Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

”Kesempatan selalu ada karena pembimbing praktek memberikan kesempatan untuk belajar menerapkan asuhan sesuai dengan checklist APN ” CHW 4 dengan mahasiswa 1 ”Pembimbingan dimulai dari melihat pertolongan persalinan pada awal praktek semester 3 kemudian membantu pembimbing melakukan asuhan persalinan sampai kemudian dibimbing untuk belajar menolong persalinan sendiri ”. CHW 5 dengan mahasiwa 1 ”Untuk kesempatan melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin bisa diperoleh namun tidak selalu pertolongan persalinan dapat dilakukan secara mandiri ”. CHW 4 dengan mahasiswa 2 ”Proses pembimbingan cukup baik dan jelas menggunakan pertolongan persalinan dengan standart Asuhan Persalinan Normal ”. CHW 5 dengan mahasiswa 2

C. Pembahasan

Reily dan Oermann sebagaimana dikutip dari hasil sister Scholl Program Laporan SSP, 2004, menyatakan bahwa pengalaman pembelajaran praktik laboratorium kelas, rumah sakit, komunitas dan unit pelayanan kesehatan lainnya merupakan bagian penting dalam program pendidikan kesehatan. Hal tersebut memberikan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan pada situasi nyata. Melalui pembelajaran praktik mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya Pusdiknakes, 2005: 4. Pembelajaran praktik adalah penerapan dari laboratorium kelas, laboratorium klinik dan praktik klinik Pusdiknakes, 2005: 16. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti mengenai praktek klinik kebidanan di Akademi Kebidanan Pamenang , maka peneliti membahasnya dalam empat aspek yaitu pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin, faktor – faktor yang berperan dalam pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin, kendala dalam praktek klinik kebidanan serta praktek klinik kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin. 1. Pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang Penilaian pencapaian kompetensi pembelajaran dilakukan untuk menilai aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap dengan menggunakan standar kelulusan yang akurat dan konsisten Pusdiknakes, 2005: 45 .Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Pudir I, Bidan pembimbing praktek serta dokumen mengenai kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin, didapatkan bahwa kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin secara garis besar adalah memenuhi standart kompeten walaupun mahasiswa tidak selalu melakukan pertolongan persalinan secara mandiri tetapi tetap mendapatkan pendampingan dan bimbingan dari bidan yang menjadi lahan praktek. Hal ini disebabkan karena yang dihadapi mahasiswa adalah pasien nyata sehingga bidan tetap melakukan pendampingan sebagai wujud tanggung jawabnya sebagai tempat lahan praktek. Mahasiswa tidak dapat melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin secara langsung karena kesempatan akan diberikan setelah mahasiswa memperoleh beberapa persalinan sehingga bidan pembimbing dapat melakukan pengamatan terhadap asuhan yang dilakukan oleh mahasiswa dan bila dianggap telah mampu maka pembimbing akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan asuhan secara mandiri. Hal ini telah sesuai dengan tugas pembimbing dalam pelaksanaan praktik yaitu mendampingi mahasiswa sesuai dengan tingkat kemandirian Pusdiknakes, 2005: 59 . Kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin ada yang masih kurang sehingga perlu perbaikan karena tidak memenuhi standart yang telah ditetapkan untuk kompeten dalam asuhan kebidanan ibu bersalin melalui penilaian dengan daftar tilik checklist asuhan persalinan normal. Mahasiswa berhak memperoleh umpan balik atas kekurangan dalam melaksanakan kompetensinya dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Pembimbing praktek menjelaskan kepada mahasiswa mengenai hal – hal apa saja yang dia tidak kompeten sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan lebih baik lagi untuk mengikuti penilaian ulang Pusdiknakes, 2005: 53 . Kompetensi mahasiswa baik karena mahasiswa rajin, pintar, punya motivasi dan tanggung jawab serta pengalaman menghadapi persalinan melalui jumlah target yang didapat dari pertolongan persalinan secara mandiri. Sedangkan kompetensi mahasiswa kurang karena jumlah target kompetensi masih sedikit, mahasiswa malas serta kurang mandiri. Salah satu metoda praktik dilahan praktik adalah dengan metoda pengalaman dengan cara penugasan klinik yaitu menempatkan mahasiswa disuatu unit atau ruangan tertentu. Sehingga sangat membantu mahasiswa menerapkan konsep dan teori dalam upaya pencapaian kompetensi yang ditetapkan Pusdiknakes, 2005: 32 . Pencapaian target yang masih belum memenuhi akan membuat pengalaman mahasiswa dalam memberikan asuhan persalinan kurang sehingga pencapain kompetensi menjadi kurang. 