Perkembangan Wisata Belanja di Kota Solo dari Tahun 2005 - 2010 Binder3

(1)

commit to user

i

PERKEMBANGAN WISATA BELANJA DI KOTA SOLO DARI TAHUN 2005 - 2010

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Oleh :

Prema Santi Widowati C9407051

PROGRAM STUDI DIII USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Laporan Tugas Akhir : PERKEMBANGAN WISATA BELANJA DI KOTA SOLO DARI TAHUN 2005 - 2010

Nama : Prema Santi Widowati

NIM : C 9407051

MENYETUJUI

Disetujui Pembimbing I

Drs. Tundjung . WS, M.SI

Disetujui Pembimbing II

Tiwuk KH, SS. M.Hum


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN

Judul Laporan Tugas Akhir : PERKEMBANGAN WISATA BELANJA DI KOTA SOLO DARI TAHUN 2005-2010

Nama : PREMA SANTI WIDOWATI

NIM : C 9407051 Tanggal Ujian : 25 Januari 2011

DITERIMA DAN DISETUJUI OLEH PANITIA PENGUJI TUGAS AKHIR DIII USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

Drs. Suharyana, M.Pd (……….)

Ketua Penguji

Dra. Hj. Isnaini Wijaya W. M.Pd (……….)

Sekertaris Penguji

Drs. Tundjung WS, M.SI (…….………....)

Pembimbing I

Tiwuk KH, SS. M.Hum (….………)

Pembimbing II

Surakarta, Dekan

Drs. Sudarno, MA NIP. 195303141985061001


(4)

commit to user

iv MOTTO

Sebuah peristiwa dapat dilihat sebagai kesalahan atau keajaiban tergantung sudut pandang Anda melihat kehidupan

( Steven Richards )

Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta terima kasih atas dukungan dan doanya.

2. Suamiku Fandi Armayasa dan Anakku Arsya Mahesa Tirtha tercinta yang telah mendampingku selama ini, memberiku doa, semangat, serta membuat hidupku penuh warna.


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi guna menyelesaikan Progam Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, Tugas Akhir ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada :

1. Bpk. Drs. Sudarno, M.Pd , Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bpk. Drs. Suharyana, M.Pd , Selaku Ketua Progam Diploma III Usaha Perjalanan Wisata yang telah banyak memberikan petunjuk, saran –saran dan pengarahan yang berharga sehingga memperlancar penyelesaian Tugas Akhir ini.


(7)

commit to user

vii

3. Bpk. Drs. Tundjung WS, M.SI , Selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan berharga bagi penulis sehingga memperlancar penyelesaian Tugas Akhir ini.

4. Ibu Tiwuk KH, S.S, M.Hum Selaku Pembimbing II yang selama proses penyusunan Tugas Akhir ini telah berkenan memberikan saran dan kritikannya.

5. Ibu. Tiwuk KH, S.S, M.Hum , Selaku Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan nasehat dan arahan yang berharga bagi penulis.

6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya.

7. Bapak Anton Herdinarto, S.Sos yang telah berkenan memberikan izin dan membantu pelaksanaan penelitian .

8. Ayah dan Ibu yang telah memberikan doa, semangat dan dorongan kepada penulis serta saran dan kritiknya.

9. Suami dan anakku tercinta yang telah mendapingi ku,dan memberi doa kepada penulis serta memberikan dukungan dan motivasi selama penulis menyelesaikan kuliah.

10.Sahabat – sahabatku ( Mike, Nimas, Ria, Okiana, Ika Setya, Irma, Riana, Ganis,Esra dll ) terima kasih atas dukungan, bantuan, dan kenangan suka duka selama ini.

11.Teman – teman Diploma III Usaha Perjalanan Wisata 2007 terima kasih atas kekompakan dan motivasinya.


(8)

commit to user

viii

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut membantu dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun bagi penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Surakarta, Januari 2011


(9)

commit to user

ix ABSTRAK

Prema Santi Widowati, 2011. Perkembangan Wiasta Belanja Di Kota Solo Dari Tahun 2005-2010. Progam Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui potensi – potensi objek wisata belanja di Kota Solo, untuk mengetahui usaha Pemerintah Kota Surakarta dalam mengembangkan Wisata Belanja menjadi objek wisata unggulan di Kota Solo.

Sejalan dengan penelitian tersebut maka penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis diskripsi yaitu menganilisis dam memnyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumrntasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disajikan secara diskriptif.

Hasil dari analisis data yaitu bahwa obyek wisata belanja di Kota Solo mempunyai potensi wisata yang patut dikembangkan.Pengembangan telah dilakukan pihak pengelola Pemerintah Kota Surakarta untuk mendatangkan wisatawan dengan cara bekerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata, Travel Agent, Hotel-hotel yang ada di Kota Solo.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa data adalah (1) Solo menjadi salah satu contoh perkembangan demokrasi yang sehat dan dinamis di Indonesia. Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta mulai mengembangkan obyek wisata belanja yang ada di Kota Solo . Pengembangan ini dimaksudkan agar Solo bisa menjadi Kota Budaya juga Kota Wisata Belanja. Dengan demikian Kota Solo tidak salah jika menjadi salah satu obyek wisata belanja yang cukup diminati oleh para wisatawan; (2) berbagai kendala dalam pengembangan wisata belanja di Solo dapat teratasi dengan bantuan pihak-pihak terkait dalam pariwisata misalnya bekerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata, Travel Agent, Hotel-hotel yang ada di Solo. Secara umum semua program dalam pengembangan wisata belanja tersebut untuk meningkatkan wisatawan yang datang berkunjung di Kota Solo.


(10)

commit to user

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN……….. iii

HALAMAN MOTTO ………... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I. PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Perumusan Masalah………... 5

C. Tujuan Penelitian………... 5

D. Manfaat Penelitian………... 6

E. Kajian Pustaka………... 6

F. Metode Penelitian………... 12

G. Sistematika Penelitian………... 14

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA SURAKARTA... ....………... 15

A. Kondisi Goegrafi Kota Solo………... 15


(11)

commit to user

xi

C. Pengenalan Obyek Wisata Belanja Di Kota Solo... 20

D. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Maupun Domestik DiObyek Wisata Kota Solo……….. 23

BAB III. PERKEMBANGAN OBYEK WISATA BELANJA DI KOTA SOLO... 25

A. Kriteria Umum Perkembangan Obyek Wisata Belanja Kota Solo... 25

B. Upaya Pengembangan Pasar Seni Sebagai Alternatif Destinasi Wisata Belanja Kota Solo... 26

C. Obyek-Obyek Wisata Belanja Kota Solo... 30

D. Tujuan Pengembangan Pariwisata Kota Solo... 41

E. Pembangunan Kepariwisataan Kota Solo ……….. 41

F. Usaha-usaha Dalam Mengembangkan Obyek Wisata Belanja Di Kota Solo………. 43

G. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Obyek Wisata Belanja Di Kota Solo……… 45

H. Upaya Mengatasi Hambatan Yang Dihadapi Dalam Mengembangkan Obyek Wisata Belanja Di Kota Solo………. 46

I. Potensi Obyek Wisata Belanja Berdasarkan Analisis SWOT dan Analisis Pendekatan 4A………. 47

a. Analisis SWOT……….. 47


(12)

commit to user

xii

BAB IV. PENUTUP……….. 54

A. Kesimpulan ……… 54

B. Saran ……….. 55

DAFTAR PUSTAKA………... 56


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan di beberapa Obyek Wisata Kota


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Pariwisata Surakarta ... 57

Lampiran 2 . Peta Surakarta ... 58

Lampiran 3. Gambar Banner Selamat Datang di Solo ... 59

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA ... 60

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Pemerintah Kota Surakarta ... 61

Lampiran 6. Surat Keterangan ... 62

Lampiran 7. Data Informan ... 63

Lampiran 8. Gambar Solo Grand Mall ... 64

Lampiran 9. Gambar Pusat Grosir Solo ... 65

Lampiran 10. Gambar Pasar Ngarsopuro ... 66

Lampiran 11. Gambar Lampu pada malam hari di Pasar Ngarsopuro ... 67

Lampiran 12. Gambar Pasar Windujenar ... 68

Lampiran 13. Gambar Barang-barang Antik Pasar Windujenar ... 69

Lampiran 14. Gambar Kampung Batik Laweyan ... 70

Lampiran 15. Gambar Proses Membatik di salah satu showroom di Laweyan 71 Lampiran 16. Gambar Pasar Klewer ... 72

Lampiran 17. Gambar Pasar Gedhe ... 73

Lampiran 18. Gambar Penjual Dawet dan Gambar Jajanan Pasar Gedhe ... 74

Lampiran 19. Gambar Contoh Baju Batik ... 75


(15)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata telah menjadi salah satu devisa negara terbesar . Agar dapat bersaing dengan negara lain dan dapat menarik wisatawan untuk datang ke negara mereka, maka setiap negara berusaha untuk mengembangkan pariwisata mereka. Salah satu hal menarik dari segi pariwisata yaitu berbagai obyek - obyek wisata yang menawarkan souvenir ataupun makanan khas daerah tersebut agar bisa menjadi dayatarik wisata. Selain itu jenis-jenis pariwisata adalah wisata alam, wisata buatan dan wisata budaya.

Perkembangan sektor pariwisata beberapa tahun terakhir ini memang sangat memprihatinkan, bahkan cenderung mengalami penurunan kunjungan wisatawan yang datang di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada kunjungan wisatawan sebelum dan sesudah krisis pada tahun 1998 silam. Adanya beberapa faktor penyebab penurunan kunjungan wisatawan di Indonesia adalah dampak peristiwa pemboman Word Trade Center tahun 2001, dampak pemboman Bali tahun 2002 dan 2005 bahkan akhir-akhir ini adanya peristiwa terorisme pemboman di hotel–hotel berbintang yang sangat mempengaruhi, serta kondisi politik Indonesia yang tidak konduksif. Selain itu beberapa negara menetapkan Travel Warning yaitu laranagn kunjungan ke Negara Indonesia. Hal ini secara nyata telah memberikan dampak pada penurunan kunjungan wisatawan dari beberapa negara Sebagai sumber pasar


(16)

commit to user

wisatawan Indonesia, dan para wisatawan asing akan berfikir ulang untuk berkunjung ke Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut telah dijelaskan diatas, tidak saja jumlah kunjungan wisatawan yang menurun namun juga citra Indonesia sebagai Daerah Tujuan Wisata juga menurun drastis di mata wisatawan Internasional. Hal inilah yang mendorong pemerintah Indonesia untuk melaksanakan serangkaian program penyelamatan dengan arah pada perbaikan citra dan mendorong peningkatan kunjungan wisatawan. Hal tersebut tidaklah menyurutkan semangat pemerintah dan masyarakat untuk terus meningkatkan arus wisatawan yang berkunjung ke Indonesia.

