Sumber Pencemar Bahan Pencemar Polutan

2.1.6. Pencemaran Polusi Air

Yang dimaksud dengan pencemaran atau polusi air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya komposisi air oleh aktivitas manusia. Sehingga kualitas air menurun sampai ke tahap tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.Fardiaz,S. 1992 Air di alam semesta ini walaupun tidak semuanya dikatakan tercemar, tetapi tidak ada yang berbentuk murni. Sekalipun di daerah pegunungan atau di hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas polusi, namun air hujan yang turun selalu mengandung bahan-bahan terlarut dan bahan-bahan tersuspensi. Apalagi air yang melintasi atau berada di pemukiman penduduk, baik di pedesan maupun di perkotaan dan tempat-tempat lain sudah tentu lebih mudah tercemar oleh lingkungannya dan tekontaminasi oleh aktivitas manusia.Kristanto,P. 2002

2.1.6.1. Sumber Pencemar

Sumber pencemar dapat berupa suatu lokasi tertentu point source atau tak tentu non-point source. Sumber pencemar point source misalnya knalpot mobil, cerobong asap pabrik, dan saluran limbah industri. Pencemar yang berasal dari point source bersifat lokal. Efek yang ditimbulkan dapat ditentukan berdasarkan karakteristik kualitas air. Volume pencemar dari point source biasanya relatife tetap. Sumber pencemar non-point source dapat berupa point source dalam jumlah yang banyak. Misalnya : limbah dari daerah pertanian yang mengandung pestisida dan pupuk, Universitas Sumatera Utara limbah dari daerah pemukiman domestik, dan limbah dari daerah perkotaan.Effendi,H. 2003

2.1.6.2. Bahan Pencemar Polutan

Bahan pencemar polutan air adalah bahan-bahan yang bersifat asing bagi air itu, yang masuk ke air, sehingga mengganggu peruntukan air tersebut. Dari hal masuknya ke air, polutan dikelompokkan menjadi 2 yaitu polutan alamiah dan polutan antropogenik. Adapun polutan alamiah adalah polutan yang masuk ke air secara alami, misalnya akibat letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan fenomena alam yang lain. Polutan alamiah ini tentu saja sulit dikendalikan. Sedangkan polutan antropogenik adalah polutan yang masuk ke air dikarenakan aktivitas manusia, misalnya kegiatan domestik rumah tangga, kegiatan urban perkotaan, pertanian, perikanan, industri dan lain-lain. Intensitas polutan antropogenik dapat dikendalikan dengan cara mengontrol aktivitas yang menyebabkan timbulnya polutan tersebut. Berdasarkan toksisitasnya, polutan dibedakan menjadi 2, yakni polutan tidak toksik non toxic pollutans dan polutan toksik toxic pollutans. 1. Polutan Tidak Toksik non toxic pollutans Polutan tidak toksik biasanya telah berada pada air secara alami. Sifat destruktif polutan ini muncul apabila berada dalam jumlah yang berlebihan sehingga dapat mengganggu kesetimbangan melalui perubahan proses kimia-fisika perairan. Polutan tak toksik terdiri atas bahan-bahan tersuspensi dan nutrient. Bahan Universitas Sumatera Utara tersuspensi dapat mempengaruhi sifat fisika perairan, antara lain meningkatkan kekeruhan sehingga menghambat penetrasi cahaya matahari. Dengan demikian, intensitas cahaya matahari pada air menjadi lebih kecil dari intesitas yang dibutuhkan untuk melangsungkan proses fotosintesis. Keberadaan nutrient atau unsur hara yang berlebihan dapat memacu terjadinya pengayaan eutofikasi perairan dan dapat memacu pertumbuhan mikroalga dan tumbuhan air secara pesat. 2. Polutan Toksik toxic pollutans Polutan ini dapat mengakibatkan kematian lethal, ataupun akibat buruk lain seperti terganggunya pertumbuhan, tingkah laku dan karakteristik morfologi berbagai organisme akuatik. Polutan toksik ini biasanya berupa bahan-bahan yang bukan alami, misalnya pestisida, detergen, dan bahan lainnya. Polutan berupa bahan yang bukan alami ini dikenal dengan istilah xenobiotik, yaitu polutan yang diproduksi oleh manusia. Polutan toksik dikelompokkan menjadi 5, yaitu : a. Logam, meliputi : timbal, nikel, cadmium, zinc dan merkuri. Logam berat diartikan sebagai logam dengan nomor atom 20, tidak termasuk logam alkali, alkali tanah, lantanida, dan aktinida. b. Senyawa organik, meliputi pestisida organoklorin, hidrokarbon alifatik berklor, pelarut solvents, fenol, formaldehid dan sebagainya. Senyawa ini berasal dari kegiatan industri, pertanian dan domestik. c. Gas, misalnya klorin dan amonia. d. Anion, misalnya sianida, fluorida, sulfida, dan sulfat. e. Asam dan alkali. Universitas Sumatera Utara Polutan yang berupa gas, bahan terlarut dan partikulat sangat berpengaruh terhadap perairan.Effendi,H. 2003

2.1.6.3. Pencegahan Pencemaran Air