Kampoeng Batik Laweyan Obyek – Obyek Wisata Belanja Kota Solo

commit to user 36

3. Kampoeng Batik Laweyan

Kampung Batik Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik yang sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M dan mencapai kejayaan pada era 1970an. Karya seni tradisional batik terus ditekuni masyarakat Laweyan sampai sekarang. Suasana kegiatan membatik di Laweyan tempo dulu banyak didominasi oleh keberadaan para juragan batik sebagai pemilik usaha batik. Jika berkunjung kesana, pengunjung dapat melihat sendiri proses pembuatan batik, tentunya ini pengalaman yang tidak akan didapatkan di toko atau butik di tempat lain. Sebagai langkah strategis untuk melestarikan seni batik, kampung Laweyan di desain sebagai sebuah perkampungan batik, bahkan secara resmi telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Solo sebagai salah satu objek wisata belanja yang menjadi salah satu andalan kota Solo. Kawasan terpadu ini memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 Ha yang terdiri dari 3 blok. Konsep pengembangan terpadu dimaksudkan untuk memunculkan nuansa batik dominan yang secara langsung akan mengantarkan para pengunjung pada keindahan seni batik. Sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kota Surakarta untuk mengembangkan kawasan batik di Solo, Pemkot melalui Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Disparbud secara rutin menggelar Festival Batik. commit to user 37 Diantara ratusan motif batik yang dapat ditemukan di kampung batik Laweyan, jarik dengan motif Tirto Tejo dan Truntun merupakan ciri khas utama batik Laweyan. Spray dan garmen dengan motif warna abstrak adalah seni batik pendukung yang melengkapi koleksi batik Laweyan. Kampung batik Laweyan juga dilengkapi dengan fasilitas untuk memberikan pendidikan dan pelatihan untuk belajar membatik tanpa batasan jumlah orang yang belajar dan masih bersifat sosial. Pengelolaan kampung batik Laweyan diorientasikan untuk menciptakan suasana wisata dengan konsep rumahku adalah galeriku. Artinya rumah memiliki fungsi ganda sebagai showroom sekaligus rumah produksi. Tentu ini akan memberikan pengalaman belanja lain dari biasanya. Disepanjang jalan perkampungan ini dapat ditemukan sedikitnya 20 showroomgaleri batik. Beberapa galeri yang dapat ditemukan diantaranya Batik Puspa Kencana, Morin Modiste, Nesa Noer, Cempaka, Gunawan Design, Gres Tenan, Molino, Chusnul Khotimah, Tjahaya Baru, Nugroho, Santika, Sidoluhur, Adityan, Merak Ati, Jjokro Sumanto, Gentong Ayu, Putra Laweyan, Luar Biasa, Merak Manis dan Cahaya Putra. Di perkampungan ini juga terdapat beberapa situs sejarah masa lalu diantaranya makam Kyai Ageng Anis tokoh yang menurunkan raja-raja Mataram, bekas rumah Kyai Ageng Anis dan Sutowijoyo Panembahan Senopati, bekas pasar Laweyan, bekas Bandar Kabanaran, makam Jayengrana Prajurit Untung Suropati, Langgar Merdeka, Langgar Makmoer dan rumah H. Samanhudi pendiri Serikat Dagang Islam. commit to user 38 Keberadaan situs ini semakin menambah kekentalan nuansa sejarah kejayaan masa lalu. Laweyan juga terkenal dengan bentuk bangunan khususnya arsitektur rumah para juragan batik yang dipengaruhi arsitektur tradisional Jawa, Eropa, Cina dan Islam. Maka tak salah jika kampung Laweyan pada mas a lalu mendapatkan julukan sebagai ”Kampung Juragan Batik”. Bangunan- bangunan tersebut dilengkapi dengan pagar tinggi atau “beteng” yang menyebabkan terbentuknya gang-gang sempit spesifik seperti kawasan Town Space. Kelengkapan khasanah seni dan budaya Kampung Batik Laweyan tersebut menjadi sebab tingginya frekuensi kunjungan wisatawan dari dinas dan institusi pendidikan, swasta, mancanegara. http:www.Kampung Batik Laweyan Solo.htm

4. Pasar Antik Triwindu