Ruang lingkup PSAK No.11

periode yang tercakup dalam informasi komparatif dan kenyataan bahwa informasi komparatif telah dinyatakan kembali atau kenyataan bahwa untuk menyatakan kembali informasi komparatif dianggap tidak praktis.

D. Standar Akuntansi Keuangan No.11

1. Ruang lingkup PSAK No.11

a. Pernyataan ini mengatur akuntansi tentang penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing uang meliputi penentuan kurs yang digunakan dan pengakuan pengaruh keuangan dari perubahan kurs valuta asing dalam laporan keuangan. b. Pernyataan ini tidak menspesifikasi mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyajikan laporan keuangannya, pernyataan ini mewajibkan pengungkapan alasan penggunaan mata uang tersebut dan alasan perubahan mata uang pelaporan. Sumber: IAI, PSAK No.25, 2004

a. Pengertian Konversi Mata Uang Asing

Istilah konversi mata uang asing perlu didefenisikan secara benar. Istilah ini diterjemahkan dari bahasa Inggris yaitu “Foreign Currency Translation”. Pengertian konversi dan translasi dapat dibedakan, dalam akuntansi translation memiliki makna teknis yang menurut John Flower 1995: 348 didefenisikan sebagai berikut: “The process where by financial data expressed in terms of one currency is restated in terms of another currency”. Universitas Sumatera Utara Menurut Choi Frederick 2006: 245 translasi mata uang asing: “ proses untuk menyatakan jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang kedalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut”. Sedangkan pengertian konversi adalah suatu proses pertukaran dari suatu mata uang kedalam mata uang lain.