Tumbuhnya pusat–pusat kegiatan wisata seperti Bali dan kawasan lain yang belum populer menunjukan besarnya perhatian dan optimisme pemerintah dan masyarakat terhadap permintaan pasar wisata . Optomisme ini didukung oleh letak geografis Indonesia yang sangat setrategis yaitu diantara dua Benua dan dua Samudera .

Upaya pemerintah dan masyarakat ditindak lanjuti dengan pembenahan obyek – obyek wisata baik secara fisik maupun non fisik, terbukti dengan dibangunnya fasilitas wisata beserta sarana penunjang yang bersifat rekreatif seperti taman– taman terbuka , plza-plaza, pusat perbelanjaan serta kebijakan program , peningkatan sumber daya manusia, kegiatan operasional, jaringan informasi, pembangunan hotel, renovasi obyek–obyek wisata, Transportasi, telekomunikasi dan promosi. Semuanya itu bertujuan untuk mengembalikan citra Indonesia di mata wisatawan


(17)

commit to user

Internasional . Pemerintah akan menjamin bahwa kondisi Indonesia aman sehingga wisatawan tidak perlu takut berkunjung ke Indonesia.

Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah sesuai dengan Undang– Undang No. 22 tahun 1999, maka peranan penerintah pusat dalam pengembangan kepariwisataan Nasional akan berkurang, dengan membagi tugas dan kewenangannya kepada pemerintah daerah. Salah satu tugas penting yang akan diserahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah perencanaan pemasaran pariwisata khusus masing -masing daerah di Indonesia . Dan pelimpahan tugas ini menuntut peran aktif dan priaktif daerah untuk menangkap berbagai peluang pasar wisata di daerahnya dan secara profesional merancang rencana–rencana pembanguna khusus daerahnya masimg–masing .

Surakarta yang dikenal dengan sebutan Solo , merupakan sebuah kota yang menjadi jantung budaya Jawa. Sosok keraton yang menjadi simbol budaya Jawa, sampai saat ini masih kokoh eksis baik secara fisik, komunitas maupun ritualnya. Pariwisata Solo, banyak berkaitan dengan sejarah, budaya, serta ritual keraton. Selain wisata budaya, terdapat pula beberapa tempat dan event–event lain yang menarik untuk dinikmati. Selain itu sesuai dengan perkembangan jaman, wisata modern yang kita kenal sebagai wisata belanja dan kuliner tersedia lengkap di Solo .

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Jawa Tengah, Kota Surakarta atau yang di kenal dengan Kota Solo memiliki obyek-obyek wisata yang sangat menarik, khususnya obyek wisata belanja yang khas dan


(18)

commit to user

beragam yang berpotensi untuk dijadikan komoditas unggulan pariwisata dan menjadi perekonomian daerah, serta sebagai sektor pengembangan wilayah bagi Kota Solo. Wisatawan dapat berkunjung dan berbelanja cindera mata khas Solo antara lain di :

1). Pasar Klewer: Pasar Klewer adalah pasar tradisional textile dan garment terbesar di Jawa Tengah. Pasar Klewer merupakan aset Kota Surakarta . 2). Pasar Antik Windhujenar : Pasar Windujenar merupakan “thrift market”

yang unik, dengan menjual berbagai barang-barang kuno dan memoribilia, membawa kita kehidupan masa lalu.

3).Kampung batik Laweyan: Batik merupakan karya seni tradisional yang banyak ditekuni oleh masyarakat Laweyan, maka kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung “Juragan Batik” . Laweyan adalah kampung batik tertua di Indonesia.

4) Kampung batik Kauman : Kauman merupakan tempat ulama yang terdiri dari beberapa lapisan masyarakat mulai dari penghulu tafsir anom, ketip, modin, suronoto dan kaum. Keberadaan kaum sebagai penduduk mayoritas di kawasan inilah yang menjadi dasar pemilihan nama "kauman".

Berdasarkan fakta – fakta yang telah dipaparkan diatas , penulis tertarik untuk meneliti tentang usaha Diparbud Surakarta dan pemecahannya dalam mengembangkan wisata belanja di Kota Solo. Oleh karena itu tugas akhir ini diberi judul “Perkembangan Wisata Belanja di Kota Solo dari Tahun 2005- 2010.


(19)

commit to user B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah – masalah yang telah dipaparkan, maka penulis menyimpulkan permasalahan pada tugas akhir ini sebagai berikut:

1. Usaha-usaha apakah yang dilakukan Diparbud Surakarta dalam mengembangkan wisata belanja di Kota Solo dari tahun 2005 hingga 2010 ?

2. Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi Diparbud Surakarta dalam mengembangkan wisata belanja di Kota Solo dari tahun 2005 hingga 2010 ?

3. Bagaimana potensi wisata belanja berdasarkan Analisis 4A dan Analisis SWOT ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan Diparbud Surakarta dalam mengembangkan wisata belanja di Kota Solo dari tahun 2005 hingga 2010 .

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Diparbud Surakarta dalam mengembangkan wisata belanja di Kota Solo dari tahun 2005 hingga 2010 .

3. Mengetahui potensi wisata belanja di Kota Solo berdasarkan Analisis 4A dan Analisis SWOT .


(20)

commit to user D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Manfaat Akademis

a. Adanya penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepentingan semua pihak yang memerlukan referensi sebagai bahan penelitian .

b. Dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dan perbandingan dengan melakukan penelitian yang sama.

c. Dikalangan akademis dapat dijadikan referensi tambahan dalam melakukan penelitian sejenis atau penelitian dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Menambah pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca mengenai perkembangan wisata belanja di Kota Solo dari tahun 2005-2010.

b. Sebagai upaya pengenalan kebudayaan wisata belanja di Kota Solo kepada masyarakat dan wisatawan yang berkunjung di Solo. E. Kajian Pustaka

1. Pariwisata

Arti dan istilah pariwisata belum banyak diungkapkan oleh para ahli bahasa dan ahli pariwisata di Indonesia, yang jelas kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata Pari yang bearti banyak, berkali-kali,


(21)

commit to user

berputar-putar, dari suatu tempat ketempat lain, sedangkan wisata berarti perjalanan. Atas dasar kata tersebut, maka pariwisata diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari satu tempat ke tempat yang lain ( Oka A. Yoeti, 1985 : 103 ) Pariwisata adalah usaha jasa pelayanan yang melayani perjalanan seseorang atau kelompok ke destinasi wisata ( touristm / travel industry ) .

Menurut Undang-Undang kepariwisataan No. 10 Tahun 2009 Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Wisatawan adalah seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau Negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau dinegara yang mereka kunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong.

Wisata Belanja adalah perjalanan wisatawan kesuatu destinasi wisata yang memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhannya, uang


(22)

commit to user

untuk belanja (disposable income ) serta kemauan untuk membelanjakannya ( Deparbudpar Repulik Indonesia ) Menurut kamus Oxford, pariwisata adalah perusahaan yang menyediakan akomodasi dan pelayanan untuk orang-orang yang berkunjung kesuatu tempat . Pariwisata terdiri dari beberapa aspek. Beberapa hal yang mendukung kegiatan pariwisata agar menjadi berhasil yaitu daya tarik wisata, transportasi, akomodasi dan kegiatan penerjemahan atau Tour Leader . 1. Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata di dunia terbagi menjadi tiga yaitu daya tarik wisata alami, daya tarik wisata budaya dan daya tarik wisata buatan.

2. Transportasi

Transportasi merupakan faktor utama yang mendukung dan mendorong perkembangan pariwisata. Setiap obyek wisata membutuhkan transportasi untuk memberikan pelayanan kepada wisatawan di sekitar obyek wisata tersebut . Hal ini ditujukan agar para wisatawan dapat berkunjung ke tempat lain serta dengan mudah menemukan obyek wisata lainnya.

3. Akomodasi

Akomodasi merupakan fasilitas-fasilitas seperti hotel, restoran dan tempat-tempat ibadah yang disediakan untuk para wisatawan selama di obyek wisata .


(23)

commit to user

Tour Leader adalah seseorang yang memandu wisatawan dan menjelaskan tentang obyek-obyek wisata yang dikunjungi. Sehingga wisatawan dapat mengerti tentang sejarah obyek tersebut. Pariwisata mendatangkan keuntungan di segala bidang menurut (Oemar Hamalik; 1978 : 19)

Ada beberapa keuntungan dari pariwisata yaitu : a. Meningkatkan pendapatan Nasional .

b. Mengembangkan nilai-nilai social, pergaulan dan pengetahuan . c. Memotivasi perkembangan kreativitas, usaha persewaan, dan

meningkatkan pertunjukan seni dan budaya. d. Mendukung kegiatan politik dunia.

e. Memanfaatkan serta memelihara lingkungan hidup. f. Memperluas lapangan pekerjaan.

g. Mendukung perbaikan kesehatan serta kesempatan kerja . Fungsi-fungsi Pariwisata adalah :

a. Menjadi alat dan cara yang efektif untuk menciptakan hubungan erat diantara penduduk .

b. Pemelihara keamanan, social, ekonomi dan stabilitas budaya. c. Meningkatkan pendapatan nasioinal.

d. Untuk mendorong pengembangan budaya itu sendiri. 2. Promosi

Promosi wisata adalah sutu upaya untuk memperkenalkan daya tarik wisata dan segala sesuatu yang berhubungan dangan pariwisata,


(24)

commit to user

untuk menarik para wisatawan berkunjung menikmati obyek wisata yang mereka kunjungi. Promosi merupakan faktor yang paling penting sebagai pendukung pengembangan pariwisata.

