkan produk buah yang beragam juga memberikan harga yang relatif murah terhadap produk buah yang dijual oleh para pedagang. Selain produk yang beragam dengan harga yang murah, pasar buah ini juga cukup dikenal oleh para wisatawan sebagai salah satu lokasi belanja buah-buahan khas berastagi. Hal ini membuat pasar buah ini sering dipadati oleh para wisatawan terutama pada hari libur maupun akhir pekan.

Animo wisatawan yang cukup tinggi untuk berbelanja di pasar ini membuat pemda Karo berupaya untuk lebih mengembangkan Pasar Buah Berastagi agar menjadi pusat perbelanjaan yang layak dan tetap diminati banyak konsumen. sehingga pada tahun 2007, Pemkab Karo merenovasi pasar tersebut mengingat kondisinya saat itu sudah sangat memprihatinkan baik sarana maupun prasarananya. Renovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para pedagang, meningkatkan pelayanan kepada wisatawan serta meningkatkan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Karo (www.karokab.go.id).

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa kondisi Pasar Buah Berastagi saat ini sudah lebih baik dan lebih bersih dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini terlihat dari tata letak kios atau stand yang sudah tertata rapi, jalan seputar kios yang tidak becek, kondisi lingkungan yang tidak kotor, maupun lokasi parkirnya yang telah disediakan. Hal ini tentu akan menambah kenyamanan baik bagi para pedagang untuk beraktivitas maupun para wisatawan yang berbelanja ke pasar ini.


(12)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Kondisi pasar buah saat ini membuat animo para wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berbelanja ke pasar ini terutama pada akhir pekan maupun hari libur juga cenderung meningkat. Meningkatnya animo para wisatawan ini juga dikarenakan lokasi pasar buah ini yang memang cukup strategis yakni berada di jantung kota sehingga lebih memberi kemudahan bagi para pengunjung untuk berbelanja di pasar ini. Peluang yang semakin potensial ini oleh masyarakat sekitar dimanfaatkan untuk berdagang di pasar ini. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak UPTD Pasar Berastagi, jumlah stand/kios di Pasar Buah Berastagi sebanyak 238 stand/kios telah ditempati oleh para pedagang. Hal ini memperlihatkan tingginya minat masyarakat untuk berwirausaha di pasar buah ini.

Pasar yang telah dipadati oleh para pedagang serta letak stand pedagang yang berdekatan satu sama lain membuat persaingan yang cukup tinggi antar pedagang terutama yang berdagang buah-buahan. Untuk mengatasi persaingan tersebut, para pedagang bersaing melalui produk, harga maupun pelayanan yang dapat mereka berikan ke konsumen. Persaingan ini juga menuntut para pedagang buah untuk lebih piawai lagi dalam menata dagangannya secara menarik agar lebih mendapatkan perhatian dari konsumen.

Minat masyarakat untuk berwirausaha ini juga erat kaitannya dengan masalah ketenagakerjaan yang paling menonjol saat ini yaitu masalah pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2008, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,43 juta orang. Tingginya angka pengangguran tersebut disebabkan oleh jumlah lapangan kerja yang terbatas yang


(13)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja yang ada saat ini. Oleh karena itu, menjadi seorang wirausaha merupakan salah satu alternatif terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan mengembangkan dan memupuk jiwa kewirausahaan dalam diri masyarakat, masyarakat tidak lagi bergantung pada lapangan kerja yang ada saat ini, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja sendiri

Tingginya minat masyarakat untuk memulai usaha kecil saat ini selain dikarenakan dapat menambah pendapatan, modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha kecil juga tidak terlalu besar, tenaga kerja yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, dan keuntungan yang diperoleh merupakan milik sendiri

Seorang wirausaha dalam mengambil keputusan memulai usaha kecil perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan yang diambilnya. Faktor-faktor tersebut menurut Queen,dkk (dalam Anoraga, 2002:244) antara lain inovatif, berani mengambil risiko dan proaktif. Namun faktor yang paling dominan mencakup modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman (Anoraga, 2002:243).

Peneliti memilih tempat penelitian di Pasar Buah Berastagi selain dikarenakan pasar tersebut merupakan salah satu lokasi wisata yang diandalkan di Kota Berastagi, tingginya animo masyarakat sekitar untuk berwirausaha serta kondisi pasar ini yang telah mengalami renovasi tersebut membuat peneliti tertarik memilih lokasi ini.


(14)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah di Pasar Buah Berastagi)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah modal, potensi keuntungan dan faktor emosional berpengaruh signifikan terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi?”

C. Kerangka Konseptual

Menurut Nasution (2005:32), Keputusan merupakan suatu hasil penilaian dan hasil pemilihan alternatif-alternatif. Kemampuan membuat keputusan yang tepat merupakan salah satu unsur pokok kewirausahaan. Olek rena itu, wirausahawan harus pandai dan cepat dalam mengambil keputusan.

Keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang konkret tidak begitu sulit untuk diambil. Pertimbangan yang diadakan berkisar pada masalah bertindak atau tidak bertindak dengan mempertimbangkan untung ruginya. Keputusan yang benar dan efektif dilandasi oleh keinginan, selera, dan sifat wirausaha. Kepribadian dan sikap wirausaha dalam melaksanakan sebuah keputusan dapat mempengaruhi hasil bisnisnya. Oleh sebab itu, setelah keputusan siap dibuat, serta risiko untung ruginya sudah dipertimbangkan maka tindakan


(15)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

wirausaha adalah membangkitkan keberanian untuk memutuskan suatu tujuan. (Nugroho, 2009:10)

Berdasarkan uraian sebelumnya, terdapat empat variabel yang dianggap penulis paling mempengaruhi keputusan seseorang untuk berwirausaha yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1. : Kerangka Konseptual

Sumber : Anoraga (2002), diolah

D. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Modal, potensi keuntungan, dan faktor emosional berpengaruh signifikan terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modal, potensi keuntungan dan faktor emosional terhadap pengambilan keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.