2. Faktor – faktor yang berperan dalam pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang Terdapat berbagai kendala yang menjadi faktor – faktor yang berperan dalam pencapaian kompetensi mahasiswa yaitu perbedaan pesepsi tentang pembelajaran praktik diantara pembimbing institusi dan lahan praktek, jumlah pembimbing klinik belum memadai baik kuantitas maupun kualitasnya dan perubahan status lahan praktek dari pemerintah menjadi perusahaan jawatan serta bertambahnya jumlah institusi Diknakes yang mempengaruhi ketersediaan lahan praktek Pusdiknakes, 2005: 2. Berdasarkan hasil penelitian, melalui wawancara dengan bidan dan PUDIR I Akademi Kebidanan Pamenang serta observasi lapangan diperoleh hasil bahwa persamaan persepsi dapat diperoleh dari adanya rapat koordinasi dengan lahan praktek yang diadakan sebelum praktek klinik kebidanan. Tahapan pelaksanaan pembelajaran praktek terdiri dari pertemuan pra praktik untuk mengidentifikasi target pencapaian kompetensi Pusdiknakes, 2005: 58 . Pertemuan pra klinik dilakukan dengan rapat koordinasi sehingga pembimbing klinik institusi dan lahan praktek mempunyai persamaan persepsi tentang target kompetensi dan tehnik bimbingan praktek klinik kebidanan khususnya dalam melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin . Melalui rapat koordinasi juga dilakukan evaluasi terhadap kegiatan praktek klinik kebidanan pada periode sebelumnya. Persyaratan pembimbing dari institusi pendidikan adalah D-IV kebidanan pendidik dengan pengalaman kerja sekurang- kurangnya 2 tahun, D-III kebidanan + S1S2 kesehatan dan D-III kebidanan dengan pengalaman klinik minimal 2 tahun serta pembimbing dari lahan praktek dengan syarat D-IV kebidanan dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun dan D-III kebidanan dengan minimal kerja 2 tahun Pusdiknakes, 2005 : 20 . Kualitas dan kuantitas pembimbing lahan dan institusi telah memenuhi sebagian besar harapan yaitu pembimbing dari lahan praktek yaitu D-IV kebidanan atau D-III kebidanan serta memiliki nilai yang lebih dengan mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal APN . Akademi Kebidanan Pamenang terdapat di wilayah dengan jumlah institusi kebidanan sebanyak kurang lebih 7 institusi. Hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan lahan praktek sehingga apabila terdapat lebih dari satu mahasiswa yang berada dalam satu lahan praktek, kemungkinan akan mengurangi target kompetensi mahasiswa sehingga dapat mengurangi kesempatan mahasiswa untuk menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Ketersediaan lahan yang terbatas dapat diatasi dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memperoleh tempat praktek sesuai dengan kompetensinya sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya jadwal praktek yang bersamaan dengan institusi lain, bidan melakukan kerjasama dengan bidan sekitar wilayah untuk membantu mahasiswa memperoleh target kompetensi serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa melakukan On- Call atau kerjasama dengan bidan untuk melakukan asuhan persalinan. 