terhadap mereka yang berlatar ras, agama, atau sosial ekonomi, yang berbeda; usaha memperbaiki mereka yang mempunyai
standar penampilan dan standar prilaku yang berbeda, dan usaha- usaha remaja untuk menarik perhatian dengan mengenakan
pakaian yang mencolok, menggunakan bahasa yang tidak lazim, sombong, membual, dan menertawakan orang lain.
Selain itu Elizabeth B. Hurlock 1980: 321 kembali mengemukakan bahwa usia madya merupakan masa stress.
Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik,
selalu cenderung merusak homeostasis fisik dan psikologis seseorang dan membawa ke masa stress, suatu masa bila sejumlah
penyesuaian yang pokok harus dilakukan di rumah, bisnis, dan aspek sosial kehidupan mereka.
2.3.2.2 Jenis-jenis Latah
Secara umum ada empat jenis latah yaitu:
1. Ekolalia, latah dengan mengulangi perkataan orang lain.
Contoh : jika orang yang berada di dekat penderita mengagetkannya dengan menyebutkan kata gila, maka penderita latah secara spontan akan mengulangi
kata-kata tersebut berulang-ulang. 2. Ekopraksia, latah dalam bentuk meniru gerakan orang lain. Artinya, ketika
melihat orang lain bertingkah unik, secara spontan orang yang mengidap latah ekopraksia akan meniru persis gerakan orang tersebut secara berulang-ulang.
Contoh : jika orang yang berada di dekat penderita latah mengagetkannya sambil menari,maka secara spontan penderita latah akan ikut menari.
3. Koprolalia, latah dengan mengucapkan kata-kata tabu atau kotor. Artinya, ketika ada seseorang yang mengagetkannya secara spontanitas penderita latah
akan mengeluarkan kata-kata tabu atau kotor secara berulang-ulang.
Universitas Sumatera Utara
4. Automatic obedience: melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut, misalnya; ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah seperti
”sujud” atau ”peluk”, ia akan segera melakukan perintah itu. Pada situs Republik Latah, Yoga Putra, mengelompokkan jenis latah
menurut sifatnya sebagai berikut. 1. Latah Konsisten.
Latah ini dicirikan dengan ucapan kata atau kalimat, atau bahkan perbuatan, yang selalu sama, apa pun jenis rangsangannya. Contohnya Eh copot, eh
copot, copot... 2. Latah Variasi
Kalau yang ini kebalikannya latah konsisten. Respon latah amat tergantung dari bunyi suara, perilaku, isi pikiran, perintah seseorang, atau wujud dari
rangsangan yang mengagetkan itu sendiri. Mendengar klakson ditekan, langsung ngomong, Eh tin-tin, eh tin-tin, eh tin-tin... eehh.... Disuruh buka
baju langsung buka baju. Disuruh cium langsung cium. Disuruh meluk langsung meluk.
3. Latah Tertunda Biasanya orang yang seperti ini tidak kaget saat menerima rangsangan, tapi ia
terus memikirkannya, dan tanpa sadar menjadi sugesti, lalu tiba-tiba terkejut karena pikirannya sendiri di lain waktu. Orang yang menderita latah tertunda
seperti ini, tidak banyak jumlahnya. Ciri utamanya adalah kalimat latah terucap tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Contohnya seseorang yang awalnya
mengaku habis menabrak kucing di jalan, saat bercerita dan membayangkan, tiba-tiba dia latah Eh mati deh, eh mati deh, eh mati deh, tuh kan... kucingnya
Universitas Sumatera Utara
mati.... Padahal, sewaktu nabrak kucing dia cuma bilang Astagfirullah aladzim.
4. Latah Tidak Tulus Ini adalah latah yang dilakukan karena mengikuti tren saja. Cirinya adalah
ekspresi yang keluar aneh, nada bicara datar, dan diikuti dengan tingkah sok menyalahkan orang lain karena menyebabkan dia latah. Contoh, Eh kampret,
eh copet, eh jambret, eh... apa sih? Eike kan gak latah,. Mereka yang berlatih dengan baik bisa lepas dari ketidak tulusan ini dan mampu menjadi pelatah
sejati. Di dalam penelitian ini, peneliti meneliti sampel berdasarkan jenis
latah secara umum yaitu: ekolalia, ekopraksia, koprolalia dan automatic obedience.
2.3.2.3 Penyebab Timbulnya Penyakit Latah