4 Siswa memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis,
kritis, cermat, dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika. Pembelajaran matematika sekolah memiliki peranan yang sangat
penting. Para pelajar memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam
berhitung, dapat menghitung isi dan berat, dapat mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, dapat menggunakan kalkulator dan
komputer. Selain itu agar mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, untuk membantu memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia,
arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi dan sebagainya, dan agar para siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis serta bersikap positif dan berjiwa
kreatif.
2.1.3 Strategi Pembelajaran Matematika
Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat dengan berpikir kritis dan kreatif.
Untuk pembinaan hal tersebut, kita perlu memperhatikan daya imajinasi dan rasa ingin tahu dari anak didik kita. Dua hal tersebut harus dipupuk dan
ditumbuhkembangkan. Siswa harus dibiasakan untuk diberi kesempatan bertanya dan berpendapat, sehingga diharapkan proses pembelajaran
matematika lebih bermakna. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, guru hendaknya memilih
dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang banyak
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik maupun sosial. Dalam matematika belajar aktif tidak harus selalu dibentuk kelompok, belajar
aktif dalam kelas yang cukup besarpun bisa terjadi. Dalam pembelajaran matematika siswa dibawa ke arah mengamati, menebak, berbuat, mencoba,
mampu menjawab pertanyaan mengapa, dan kalau mungkin mendebat. Prinsip belajar aktif inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan sasaran
pembelajaran matematika yang kreatif dan kritis. Menurut petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah,
bahwa penerapan strategi yang dipilih dalam pengajaran matematika haruslah bertumpu pada dua hal, yaitu optimalisasi interaksi semua unsur
pembelajaran, serta optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa. Dengan demikian memberi petunjuk kepada kita sebagai guru agar bahan ajar diolah
sedemikian rupa hingga melibatkan semua indra siswa secara optimal. Pengajaran bahan ajar perlu beragam, bahkan mumgkin tidak harus
terus-menerus dilaksanakan di dalam kelas, tetapi sekali-sekali kita melaksanakan pembelajaran matematika di luar kelas. Kreatifitas guru amat
penting untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang secara khusus cocok dengan kelas yang dibinanya termasuk sarana dan prasarananya.
Demi peningkatan optimalisasi interaksi dalam pembelajaran matematika, untuk pokok bahasansub pokok bahasan tertentu yang
memungkinkan dapat kita capai dengan pendekatan penemuan, pemecahan masalah, atau penyelidikan. Demikian pula dengan soal-soal untuk balikan
atau tugas dapat berupa soal yang mengarah pada jawaban lebih dari satu cara
untuk menyelesaikannya, dan memungkinkan siswa untuk mencoba dengan berbagai cara sepanjang cara tersebut benar, atau permasalahan open-ended.
Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep. Tidak hanya
kepada “bagaimana” suatu soal harus diselesaikan, tetapi juga pada “mengapa” soal tersebut diselesaikan dengan cara tertentu. Dalam
pelaksanaannya tentu saja disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa.
2.2 Manajemen Pembelajaran Matematika