Promosi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari pendistribusian material-material seperti film, slide, iklan, brosur, brosur pariwisata, televisi, radio, majalah, bioskop, pengiriman pos, dan lain-lain ( Yoeti, 1985 : 52 ) .

Di sisi lain promosi dalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga untuk memperkenalkan sesuatu. Ada dua jenis media promosi yaitu media cetak dan media elektronik.

a. Media cetak

Salah satu cara kegiatan promosi menggunakan media seperti brosur, leflet, majalah, koran dan lain-lain.

b. Media Elektronik

Media promosi televise, radio, iklan, dan lain-lain.

Menurut Undang-Undang kepariwisataan No. 10 Tahun 2009 Pasal 48 ayat 1: Badan Promosi Pariwisata Indonesia mempunyai tugas :

a. Meningkatkan citra kepariwisataan Indonesia .

b. Meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan penerimaan devisa; c. Meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan pembelanjaan; d. Menggalang pendanaan dari sumber selain Anggaran Pendapatan dan


(25)

commit to user 3. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan material individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Batasan tersebut dapat diartikan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan atau suatu instansi dalam melakukan usahanya, dengan demikian pemasan merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan perusahaan atau instansi tertentu dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan dan mendapatkan keuntungan yang layak (Nur Aini, 2002 : 6 ).

Pemasaran merupakan sesuatu yang harus diutamakan dalam menjalankan suatu usaha. Namun suatu pemasaran harus dilakukan secara terpadu dengan menitikberatkan perhatian terhadap pelanggan dari pada produk. Perhatian yang diberikan lebih kepada pelanggan memang suatu keharusan bagi usaha perjalanan, karena suatu perjalanan merupakan usaha yang bergerak dibidang jasa dimana menarik pelanggan merupakan sasaran utama dalam memperoleh keuntungan ( Salah Wahab; 1977 : 23 ) .

Pemasaran wisata adalah penyesuaian yang sistematis dan terkoordinasi mengenai kebijakan dari badan-badan usaha wisata maupun kebijakan dalan sektor pariwisata pada tingkat keuntungan yang memadai di bidang pariwisata ( Andy Raharjo, 2005 : 9 ) .


(26)

commit to user F. Metode Penelitian

Data merupakan informasi yang tertulis ataupun lisan yang akan didapat pada saat pelaksanaan penelitian. Sumber data yang akan digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Data primer adalah : Data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti melalui observasi dan interview langsung.

Data sekunder : Data yang diperoleh secara tidak langsung melalui laporan-laporan dari orang diluar penelitian itu sendiri.

Metode-metode penelitian ini terdiri dari : 1. Tehnik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Mengadakan wawancara atau tanya jawab langsung untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang data yang dibituhkan dengan pihak yang berkompetensi dengan masalah yang dikaji. Dalam hal ini penulis mewawancarai pihak yang terkait yaitu dengan Anton Herdinarto, S.Sos( Sekretaris Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta )

b. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung ke obyek penelitian dengan melakukan pesdeskrepsian dan mencatat data yang ada di Diparbud Surakarta tentang cara mengembangkan wisata belanja di Kota Solo.


(27)

commit to user c. Studi Dokumentasi

Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber nonmanusia. Dokumen-dokumen yang dikumpulkan akan membantu peneliti dalam memahami fenomena yang terjadi dilokasi penelitian dan membantu interpretasi data. Selain itu, dokumen dan data-data literer dapat membantu dalam menyusun analisis dan melakukan validitas data. ( Afifuddin, 2009 : 141 ).

Dalam penyusunan tugas akhir ini memanfaatkan arsip yang berupa data jumlah pengunjung tahun 2006-2009,data beberapa obyek wisata belanja Kota Solo, sedangkan dokumentasi berupa foto-foto bangunan obyek, foto-foto souvenir, batik, barang antik sehingga akan memperjelas para pembaca tentang gambaran umum Wisata Belanja di Kota Solo.

2. Tehnik Analisis Data

Setelah penulis mengumpulkan dan melihat data-data yang terkumpul selanjutnya penulis mencoba menganalisis data dangan matode analisis deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah difahami dan disimpulkan. Analisis deskripsi ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai bidang tertentu dan kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga


(28)

commit to user

semuanya selalu dapat dikembalikan pada data yang diperoleh ( Saiffudin Azwar, 2010 : 7 ).

G. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I . Membahas mengenai pendahuluan yang meliputi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, serta metode penelitian yang berisi tehnik pengumpulan data dan tehnik analisa data .

BAB II. Membahas mengenai gambaran umum Kota Solo, sekilas tentang Kota Solo, Pengenalan mengenai obyek wisata belanja yang ada, Prospek Kepariwisataan Kota Solo, serta data-data jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik ke Solo.

BAB III. Usaha Perkembangan Wisata Belanja di Kota Solo. Bab ketiga menguraikan tentang hasil penelitian yang meliputi :

Sejarah singkat Kota Solo, potensi, pengembangan wisata belanja di Solo, Kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan wisata belanja di Solo

BAB IV . Penutup


(29)

commit to user

15 BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA SURAKARTA

A. Kondisi Geografi

Secara geografis Kota Surakarta dan sekitarnya terletak pada posisi 110,46,49,,- 110˚ 51’30’’ Bujur Timur dan antara 7˚ 31’ 43’’-7˚ 35’28’’ Lintang Selatan. Luas daerah administrasi kurang lebih 44,06 km². Terdiri dari 5 wilayah Kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, yang terdiri dari 11 Kelurahan, Kecamatan Serengan, yang terdiri dari 7 Kelurahan, Kecamatan Jebres, yang terdiri dari 11 Kelurahan, Kecamatan Pasar Kliwon, yang terdiri dari 9 Kelurahan, Kecamatan Banjarsari, yang terdiri dari 13 Kelurahan. Batas-batas administrasi dari wilayah kota Surakarta dan sekitarnya adalah sebagai berikut : Sebelah Utara: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, Sebelah Timur: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo, Sebelah Selatan: Kabupaten Sukoharjo, Sebelah Barat: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo (sumber: www.surakarta.go.id).

Solo merupakan salah satu tempat tujuan wisata paling menarik di Jawa Tengah, dan didukung oleh enam Kabupaten yaitu Sragen, Karanganyar, Wonogiri, Klaten, Sukoharjo dan Boyolali. Dari daerah tersebut memiliki potensi pariwisata yang besar dan mempunyai ciri khas sendiri dari setiap derah tersebut, mempunyai atraksi wisata yang dapat menarik wisatawan dalam atau luar negeri, yang kemudian dapat


(30)

commit to user

mendatangkan devisa di setiap daerahnya dan mengidentikan Surakarta sebagai salah satu pusat budaya atau lebih dikenal dengan “Kota Budaya” .

Solo sebagai bagian dari wilayah Indonesia adalah kota yang mempunyai sejarah sosial dan budaya yang panjang. Solo memiliki dua kerajaan yang sangat dikagumi oleh semua warga Solo pada khususnya dan seluruh warga Indonesia pada umumnya yaitu Keraton Kasunanan Surakarta dan Istana Mangkunegaran atau yang lebih dikenal dengan Puro Mangkunegaran . Masyarakat kota Solo yang bersifat Heterogen mempunyai komunitas-komunitas etnis di setiap kampung di Solo.

Kawasan wilayah Surakarta Hadiningrat memang cukup terkenal dengan banyak potensi yang terdapat didalamnya. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap pendapatan daerah terutama dalam menghadapi otonomi daerah sekarang ini. Selain sebagai daerah tolak ukur berkembangnya bisnis, namun juga sebagai daerah pengembangan pariwisata.

Berkembangnya industri pariwisata bermula dengan beragamnya serta kentalnya budaya yang ada serta melekat erat dihati masyarakat sekitar. Untuk menjadikan sebuah daerah perkembangan industri pariwisata, suatu daerah haruslah mempunyai lebih dari sebuah obyek wisata, yang tentunya menjadikan sebuah aset pemasukan bagi daerah.(sumber:www.surakarta.go.id).


(31)

commit to user

Dari semua keterangan yang ada dapat disimpulkan bahwa kota Solo sesungguhnya banyak memiliki potensi wisata, yang sangat tepat dan sangat perlu dikembangkan sebagai salah satu kota berpotensi wisata di provinsi Jawa Tengah pada khususnya, berhubungan dengan hal tersebut kota Solo mempunyai berbagai obyek-obyek wisata yang layak dijadikan aset-aset wisata.

Potensi obyek-obyek wisata di Kota Solo antara lain : a. Obyek Wisata Alam

Obyek Wisata Taman Satwataru Jurug merupakan tempat wisata yang diminati wisatawan di Kota Solo memiliki berbagai macam pepohonan, di obyek wisata ini juga mempunyai koleksi binatang – binatang langka sehingga tempat ini nyaman dan cocok untuk wisata keluarga. Selain itu di Kota Solo juga terdapat Taman Balekambang yang mempunyai keindahan yang tak kalah menarik untuk dikunjungi.

b. Obyek Wisata Budaya

Kota Solo memiliki obyek wisata budaya diantaranya yang cukup terkenal adalah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Puro Mangkunegaran yang mempunyai banyak peninggalan bersejarah. Selain itu di Solo juga terdapat wisata lain seperti Museum Radya Pustaka, Monumen Pers Nasional, Kampung Wisata Laweyan, Kampung Batik Kauman dan Galeri Batik Kuno Danarhadi yang


(32)

commit to user

mempunyai berbagai macam benda-benda koleksi yang cukup menarik untuk dikunjungi, baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. c. Obyek Wisata Belanja

Kota Solo memiliki beberapa obyek wisata belanja seperti Pasar Antik Windujenar, Ngarsopuro, Pasar Klewer, Pasar Gedhe, PGS dan BTC, di tempat-tempat tersebut diperjualbelikan beberapa barang-barang khas kota Solo seperti batik, keris, wayang dan juga jajanan khas kota Solo seperti nasi liwet, nasi teamlo, serabi dan lain-lain dengan harga yang cukup terjangkau. (sumber: www.surakarta.go.id)

B. Prospek Kepariwisataan di Kota Solo

Prospek pengembangan kepariwisataan di Solo ke depan menjadi sangat terbuka peluang dengan makin banyaknya akses penerbangan domestik maupun mancanegara, misalnya akan dibuka jalur penerbangan Solo-Bali dan juga sedang diusahakan penambahan jalur penerbangan internasional Solo-Kualalumpur oleh Pemerintah Daerah di Bandara Adi Sumarmo. Sebelumnya ada tiga maskapai penerbangan (Garuda, Lion Air, Silk Air) kini ada tambahan dua maskapai yaitu Sriwijaya Air, dan Air Asia yang sudah memasukkan Solo sebagai salah satu rute penerbangan ke Solo.

