Kesehatan Peranan FPK2PA dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Korban

83 kami melakukan monitoring dan evaluasi mba apakah usahanya tetap berlangsung dan untuk menjaga kemandirian ekonomi korban tersebut jadi tetap terpantau meskipun sudah tidak dalam pendampingan lagi, dan hasil yang dicapai dengan adanya pelayanan ekonomi dapat meningkatkan pendapatan korban mba, bahkan korban bisa lebih produktif lagi sekarang mba, bisa dikatakan lebih mandiri” CW-1, 10-03-2017 Pendapat ini juga diperkuat oleh saudara R selaku koordinator di layanan ekonomi yang menyatakan bahwa: “Hasil yang dicapai setelah korban mendapat pendampingan dari kami, korban bisa melakukan aktivitasnya kembali, ada salah satu korban yang kami dampingi sekarang usaha jualan gado-gado di daerah saptosari mba sampai sekarang juga masih dalam pemantauan kami, padahal sebelumnya korban tersebut mengalami trauma yang memang dia tidak berani untuk ketemu orang, tapi setelah mendapat pendampingan dari FPK2PA sekarang bisa melanjutkan aktivitasnya kembali, jualannya juga laris mba. Disini berarti kan menunjukan bahwa korban sudah bisa lebih mandiri, dan produktif lagi” CW-7, 03-04-2017 Jadi dapat disimpulkan bahwa Forum Perlindungan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak FPK2PA Kabupaten Gunungkidul dapat memberikan perubahan terhadap kondisi korban kasus kekerasan dari sebelum dan sesudah mendapatkan pendampingan di antaranya yaitu mendapatkan penguatan sosial sehingga korban dapat melanjutkan aktivitas rutinnya seperti yang terdapat dalam CD-11, 05-05-2017, hal ini tentu berpengaruh terhadap peningkatkan kemandirian ekonomi dan produktivitas korban kasus kekerasan.

b. Kesehatan

Sesuai Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bertujuan untuk mencapai 84 derajat kesehatan yang lebih baik. Keberhasilan pembangunan kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Kondisi masyarakat yang sehat merupakan prasyarat utama untuk melakukan pembangunan. Kesehatan adalah salah satu faktor awal yang menentukan kualitas suatu bangsa. Indikator kesehatan yang terkait dalam analisis kesejahteraan sosial meliputi angka kematian bayi, jumlah kematian bayi, angka harapan hidup, angka kematian balita, jumlah kematian balita, angka kematian ibu, dan jumlah kematian ibu. Dalam FPK2PA untuk indikator kesehatan tidak dilihat dari angka kematian bayi, jumlah kematian bayi, angka harapan hidup, angka kematian balita, jumlah kematian balita, angka kematian ibu, dan jumlah kematian ibu, melainkan dilihat dari kondisi kesehatan korban kasus kekerasan sebelum dan setelah mendapatkan pelayanan dari FPK2PA, karena dalam FPK2PA terdapat layanan kesehatan yang memang tugasnya memberikan bantuan pelayanan medis yang dibutuhkan korban kasus kekerasan, melakukan pemeriksaan dan tindakan medis, perawatan, dan pemulihan kesehatan. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh pernyataan dari M selaku koordinator layanan kesehatan yang menyatakan bahwa: “Korban memperoleh layanan secara medis melakukan pemeriksaan seperti misalnya korban memerlukan visum ya divisum, disesuaikan dengan kebutuhan pasien atau korban tersebut, atau bisa apabila ada pasien yang memerlukan layanan konseling kami juga menyediakan. Setelah adanya pemeriksaan dan sudah diketahui bagaimana kondisi korban apakah bisa pulang atau mondok, kemudian apabila korban ingin melanjutkan kasus ke ranah hukum, hasil dari pemeriksaan kami serahkan kepada polres untuk ditindaklanjuti” CW-4, 09-03-2017 Forum Perlindungan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak FPK2PA memberikan pelayanan kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan korban 85 kasus kekerasan, dengan melakukan tindakan pemeriksaan, perawatan, sampai pemulihan kondisi kesehatan korban. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat dari M yang menyatakan bahwa: “Kalau dari segi kesehatan perubahan kondisi kesehatan pasti ada, misalnya kalau dia masuk kemarin ada kasus cidera kepala ringan, kalau masuk kemudian diberikan layanan kesehatan dijahit kepalanya, terus apabila memerlukan visum kami berikan layanan visum, pokoknya disesuaikan dengan kebutuhan korban, apabila korban dalam keadaan hamil kami juga akan memantau kondisi kehamilan korban sampai melahirkan, kemudian dipantau terus kesehatan korban sampai benar- benar sembuh, keadaan ini otomatis ada perubahan” CW-4, 09-03-2017\ Selanjutnya RM juga menyatakan terkait kondisi korban kasus kekerasan setelah mendapatkan pendampingan kesehatan, RM menyatakan: “Kondisi kesehatan korban pasti mengalami perubahan, sebelum dan setelahnya menerima pelayanan dari layanan medis di RSUD Wonosari. Jadi korban yang melapor ke FPK2PA juga akan menerima pendampingan dari layanan medis untuk mengetahui gimana kondisi kesehatan korban, bentuk layanannya ya seperti yang pertama divisum, tergantung dari kondisi korban juga, kalau mengalami kekerasan seperti cidera harus sampai dironsen dan apabila hasil ronsen memerlukan operasi ya langsung segera dioperasi, kalau korban yang hamil akan dipantau kondisi kehamilannya sampai melahirkan, dan nanti bayi yang dilahirkan juga dipantau kesehatannya. Jadi ya perubahan-perubahan yang dialami korban pasti ada, setelah mendapat layanan dan pendampingan medis” CW-1, 10- 03-2017 Sehingga dari hasil pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Forum Perlindungan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak FPK2PA Kabupaten Gunungkidul dapat memberikan perubahan terhadap kondisi korban kasus kekerasan dari sebelum dan sesudah mendapatkan pendampingan di antaranya yaitu kesehatan korban kasus kekerasan yang sudah mendapat penanganan dan perawatan dari layanan kesehatan akan terus dipantau kondisi kesehatannya 86 seperti yang terdapat dalam CD-04 05, 14-04-2017, hal ini menunjukkan bahwa ada perubahan kondisi kesehatan korban sehingga korban dapat melakukan aktivitasnya kembali.

c. Pendidikan