Keputusan Berwirausaha

(Y) Modal (X1)

Potensi Keuntungan (X2)


(16)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

a. Bagi pelaku usaha, diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan wawasan serta memberikan masukan bagi para pedagang agar dapat meningkatkan pendapatan serta mengembangkan usaha mereka. b. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi dan informasi dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

c. Bagi penulis, penelitian ini memberikan kesempatan bagi peneliti dalam menerapkan teori yang telah diperoleh serta menambah wawasan peneliti dalam membuat keputusan untuk menjadi wirausahawan.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas atau independent variable dalam penelitian ini adalah Modal (X1), Potensi Keuntungan (X2), dan Faktor Emosional (X3). b. Variabel terikat atau dependent variable dalam penelitian ini adalah

keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi (Y). 2. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang akan diteliti, yaitu: a. Variabel Modal (X1)


(17)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Didefinisikan sebagai modal yang digunakan wirausahawan untuk memulai usaha dan untuk perkembangan berjalannya usaha.

b. Variabel Potensi Keuntungan (X2)

Didefinisikan sebagai potensi usaha bagi wirausahawan yang dapat memberikan keuntungan bagi wirausahawan tersebut.

c. Variabel Faktor Emosional (X3)

Didefinisikan sebagai tindakan pribadi seseorang yang mampu mempengaruhi emosinya dalam mengambil keputusan memulai usaha.

d. Variabel Keputusan Menjadi Pedagang (Y)

Didefinisikan sebagai keputusan atau tindakan orang-orang yang bergabung sebagai pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.

Tabel 1.1.

Definisi Operasional Variabel

VARIABEL DEFINISI INDIKATOR SKALA

Modal (X1)

Didefinisikan sebagai modal yang digunakan wirausahawan untuk memulai usaha dan untuk perkembangan berjalannya usaha.

1. Ide sendiri 2. Kejujuran

3. Berani menghadapi risiko 4. sumber modal usaha 5. Perolehan modal usaha

Likert

Potensi

Keuntungan (X2)

Didefinisikan sebagai potensi usaha bagi wirausahawan yang dapat memberikan keuntungan bagi wirausahawan tersebut.

1. Lokasi yang strategis 2. Retribusi yang murah 3. Jaminan keamanan 4. Izin usaha

5. Kemudahan memperoleh produk

Likert

Faktor Emosional (X3)

Didefinisikan sebagai tindakan pribadi seseorang yang mampu mempengaruhi emosinya dalam pengambilan keputusan.

1. Keinginan untuk sukses 2. Usaha sampingan

3. Usaha turun-temurun keluarga 4. Informasi dari teman

5. Tidak mempunyai pekerjaan lain.

Likert

Keputusan Menjadi Pedagang

keputusan atau tindakan orang-orang yang bergabung sebagai

1. Mencari nafkah 2. Dihormati orang lain


(18)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

(Y) pedagang. 3. Membuka lapangan kerja sendiri

4. Hidup mandiri 5. Bertemu orang banyak

Likert

Sumber : Anoraga (2002), Machfoedz (2005), Suryana (2006), diolah

3. Skala Pengukuran Variabel

Kuesioner disusun oleh peneliti terdiri atas pernyataan dengan menggunakan skala Likert. Skala ini menggunakan rentang 1-4, karena dengan melakukan penghilangan nilai tengah (netral atau ragu-ragu), maka skala pengukuran akan lebih simetrikal, yaitu jenjang ke arah positif sama banyak dengan jenjang ke arah negatif. Selain itu, penghilangan nilai tengah juga ditujukan untuk menghindari kategori jawaban netral yang cenderung akan dipilih responden sehingga data mengenai perbedaan di antara responden menjadi kurang informatif (Azwar, 2005:34).

Berikut ini adalah keempat alternatif jawaban tersebut: Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Tidak Setuju (TS) = 2

Setuju (S) = 3

Sangat Setuju (SS) = 4

4. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Pasar Buah Berastagi. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan November hingga Desember 2009.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi


(19)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang buah di Pasar Buah Berastagi yang berjumlah 38 orang.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Adapun jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 38 orang dengan memakai sistem sensus yang berarti seluruh populasi pedagang buah dijadikan sebagai responden.

6. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis data yakni : a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden

di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner serta wawancara kepada responden.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka, dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal ilmiah, serta internet untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian dapat lebih terstruktur.


(20)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Merupakan suatu jenis pengumpulan data melalui wawancara atau mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi.

c. Studi dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, majalah, tabloid, dan internet yang berkaitan dengan penelitian.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Arikunto (2002:14), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat dihandalkan. (Ginting, dkk, 2008:176). Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali dalam Ginting dkk, 2008:179) atau nilai Cronbach Alpha > 0.80 (Kuncoro dalam ginting, dkk, 2008:179).


(21)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Pengujian ini akan dilakukan terhadap pedagang buah sebanyak 30 orang di Pasar Pringgan dengan menggunakan program software SPSS (Statistic Product and Service Solutions) versi 15.0 for windows.

9. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yang terdiri atas:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakuka n dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Ginting, dkk, 2008:62)

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitias diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara stastistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat


(22)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1) dalam model regresi linier. Model deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson.

Tabel 1.2

Keputusan Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada korelasi negatif No Decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl

Tidak ada autokorelasi positif tau negatif Tidak ditolak Du < d < 4-du Sumber: Ginting, dkk (2008:86)

d. Uji Multikolinearitas

Variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa


(23)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

dipakai adalah nilai Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ginting, dkk, 2008:104).

10. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan metode analisis data di mana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterpretasikan data sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Analisis Kuantitatif

Metode ini merupakan metode analisis data yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Dalam metode ini peneliti menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh modal, potensi keuntungan, dan faktor emosional terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.

Adapun model persamaan regresi linier berganda yang digunakan yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan :

Y = Keputusan menjadi pedagang

X1 = Modal

X2 = Potensi keuntungan X3 = Faktor emosional b1..4 = Koefisien regresi


(24)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

e = Standard error

a = Konstanta

Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu SPSS 15,0 for windows.

c. Pengujian Hipotesis

1) Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan semua variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau tidak. Hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

Ho :b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X1,X2, dan X3) terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi (Y).

H0 : b1 ≠ b2≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X1,X2, dan X3) terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi (Y)

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada = 5% H0 ditolak jika Fhitung > Ftabelpada = 5% 2) Uji Signifikan Parsial (Uji- t)


(25)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Nilai-nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi merupakan hasil perhitungan berdasarkan sampel yang terpilih. Oleh karena itu, disamping uji-F, dilakukan juga uji-t untuk masing-masing nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel bebas dibandingkan dengan tingkat kesalahannya ( ). Jika probabilitas variabel bebas lebih

besar dari tingkat kesalahannya ( ) maka variabel bebas tidak

berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari

tingkat kesalahannya ( ) maka variabel bebas tersebut berpengaruh

terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : 1 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap keputusan menjadi pedagang.

H0 : 1 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap keputusan menjadi pedagang.

Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika thitung < ttabel pada = 5 % H0 ditolak jika thitung > ttabelpada = 5 % 3) Pengujian Koefisien Determinasi (R2)


(26)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Pengujian Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari persamaan dengan model persamaan tersebut akan dapat dihitung R2 atau coefficient of determination yang menunjukkan persentase dari variasi variabel keputusan menjadi pedagang yang mampu dijelaskan oleh model. Selanjutnya, dengan membandingkan besarnya nilai R2 untuk variabel modal, potensi keuntungan dan faktor emosional, sehingga dapat diketahui faktor terpenting atau dominan yang menentukan pengaruhnya terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.