Kota Solo juga diuntungkan dengan letak geografisnya yang sangat strategis yang merupakan pertemuan jalur transportasi darat lintas utara Semarang-Solo-Surabaya) dan lintas selatan


(33)

(Jakarta-commit to user

Yogyakarta-Solo-Surabaya) ditambah lagi dengan rencana dibangun jalan tol Jogja-Solo, Semarang-Solo dan Kertosono-Solo.

Dalam bayangan Pemerintah Kota Surakarta dan Dinas Pariwisata, Solo masa depan seharusnya Solo berkembang sebagai kota kental nuansa budaya. Masih sejalan dengan tujuan itu, mereka meyakini bahwa paradigma, pembangunan kota Solo tidak boleh hanya berorientasi pada physical investment (pembangunan fisik) tetapi juga human investment (pembangunan manusia) supaya ada keseimbangan antara aspek lahiriah (Sumber : Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Surakarta).

Dengan tumbuh dilingkungan yang lebih sehat generasi muda mendatang diharapkan bisa lebih berkualitas. Kedepan akan diusahakan agar lebih banyak lahan yang dapat dijadikan lingkungan sehat, baik dengan tamanisasi maupun hutan kota. Penciptaan ruang publik semacam itu disisi lain juga membuat interaksi sosial antar warga Solo akan lebih baik sehingga predikat kota Solo sebagai “Solo Berseri (Bersih, Sehat, Rapi, Indah)” menjadi lebih nyata, sekaligus juga dapat meningkat dan juga mewujudkan Sapta Pesona (Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah-tamah, Kenangan) (sumber: www.surakarta.go.id).

Kota Solo dari tahun ketahun semakin berkembang dapat dirasakan lima tahun terakhir ini perkembangannya semakin pesat baik dalam pemerintahannya maupun juga prospek kepariwisataannya, dengan adanya pengembangan brand image kota dengan melakukan penataan kawasan wisata, budaya dan perdagangan serta meningkatkan event-event bertaraf


(34)

commit to user

internasional sehingga menunjang pendapatan daerah kunjungan para wisatawan ke Solo.

C. Pengenalan Obyek Wisata Belanja Kota Solo

Pusat perbelanjaan di kota Solo terkenal murah dan kualitas barang-barangnya yang bagus,sehinggga wisatawan senang untuk berbelanja di kota Solo. Keramah-tamahan para penjual semakin membuat para wisatawan belanja di kota Solo.

Adapun beberapa obyek wisata belanja Kota Solo :

a. Pasar Ngarsopuro ( Night Market )

Pasar Ngarsopuro merupakan salah satu obyek wisata belanja baru di Kota Solo. Pasar ini termasuk pasar wisata karena barang yang dijual adalah barang kerajinan khas Kota Solo. Di pasar ini wisatawan dapat melakukan kegiatan antara lain berbelanja kerajinan khas Kota Solo, bersantai sambil menikmati hiburan, dan juga sekaligus wisatawan dapat menikmati wisata kuliner yang tersedia di pasar ini. Pasar ini mempunyai pengaruh terhadap pariwisata di Kota Solo. Adanya pasar wisata ini wisatawan yang berkunjung di Kota Solo semakin meningkat, sehingga mempunyai dampak positif bagi perkembangan pariwisata di Kota Solo.


(35)

commit to user

Obyek Wisata Pasar Ngarsopuro adalah merupakan wisata belanja yang menjual produk-produk khas Kota Solo. Pasar Ngarsopuro buka pada malam hari khususnya pada hari Sabtu dan Minggu. Pasar Ngarsopuro juga disebut Night Market. ( wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011 ).

b. Pusat Grosir Solo ( PGS )

Pusat grosir berlantai 5 di Jawa Tengah yang terletak di jantung kota Solo (Bundaran Gladak) dan juga sebagai salah satu Objek Wisata Niaga, karena terletak di sebelah Utara Keraton Solo dan Pasar Klewer. Pusat Grosir Solo (PGS) merupakan suatu pasar tradisional yang dengan konsep bangunan modern mulai dioperasikan mulai Desember 2005.

Dengan manajemen handal yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan baik itu pengunjung maupun pedagang maka menjadikan PGS sebagai salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Hal ini karena PGS memiliki koridor yang lapang, parkir yang luas, disamping ruang usaha yang nyaman yang didukung fasilitas-fasilitas seperti eskalator, lift barang, tempat bongkar muat, parkir di tiap lantai, foodcourt, dll. Berbagai macam produk tersedia di sini mulai dari batik, konveksi, textile, sepatu, tas, aksesoris, ATK, dll. Semua dapat dibeli dengan harga yang bersaing dan kualitas terjamin. (wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011).


(36)

commit to user c . Pasar Gedhe

Pasar ini dibangun pertama kali pada jaman pemerintahan kolonial Belanda, dirancang oleh Arsitek berkebangsaan Belanda, Thomas I. Karsten. Pernah terbakar dan dibangun kembali dengan bangunan yang sama sebelum terbakar. Untuk itulah pasar ini dianggap oleh berbagai kalangan mewakili semangat konservasi bangunan-bangunan bersejarah. Pasar Gedhe Solo terletak di jantung kota Solo, berada pada satu poros berhadapan langsung dengan Kompleks Balaikota Surakarta. Saat ini Pasar Gedhe masih menjadi salah satu titik tujuan utama masyarakat berbelanja kebutuhan pokok dan rumah tangga. ( wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011 ).

d. Kampung Batik Laweyan

Para wisatawan yang menginginkan busana dengan ciri khas batik Solo atau ingin memberikan oleh-oleh bagi kerabat, Kampung Batik Laweyan merupakan salah satu obyek wisata belanja batik yang terkenal di Kota Solo. Membeli baju, kemeja, kain batik didapatkan dengan penawaran harga yang beragam. ( wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011 ).

e. Pasar Klewer

Pasar Klewer adalah pasar tradisional textile dan garment terbesar di Jawa Tengah, Di pasar klewer terdapat berbagai macam produk textile


(37)

commit to user

dan garment dari harga yang paling murah sampai harga yang paling mahal. Setiap harinya pasar Klewer selalu dikunjungi oleh pembeli dari kota Solo sendiri maupun pembeli dari luar kota Solo . Pasar Klewer merupakan aset kota Surakarta yang berdiri diatas tanah seluas 12.950 m². ( wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011 f. Solo Grand Mall (SGM)

Solo Grand Mall adalah mall pertama di kota Surakarta terletak di lokasi yang stategis Jl. Slamet Riyadi, dengan konsep One Stop Shopping, di mall ini tersedia berbagai macam kebutuhan konsumen. Mulai dari kebutuhan sandang, pangan, elektronik hingga hiburan. Uniknya barang ataupun fasilitas yang ditawarkan disini lebih murah dari harga standart mall. ( wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011 ).

D. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Maupun Domestik Di Obyek Wisata Kota Solo

Untuk mengetahui meningkat atau menurunnya wisatawan, perlu adanya pendataan agar pengelola pariwisata khususnya Dinas Pariwisata dapat melakukan rencana-rencana baru agar wisatawan datang kembali.

Data pengunjung digunakan untuk mengetahui berapa banyak pengunjung dan uang yang masuk setiap bulan di obyek wisata belanja maupun obyek wisata lain yang ada di Solo.


(38)

commit to user

Berikut ini akan ditunjukan tabel data pengunjung obyek wisata di Solo pada tahun 2006-2009.

Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke ODTW Kota Surakarta, Tahun 2006-2009

TAHUN WISATAWAN MANCANEGARA ( WISMAN )

WISATAWAN NUSANTARA ( WISNUS )

JUMLAH WISMAN & WISNUS

PROSENTASE PROGRESS ( WISMAN & WISNUS ) 2006 2007 2008 2009 10.626 11.585 12.449 14.875 904.948 914.890 970.163 1.036.623 915.610 926.475 982.632 1.051.498 Naik 19% Naik 1,18% Naik 6,13% Naik 7% ( Dok. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta 2009 )

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara pada tahun 2006 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, dan pada tahun berikutnya yaitu 2007 dan tahun 2008 juga mengalami kenaikan, dan mengalami perkembangan lagi dan mulai naik pada tahun 2009. Dengan adanya wisata belanja diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya bisa mengalami peningkatan yang signifikan. (wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011).


(39)

commit to user

25 BAB III

PERKEMBANGAN OBYEK WISATA BELANJA DI KOTA SOLO

A. Kriteria Umum Perkembangan Obyek Wisata Belanja Kota Solo

Solo adalah kota wisata, di Solo terdapat pusat perbelanjaan modern yaitu Solo Grand Mall dan Solo Square, juga terdapat pasar-pasar tradisional. Pasar Klewer adalah urutan pertama bagi anda yang ingin berbelanja khas Solo, yaitu batik . Terletak di alun-alun utara tepat berseberangan dengan Masjid Agung Surakarta dan berdekatan juga dengan Keraton Kasunanan. Pasar Klewer menyediakan batik dengan beragam corak dan aplikasi. Selain Pasar Klewer juga terdapat Pusat Grosir Solo ( PGS) dan Beteng Square, kondisi disini jauh lebih baik daripada Pasar Klewer karena lokasinya ber-AC dan bersih . Harga yang ditawarkan di PGS juga bervariasi, tetapi jika berbelanja di PGS harga dapat ditawar. Pasar Gedhe lebih beragam, sama seperti pasar-pasar tradisional daerah lain. Barang yang dijual lebih banyak untuk kebutuhan rumah tangga. Sayur mayur yang dijual datang dari perkebunan di kawasan Tawangmangu dan sekitarnya. Pasar Gedhe memiliki khas tersendiri dibandingkan dengan pasar tradisional lain, yaitu ditengah pasar terdapat penjual dawet, dan gerai ini tidak buka cabang . Bahan dawet yang terbuat dari cendol hijau, selasih, potongan nangka, gula merah cair, dan air santan membuat minuman ini begitu diminati. Jika berminat belanja khusus batik, berwisata ke


(40)

commit to user

Kampung Batik Laweyan , disinilah sentra pembuatan batik. Wisatawan yang berkunjung dapat melihat proses pembuatan batik dan membelinya langsung dirumah-rumah atau showroom pembuatnya . Selain dari segi obyek wisata Solo memang layak mewakili wajah Indonesia dalam sebuah pameran dagang Internasional. Penduduk Solo, dikenal sangat dinamik dan multikultural. Di kota yang menjadi jantung Jawa Tengah ini bermukim para pedagang ulet, wirausahawan tangguh, serta pekerja keras.

