1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang penting dan mendasar bagi kehidupan manusia. Matematika memiliki peranan tidak hanya
dalam bidang pendidikan saja, tetapi juga dalam kehidupan nyata. Di bidang pendidikan, matematika menjadi dasar bagi disiplin ilmu lainnya. Hal ini
dapat dilihat dengan adanya kegunaan matematika dalam cabang ilmu lainnya, seperti fisika, kimia, biologi, dan lain-lain. Selain itu, matematika juga
diajarkan mulai dari TK, SD, SMP, maupun SMA dan SMK. Ditingkat perguruan tinggi, matematika dipelajari hampir di sebagian besar jurusan
karena matematika menjadi dasar bagi ilmu yang lain. Di kehidupan nyata, matematika juga mempunyai berbagai kegunaan,
misalnya untuk menghitung luas tanah yang akan dijual, menghitung kecepatan rata-rata kendaraan, menghitung volume air dalam bak, menghitung
besar diskon di toko, bunga bank, dan lain-lain. Menurut Sudrajat 2008:2, matematika memberikan ketrampilan tinggi pada seseorang dalam hal daya
abstraksi, analisis permasalahan, dan penalaran logika sehingga matematika berfungsi untuk membantu mengkaji alam sekitar sehingga dapat
dikembangkan menjadi teknologi untuk kesejahteraan umat manusia. Muijis dan Reynolds 2005:212 mengungkapkan bahwa matematika memiliki
peranan penting dan aplikasinya dalam ketrampilan numerik. Matematika juga berperan dalam meningkatkan kemampuan berpikir logis anak dan
2 kemampuan kognitif. Oleh karena itu, matematika merupakan salah satu ilmu
yang dipelajari baik secara formal maupun informal. Pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah perlu dilaksanakan
dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan diperoleh keberhasilan pembelajaran yang maksimal. Menurut Erman Suherman, dkk
2003: 48 tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan matematika dan pola
pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan dapat menerapkan matematika dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari.
Keberhasilan pembelajaran matematika di sekolah dapat dilihat dari adanya minat yang tinggi dari siswa dan juga prestasi belajar siswa. Matematika bisa
melatih siswa untuk berpikir rasional, karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya Depdiknas, 2005. Maka
dari itu, matematika perlu dipelajari di sekolah dengan baik agar siswa bisa terlatih dalam berpikir rasional. Selain itu, matematika juga berperan dalam
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur dan menerapkan rumus matematika dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran,
geometri, aljabar dan trigonometri. Hasil Ujian Nasional tahun 2015 untuk mata pelajaran matematika tingkat
SMP menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah. Proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, sebagian guru masih menerapkan
pembelajaran secara konvensional yaitu dengan metode caramah. Dengan pembelajaran konvensional, guru menjadi subjek belajar dan mentransfer ilmu
3 kepada siswa. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan ketertarikan
dalam pembelajaran menjadi berkurang. Salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran konvensional adalah SMP Negeri 6 Yogyakarta. Hasil observasi
dan wawancara dengan guru matematika, minat belajar siswa di SMP Negeri 6 Yogyakarta juga masih tergolong rendah. Dalam pembelajaran yang
dilaksanakan, keterkaitan materi dengan kehidupan nyata siswa masih kurang karena masih menggunakan buku paket sebagai sumber belajar yang belum
bervariasi. Berikut ini adalah data hasil Ujian Nasional SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun 2015.
Tabel 1. Data Hasil UN 2015 Data
Hasil
Rata-rata 85,64
Terendah 25
Tertinggi 100
Daya serap materi lingkaran 85,60 Standar Deviasi
17,37 Peringkat Kota
6 Peringkat Provinsi
24 Salah satu pendekatan pembelajaran yang membantu mengaitkan materi
dengan kehidupan nyata adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang mampu membantu guru
mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Departemen Pendidikan Nasional, 2002:1. Dengan
pendekatan kontekstual, siswa akan difasilitasi oleh guru agar tertarik dan lebih memperhatikan pembelajaran matematika. Salah satu caranya adalah
4 dengan membentuk kelompok diskusi agar siswa tidak bosan terhadap
pembelajaran. Pendekatan kontekstual memiliki beberapa keunggulan antara lain: 1 siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, 2 siswa belajar
dari teman melalui kerja kelompok, diskusi dan saling mengoreksi, 3 pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata, sehingga keabstrakan
matematika terminimalkan, 4 perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri dan ketrampilan dikembangkan atas dasar pemahaman Wulan Kristiani,
2010: 30-31. Berdasarkan keunggulan-keunggulan tersebut, maka pembelajaran
matematika dengan pendekatan kontekstual cocok diterapkan sebagai variasi pembelajaran selain pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual ini juga belum pernah diterapkan di SMP Negeri 6 Yogyakarta. Maka dari itu, pembelajaran matematikan dengan pendekatan
kontekstual akan diuji coba di SMP Negeri 6 Yogyakarta untuk mengetahui keefektifan pendekatan pembelajaran tersebut pada materi lingkaran.
B. Identifikasi Masalah