R2 jika semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu berupa modal (X1), potensi keuntungan (X2), dan faktor emosional (X3) adalah besar terhadap variabel terikat (Y) yakni keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.

R2 jika semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu berupa modal (X1), potensi keuntungan (X2), dan faktor emosional (X3) terhadap variabel terikat (Y) yakni keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi semakin kecil.


(27)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Fajrinur (2007) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU)” bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong wirausaha memulai usaha kecil pada Pajak USU dan faktor mana yang paling dominan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif melalui analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel peluang dan variabel emosional serta pengaruh yang negatif dan tidak signifikan untuk variabel modal, pendidikan, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU.

Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2005 dengan judul “Pengaruh Produk, Harga, Potensi Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang di Pasar USU” bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari produk, harga, potensi keuntungan, dan faktor emosional terhadap keputusan menjadi pedagang di Pasar USU. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif melalui analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, harga , potensi keuntungan, dan faktor emosional secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menjadi pedagang di Pasar USU, sedangkan variabel potensi


(28)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

keuntungan (X3) menjadi variabel yang paling dominan terhadap keputusan menjadi pedagang di Pasar USU.

B. Wirausaha

Menurut Holt (Riyanti, 2003:21), Entrepreneur berasal dari kata kerja Enterprende. Wirausaha merupakan gabungan kata “wira” (gagah berani, perkasa) dan “usaha”. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani/ perkasa dalam usaha.

Menurut Zimmerer (2008:4), seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.

Adam Smith (dalam Riyanti, 2003:23) melihat wirausaha sebagai orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang dan jasa. Sementara di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (dalam Riyanti, 2003:24) mengartikan wirausaha sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.

Menurut beberapa konsep yang dikemukakan di atas, dalam Suryana (2006:18) terdapat 6 hakekat penting kewirausahaan, yaitu :


(29)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan/usaha (Zimmerer, 1996).

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro (1997).

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda yang dapat memberikan manfaat serta nilai lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumberdaya, proses dan perjuangan untuk


(30)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

menciptakan nilai tambah dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

C. Pemasaran

1. Definisi Pemasaran

Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (dalam Kotler, 2007:6), pemasaran merupakan satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Lamb, dkk(2001:6) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep harga, promosi dan distribusi, sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Menurut Branson dan Norvell (dalam Hidayat, 2001:3), pemasaran merupakan proses memenuhi kebutuhan manusia dengan menghadirkan produk kepada mereka dalam bentuk yang cocok serta pada tempat dan waktu yang tepat. Menurut Suryana (2006:135), pemasaran merupakan kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen (probe), menghasilkan barang atau jasa (product), menentukan tingkat harga (price), mempromosikannya agar produk dikenal konsumen (promotion), dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place). Sedangkan menurut Machfoedz (2005:85), pemasaran mencakup berbagai aktivitas yang ditujukan pada rangkaian berbagai jenis barang, jasa, dan ide. Aktivitas ini meliputi pengembangan,


(31)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

penetapan harga, promosi, dan distribusi untuk memenuhi kebutuhan barang jasa oleh konsumen maupun industri pengguna.

Berdasarkan beberapa konsep di atas, maka pemasaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Suryana (2006:155) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kegiatan dalam lingkup pemasaran yaitu :

1. Pembelian, yaitu memberi barang yang akan kita jual kembali. Dalam kegiatan ini kita harus mencari pemasok misalnya agen, produsen atau pedagang besar.

2. Penyimpanan (penggudangan), simpan barang-barang tersebut sebaik mungkin, jangan sampai berubah bentuk, sifat, warna, ukuran, dan standar kualitasnya.

3. Sortir dan pengemasan, yaitu dilakukan dalam bentuk dan warna yang menarik, aman dari perubahan bentuk, warna, sifat, dan standar kualitas. 4. Penjualan. Penjualan berarti menyajikan barang agar konsumen menjadi

tertarik dan melakukan pembelian. Penjualan dapat dilakukan dengan cara : (1) Langsung mendatangi konsumen, (2) Menunggu kedatangan konsumen, (3) Melayani pesanan, dan (4) kontrak produksi. Agar pembeli tertarik dan membeli, usahakan pelayanan penjualan sebaik mungkin, misalnya :


(32)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

a. Mengelompokkan barang-barang apa saja yang tahan lama dan cepat using/ rusak. Letakkan barang-barang yang sering diminta oleh konsumen pada tempat yang paling mudah dijangkau.

b. Memberikan kepastian harga supaya konsumen dapat

membandingkannya dengan harga pesaing.

c. Melayani konsumen dengan cepat dan penuh keramahan. 2. Produk Agribisnis Dan Pemasarannya

Menurut Downey dan Erickson (dalam Hidayat, 2001:3), produk agribisnis merupakan produk-produk yang dihasilkan dari sektor agribisnis yang meliputi sektor pemasok input pertanian dan sektor budidaya pertanian. Produk yang dihasilkan dari sektor pemasok input pertanian seperti pupuk, bahan baku pestisida, mesin pertanian dan sebagainya. Sektor budidaya pertanian menghasilkan komoditas primer pertanian, seperti bahan pangan, daging, holtikultura (sayur,buah-buahan, dan tanaman hias), dan lain sebagainya.

Pemasaran agribisnis menurut Kohls dan Downey (dalam Kusnadi, 2009:24) merupakan keragaan dari semua aktivitas bisnis dalam aliran produk dan jasa di mulai dari tingkat produksi pertanian sampai tingkat konsumen akhir. Pemasaran agribisnis tersebut secara parsial terdiri atas pemasaran input dan alat-alat pertanian, pemasaran produk pertanian dan agroindustri, serta pemasaran jasa-jasa pendukung agribisnis.

Pemasaran agribisnis dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk, yaitu :


(33)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

a. Pemasaran agribisnis sebagai ilmu, yaitu merupakan kumpulan

pengetahuan dan pengalaman praktis di bidang pemasaran agribisnis yang disusun secara sistematis dan dapat diterima sebagai kebenaran yang sifatnya universal. Dengan demikian, pemasaran agribisnis menjadi salah satu bidang ilmu yang dapat diajarkan.

b. Pemasaran agribisnis sebagai seni, yaitu merupakan suatu seni mendorong aplikasi praktis dari teori-teori dan konsep-konsep pemasaran agribisnis, serta timbulnya dorongan untuk melakukan penyesuaian berdasarkan hasil intuisi, rasa, keyakinan, dan kreativitas dalam seluruh rangkaian kegiatan dalam pemasaran agribisnis.