b. Metode-metode Konversi Mata Uang Asing Pada Laporan Laba

Rugi Apabila terjadi perubahan kurs mata uang asing dalam suatu periode akuntansi atau periode sebelumnya kurs mana yang akan dipakai dalam mengkonversi laporan laba rugi perusahaan? Apakah kurs tanggal neraca dapat digunakan closing rate atau kurs tanggal transaksi historical rate? Untuk itu ada beberapa metode atau pendekatan yang dipakai untuk mengkonversi laporan laba rugi yaitu: Historical Rate Method, Average Rate dan Closing Rate Method. 1. Historical Rate Method Metode ini menggunakan kurs tanggal transaksi dalam mengkonversi semua pos-pos yang ada pada laporan laba rugi anak perusahaan. Pendapatan dan biaya dikonversi dengan menggunakan kurs pada saat pendapatan dan biaya diakui. Untuk biaya yang ada kaitannya dengan aktiva seperti biaya penyusutan maka kurs yang dipakai adalah kurs pada saat aktiva tersebut diperoleh atau direalisasi. Universitas Sumatera Utara Metode ini penggunaanya diakui oleh FASB statement no.52 yaitu: “For revenues, expenses, gains and losses, the exchange rate at the dates on which those elements are recognized shall be used”. Sedangkan dalam PSAK No.11 menyatakan: ”Pendapatan dan beban entitas asing dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi”. Agar lebih jelas dibawah ini disajikan contoh selama periode satu tahun sebagai berikut: PT. Y yang berkedudukan di Indonesia dan memiliki anak perusahaan di AS dengan nama XYZ.Ltd yang bergerak di bidang penjualan mesin tik dengan 100 kepemilikan. Penjelasan mengenai laporan laba rugi anak perusahaan sebagai berikut: Tanggal kurs Kurs 01 Jan 200X US 1 = Rp. 2500 05 Mar 200X US 1 = Rp. 2550 21 Mei 200X US 1 = Rp. 2600 24 Jul 200X US 1 = Rp. 3000 03 Nov 200X US 1 = Rp. 3800 02 Des 200X US 1 = Rp. 3200 Keterangan transaksi:  Beban pokok penjualan diperoleh dari persediaan yang dibeli tanggal 04 Maret Universitas Sumatera Utara  Penjualan dilakukan dua kali yaitu: tanggal 26 Mei sebesar 10000 sebanyak 500 unit 20 tanggal 20 Desember sebesar 7500 sebanyak 500 unit 15  Tanggal 31 Juni, beban komisi penjualan dibayar sebesar 1500  Tanggal 20 September, beban iklan dibayar sebesar 100  Beban penyusutan bangunan terdiri dari: - Bangunan A yang dibeli tanggal 2 Januari sebesar 20,000 dengan masa manfaat 10 tahun. - Bangunan B yang dibeli tanggal 2 Juni sebesar 10,000 dengan masa manfaat 10 tahun.  Pendapatan pajak dibayar sebesar 1313 pada tanggal 31 Desember. Dari keterangan diatas jurnal penyusutan yang dibutuhkan pada 31 Desember 200X adalah: Depr. Exp. Building A 2000 Acc. Depr. Building A 2000 Depreciation expense = 2000010thn = 2000 Depr. Exp. Building B 417 Acc. Depr. Building B 417 Depreciation expense = 1000010thn X 512 = 417 Laporan laba rugi XYZ.Ltd yang dijabarkan dengan metode Historical Rate akan terlihat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Table 2.1 XYZ Ltd Translation of Income Statement to Indonesia Rupiah 31 Desember 200X Income Statement US dollar Exchange rate HR Indonesia Rp Sales 2605 10,000 Rp 2,600 Rp 26,000,000 2002 7,500 Rp 3,200 Rp 24,000,000 17,500 Rp 50,000,000 Cost of good sold 10,000 Rp 2,500 Rp 25,000,000 Gross profit 7,500 Rp 25,000,000 Selling Exp: Sale commission Exp 1,500 Rp 2,600 Rp 3,900,000 Advertising Exp 200 Rp 3,000 Rp 600,000 Depr exp-building B 417 Rp 2,600 Rp 1,084,200 General Expense: Depr exp-building A 2,000 Rp 2,500 Rp 5,000,000 Salaries exp 100 Rp 3,000 Rp 300,000 Operating Exp 4,217 Rp 10,884,200 Income before tax 3,283 Rp 14,115,800 Income Tax 1,313 Rp 3,200 Rp 4,201,600 Net Income 1,970 Rp 9,914,200 Ket: HR = HistoricalRrate 2. Average Rate Method Metode ini didasarkan pada penggunaan kurs rata-rata tertimbang Weight Exchange Rate yang diambil selama satu periode. Dan kurs rata-rata tersebut digunakan untuk menjabarkan pos-pos pada laporan laba rugi. Metode Average Rate diakui dan diterapkan pengunaannya apabila pos-pos yang ada pada laporan laba rugi terlalu banyak sehingga metode historical rate tidak praktis untuk digunakan. Dalam FASB statement no.52 menyatakan: “because translation at the exchange rates at the dates the numerous revenues, expenses, gains and losses Universitas Sumatera Utara are recognized is generally impratical, an appropriately weight average rate for period may be used to translation those elements”. Begitu pula dalam PSAK No.11 menyebutkan: “berdasarkan pertimbangan praktis, suatu kurs yang mendekati nilai tukar sebenarnya misalnya kurs rata- tara selama satu periode sering kali digunakan untuk menjabarkan pendapatan dan beban suatu entitas asing”. Seperti contoh kasus diatas, maka perhitungan kurs rata-rata tertimbang adalah: Tanggal kurs Kurs Jangka Waktu 01 Jan 200X US 1 = Rp. 2500 63 hari 05 Mar 200X US 1 = Rp. 2550 77 hari 21 Mei 200X US 1 = Rp. 2600 64 hari 24 Jul 200X US 1 = Rp. 3000 102 hari 03 Nov 200X US 1 = Rp. 3800 29 hari 02 Des 200X US 1 = Rp. 3200 30 hari Dari perubahan kurs diatas akan diperoleh kurs rata-ratabtertimbang dengan cara melakukan perhitungan seperti dibawah ini: WAR = 2500x63 + 2550x77 + 2600x64 + 3000x102 + 3800x29 + 3200x30 365 hari = 2828.63 