Kota Solo Raya yang berpenduduk sekitar 3.500.000 orang ini, perekonomian masyrakatnya didukung oleh sektor kerajinan, perindustrian, pertanian dan pariwisata. Kota Solo mempunyai slogan wisata “The Spirit of Java” yang diharapkan bisa membangun kota Solo sebagai pusat kebudayaan dan pariwisata di pulau Jawa. Sesuai dengan slogan wisata tersebut Solo ingin memperkenalkan beberapa obyek wisata yang menarik dan patut di kunjungi ketika liburan dan jalan- jalan di daerah Solo dan sekitarnya. Karakter Solo juga sangat sesuai dengan semangat penyelenggaraan ekspo yang berniat menyatukan berbagai bangsa melalui perdagangan yang saling menguntungkan dan membawa kemakmuran bersama. ( Sumber : http:// Perkembangan Wisata Belanja Solo.htm ).

B. Upaya Pengembangan Pasar Seni Sebagai Alternatif Destinasi Wisata Belanja Kota Solo .

Pendirian Pasar Seni dan pusat kerajinan dan souvevir sebagai destinasi wisata bukanlah hal yang sederhana karena didalamnya terdapat


(41)

commit to user

hal-hal yang saling berkaitan dan perlu penanganan yang menyeluruh (holistik). Hal yang nampak secara jelas adalah pemilihan lahan dan kawasan yang sudah tentu memiliki keterkaitan persoalan demografis, sosiologis, psikologis, kultural, religi dan ekonomis . Hal yang kedua adalah akseptabilitas baik dari political will dari kalangan eksekutif atau legislatif maupun dari masyarakat setempat . Hal yang penting adalah kajian atas aspek ekonomi pasar dan kemasyarakatan .

Sebagai gambaran umum, pembangunan pusat kerajinan dan souvenir paling tidak harus berkaitan dengan kegiatan usaha pariwisata seperti industrial show, trade show, scientivic exhibition . Demikian juga keterkaitannya dengan MICE ( Meeting , Insentive , Conference dan Exibition ) dalam kawasan wisata konvensi . Pemilihan kawasan di Kota Solo yang rencana akan dijadikan pusat kerajinan dan souvenir juga harus mengalami perkembangan menyeluruh baik dari perspektif pengembangan kewilayahan , landscape kota yang dikembangkan dan beberapa hal teknis pemetaan wilayah yang bersinergi dengan aspek sosial ekonomi, transportasi, pasar, pemukiman, lingkungan alam dan budaya .

Ada beberapa hal yang dapat didaftar sehubungan dengan rencana pengembangan pusat kerajinan dan souvenir sebagai destinasi wisata belanja Kota Solo adalah sebagai berikut :

1. Sinergitas Lokasi Tempat Pusat Kerajinan


(42)

commit to user b. Balai Kota / Town halls.

c. Pekan Raya / Trade Fairs.

d. Gedung Pameran / Exhibition Halls.

e. Balai pertemuan instansi pemerintah / gouverment function halls. f. University Halls .

g. Hotel Function Halls . h. KADIN

i. Community Centers. j. City Hotels.

k. Airport, terminal bus, dan stasiun kereta api. 2. Pusat-pusat Usaha Konvensi

a. Biro Konvensi .

b. Organisasi Penyelenggara Konvensi Profesional . c. Usaha Pengelola Asosiasi .

d. Usaha Kawasan Wisata .

e. Wisata Perjalanan / Incentive Travel Houses . 3. Pusat-pusat Usaha Pameran

a. Profesional Exhibition Organizer . b. Usaha pameran dagang .

c. Usaha pameran ilmiah . d. Usaha pekan raya .

e. Asosiasi Peserta Pameran Ilmiah .


(43)

commit to user 4. Usaha Jasa Angkutan

a. Perusahaan Penerbangan Komersiil . b. Perusahaan Bus Wisata.

c. Perusahaan Sewa Mobil . d. Perusahaan Kereta Api . e. Perusahaan Taxi .

5. Organisasi Nasional .

6. Usaha Akomodasi dan Makan Minum / Hospitality Industries . 7. Usaha Makan dan Minum ( Food and Baverage ) .

8. Usaha Jasa Wisata / Tour and Travel Companies . 9. Perhimpunan dan Organisasi Internasional . 10.Pusat perbelanjaan / Shopping Centers

a. Usaha aneka kembang .

b. Pusat kerajinan renda dan bordir . c. Pusat kerajinan emas dan perak . d. Pusat seni rupa dan lukis .

e. Perancang dan peragaan busana .

f. Pusat mebel dan perabot rumah tangga . g. Pusat keramik dan porselen .

h. Pusat penjual barang serba ada / depertement stores . i. Pusat aksesoris dan perhiasan .

j. Pusat cinderamata dan hadiah . k. Pusat layanan kamera dan film .


(44)

commit to user l. Pusat peralatan olahraga .

m. Audio visual supplier dan company . n. Galeri Busana Trendy dan Khusus . o. Minyak wangi dan kosmetika . p. Salon kecantikan .

q. Tukang cukur . r. Massage Parlours .

11.Pusat Hiburan dan Rekreasi . 12.Perbankan .

Pembangunan dan pengembangan kawasan wisata dengan destinasi minat khusus belanja dengan pusat kerajinan dan souvenir harus memberikan dampak sosial ekonomi, sosial budaya , dan lingkungan . Yang terpenting dapat memberikan dampak positif bagi kota Solo, yang berkaitan dengan dampaknya terhadap penerima devisa , pendapatan masyarakat , kesempatan kerja , harga-harga barang , distribusi manfaat / keuntungan ,kepemilikan dan kontrol , dampak pembangunan secara keseluruhan , dan pendapatan pemerintah . (Sumber: www.surakarta.go.id)

C. Obyek – Obyek Wisata Belanja Kota Solo

1. Pasar Ngarsopuro (Ngarsopuro Night Market)

Kawasan Ngarsapura di sepanjang Jl. Diponegoro yang menghubungkan antara Citywalk Jl. Slamet Riyadi dengan Kompleks Mangkunegaran diharapkan mampu menjadi salah satu kawasan wisata,


(45)

commit to user

ekonomi, dan seni bagi kota Surakarta. Kawasan ini bisa menjadi pusat kegiatan baru bagi aktivitas sosial, ekonomi, dan seni-budaya untuk kebutuhan masyarakat Solo.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalain r encana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. RTBL akan menjadi pedoman perancangan kawasan dan arahan

Arti Penting Kawasan Ngarsopuro

Kontribusi kawasan Ngarsapura terhadap kota Surakarta dipengaruhi oleh tata letak kawasan yang berada dalam simpul-simpul ekonomi dan pergerakan kota, dengan dilatarbelakangi komplek Kraton Mangkunegaran. Arti penting penyusunan RTBL Kawasan Ngarsapura sebagai berikut :

a. Kawasan Ngarasapura terletak di pusat kota Surakarta dengan mengemban fungsi pelayanan jasa dan perdagangan yang bersifat sekunder (kawasan sekitar kota Surakarta).

b. Jaringan jalan di Kawasan Ngarsapura menjadi bagian yang penting dari sistem pergerakan kota, karena berakses langsung kepada citywalk di Jl. Slamet Riyadi.


(46)

commit to user

c. Intensitas kegiatan ekonomi di Jalan Diponegoro sangat tinggi, dengan keberadaan fungsi perdagangan, jasa, pendidikan, dan perumahan. d. Komplek Keraton Mangkunegaran di sisi utara Jl. Ronggowarsito

menjadi pusat kegiatan budaya, menjadi datum dan simbol yang layak untuk dipertahankan keberadaannya.

e. Pasar Triwindu di sisi timur Jl. Diponegoro saat ini menjadi pusat perdagangan barang-barang antik maupun produk repro bernuansa antik.

f. Diperlukan upaya untuk memadukan kepentingan peningkatan kenyamanan pejalan kaki serta pemantapan citra kawasan citywalk. g. Kawasan Ngarsapura merupakan kawasan dengan dinamika yang

tinggi, khususnya kegiatan perdagangan, jasa, pemukiman, dan perdagangan. Masing-masing kegiatan berupaya mengambil orientasi utama pada jalan-jalan utama di Ngarsapura. Penyusunan RTBL untuk kawasan Ngarsapura dapat menjadikan pembangunan lebih terarah dan terkonsep. ( Sumber : http://www.Pasar Ngarsopuro.htm ).

2. Pasar Gedhe Hardjonegoro

Pasar Gedhe Hardjonegoro yang terletak di jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Surakarta ini dibangun oleh Sinuhun Pakoe Boewono X pada tahun 1930. Pasar ini didisain oleh arsitek Belanda bernama Thomas Karsten. Arsitektur Pasar Gedhe merupakan perpaduan antara gaya Eropa dengan gaya tradisional. Karena


(47)

commit to user

terjadi kebakaran pada tahun 2000, Pasar Gedhe mengalami renovasi namun tanpa mengubah bentuk aslinya. Pada masa awal berdirinya, di pasar ini sudah diberlakukan sistem jual beli dan sewa terhadap toko dan tempat untuk berjualan. Sebuah sistem yang masih belum umum pada masa itu. Satu hal lagi adalah bahwa Pasar Gedhe Harjonegoro menjadi pasar bertingkat pertama di Indonesia.