Hidayat (2001:3) menjelaskan bahwa pada umumnya pemasaran agribisnis memiliki delapan fungsi dasar, yakni :

1. Pengumpulan bahan mentah (komoditas primer), biasanaya dilakukan oleh pedagang pengumpul atau disebut tengkulak.

2. Pembuatan kelas mutu atau grading bahan mentah.

3. Penyimpanan bahan mentah, termasuk di dalamnya pembersihan dan pengeringan komoditas primer.

4. Pengolahan bahan mentah menjadi produk akhir. 5. Pengemasan produk olahan (barang jadi).

6. Penyimpanan produk olahan.

7. Pendistribusian produk olahan ke pedagang besar, pengecer, dan konsumen.


(34)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Menurut Kusnadi (2009:49), terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pemasaran produk agribisnis, yaitu :

1. Mutu hasil; 2. Fluktuasi harga;

3. Infrastruktur pemasaran; 4. Inefisiensi usaha;

5. Jaringan dan informasi pasar yang lemah; dan

6. Kualitas sumber daya manusia pemasaran yang masih terbatas.

Sedangkan peluang dalam pemasaran produk agribisnis antara lain: 1. Posisi geografis dan demografi yang strategis;

2. Keanekaragaman komoditas.

D. Modal

Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai aktivitas yang dilakukan, karena modal dapat membiayai semua kegiatan operasional dalam usaha, seperti : untuk pengadaan bahan baku, membayar upah tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain sebagainya. Modal usaha merupakan modal yang digunakan untuk memulai atau menjalankan suatu usaha. Zimmerer,dkk (2008:49) menjelaskan bahwa langkah pertama dalam mengelola sumber daya keuangan secara efektif adalah dengan memiliki modal awal yang cukup. Terlalu banyak wirausahawan yang memulai bisnis dengan modal yang terlalu kecil. Sedikitnya modal yang dimiliki tidak sebanding dengan biaya yang


(35)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

diperlukan dalam menjalankan perusahaan yang hampir selalu lebih besar dari yang diperkirakan.

Machfoedz (2005:153) menjelaskan bahwa suatu perusahaan wirausaha pada umumnya bermula dari sebuah usaha kecil dengan modal dana pribadi. Ketika usaha berkembang, seorang wirausahawan kemudian mencari akses untuk mendapatkan modal yang lebih besar dengan cara meminta bantuan kepada keluarga dan teman.

Seorang wirausahawan yang berhasil mengembangkan usaha akan mencari lebih banyak saluran untuk modal, seperti berhubungan dengan bank dan investor perorangan di luar perusahaan. wirausahawan yang berpandangan prospektif memanfaatkan tiga sumber pendanaan awal : (1) tabungan pribadi, (2) teman dan keluarga, dan (3) investor perorangan.

Hutagalung, dkk (2008:77) menjelaskan terdapat tiga tahapan yang akan dilewati oleh setiap usaha dalam hal pendanaan usahanya, yaitu :

1. Tahap memulai

Sumber keuangan pada tahap ini yang paling mudah dan juga diutamakan dari uang sendiri. Gali sumber keuangan, seperti tabungan, deposito, atau bahkan menggunakan credit card. Baru ketika ternyata dana itu masih kurang, kita dapat mengajak rekan atau keluarga.

2. Tahapan berkembang

Umumnya pinjaman bank baru digunakan saat bisnis memasuki tahap perkembangan dan tahap matang.


(36)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Sumber lain adalah dari perusahaan modal ventura, seperti Sumut Ventura, atau perusahaan pembiayaan atau investor lainnya.

Menurut Suryana (2006:5), modal dalam kewirausahaan tidak selalu identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral, dan modal mental yang dilandasi agama. Secara garis besar, modal kewirausahaan dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu modal intelektual, modal sosial dan moral, modal mental, serta modal material.

1. Modal Intelektual

Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, komitmen, dan tanggung jawab sebagai modal tambahan. Ide merupakan modal utama yang akan membentuk modal lainnya.

2. Modal Sosial dan Moral

Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan, sehingga dapat terbentuk citra. seorang wirausaha yang baik biasanya memiliki etika berwirausaha seperti : kejujuran, memiliki integritas, menepati janji, kesetiaan, kewajaran, suka membantu orang lain, menghormati orang lain, warga negara yang baik dan taat hukum, mengejar keunggulan, dan bertanggung jawab. Dalam konteks ekonomi dan sosial, kejujuran, integritas, dan ketepatan janji merupakan modal sosial yang dapat menumbuhkan kepercayaan dari waktu ke waktu.


(37)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan. 4. Modal Material

Modal material adalah modal dalam bentuk uang dan barang. modal ini terbentuk apabila seseorang memiliki jenis-jenis modal di atas.

E. Potensi Keuntungan

Pada manajemen perusahaan modern seperti sekarang ini telah terjadi pergeseran strategi yaitu dari strategi memaksimalkan keuntungan pemegang saham (mencari laba perusahaan) menjadi memaksimalkan keuntungan bagi semua yang berkepentingan dalam perusahaan (stakeholder), yaitu individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan perusahaan. Akan tetapi, konsep laba tidak bisa dikesampingkan dan merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk menciptakan manfaat bagi para pemilik keuntungan.

Laba perusahaan merupakan cermin dari kinerja manajemen strategis yang berhasil memuaskan pemilik kepentingan. Menurut Widjaja (dalam Suryana, 2006:168), laba perusahaan masih merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran keberhasilan. Dikatakan sangat penting, karena apabila tidak memperoleh laba, maka perusahaan tidak dapat memberikan manfaat bagi para pemilik kepentingannya. Ini berarti perusahaan tidak dapat memberikan kenaikan gaji, tidak bisa memperluas usaha, dan tidak bisa membayar pajak.

Tujuan utama perusahaan swasta adalah keuntungan. Perusahaan negara dan organisasi nirlaba bertujuan mempertahankan dan menarik cukup dana untuk


(38)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

melakukan pekerjaannya. Kuncinya adalah jangan mengarah kepada keuntungan tetapi mencapai keuntungan dengan melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Dalam hal ini, maka perusahaan perlu menganalisis lingkungan perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Perusahaan harus mengamati kekuatan lingkungan makro (demografis, ekonomi, teknologi, politik/hukum dan sosial/budaya) dan pelaku lingkungan mikro utama (pelanggan, pesaing, saluran distribusi, dan pemasok) yang mempengaruhi perolehan laba di pasar. Tujuan utama pengamatan lingkungan adalah melihat peluang dan ancaman serta kelebihan dan kelemahan dari perusahaan tersebut.

