ini tidak jauh dari yang dinyatakan oleh Jaworski bahwa penyelenggaraan pembelajaran matematika tidaklah mudah karena fakta
menunjukkan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika BNSP dan Direkturat Pembinaan SMP, 2006.
Keadaan ini tidak menguntungkan, apalagi bagi Madrasah Tsanawiyah, yang dianggap bahwa Madrasah Tsanawiyah berbeda dengan Sekolah
Menengah Pertama. Dianggap bahwa Madrasah Tsanawiyah lebih kental dengan nuansa agama, maka matematika kalau boleh “dihindari”.
3.2.3 Kendati mata pelajaran matematika sering dinaggap momok bagi
sebagian besar siswa, namun rata-rata nilai ujian nasional dalam lima tahun terakhir, dari tahun ke tahun terus meningkat. Bahkan untuk
tahun terakhir peningkatan nilai rata-rata paling tinggi yaitu 8,33, melampaui pelajaran bahasa Indonesia yang mencapai 7,84 dan bahasa
Inggris yang mencapai 7,19.
3.3 Pemilihan Informan
Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, seluruh guru mata pelajaran, siswa dan orang tua siswa. Sehubungan penelitian
ini adalah penelitian kualitatif, maka teknik pemilihan sumber data yang digunakan adalah snowball. Snowball artinya dari seluruh sumber
data, kemudian dipilih sumber data tertentu yang dianggap mengerti permasalahan dan tujuan penelitian. Sumber data yang terpilih disebut
informan kunci. Informasi diharapkan terus bergulir dan berkembang semakin besar, dari informan kunci yang satu ke yang lainnya, sampai
permasalahan terungkap. Dengan demikian informan kunci dalam penelitian ini adalah orang-orang yang benar-benar tahu atau pelaku
yang terlibat dalam permasalahan penelitian pelaksanaan manajemen peningkatan kualitas pembelajaran dan faktor pendukung – kendala
yang dapat mempengaruhi pelaksanaan manajemen peningkatan kualitas pembelajaran matematika di Madrasah Tsanawiyah Negeri Winong Pati.
Adapun yang menjadi informan kunci adalah guru mata pelajaran matematika.
Selain informan kunci, juga digunakan informan biasa yang diharapkan bisa memberikan informasi tambahan bila diperlukan.
Adapun yang menjadi informan tambahan adalah kepala sekolah, salah satu tenaga administrasi, salah satu orang tua siswa, dan salah satu siswa.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Di sini peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data,
melakukan analisis, menafsirkan data dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Peneliti di sini menjadi “segalanya” dalam
keseluruhan proses penelitian. Untuk meningkatkan kemampuan peneliti sebagai instrumen, maka peneliti berusaha selalu pergi kepada
situasi baru untuk memperoleh pengalaman, kemudian berusaha mencatat dan mewawancarai beberapa orang serta mencatat apa saja
yang menjadi hasil pembicaraan.
Untuk membantu kelancaran peneliti dalam melakukan keseluruhan proses penelitian, utamanya pada saat pengumpulan data,
peneliti menggunakan alat bantu berupa fotografi, dokumen, dan tape recorder. Melalui alat bantu tersebut, peneliti berharap tindakan,
perilaku dan proses yang terjadi dapat dijadikan bahan kajian untuk dikritik dan diperbaiki.
3.5 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data