3. Kendala yang dihadapi mahasiswa dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin Kendala dalam praktek klinik kebidanan khususnya dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin yaitu mahasiswa tidak selalu memperoleh kesempatan untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin secara mandiri. Hal ini disebabkan karena pembimbing lahan praktek tidak selalu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan asuhan persalinan secara mandiri, kurang komunikasi antara mahasiswa dengan bidan pembimbing dan pasien yang tidak selalu bersedia di beri asuhan oleh mahasiswa praktek. Pembimbing lahan tidak melepas ketrampilan mahasiswa sepenuhnya karena berkaitan dengan nyawa seseorang sehingga apabila pembimbing memandang mahasiswa kurang mampu atau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk memperoleh asuhan dari mahasiswa maka pembimbing akan mengambil alih pertolongan persalinan. Hal ini sesuai dengan tugas pembimbing yaitu mendampingi mahasiswa sesuai dengan tingkat kemandirian Pusdiknakes, 2005: 59. Komunikasi antara bidan pembimbing dan mahasiswa kurang karena mahasiswa kurang aktif untuk melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin sehingga bidan pembimbing tidak dapat menggali kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin. Cara mengatasi adalah memberi bimbingan secara lebih intensif tindakan yang tidak dapat dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai umpan balik terhadap kegiatan praktek klinik. Hal ini merupakan tugas pembimbing dalam kegiatan pasca klinik dengan memberikan umpan balik kepada mahasiswa Pudiknakes, 2005: 60. Kemudian pembimbing memberikan kesempatan kembali kepada mahasiswa untuk melakukan asuhan. Bidan pembimbing menumbuhkan rasa percaya pasien kepada mahasiswa serta menjalin hubungan yang baik antara bidan, mahasiswa dan pembimbing lahan praktek sehingga komunikasi tetap terjaga. Jumlah persalinan tidak sesuai dengan target dapat diatasi dengan melakukan kerjasama dengan bidan di wilayah sekitar yang terdekat serta melakukan evaluasi pencapaian jumlah target persalinan sehingga dapat menempatkan mahasiswa ditempat praktek yang mempunyai jumlah persalinan lebih banyak pada periode praktek sebelumnya. 4. Praktek klinik Kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin di Akademi Kebidanan Pamenang Pengalaman belajar teori dan praktik di laboratorium merupakan proses pembelajaran yang penting untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran praktek klinik. Pengalaman belajar klinik di lahan praktek lebih di fokuskan ke arah penerapan pengetahuan, sikap dan ketrampilan profesional dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berfikir kritis selama melakukan tindakan. Untuk itu dalam pengalaman belajar di lahan praktek lebih diarahkan dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat mengintegrasikan pengetahuan yang telah di dapat dengan ketrampilan profesional berdasarkan standart profesi melalui proses pembelajaran dalam situasi nyata Pusdiknakes, 2005 : 4 . Pembelajaran praktek melalui pengalaman dengan cara penugasan klinik sangat membantu mahasiswa dalam menerapkan konsep dan teori dalam upaya pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam praktek klinik Pusdiknakes, 2005 : 32-33 . Dari hasil observasi dan wawancara dengan Pudir I, bidan pembimbing praktek serta mahasiswa menunjukkan bahwa Akademi Kebidanan Pamenang menyelenggarakan praktek klinik Kebidanan dengan baik dan pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin juga baik sehingga praktek klinik kebidanan merupakan upaya pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu bersalin karena persiapan yang dilakukan di institusi sebelum melakukan praktek disampaikan oleh Pudir I sebagai berikut : mahasiswa menyelesaikan mata kuliah askeb II dengan praktek laboratorium memakai phantom, asess APN, melakukan rapat koordinasi dengan lahan praktek, latar belakang pendidikan bidan pembimbing praktek dari lahan serta pelatihan APN yang diikuti, proses pembimbingan oleh bidan yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan asuhan secara mandiri dibawah pantauan bagi mahasiswa yang kompeten serta melakukan bimbingan intensif berulang terhadap mahasiswa yng memiliki kompetensi yang kurang selama masih bisa dibimbing sehingga dapat benar – benar kompeten dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Mekanisme pembelajaran praktek melalui tahap siklus pembelajaran yaitu persiapan teori melalui mata kuliah Askeb II, laboratorium melalui praktek individu dengan bimbingan dosen yang memiliki kompetensi dalam asuhan kebidanan ibu bersalin, pertemuan pra klinik