Peluang pemasaran merupakan suatu kebutuhan di mana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba. Sedangkan ancaman lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan yang tidak menguntungkan atau perkembangan yang akan mengurangi penjualan dan laba bila tidak dilakukan gerakan defensif. Dengan menggambarkan ancaman dan peluang utama yang dihadapi perusahaan maka akan terlihat apakah perusahaan tersebut memiliki ukuran bisnis yang ideal atau tidak. (Kotler, 2001:102)

Setiap perusahaan perlu menganalisis kekuatan dan kelemahannya secara periodik selain mengetahui peluang dan ancaman yang muncul di dalam lingkungan, hal ini diperlukan untuk melihat sejauh mana perusahaan tersebut mampu bersaing dengan para pesaingnya.

Potensi keuntungan masa depan setiap usaha harus dihitung secara cermat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta


(39)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

kesesuaian perusahaan, tidak cukup untuk menggunakan penjualan atau keuntungan hari ini sebagai panduan.

Menurut Mahoney dan Pandian (dalam Suryana, 2006:124), agar perusahaan meraih keuntungan secara terus-menerus, yaitu meraih semua pesaing di industri yang bersangkutan, maka perusahaan harus mengutamakan kapabilitas internal yang superior, yang tidak transparan, sukar ditiru, atau dialihkan oleh pesaing dan memberi daya saing jangka panjang yang kuat dan melebihi tuntutan masa kini di pasar dan dalam situasi eksternal yang bergejolak, serta mampu bertahan menghadapi resesi. Sumber daya perusahaan yang bisa dikembangkan secara khusus adalah tanah, teknologi, tenaga kerja (kapabilitas dan pengetahuannya), modal, dan kebiasaan rutin.

F. Faktor Emosional

Anoraga (2002:243) mendefinisikan faktor emosional sebagai suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu rencanan yang dikehendakinya. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai keinginannya.

Pada jiwa wirausaha terdapat faktor emosi yang berupa naluri bisnis seseorang. Dalam dunia bisnis selain kemampuan rasional untuk mengatur strategi dan mengambil keputusan juga diperlukan naluri bisnis yang baik. Naluri bisnis tersebut merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengambil keputusan atas permasalahan berupa peluang dalam usaha. Kekuatan keyakinan


(40)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

atas keputusan usaha biasanya mempengaruhi motivasi wirausaha dan lingkungan kerjanya untuk mencapai sukses.

Emosi seorang wirausaha juga didorong oleh semangat berwirausaha. Menurut Hartono (2006:3), timbulnya semangat pada diri seseorang dimungkinkan karena adanya faktor dari dalam diri seseorang yang merupakan dorongan jiwa untuk melakukan kegiatan dan faktor dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi untuk melakukan kegiatan.

Terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk menjadi seorang wirausaha karena banyak terkait dengan kesiapan emosi dan mental seseorang. Menurut Goleman (dalam Handoko, 2008:6), dimensi tersebut disebut kecerdasan emosional (emotional intelligence). Kecerdasan emosional seseorang adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui ketrampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial.

Koordinasi suasana adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang mampu menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial dan lingkungannya.

Faktor lain selain faktor emosional yang berpengaruh terhadap semangat seorang untuk berwirausaha yaitu adanya dukungan sosial. Dukungan sosial diharapkan mampu menunjang seseorang melalui tindakan yang bersifat membantu dengan melibatkan emosi, permberian informasi, bantuan materi dan


(41)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

penilaian positif pada individu atau usaha yang dilakukannya. Dukungan sosial inilah nantinya yang diharapkan membantu individu memiliki motivasi wirausaha yang tinggi, bekerja secara optimal dan penuh semangat. Dukungan sosial bisa didapatkan dari berbagai sumber. Menurut Fusiler (dalam Handoko, 2008:7) dukungan sosial bersumber antara lain : orang tua, saudara kandung, anak-anak, kerabat, pasangan hidup, sahabat, rekan kerja, atau juga dari tetangga.

G. Pengambilan Keputusan

1. Definisi Pengambilan Keputusan

Menurut Davis (dalam Syamsi, 2000:3), keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu di antara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Menurut Nugroho (2009:2), semakin berpengalaman seorang wirausaha maka akan semakin besar kepercayaan diri dan semakin berorientasi pada tindakan-tindakan. Oleh karena itu, wirausaha harus melihat penetapan pengambilan keputusan dengan melihat setiap aspek dari personal dan memahami secara keseluruhannya. Pengalaman masa lalu dan intuisi merupakan bagian penting dalam pengambilan keputusan wirausaha. Keberhasilan seorang wirausaha di dalam bisnis tergantung


(42)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

pada kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan kemampulabaan bisnisnya pada masa yang akan datang.

Keputusan seseorang untuk berwirausaha juga erat kaitannya dengan faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi wirausaha, yaitu (Suryana, 2006:55) :

a. Keuangan, untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan, dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.

b. Sosial, untuk memperoleh gengsi/status, agar dapat dikenal dan dihormati, menjadi contoh bagi orang agar dapat ditiru orang lain, dan agar dapat bertemu orang banyak.

c. Pelayanan, untuk membuka lapangan pekerjaan, menatar, dan

membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

d. Pemenuhan diri, untuk menjadi atasan/mandiri, mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan pada orang lain, menjadi lebih produktif, dan menggunakan kemampuan pribadi.

Pengambilan keputusan dalam kehidupan bisnis merupakan hal yang tidak mudah. Setiap alternatif di dalam faktor pembuatan keputusan yang ditujukan agar semua pihak merasa puas tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun demikian, seorang wirausaha yang berpengalaman harus memiliki keberanian dalam membuat keputusan dan mengambil suatu keputusan yang tepat, cermat, dan cepat.


(43)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Nugroho (2009 : 9) menerangkan bahwa keragu-raguan dan ketidaksetujuan sebenarnya masih diperlukan dalam proses pengambilan keputusan, karena terdapat manfaat untuk :

a. Merangsang daya imajinasi untuk mendapatkan jawaban yang benar terhadap suatu masalah.

b. Memperkaya alternatif-alternatif untuk melahirkan keputusan yang lebih baik.

c. Memungkinkan penerimaan bersama terhadap keputusan yang akan diambil.