Bangunan Pasar Gede terdiri dari 2 (dua) bangunan :

a. Bagian Barat (1.364 m2). Menyediakan jenis dagangan buah – buahan dan ikan hias.

b. Bagian Timur (5.607 m2) Menyediakan dagangan kebutuhan sehari – hari dan mempunyai spesifikasi menyediakan makanan khas Solo (aneka kue tradisional,dawet,intip,ampyang,serabi,pecel,gethuk dsb).

Profil Pasar Luas Tanah

: 6. 971 m2 Luas Bangunan

: 5.800,15m2 Spesifikasi Dagangan

: Hasil Bumi Jumlah Los

: 633 Buah Jumlah Kios

: 108 Buah Jumlah Pedagang Kios/Los tahun 2010

: 741 Orang Jumlah Pedagang Oprokan


(48)

commit to user Fasilitas Pasar

1) Kantor Pasar

2) Lahan Parkir seluas 390 m2 3) Mushola

4) MCK

5) Pos Keamanan

6) Sarana pemadam kebakaran(hydrant dan APAR)

7) Sarana bongkar muat Sarana kebersihan (Container, Bin sampah, TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara)

Pasar Gede sangat strategis letaknya. Berada di seberang timur Gedung Balai Kota Surakarta di dekatnya mengalir Kali Pepe yang membelah kota Solo, membuat Pasar Gede terlihat dari Gedung Balai Kota. Lokasi ini terletak di perkampungan warga keturunan Tionghoa atau Pecinan yang bernama Balong.Lokasi Pasar Gede berada di Kelurahan Sudiroprajan berada di Jalan Sudirman dan Jalan Pasar Gede, bila dilihat dari tata geografisnya, Pasar Gede masuk dalam kawasan segitiga emas kota Solo. Bila di Jakarta ada segitiga emas Kuningan, letak Pasar Gede Solo pun berada di segitiga emas yang meliputi Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran dan Pasar Gede sendiri.

Pasar Gede termasuk cagar budaya kota Solo berdasarkan SK Walikota No. 646 tahun 1997 tentang perlindungan cagar budaya di kota Solo. Dengan potensi lahan seluas 8.560 meter persegi yang terdiri dari


(49)

commit to user

127 ruko, 133 kios, 633 los pasar dan sekitar 250 lapak pedagang, potensi pasar tersebut sangat cukup dikenal oleh orang luar Solo. Bahkan turis domestik dan asing pun dalam kesempatan berkunjung ke Solo biasa mampir berbelanja ke pasar ini. Selain dekatnya Pasar Gede dengan Pecinan di Kelurahan Sudiroprajan juga mempengaruhi jenis dagangan yang dijual. Jenis dagangan buah-buahan, juga sembako bahkan jajanan khas Solo seperti Krasikan, Kue Wajik, Intip, Kue Mangkok dan rempah-rempah bahan racikan jamu tradisionil dijual di Pasar Gede. Beberapa makanan khas bisa dibeli di sini diantaranya Lenjongan, Dawet Bu Dermi hingga Kare Bu Harini, dengan harga jajanan pasar yang sangat murah untuk ukuran kota Solo.

Di antara penuh sesaknya parkir becak, sepeda motor, sepeda ontel dan mobil yang memenuhi areal luar pasar, membuat lalu lintas sedikit padat di jam sibuk kerja. Keunikan lain di dalam pasar ini adalah hukum sliding price atau harga lunak dalam tawar menawar antara pembeli dan penjual. Perilaku tawar menawar masih terjaga dengan baik di sini. Umumnya pedagang menggunakan bahasa Jawa kromo inggil ketika menyapa pembeli. Karena itu keakraban antara penjual dan pembeli yang menjadi pelanggan tetap sangat terjaga dengan baik. . (wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011).


(50)

commit to user 3. Kampoeng Batik Laweyan

Kampung Batik Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik yang sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M dan mencapai kejayaan pada era 1970an. Karya seni tradisional batik terus ditekuni masyarakat Laweyan sampai sekarang. Suasana kegiatan membatik di Laweyan tempo dulu banyak didominasi oleh keberadaan para juragan batik sebagai pemilik usaha batik. Jika berkunjung kesana, pengunjung dapat melihat sendiri proses pembuatan batik, tentunya ini pengalaman yang tidak akan didapatkan di toko atau butik di tempat lain.

Sebagai langkah strategis untuk melestarikan seni batik, kampung Laweyan di desain sebagai sebuah perkampungan batik, bahkan secara resmi telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Solo sebagai salah satu objek wisata belanja yang menjadi salah satu andalan kota Solo. Kawasan terpadu ini memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 Ha yang terdiri dari 3 blok. Konsep pengembangan terpadu dimaksudkan untuk memunculkan nuansa batik dominan yang secara langsung akan mengantarkan para pengunjung pada keindahan seni batik. Sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kota Surakarta untuk mengembangkan kawasan batik di Solo, Pemkot melalui Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya (Disparbud) secara rutin menggelar Festival Batik.


(51)

commit to user

Diantara ratusan motif batik yang dapat ditemukan di kampung batik Laweyan, jarik dengan motif Tirto Tejo dan Truntun merupakan ciri khas utama batik Laweyan. Spray dan garmen dengan motif warna abstrak adalah seni batik pendukung yang melengkapi koleksi batik Laweyan. Kampung batik Laweyan juga dilengkapi dengan fasilitas untuk memberikan pendidikan dan pelatihan untuk belajar membatik tanpa batasan jumlah orang yang belajar dan masih bersifat sosial. Pengelolaan kampung batik Laweyan diorientasikan untuk menciptakan suasana wisata dengan konsep rumahku adalah galeriku. Artinya rumah memiliki fungsi ganda sebagai showroom sekaligus rumah produksi. Tentu ini akan memberikan pengalaman belanja lain dari biasanya.

Disepanjang jalan perkampungan ini dapat ditemukan sedikitnya 20 showroom/galeri batik. Beberapa galeri yang dapat ditemukan diantaranya Batik Puspa Kencana, Morin Modiste, Nesa Noer, Cempaka, Gunawan Design, Gres Tenan, Molino, Chusnul Khotimah, Tjahaya Baru, Nugroho, Santika, Sidoluhur, Adityan, Merak Ati, Jjokro Sumanto, Gentong Ayu, Putra Laweyan, Luar Biasa, Merak Manis dan Cahaya Putra. Di perkampungan ini juga terdapat beberapa situs sejarah masa lalu diantaranya makam Kyai Ageng Anis (tokoh yang menurunkan raja-raja Mataram), bekas rumah Kyai Ageng Anis dan Sutowijoyo (Panembahan Senopati), bekas pasar Laweyan, bekas Bandar Kabanaran, makam Jayengrana (Prajurit Untung Suropati), Langgar Merdeka, Langgar Makmoer dan rumah H. Samanhudi pendiri Serikat Dagang Islam.


(52)

commit to user

Keberadaan situs ini semakin menambah kekentalan nuansa sejarah kejayaan masa lalu.

Laweyan juga terkenal dengan bentuk bangunan khususnya arsitektur rumah para juragan batik yang dipengaruhi arsitektur tradisional Jawa, Eropa, Cina dan Islam. Maka tak salah jika kampung Laweyan pada masa lalu mendapatkan julukan sebagai ”Kampung Juragan Batik”. Bangunan-bangunan tersebut dilengkapi dengan pagar tinggi atau “beteng” yang menyebabkan terbentuknya gang-gang sempit spesifik seperti kawasan Town Space. Kelengkapan khasanah seni dan budaya Kampung Batik Laweyan tersebut menjadi sebab tingginya frekuensi kunjungan wisatawan dari dinas dan institusi pendidikan, swasta, mancanegara. (

http:/www.Kampung Batik Laweyan Solo.htm)

4. Pasar Antik Triwindu

Pasar Antik Windu Jenar dulu dikenal dengan pasar antik Triwindu berlokasi di kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, tepatnya di depan Puro Mangkunegaran yang semula menjadi alun-alun milik Mangkunegaran dan setiap tiga windu diadakan perayaan peringatan yang diselenggarakan oleh Mangkunegara VII . Saat itu banyak penjual yang berjualan ditempat tersebut dengan membuat los terbuka yang kemudian dikelola oleh Pemerintah Daerah menjadi pasar barang-barang antik .


(53)

commit to user

Tahun 2009 Pasar Triwindu direlokasi didepan sayap kanan Pura Mangkunegaran dengan luas tanah 2.384 m² dan diresmikan oleh Walikota Surakarta pada tanggal 25 September 2009 dengan upacara prosesi boyongan pedagang pasar Windujenar . Aktifitas Pasar Triwindu dimulai dari pukul 09.00 s/d 18.00 WIB .

Pembangunan Pasar Antik Triwindu dilaksanakan 2 ( dua ) tahap:

Tahap I dilaksanakan pada tahun 2008 yaitu pembangunan pasar blok selatan dan blok utara terdiri dari 2 (dua) lantai , dengan luas bangunan lantai 1 (satu) seluas 1.826 m² dan lantai 2 (dua) seluas 1.454 m².

Tahap II dilaksanakan pada tahun 2009 yaitu pembangunan pasar pada blok timur terdiri dari 2 (dua) lantai dengan luas bangunan dan lantai 1(satu) seluas 272 m² dan lantai 2 (dua) 272 m² .

Potensi Pasar :

Luas Tanah : 2.384 m²

Spesifikasi Dagangan : Barang Antik

Jumlah Kios : 266 buah


(54)

commit to user Fasilitas Pasar :

Kantor Pasar Lahan Parkir Mushola MCK

Pos Keamanan

Sarana pemadam kabakaran ( hydrant dan APAR ) Sarana bongkar muat

Sarana kebersihan Bin sampah. (wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011).