melalui rapat koordinasi, pelaksanaan praktek klinik kebidanan melalui pembelajaran praktek dengan menggunakan target kompetensi asuhan persalinan sebanyak 50 pasien, pertemuan pasca klinik yang dilakukan oleh pembimbing lahan praktek dan dosen serta evaluasi dan tindak lanjut. Metoda pembelajaran praktek di lahan praktek dilakukan melalui metoda pengalaman dengan menerapkan asuhan kepada pasien nyata serta penugasan tertulis melalui pendokumentasian asuhan kebidanan. Jumlah mahasiswa yang berada di setiap lahan praktek berbeda. Lahan praktek dengan jumlah persalinan yang banyak akan memperoleh mahasiswa lebih dari satu. Rapat koordinasi yang diselenggarakan pada awal praktek akan memberikan informasi tentang jumlah persalinan yang ada di setiap lahan praktek sehingga institusi bisa membagi mahasiswa secara tepat di lahan praktek. Buku panduan praktek diperoleh mahasiswa setiap akan mengikuti kegiatan praktek klinik kebidanan dan mahasiswa memperoleh penjelasan tentang buku panduan melalui acara pembekalan. Alat penilaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin adalah checklist Asuhan Persalianan Normal 58 langkah yang telah memenuhi standart dalam pertolongan persalinan. Pembimbing telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu tingkat pendidikan serta keikutsertaan dalam pelatihan Asuhan Persalinan Normal. Lahan praktek yang digunakan merupakan lahan praktek dengan jumlah persalinan yang banyak sehingga mahasiswa dapat memenuhi target kompetensinya dalam asuhan kebidanan ibu bersalin. Hal ini merupakan keberhasilan dari unsur input. Unsur input meliputi perencanaan tentang mahasiswa, baik jumlah, pembagian kelompok, panduan pembelajaran, alat penilaian pencapaian kompetensi, pembimbing praktik dan lahan praktik yang digunakan Pusdiknakes, 2005: 61. Kejelasan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa diperoleh melalui rapat koordinasi pada awal praktek sehingga menimbulkan persamaan persepsi antara pembimbing lahan dan institusi pendidikan. Mahasiswa dapat memahami tujuan dan kompetensi melalui pemebkalan yang diadakan oleh institusi pendidikan dan lahan praktek. Pencapaian kompetensi mahasiswa dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin sudah baik meskipun masih terdapat mahasiswa yang belum kompeten namun dengan mengikuti praktek klinik kebidanan pada periode praktek berikutnya , maka kompetensinya dapat meningkat. Kendala yang ditemukan selama proses pelaksanaan praktek klinik dapat diatasi oleh institusi pendidikan, mahasiswa dan pembimbing lahan praktik. Pembimbing klinik dan institusi dalam praktek klinik kebidanan telah memenuhipersyaratan yang telah ditentukan. Terdapat beberapa faktor-faktor yang berperan praktek klinik kebidanan dalam upaya pencapaian kompetensi mahasiswa pada ibu bersalin. Faktor-faktor yang ada, memberikan peran yang baik dalam praktek klinik kebidanan. Hal tersebut merupakan keberhasilan praktek klinik kebidanan dari unsur proses. Unsur proses mencakup Mencakup kejelasan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa, tingkat keberhasilannya, kendala yang ditemukan selama proses pelaksanaan pembelajaran praktik, pembimbing klinik baik dari institusi maupun lahan praktik, area praktik yang digunakan dan faktor-faktor pendukung Pusdiknakes, 2005: 61. Pencapaian kompetensi mahasiswa pada asuhan kebidanan ibu bersalin adalah baik. Terdapat mahasiswa yang kompeten dalam melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada praktek klinik kebidanan I yang dilakukan pada semester IV. Meskipun terdapat mahasiswa yang memiliki kompetensi yang kurang. Hal ini disebabkan karena target yang diperoleh masih kurang, sehingga pengalaman untuk menghadapi kasus persalinan kurang. Hal ini merupakan monitoring dan evaluasi unsur luaran Out put. Unsur luaran adalah hasil pelaksanaan program yang diukur dengan indikato keberhasilan mahasiswa yang dinyatakan lulus sesuai dengan tingkat kompetensi yang ditetapkan, kualitas penampilan pembimbing dalam pembelajaran praktik serta menilai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pencapain kegiatan pembelajaran praktik Pusdiknakes, 2005: 61.

D. Kendala dalam penelitian