4. Pendekatan Pengambilan Keputusan

Pengambil keputusan dapat membuat keputusan berwirausaha dengan menggunakan satu atau beberapa pertimbangan sebagai berikut : a. Intuisi

Pembuatan keputusan berdasarkan intuisi adalah pembuatan keputusan berdasarkan penggunaan perasaan orang yang membuat keputusan tersebut. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan, latihan-latihan maupun pengalamannya. Adapun keuntungan pembuatan keputusan berdasarkan intuisi adalah :

1. Keputusan dapat diubah dengan cepat. 2. Diutamakan yang lebih penting.

3. Dipergunakan kemampuan cara membuatnya. b. Fakta


(44)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Pembuatan keputusan berdasarkan fakta merupakan pembuatan keputusan yang paling baik dan cukup meyakinkan, sehingga orang-orang yang merasakan akibat dari keputusan tersebut tidak bisa membantah keputusan-keputusan yang diambil. adapun fakta-fakta tersebut :

1. Perlu diusahakan sebaik-baiknya. 2. Perlu diselidiki dengan teliti. 3. Perlu diklasifikasikan dengan tepat. 4. Perlu ditafsirkan dengan hati-hati. c. Pengalaman

Seorang pengambil keputusan harus dapat mempertimbangkan pengambilan keputusan berdasarkan pengalamannya. Seorang pengambil keputusan yang sudah berpengalaman tentu lebih matang dalam membuat keputusan daripada yang belum mempunyai pengalaman apa-apa. pengalaman seorang wirausaha di dalam mengelola bisnisnya, antara lain :

1. Pengalaman berupa sikap atau nilai. 2. Pengalaman berupa pengetahuan. 3. Pengalaman berupa ketrampilan. d. Ketrampilan

Seorang wirausaha yang terampil akan mampu mengendalikan keinginan dan kemauannya ke arah tercapainya tujuan. Tentu saja ketrampilan tidak dapat diperoleh dengan sendirinya tanpa usaha.


(45)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pasar buah Berastagi merupakan salah satu lokasi wisata belanja yang ada di kota Berastagi. Produk-produk yang ditawarkan di pasar ini merupakan produk lokal khas Berastagi, seperti souvenir, buah-buahan, tanaman hias, dan lain sebagainya.

Pasar Buah Berastagi ini pernah mengalami renovasi pasar di mana Pemda Karo melakukan perbaikan sarana dan prasarana pasar tersebut serta membangun bale-bale pasar buah yang terletak di tengah pasar. Pembangunan ini dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan Pasar Penampungan Sementara di mana dana pembangunan bale-bale tersebut diperoleh dari Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI sebagai dana bergulir sedangkan dana pembangunan pasar penampungan sementara tersebut berasal dari APBD Kabupaten Karo tahun 2007.

Pasar Buah Berastagi ini terdiri atas 2 Losd yakni Losd Kelas III dan Kelas IV, di mana pengertian Losd adalah bangunan tetap di dalam lingkungan pasar berbentuk bangunan memanjang tanpa dilengkapi dinding. Losd Kelas III dipergunakan sebagai tempat pemasaran kain, barang kelontong dan sejenisnya. Sedangkan Losd Kelas IV dipergunakan sebagai tempat pemasaran padi, sayur-sayuran, buah-buahan dan bunga-bungaan secara eceran. Jumlah pedagang yang menempati pasar buah Berastagi adalah sebanyak 238 pedagang. Dengan perincian 151 pedagang menempati Losd III dan 87 pedagang menempati Losd Kelas IV.


(46)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Pasar buah Berastagi yang berada di jalan Gundaling Berastagi ini dikelola oleh Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Karo melalui UPTD (Unit Pelayanan Teknis Dinas) Pasar Berastagi dimana kantor UPTD Pasar Berastagi ini berada di lantai II Pusat Pasar Berastagi. UPTD Pasr Berastagi ini didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dengan penyediaan sarana pasar, di samping itu juga menunjang kebijakan umum pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi diperlukan dalam pelaksanaan tugas perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Adapun struktur organisasi UPTD Pasar Berastagi selaku pengelola Pasar Buah Berastagi dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1. Struktur Organisasi UPTD Pasar Berastagi Sumber : UPTD Pasar Berastagi (2009)

1. Kepala UPTD

a. Merealisasikan target/ anggaran yang telah dibebankan perusahaan b. Mengawasi karyawan dalam menjalankan pekerjaan

Kepala UPTD


(47)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

c. Mengawasi keadaan dan kebersihan pasar

d. Mengajukan izin-izin yang diperlukan kepada Dinas Pendapatan dan Asset Daerah Kabupaten Karo.

e. Mencairkan segala bentuk tunggakan kontribusi kepada pedagang. 2. Bendahawaran

a. Membukukan laporan atas hasil kutipan

b. Mengerjakan administrasi dan surat-surat yang masuk maupun yang keluar ke dalam agenda.

c. Membuat surat-surat izin, seperti surat izin sewa-menyewa, surat rekomendasi, dan lain sebagainya.

3. Staf

a. Melaksanakan pengutipan kontribusi dari para pedagang

b. Ikut serta melaksanakan pengawasan kebersihan dan keberadaan sarana dan prasarana pasar.

c. Membuat laporan kepada kepala UPTD mengenai kios atau stan yang tutup atau yang masih memiliki tunggakan.

C. Prosedur Perijinan Pasar Buah Berastagi 1. Prosedur Kepemilikan Stand/Kios

Para pedagang di Pasar Buah Berastagi diakui secara resmi oleh pihak UPTD Pasar Berastagi. Oleh karena itu, para pedagang harus mentaati segala peraturan yang diberlakukan oleh pihak UPTD. prosedur yang ditetapkan berdasarkan aturan yang berlaku di UPTD Pasar Berastagi.


(48)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Para pedagang yang berjualan di Pasar Buah Berastagi harus sudah melapor kepada pihak UPTD Pasar Berastagi untuk memiliki kartu kepemilikan Stand/ Kios di Pasar Buah Berastagi. Untuk memperoleh kartu kepemilikan tersebut, para pedagang harus melakukan perjanjian dengan menandatangani peraturan yang berlaku, antara lain :

1. Mematuhi perjanjian sewa-menyewa stand/kios yang telah ditetapkan oleh Pemda setempat.

2. Berkewajiban membayar retribusi pasar serta retribusi kebersihan.

Besarnya tarif retribusi pasar sesuai Pasal 11 Perda Kabupaten Karo Nomor 9 Tahun 2006 adalah sebesar Rp.3500/m2/bulan. Apabila para pedagang tidak membayar retribusi pasar tepat waktu, Pemda Karo memberikan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2,5 % setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang.

