PENDAHULUAN Distribusi frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin23

Sementara dari data Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2012, dari 559.011 perkiraan kasus diare yang ditemukan dan ditangani adalah sebanyak 216.175 atau 38,67, sehingga angka kesakitan IR diare per 1.000 penduduk mencapai 16,36. Capaian ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yaitu 19,35 dan 2010 yaitu 18,73. Pencapaian IR ini jauh di bawah target program yaitu 220 per 1.000 penduduk. Rendahnya IR dikhawatirkan bukan merefleksikan menurunnya kejadian penyakit diare pada masyarakat tetapi lebih dikarenakan banyaknya kasus yang tidak terdata. Menurut Hop yang di kutip Novianda 2011, hasil penelitian di Vietnam terlihat bahwa lamanya ASI eksklusif berhubungan dengan prevalensi diare dan ISPA.Pada anak dengan ASI eksklusif kurang dari 3 bulan, diare muncul lebih awal dan prevalensinya lebih besar dibandingkan dengan anak yang mendapat ASI eksklusif lebih dari 3 bulan. Pada anak yang mendapat ASI eksklusif, diare muncul lebih jarang dan bila terjadi diare mempunyai dampak negatif yang lebih sedikit pada status gizi si anak untuk kehilangan berat badan dan terganggu pertumbuhan linearnya lebih kecil. Keadaan gizi anak juga berpengaruh terhadap diare. Pada anak yang kurang gizi karena pemberian makanan yang kurang mengakibatkan diare akut yang lebih berat, yang berakhir lebih lama dan lebih sering terjadi pada diare persisten dan disentri lebih berat. Resiko meninggal akibat diare persisten atau disentri sangat meningkat, apabila anak sudah kurang gizi Depkes, 2005. Salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium Development Goals MDG’s Goal ke-4 adalah menurunkan kematian anak menjadi 23 bagian dari tahun 1990 sampai pada 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT, Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat Kemenkes, 2011. Dengan keadaan ini penulis tertarik untuk mengetahui dan menentukan profil penderita diare pada anak balita di RSUD dr. Pirngadi Medan. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana profil penderita diare pada anak balita di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2013. 1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui profil penderita diare pada anak balita di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui jumlah kasus diare pada anak balita menurut jenis kelamin penderita. 2. Untuk mengetahui jumlah kasus diare pada anak balita menurut usia penderita. 3. Untuk mengetahui jumlah kasus diare pada anak balita yang mendapat ASI eksklusif. 4. Untuk mengetahui jumlah kasus diare pada anak balita menurut status gizi. 5. Untuk mengetahui jumlah kasus diare pada anak balita menurut jenis derajat dehidrasi.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini bagi: 1. Sebagai pengalaman yang sangat berharga sekaligus tambahan pengetahuan bagi penulis. 2. Bagi rumah sakit, peneliti dapat memberikan informasi mengenai profil penderita diare pada anak balita di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2013 3. Bagi masyarakat ilmiah, dapat dijadikan sebagai bahan bacaan mengenai penyakit diare beserta karakteristik profil penderita pada anak balita tahun 2013 sehingga bisa menjadi sumber penelitian-penelitian seterusnya.