Keterangan: WAR : Weight Exchange Rate Universitas Sumatera Utara Dengan menggunakan perhitungan kurs rata-rata tertimbang maka kurs yang dipakai adalah US 1 = Rp. 2828.63. Laporan laba rugi XYZ.Ltd yang dijabarkan dengan metode Average Rate akan terlihat sebagai berikut: Table 2.2 XYZ Ltd Translation of Income Statement to Indonesia Rupiah 31 Desember 200X Income Statement US dollar Exchange rate AR Indonesia Rp Sales 2605 10,000 Rp 2,828.63 Rp 28,286,300 2002 7,500 Rp 2,828.63 Rp 21,214,725 17,500 Rp 49,501,025 Cost of good sold 10,000 Rp 2,828.63 Rp 28,286,300 Gross profit 7,500 Rp 21,214,725 Selling Exp: Sale commission Exp 1,500 Rp 2,828.63 Rp 4,242,945 Advertising Exp 200 Rp 2,828.63 Rp 565,726 Depr exp-building B 417 Rp 2,828.63 Rp 1,179,539 General Expense: Depr exp-building A 2,000 Rp 2,828.63 Rp 5,657,260 Salaries exp 100 Rp 2,828.63 Rp 282,863 Operating Exp 4,217 Rp 11,928,333 Income before tax 3,283 Rp 9,286,392 Income Tax 1,313 Rp 2,828.63 Rp 3,713,991 Net Income 1,970 Rp 5,572,401 Ket: AR = Average Rate 3 Closing Rate Method Metode ini mengkonversikan semua pos-pos pada laporan laba rugi anak perusahaan dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Semua perkiraan yang ada pada laporan laba rugi dikalikan dengan kurs tanggal neraca. Metode ini metode yang paling praktis untuk digunakan tetapi kurang mendapat dukungan terhadap penggunaannya. Universitas Sumatera Utara Pada kasus diatas kurs tanggal neraca adalah kurs yang berlaku pada tanggal 31 Desember 200X yaitu 1= Rp.3200,- jika kurs ini yang dipakai maka akan diperoleh laporan laba rugi sebagai berikut: Table 2.3 XYZ Ltd Translation of Income Statement to Indonesia Rupiah 31 Desember 200X Income Statement US dollar Exchange rate CR Indonesia Rp Sales 2605 10,000 Rp 3,200 Rp 32,000,000 2002 7,500 Rp 3,200 Rp 24,000,000 17,500 Rp 56,000,000 Cost of good sold 10,000 Rp 3,200 Rp 32,000,000 Gross profit 7,500 Rp 24,000,000 Selling Exp: Sale commission Exp 1,500 Rp 3,200 Rp 4,800,000 Advertising Exp 200 Rp 3,200 Rp 640,000 Depr exp-building B 417 Rp 3,200 Rp 1,334,400 General Expense: Depr exp-building A 2,000 Rp 3,200 Rp 6,400,000 Salaries exp 100 Rp 3,200 Rp 320,000 Operating Exp 4,217 Rp 13,494,400 Income before tax 3,283 Rp 10,505,600 Income Tax 1,313 Rp 3,200 Rp 4,201,600 Net Income 1,970 Rp 6,304,000 Ket: CR = Closing Rate Sedangkan untuk metode translasi mata uang asing dapat diklasifikasikan menjadi 2 dua jenis yaitu Metode Kurs Tunggal dan Metode Kurs Berganda. 1. Metode Kurs Tunggal Metode kurs tunggal disebut juga metode kurs kini merupakan transalasi penyajian ulang secara langsung dari satu jenis mata uang ke dalam mata uang lainnya. Dalam metode ini pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang Universitas Sumatera Utara berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui, namun demikian untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat pada periode tersebut. 2. Metode Kurs Berganda Metode kurs berganda menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi yang terdiri dari metode kini-non kini, metode moneter-non moneter dan metode temporal. a. Metode Kini-non kini Dalam metode ini, pos-pos laporan laba rugi kecuali beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan atau berdasrkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh. b. Metode Moneter-non moneter Dalam metode ini pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep kini-non kini. c. Metode Temporal Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Berkebalikan dengan metode kurs kini, metode temporal mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs nilai tukar historis dan kurs kini. Universitas Sumatera Utara Contoh: Nilai ekuivalen dolar AS terhadap saldo dalam peso Meksiko pada saat kurs nilai tukar sebesar P1= 0,13, seandainya nilai peso mengalami penurunan menjadi P1= 0,10 maka ada beberapa hasil akuntansi yang berbeda dapat timbul pada laporan laba rugi anak perusahaan meksiko berdasarkan metode transalasi mata uang asing yang dijelaskan diatas: Tabel 2.4 Laporan Laba Rugi Anak Perusahaan Meksiko Metode Transalasi mata uang asing Dolar AS sebelum depresiasi peso Dolar AS sesudah depresiasi peso 0,10 = P1 Peso 0,13 = P1 Nilai tukar sekarang kini- non kini moneter-non moneter metode temporal Penjualan 40,000 5,200 4,000 4,000 4,000 4,000 Harga pokok penjualan 20,000 2,600 2,000 2,000 2,600 2,600 Depresiasi 1,800 234 180 234 234 234 Beban lain-lain 8,000 1,040 800 800 800 800 Laba sebelum pajak 10,200 1,326 1,020 966 366 366 Pajak penghasilan 30 3,060 398 306 306 306 306 Keuntungan kerugian translasi 450 270 360 90 Laba rugi bersih 7,140 928 264 390 420 30 Sumber: Choi Frederick, Akuntansi Internasional, 2006:257 Contoh ini mencerminkan seperti apakah laba yang dilaporkan jika seluruh keuntungan kerugian translasi tercermin dengan segera dalam periode berjalan. Nilai keuntungan kerugian translasi didapatkan karena adanya perbedaan dari nilai ekuivalen dolar atas posisi aktiva bersih setelah dan sebelum depresiasi. Universitas Sumatera Utara

2. PSAK No.11 Hubungannya dengan penyajian Laporan Laba Rugi