Para pedagang yang telah memiliki kartu pemilik stand/kios tersebut harus mematuhi beberapa ketentuan larangan dari Pemda Karo antara lain :

1. Berjualan di jalan masuk dan keluar pasar.

2. Berjualan dengan menggunakan tempat parkir kendaraan. 3. Melakukan permainan bentuk judi di dalam pasar.

4. Melakukan perbuatan di dalam pasar yang sifatnya mengganggu ketertiban umum.

5. Memperdagangkan barang-barang di dalam pasar yang dapat menimbulkan kebakaran serta dapat membahayakan keselamatan umum tanpa seizing Bupati.


(49)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

6. Memakai tempat di dalam pasar melebihi batas areal yang ditetapkan.

7. Menolak petunjuk pejabat dan atau petugas pasar demi ketertiban, keselamatan dan kerapian di dalam pasar.

2. Pelaksanaan Kebersihan

Pemda Karo melalui UPTD Pasar Berastagi mewajibkan para pedagang untuk membuang sampah di tempat-tempat yang telah disediakan. Sebagai wujud kepedulian terhadap kebersihan Pasar Buah Berastagi, pihak UPTD Pasar Berastagi bersama dengan para pedagang melaksanakan kegiatan kebersihan seminggu sekali.

Kegiatan kebersihan tersebut diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada para pedagang akan pentingnya lingkungan pasar yang bersih. Lingkungan pasar yang bersih tentu akan memberikan suasana yang lebih nyaman bagi para pedagang dalam beraktivitas. Selain itu, para pedagang juga dikenakan biaya retribusi kebersihan sebesar Rp. 2000/ hari yang dikutip setiap hari oleh Dinas Kebersihan setempat.

D. Gambaran Umum Pedagang Buah Pasar Buah Berastagi

Karakteristik responden yaitu para pedagang buah di Pasar Buah Berastagi cukup bervariasi. Hal ini terlihat dari perbedaan jenis kelamin, usia, status, lama usaha, dan pendidik para pedagang. Secara umum gambaran pedagang dapat dilihat dari hasil penyebaran kuesioner, wawancara, dan observasi yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.


(50)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Tabel 3.1

Data Pribadi Pedagang Buah Pasar Buah Berastagi

No Nama

Karakteristik Jenis

Kelamin Status Usia Pendidikan

Lama Usaha

1. Sri Iriana Wanita Menikah 45 SMA 22 tahun

2. Umum br

Sembiring Wanita Menikah 55 SMP 31 tahun

3. John Purba Pria Menikah 40 SMA 25 tahun

4. Lisna br Sitepu Wanita Menikah 45 SMP 3 tahun

5. Amos Barus Pria Menikah 40 Sarjana 10 tahun

6. Firmandus

Ginting Pria

Belum

Menikah 29 Diploma 2 tahun

7. Linda br

Sembiring Wanita Menikah 36 SMA 10 tahun

8. Erna br Karo Wanita Menikah 36 SMP 2 tahun

9. Ria br Sembiring Wanita Menikah 38 SMA 12 tahun

10. Ginta br Sitepu Wanita Menikah 30 Sarjana 10 tahun

11. Jefry Surbakti Pria Belum

Menikah 22 SMA 4 tahun

12. Yanti br.

Marbun Wanita Menikah 45 SD 5 tahun

13. Asni br.

Sembiring Wanita Menikah 45 SMA 17 tahun

14. Sriana br.

Tarigan Wanita

Belum

Menikah 27 SMP 5 tahun

15. Tia br. Ginting Wanita Menikah 36 Diploma 3 tahun

16. Angel br.

Sembiring Wanita

Belum

Menikah 25 SMA 12 tahun

17. Yudha Setyawan Pria Menikah 40 Sarjana 20 tahun

18. Henny br. Barus Wanita Belum

Menikah 28 SMA 5 tahun

19. Masniati br

Sembiring Wanita Menikah 45 SD 12 tahun

20. Dra. Aslina br

Pelawi Wanita Menikah 46 Sarjana 17 tahun

21.

Calon

Nurhasanah br. Sembiring


(51)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

22. Makmur

Sembiring Pria Menikah 34 Sarjana 20 tahun

23. Nggeluh

Sembiring Pria Menikah 48 SD 4 tahun

24. Asmah br. Karo Wanita Menikah 54 Diploma 11 tahun

25. Ratna br.

Panggabean Wanita Menikah 46 SD 23 tahun

26. Jamal Barus Pria Menikah 47 SMP 19 tahun

27. Ariani br

Bangun Wanita

Belum

Menikah 25 Sarjana 2 tahun

28. Marina br.

Ginting Wanita Menikah 30 SMA 10 tahun

29. Nampeken

Sitepu Pria Menikah 55 Diploma 7 tahun

30. Nelson Bangun Pria Menikah 58 SMA 28 tahun

31. Rosida br. Simatupang

Belum

Menikah 44 SD 25 tahun

32. Benar Surbakti Pria Belum

Menikah 26 SMP 3 tahun

33. Ngameh br

Sembiring Wanita Menikah 49 Diploma 18 tahun

34. Mariani br

Sembiring Wanita Menikah 56 SMA 27 tahun

35. Rosida br

Simatupang Wanita Menikah 54 Sarjana 17 tahun

36. Rena br

Sinulingga Wanita Menikah 43 Diploma 12 tahun

37. Jadiate br Sitepu Wanita Menikah 41 SD 16 tahun

38. Anni br

Sembiring Wanita Menikah 37 Sarjana 9 tahun

Sumber : Data primer diolah (2009)

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat diketahui bahwa para pedagang buah di Pasar Buah Berastagi lebih didominasi oleh wanita. Pendidikan responden yang paling dominan adalah tamatan SMA (Sekolah Menengah Atas). Lama usaha pedagang buah di Pasar Buah Berastagi bervariasi antara 2-31 tahun. Usia responden juga bervariasi yakni usia 22-58 tahun.


(52)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penulis dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan dua metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik responden penelitian, sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk melihat pengaruh faktor modal, potensi keuntungan dan faktor emosional terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.

A. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2002:14), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitu ng positif atau rhitu ng > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.

b. Jika rhitu ng positif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.


(53)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Pada tahap prasurvei, kuesioner mengenai faktor modal, potensi keuntungan dan emosional serta keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi disebarkan kepada 30 pedagang di Pasar Pringgan. Pada uji validitas ini, nilai degree of freedom (df) adalah 27. Data minimal yang dibutuhkan adalah n = 30 responden dan variabel independen adalah 3, sehingga diperoleh nilai df = n-variabel independen (30-3 = 27). Hasil perolehan rtabel untuk nilai df = 27 dilihat dari Tabel-r dengan tingkat signifikansi 5 % adalah sebesar 0,381.