Beberapa barang dagangan yang digelar di Pasar Antik Triwindu memang bermacam-macam, selintas seolah datang dari kurun waktu yang demikian lampau. Kepala-kepala Budha dalam berbagai ukuran mulai dari setinggi 10cm hingga 1 meter, tampil dengan kemasannya yang khas, bulukan , berkesan tua , kuno dan antik . Berbagai macam topeng, patung, keris , selendang kuno, kebaya , taplak meja, radio antik, setrika kuno, sandal kuno, telepon kuno , dan berbagai barang antic yang kuno yang banyak diproduksi di tahun 50-an dan tidak diproduksi lagi dewasa ini . Warna kusam dengan aksentuasi tanah liat yang melekat dibeberapa bagian patung memang secara otomatis memunculkan kesan ,bahwa seolah-olah benda itu merupakan hasil penggalian dari suatu proyek kepurbakalaan . Begitu juga dengan


(55)

commit to user

jenis tulang belulang berukuran lebih besar dari keadaan normalnya . Tulang paha gajah dan hewan lainnya dan juga tulang manusia yang disajikan terkesan begitu kuno dan seolah-olah merupakan hasil penggalian proyek purbakala. ( wawancara : Slamet Harjo, 11 Januari 2011 )

D. Tujuan Pengembangan Pariwisata Kota Solo

Tujuan pengembangan pariwisata di Kota Surakarta telah dirumuskan sebagai berikut :

a) Meningkatkan kualitas, kuantitas obyek wisata dan daya tarik wisata. b) Meningkatkan pelayanan kepada wisatawan yang berkunjung di Kota

Surakarta, baik wisatawan dari dalam negeri maupun dari luar negeri. c) Meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata. ( Buku Restrada Dinas

Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta Tahun 2005 ).

E. Pembangunan Kepariwisataan Kota Solo

Agar sasaran pembangunan kepariwisataan dapat tercapai, maka didalam mewujudkannya berpedoman pada Visi yang telah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya yaitu : “ Sebagai Fasilitator terdepan dan Profesional dalam upaya pengembangan dan pembinaan Pariwisata Seni dan Budaya untuk mewujudkan Kota Surakarta sebagai daerah tujuan wisata terkemuka di Indonesia tahun 2010 “ .


(56)

commit to user

Misi untuk mewujudkan Visi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mendorong kepedulian dan kemandirian masyarakat, meningkatkan kualitas pengembangan pariwisata daerah .

2. Melakukan kemitraan sinergis dengan pelaku pariwisata dan StakeHolders lainnya dalam upaya optimalisasi produk industry pariwisata dan penggalian potensi seni dan budaya .

3. Memberikan pelayanan public yang terbaik (prima), yang berorientasi kepada pelanggan atau kepentingan masyarakat pelaku pariwisata . 4. Menyediakan informasi yang akurat dan memimpin inovasi dalam

pemasaran industri pariwisata daerah dengan penyediaan SDM yang berkualitas .

Adapun tujuan Visi dan Misi tersebut adalah sebagai berikut :

a) Menumbuhkan inovasi dan sikap masyarakat terhadap Sadar Wisata .

b) Mengarahkan kepariwisataan daerah yang bertumpu pada kekuatan masyarakat .

c) Meningkatkan partisipasi pelaku pariwisata dalam memberikan kontribusi terwujudnya daerah tujuan wisata di Kota Surakarta d) Meningkatkan wilayah hinterland dalam optimalisasi paket-paket

wisata .


(57)

commit to user

f) Terwujudnya mekanisme dan prosedur perijinan yang memuaskan pelanggan.

g) Menghasilkan riset dan pengembangan informasi data sesuai dengan perkembangan jaman .

h) Menghasilkan Manajemen pemasaran strategi dengan kompetensi SDM yang menguasai riset pemasaran .

i) Meningkatkan kerjasama antar daerah .

( Buku Restrada Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta Tahun 2005 ) .

F. Usaha-usaha dalam mengembangkan Obyek Wisata Belanja di Kota Solo

Sektor Pariwisata bagi bangsa Indonesia merupakan sektor yang menguntungkan baik yang berupa natural maupun cultural . Potensi yang begitu besar jika dikembangkan dapat memberikan pemasukan devisa yang cukup besar bagi negara .

Melihat potensi obyek-obyek wisata belanja yang ada di Kota Solo begitu besar, maka perlu adanya peningkatan pengelolaan pemasaran terhadap barang-barang yang dijual baik mengenai kualitas maupun kuantitas . Hal ini dapat ditempuh melalui berbagai cara yaitu bekerjasama dengan instansi-instansi yang terkait, misalnya Hotel dan Mataya Arts and Heritages


(58)

commit to user

Potensi yang terdapat di obyek-obyek wisata belanja di Kota Solo sangat menarik, agar dapat dinikmati wisatawan baik lokal, domestik, maupun mancanegara, maka dilakukan langkah-langkah pemasaran . Untuk itu maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surakarta dalam memasarkan Pariwisata melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain, misalnya :

1. Bekerjasama dengan industri- industri Pariwisata seperti Asita, Hotel, Disparta, dan obyek wisata sekitar misalnya Keraton Mangkunegaran dalam upaya mendatangkan wisatawan ke Kota Solo pada umumnya dan Pasar Windujenar pada khususnya .

2. Membuat brosur-brosur, leaflet kepada para Buyer-buyer, baik Buyer dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri .

3. Mempromosikan serta mengenalkan obyek-obyek wisata belanja melalui media cetak seperti yang dimuat di Koran harian kota Solo yaitu Solopos, Suara Merdeka dan lain-lain. Melalui media elektronika seperti Stasiun Televisi Swasta yang ada di Kota Solo yaitu TA tv dengan prosedur setengah jam tayang .

4. Membuat Website untuk mempermudah wisatawan domestik maupun mancanegara untuk mencari informasi-informasi tentang obyek-obyek wisata belanja di Kota Solo .

5. Mengadakan kerjasama dengan Mataya Arts and Heritages dalam event Festival Seni Pasar Kumandang setiap satu tahun sekali . (


(59)

commit to user

Buku Restrada Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta Tahun 2005 ).

G. Kendala – Kendala yang Dihadapi dalam Pengembangan Obyek Wisata Belanja di Kota Solo

Dalam proses pengembangan Obyek Wisata Belanja di Kota Solo sebagai daerah tujuan wisata pihak Dinas Perundistrian dan Perdagangan Kota Surakarta menemui berbagai hambatan atau kendala, antara lain :

1. Kurang pedulinya Pemerintah Kota khususnya Dinas Pasar dan Anggota Dewan Komisi Pembangunan Pasar – pasar Tradisional yang sebenarnya adalah aset pemerintah yang banyak mendatangkan wisatawan .

2. Kurangnya dana dalam mengembangkan obyek-obyek wisata belanja, baik dari segi promosi serta pemasaran barang-barang souvenir khas Solo .

3. Kurangnya fasilitas-fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh wisatawan misalnya : toilet reprsentative bagi wisatawan, belum adanya Lobby atau tempat peristirahatan sementara bagi para wisatawan yang berkunjung . (wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011).


(60)

commit to user

H. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan Yang Dihadapi Dalam Mengembangkan Obyek Wisata Belanja di Kota Solo

Dalam upaya mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan potensi obyek wisata belanja sebagai tujuan wisata di Kota Solo, Dinas Perundistrian dan Perdagangan Kota Surakarta secara perlahan-lahan melakukan usaha-usaha antara lain :

1. Dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak industri-industri Pariwisata seperti Asita , Hotel, Dinas Pariwisata Kota Surakarta, Biro Perjalanan Wisata, Media Cetak Harian Solopos, Suara Merdeka, Mataya Arts and Heritages, serta para pengrajin, dan para Buyer baik dari dalam negeri maupun luar negeri .

2. Melakukan media promosi dengan membuat brosur-brosur tentang Obyek Wisata Belanja Kota Solo.

3. Membangun sebagian fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan para wisatawan . (wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011).


(61)

commit to user

I. Potensi Obyek Wisata Belanja Berdasarkan Analisis SWOT dan Analisis Pendekatan 4A

1. Analisis SWOT

Strenght (Kekuatan) Weakneses (Kelemahan) Opportunity (Peluang) Threats (Ancaman) 1. Barang-barang antik yang terdapat di Pasar Windhujenar memiliki seni dan nilai jual tinggi. 2. Ragam komoditas yang beragam pada jenis sandang/ Tekstil/Batik 3. Harga

barang-barang yang dijual di Pasar Klewer,

PGS,Ngarsopuro

1. Kurangnya papan penunjuk menuju obyek wisata ( Menuju Pasar Klewer, Ngarsopuro)

2. Akses jalan kurang bagus,masih ada aspal yang rusak. 3. Dinas Pengelola Pasar kurang memperhatikan kebersihan

1. Adanya Pasar Ngarsopuro dengan suasana baru (Night Market) dapat menarik wisatawan untuk berbelanja souvenir khas Solo. 2. Menyediakan moda transportasi kota yang lebih mudah untuk wisatawan agar 1. Banyaknya pasar-pasar yang sama dengan menjual batik,pernak-pernik souvenir yang ada di Jogja yang lebih terkenal(Pasar Malioboro). 2. Persaingan harga pasaran yang lebih bermutu . 3. Banyaknya


(62)

commit to user dapat ditawar

(harga luncur) sesuai

permintaan pembeli .

4. Kawasan wisata belanja yang berdekatan dengan wisata budaya ( Pasar Ngarsopuro berdekatan dengan Pura Mangkunegaran) pasar,misalnya Pasar Klewer dan Pasar Gedhe.

4. Masih banyak barang-barang yang dijual belum memiliki branding yang terkenal .

dapat masuk ke obyek dengan mudah. 3. Kemudahan aksesibilitas dengan di dukung adanya Bandara Internasional . dibangun Mall yang besar dan lebih lengkap.

4. Wisata budaya yang berkembang .


(63)

commit to user 2. Analisis Pendekatan 4A

a. Atraksi

Atraksi wisata merupakan factor pendukung yang sangat berpengaruh dalam menganalisis suatu obyek wisata agar wisatawan tertarik untuk berkunjung ke obyek tersebut. Biasanya atraksi wisata ini hanya dilaksanakan pada even-even atau waktu tertentu yang khusus dilaksanakan di obyek dan daya tarik wisata belanja, dengan harapan dapat menarik minat wisatawan. Misalnya Bengawan Travel Mart yang diselenggarakan pada tanggal 28 – 30 april 2010. Bengawan Travel Mart adalah even yang mempertemukan para sellers dan buyers pariwisata untuk perdagangan ataupun pengenalan terhadap potensi pariwisata. ( wawancara Anton Herdinarto, S.Sos, 10 Januari 2011).

b. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan unsur penting dalam menganalisis suatu obyek wisata agar obyek tersebut dapat dijangkau oleh wisatawan dari segi sarana transportasi darat, atau udara serta fasilitas yang ada selama perjalanan menuju obyek dan daya tarik wisata.

