Membangun Kerjasama Tim
34
Tidak setiap orang merespon terhadap konflik dengan cara yang sama, respon tersebut antara lain 1 konfrontasi agresif, 2
melakukan manufer negatif, 3 penundaan terus menerus serta 4 Bertempur secara pasif.
Namun ada pula anggota Tim merespon dari segi positif. Apabila hal ini yang terjadi maka pemecahan konflik mengarah
ke hal yang positif. sadar untuk Respon tersebut adalah Mengarahkan energi secara sehat dan langsung untuk
memecahkan masalah atau tidak ada reaksi secara emosional, melakukan upaya yang menanggapinya dengan cara rasional.
Respon yang tepat ini akan memperkuat tim kerja dan melancarkan jalan untuk mengatasi konflik, Huruf Tionghoa
krisis berarti kesempatan yang mengandung resiko. Untuk itu maka perlu melihat konflik tidak selalu mengandung
resiko, tetapi juga merupakan kesempatan-kesempatan yang bersifat petualangan, tantangan, kegembiraan dan kesempatan-
kesempatan. Menurut Bolton dalam bukunya Management konflik sumber-sumber konflik adalah sebagai berikut:
1. Menghalangi pencapaian sasaran perorangan;
2. Kehilangan status;
3. Kehilangan otonomi atau kekuasaan;
4. Kehilangan Sumber-sumber;
5. Merasa diperlakukan tidak adil;
6. Mengancam nilai dan norma;
7. Perbedaan persepsi dan lain sebagainya.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
35
B. Langkah-Langkah Penyelesaian Konflik
Tim dinamis konflik tidak dibiarkan berlarut-larut tetapi diselesaikan secara terbuka Adapun bebarapa langkah
dalam penyelesaian konflik tersebut Secara skematis menurut Richard Y. Chang adalah sebagai berikut :
Sumber : Sukses melalui kerjasama Tim, Richard Y. Chang, PT Pustaka Binaman Pressindo, halaman 35.
Membangun Kerjasama Tim
36
Langkah 1: Mengakui adanya konflik.
Langkah ini merupakan langkah awal untuk penyelesaian konflik, tanpa anda mengakui adanya suatu konflik maka
masalah tidak akan terpecahkan. Tim yang dinamis akan membahas konflik secara dini sehingga tidak merupakan
penghalang bagi keberhasilan suatu Tim yang dinamis. Kearifan dari semua pihak sangat diperlukan dalam hal ini. Bacalah dan
analisa dialog antara pimpinan Tim dan anggota Tim berikut ini: Irawan adalah pimpinan bagian penjualan, akhir-akhir ini
target penjualan
menurun dengan
tajam. Beliau
mengumpulkan seluruh anggota Tim untuk membahas masalah tersebut. Beliau memberikan kesempatan anggota tim untuk
mengemukakan ide-idenya. Santi dengan suara lantang dan penuh emosi mengatakan bahwa Adi lah penyebab seluruh
penurunan target penjualan tersebut, karena dalam promosinya kurang menggigit. Santi mendapat dukungan dari
dua anggota tim yang lain. Namun Santo salah satu anggota tim yang lain mengatakan bahwa kesalahan ini tidak bisa
dilimpahkan pada Adi saja karena banyak variable yang mempengaruhi terhadap penurunan target tersebut antara lain
adanya krismon, mutu produk, pesaing dan lain sebagainya. Adi menahan emosi atas semua itu. Dengan penuh emosi Santi
meningalkan ruang pertemuan tersebut diikuti oleh beberapa anggota tim yang lain.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
37
Dari kasus di atas adakah konflik yang terjadi? Konflik apa yang dapat Saudara identifikasi?
Langkah 2 : Mengidentifikasi
konflik secara
sebenarnya.
Langkah ini dalam kegiatan penelitian sering disebut dengan identifikasi masalah. Kegiatan ini sangat diperlukan dan
memerlukan keahlian khusus. Mengapa demikian? Konflik dapat muncul dari akar masalah, tetapi juga karena masalah
emosi. Kasus diatas setelah diidentifikasi ternyata lebih banyak dipengaruhi oleh dendam pribadi antara kelompok Santi dengan
Adi, karena akhir-akhir ini Adi dan teman-temannya sering mendapat penghargaan pimpinan atas prestasinya. Oleh karena
itu perlu memilah antara masalah inti dengan masalah emosional. Masalah inti adalah masalah yang mendasari suatu
konflik misalnya ketidaksepakatan adanya tugas sedangkan isu emosional merupakan masalah yang akan memperumit masalah
tersebut. Misalnya salah satu anggota Tim mendapat tugas yang sangat penting masalah inti, orang lain merasa tersinggung
masalah emosional, Untuk hal ini maka hendaknya Saudara mengatasi masalah yang inti terlebih dahulu. Setelah langkah ini
terselesaikan maka langkah selanjutnya adalah :
Langkah 3 : Dengar semua pendapat.
Lakukan kegiatan sumbang saran. Libatkan mereka yang terlibat konflik untuk megungkapkan pendapatnya, hindarilah pendapat
benar dan salah. Bahas juga mengenai dampak konflik terhadap Tim serta kinerja Tim. Fokuskan pembicaraan pada fakta dan
Membangun Kerjasama Tim
38
perilaku bukan pada perasaan atau unsur pribadi. Hindari mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi temukan mana yang
terbaik jika dipandang dari sisi positif.
Langkah 4 : Bersama-sama
mencari cara
untuk menyelesaikan konflik;
Dalam kegiatan ini diskusi terbuka sangat diharapkan. Karena dengan diskusi terbuka bisa memperluas informasi dan alternatif
serta bisa mengarahkaan pada rasa percaya dan hubungan yang sehat diantara yang terlibat.
Dalam Tim yang efektif tidak seluruh anggota kelompok menyukai satu sama lain, tetapi yang utama adalah mampu
bekerja sama secara efektif.
Langkah 5 : Mendapatkan kesepakatan dan
tanggungjawab untuk menemukan solusi.
Memaksakan kesepakatan akan berakibat fatal. Oleh karena itu doronglah mereka untuk bekerjasama memecahkan permasalah
secara jitu. Buatlah semua anggota Tim senang terhadap solusi yang dihasilkan. Oleh karena itu solusi harus diusahakan secara
bersama-sama. Salah satu cara yang disarankan agar orang lain mau menerima saran yang diajukan adalah memposisikan
dirinya pada peran orang lain, masing-masing anggota Tim mempresentasikan pendangan orang lain.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
39
Langkah 6 : Menjadwal sesi tindak lanjut untuk
mengkaji solusi.
Pemberian tanggungjawab untuk melaksanakan komitmen sangat dihargai oleh anggota Tim. Mengkaji resolusi sangat
diperlukan untuk mengetahui tingkat keefektifan resolusi yang telah diberikan.
C. Gaya Tanggapan Konflik