Tabel 4.1

Item-Total Statistics Ke-1

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 61.87 42.395 .402 .838

P2 62.17 41.178 .451 .836

P3 62.17 40.902 .406 .838

P4 62.13 41.499 .401 .838

P5 62.00 41.448 .481 .835

P6 62.07 40.340 .530 .832

P7 62.20 40.097 .506 .833

P8 62.20 40.717 .474 .835

P9 62.33 41.126 .439 .836

P10 62.23 41.495 .392 .838

P11 62.03 41.551 .418 .837

P12 62.50 41.224 .404 .838

P13 62.20 40.648 .410 .838

P14 62.27 42.340 .300 .842

P15 62.40 41.214 .423 .837

P16 62.23 40.737 .409 .838

P17 62.07 41.375 .403 .838

P18 62.00 41.862 .422 .837

P19 62.07 41.168 .391 .839

P20 62.10 40.852 .432 .837

Sumber : Hasil pengolahan SPSS (2009)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel Corrected item total correlation yang menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item


(54)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada colom corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitu ng dibandingkan dengan rtabel.

Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa pertanyaan ke-14 tidak valid karena nilai corrected item total correlation-nya lebih kecil dari nilai rtabel (0,300<0,381). sehingga satu satu pernyataan tersebut harus dikeluarkan. kemudian dilakukan pengujian kembali sebagai berikut :

Tabel 4.2.

Item-Total Statistics ke-2

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 58.70 39.597 .393 .837

P2 59.00 38.207 .471 .833

P3 59.00 38.276 .384 .837

P4 58.97 38.792 .385 .837

P5 58.83 38.557 .490 .833

P6 58.90 37.403 .549 .829

P7 59.03 37.551 .477 .832

P8 59.03 37.826 .485 .832

P9 59.17 38.282 .442 .834

P10 59.07 38.616 .398 .836

P11 58.87 38.878 .397 .836

P12 59.33 38.368 .408 .836

P13 59.03 37.757 .419 .836

P14 59.23 38.461 .414 .836

P15 59.07 37.995 .401 .837

P16 58.90 38.576 .399 .836

P17 58.83 39.109 .409 .836

P18 58.90 38.300 .396 .837

P19 58.93 37.789 .463 .833

Sumber : Hasil pengolahan SPSS (2009)

Pengujian validitas dilakukan kembali terlihat pada Tabel 4.2 di mana seluruh butir pertanyaan telah valid, yang dapat dilihat dari rhitung pada corrected item total correlation yang pada keseluruhan butir lebih besar dari


(1)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

OUTPUT ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Va riables Entere d/Re movedb

Faktor Emosiona l, P otensi keuntunga n, Modala

. Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method

All reques ted variables ent ered. a.

Dependent Variable: K eputusan b.

Model Summaryb

.779a .606 .572 1.038 2.044

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), Faktor Emosional, Potensi keuntungan, Modal a.

Dependent Variable: Keputus an b.

ANOV Ab

56.435 3 18.812 17.467 .000a

36.618 34 1.077

93.053 37 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), Fakt or E mos ional, Potens i keuntungan, Modal a.

Dependent Variable: Keputusan b.

Coefficientsa

-9.740 3.594 -2.710 .010

.528 .127 .458 4.164 .000 .958 1.044

.754 .143 .573 5.278 .000 .983 1.018

.304 .123 .275 2.478 .018 .942 1.061

(Constant) Modal

Potens i keuntungan Faktor Emosional Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Keputus an a.


(2)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Regression Standardized Residual

3 2 1 0 -1 -2 -3

Frequency

10 8

6 4 2 0

Histogram

Dependent Variable: Keputusan

Mean =1.73E-17 Std. Dev. =0.959 N =38

Observed Cum Prob 0.4 0.6 0.8 1.0 0.2

0.0

Expected Cum Prob 1.0

0.8 0.6

0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(3)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

OUTPUT ANALISIS DESKRIPTIF

Frequencies Statistic

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 N Valid 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 19 50.0 50.0 50.0

SS 19 50.0 50.0 100.0

Total 38 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 3 7.9 7.9 7.9

S 17 44.7 44.7 52.6

SS 18 47.4 47.4 100.0

Total 38 100.0 100.0 Regression Studentized Residual

3 2

1 0

-1 -2

-3

Regression Standardized Predicted

Value

4

3

2

1

0

-1

-2

Scatterplot


(4)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 6 15.8 15.8 15.8

S 19 50.0 50.0 65.8

SS 13 34.2 34.2 100.0

Total 38 100.0 100.0 P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 1 2.6 2.6 2.6

S 21 55.3 55.3 57.9

SS 16 42.1 42.1 100.0

Total 38 100.0 100.0 P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 18 47.4 47.4 47.4

SS 20 52.6 52.6 100.0

Total 38 100.0 100.0 P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 1 2.6 2.6 2.6

S 17 44.7 44.7 47.4

SS 20 52.6 52.6 100.0

Total 38 100.0 100.0 P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 4 10.5 10.5 10.5

S 18 47.4 47.4 57.9

SS 16 42.1 42.1 100.0

Total 38 100.0 100.0 P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 3 7.9 7.9 7.9

S 20 52.6 52.6 60.5

SS 15 39.5 39.5 100.0


(5)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 17 44.7 44.7 44.7

SS 21 55.3 55.3 100.0

Total 38 100.0 100.0 P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 2 5.3 5.3 5.3

S 15 39.5 39.5 44.7

SS 21 55.3 55.3 100.0

Total 38 100.0 100.0 P11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 21 55.3 55.3 55.3

SS 17 44.7 44.7 100.0

Total 38 100.0 100.0 P12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 4 10.5 10.5 10.5

S 18 47.4 47.4 57.9

SS 16 42.1 42.1 100.0

Total 38 100.0 100.0 P13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 6 15.8 15.8 15.8

S 21 55.3 55.3 71.1

SS 11 28.9 28.9 100.0

Total 38 100.0 100.0 P14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 7 18.4 18.4 18.4

S 18 47.4 47.4 65.8

SS 13 34.2 34.2 100.0


(6)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

P15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 1 2.6 2.6 2.6

S 24 63.2 63.2 65.8

SS 13 34.2 34.2 100.0

Total 38 100.0 100.0 P16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 4 10.5 10.5 10.5

S 19 50.0 50.0 60.5

SS 15 39.5 39.5 100.0

Total 38 100.0 100.0 P17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 9 23.7 23.7 23.7

S 19 50.0 50.0 73.7

SS 10 26.3 26.3 100.0

Total 38 100.0 100.0 P18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 4 10.5 10.5 10.5

S 22 57.9 57.9 68.4

SS 12 31.6 31.6 100.0

Total 38 100.0 100.0 P19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 5 13.2 13.2 13.2

S 16 42.1 42.1 55.3

SS 17 44.7 44.7 100.0