Adapun penulis memberikan uraian-uraian mengenai segi aksesibilitas sebagai berikut:


(64)

commit to user a). Akses jalan

Kondisi jalan menuju obyek wisata belanja di kota Solo sudah cukup bagus, dari jalan utama Slamet Riyadi sampai masuk obyek sudah beraspal dan untuk kendaraan besar seperti bus pariwisata dapat diparkirkan di sekitar lokasi obyek. ( Observasi, 12 Januari 2011 )

b). Sarana transportasi

Dari segi sarana transportasi di sekitar obyek wisata belanja di kota Solo terdapat sarana transportasi yang sangat mudah dan terjangkau karena berada di pusat kota Solo dan berada di daerah jalur besar transportasi umum. Wisatawan tidak akan kesulitan menuju obyek wisata tersebut, karena selain kendaraan pribadi wisatawan juga dapat menggunakan sarana transportasi umum seperti angkot, taksi dan bus bahkan ada transportasi tradisional seperti becak dan andong. ( Observasi, 12 Januari 2011 )

c). Papan petunjuk

Untuk sarana pelengkap berupa papan penunjuk jalan menuju ke obyek wisata belanja di kota Solo sudah ada, sehingga wisatawan yang akan berkunjung ke obyek wisata tidak mengalami kesulitan menuju ke obyek. ( Observasi, 12 Januari 2011 )


(65)

commit to user 3. Amenitas

Amenitas merupakan salah satu faktor penting dalam menganalisa obyek wisata, karena faktor ini dinilai mempunyai kaitan yang sangat erat dengan fasilitas-fasilitas yang ada di obyek sehingga akan mempengaruhi kemudahan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata. Sedangkan untuk amenitas yang berada di obyek wisata belanja di kota Solo dapat dianalisa penulis dengan kriteria-kriteria yang ada di obyek sebagai berikut:

a). Akomodasi

Dalam hal ini obyek wisata belanja yang ada di kota Solo mempunyai lokasi tempat penginapan yang cukup memadai dan fasilitas hotel disekitar obyek wisata antara lain : Hotel Sahid Kusuma Raya Solo (****Jl.Sugiyopranoto 20), Hotel Sahid Jaya Solo (****Jl.Gajah Mada no.23), Novotel Solo (****Jl.Slamet Riyadi 272), Best Western Premier (****Jl.Slamet Riyadi 6). ( Observasi, 12 Januari 2011 )

b). Rumah makan atau warung

Untuk jenis fasilitas berupa Rumah makan atau warung yang berada di dalam kawasan obyek wisata belanja di kota Solo sangat


(66)

commit to user

banyak dengan menyediakan menu masakan khas Solo. Berbagai aneka makanan yang disajikan dan dijual sangat bervariasi dan beraneka macam, selain itu juga dapat dibeli untuk dijadikan oleh-oleh dan dibawa pulang kedaerah masing-masing.( Observasi, 12 Januari 2011 )

c). Kantor Sekretariat dan Informasi

Di kota Solo terdapat kantor secretariat dan informasi mengenai obyek wisata belanja yang terletak di Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Surakarta dapat ditanyakan pada bagian Tourist Information Center (TIC). ( Observasi, 12 Januari 2011 )

d). Jasa Komunikasi

Sistem komunikasi di area wisata belanja Solo sudah memadai seperti jaringan internet ( hot spot area ), jasa telepon dan kantor pos. ( Observasi, 12 Januari 2011).

4. Aktifitas

Metode Pendekatan dalam melakukan analisis obyek menggunakan metode pendekatan 4A, dengan memperhatikan aktifitas atau kegiatan wisata yang dapat dilakukan wisatawan maupun penduduk setempat. Adapun berbentuk kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:


(1)

commit to user

a). Akses jalan

Kondisi jalan menuju obyek wisata belanja di kota Solo sudah cukup bagus, dari jalan utama Slamet Riyadi sampai masuk obyek sudah beraspal dan untuk kendaraan besar seperti bus pariwisata dapat diparkirkan di sekitar lokasi obyek. ( Observasi, 12 Januari 2011 )

b). Sarana transportasi

Dari segi sarana transportasi di sekitar obyek wisata belanja di kota Solo terdapat sarana transportasi yang sangat mudah dan terjangkau karena berada di pusat kota Solo dan berada di daerah jalur besar transportasi umum. Wisatawan tidak akan kesulitan menuju obyek wisata tersebut, karena selain kendaraan pribadi wisatawan juga dapat menggunakan sarana transportasi umum seperti angkot, taksi dan bus bahkan ada transportasi tradisional seperti becak dan andong. ( Observasi, 12 Januari 2011 )

c). Papan petunjuk

Untuk sarana pelengkap berupa papan penunjuk jalan menuju ke obyek wisata belanja di kota Solo sudah ada, sehingga wisatawan yang akan berkunjung ke obyek wisata tidak mengalami kesulitan menuju ke obyek. ( Observasi, 12 Januari 2011 )


(2)

commit to user

3. Amenitas

Amenitas merupakan salah satu faktor penting dalam menganalisa obyek wisata, karena faktor ini dinilai mempunyai kaitan yang sangat erat dengan fasilitas-fasilitas yang ada di obyek sehingga akan mempengaruhi kemudahan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata. Sedangkan untuk amenitas yang berada di obyek wisata belanja di kota Solo dapat dianalisa penulis dengan kriteria-kriteria yang ada di obyek sebagai berikut:

a). Akomodasi

Dalam hal ini obyek wisata belanja yang ada di kota Solo mempunyai lokasi tempat penginapan yang cukup memadai dan fasilitas hotel disekitar obyek wisata antara lain : Hotel Sahid Kusuma Raya Solo (****Jl.Sugiyopranoto 20), Hotel Sahid Jaya Solo (****Jl.Gajah Mada no.23), Novotel Solo (****Jl.Slamet Riyadi 272), Best Western Premier (****Jl.Slamet Riyadi 6). ( Observasi, 12 Januari 2011 )

b). Rumah makan atau warung

Untuk jenis fasilitas berupa Rumah makan atau warung yang berada di dalam kawasan obyek wisata belanja di kota Solo sangat


(3)

commit to user

banyak dengan menyediakan menu masakan khas Solo. Berbagai aneka makanan yang disajikan dan dijual sangat bervariasi dan beraneka macam, selain itu juga dapat dibeli untuk dijadikan oleh-oleh dan dibawa pulang kedaerah masing-masing.( Observasi, 12 Januari 2011 )

c). Kantor Sekretariat dan Informasi

Di kota Solo terdapat kantor secretariat dan informasi mengenai obyek wisata belanja yang terletak di Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Surakarta dapat ditanyakan pada bagian Tourist Information Center (TIC). ( Observasi, 12 Januari 2011 )

d). Jasa Komunikasi

Sistem komunikasi di area wisata belanja Solo sudah memadai seperti jaringan internet ( hot spot area ), jasa telepon dan kantor pos. ( Observasi, 12 Januari 2011).

4. Aktifitas

Metode Pendekatan dalam melakukan analisis obyek menggunakan metode pendekatan 4A, dengan memperhatikan aktifitas atau kegiatan wisata yang dapat dilakukan wisatawan maupun penduduk setempat. Adapun berbentuk kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:


(4)

commit to user

Aktifitas yang dapat dilakukan wisatawan di obyek wisata belanja kota Solo yaitu berbelanja kebutuhan pokok, masakan, makanan tradisional solo dan barang-barang cinderamata khas Solo. Selain itu wisatawan juga bisa menikmati obyek wisata budaya dan wisata kuliner disekitar obyek wisata belanja. (Observasi, 12 Januari 2011).

b). Penduduk

Penduduk setempat merupakan faktor penting dalam melaksanakan program industri pariwisata karena penduduk memiliki peran utama melayani dan memperlakukan wisatawan selama di obyek wisata. Adapun aktifitas yang dilakukan penduduk disekitar obyek wisata dengan membuka show room-show room yang menjual barang-barang souvenir khas Solo. Penduduk diharapkan bisa beramah-tamah dengan wisatawan yang berkunjung agar wisatawan merasa berkesan sehingga mereka akan kembali melakukan perjalanan wisata di kota Solo, dan menjadikan obyek wisata belanja sebagai tempat tujuan wisata yang utama di kota Solo. ( Observasi, 12 Januari 2011).


(5)

commit to user

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Solo atau Surakarta memiliki potensi pariwisata disetiap sudut kotanya. Pada masa sekarang, semua predikat Solo luluh menjadi satu dan berkembang menjadi satu dimensi baru yaitu Solon sebagai Daerah Wisata. Solo memiliki obyek wisata belanja yang berpotensi, serta memiliki peninggalan seni dan budaya yang masih dapat disaksikan seperti kraton dan museum.

Solo juga menjadi salah satu contoh perkembangan demokrasi yang sehat dan dinamis di Indonesia. Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta mulai mengembangkan obyek wisata belanja yang ada di Kota Solo . Pengembangan ini dimaksudkan agar Solo bisa menjadi Kota Budaya juga Kota Wisata Belanja. Dengan demikian Kota Solo tidak salah jika menjadi salah satu obyek wisata belanja yang cukup diminati oleh para wisatawan.

Berbagai kendala dalam pengembangan wisata belanja di Solo dapat teratasi dengan bantuan pihak-pihak terkait dalam pariwisata misalnya bekerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata, Travel Agent, Hotel-hotel yang ada di Solo. Secara umum semua program dalam pengembangan wisata


(6)

commit to user

belanja tersebut untuk meningkatkan wisatawan yang datang berkunjung di Kota Solo.

B. Saran

1. Wisata belanja di Kota Solo merupakan salah satu aset devisa daerah

khususnya bagi Kota Solo, maka perlu dikembangkan dan dipromosikan sebagai daerah tujuan wisata .

2. Wisatawan yang setiap tahun mengalami peningkatan perlu diimbangi

dengan kuantitas dan kualitas dari para pemandu wisata yang mampu berbahasa asing.

3. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai Biro Perjalanan Wisata, Travel

Agent atau dengan pembuatan iklan pada televise yang menginformasikan dan mempromosikan tentang obyek wisata belanja di Kota Solo agar wisatawan tertarik dan berkunjung.