Penyusunan dan Pengawasan Anggaran pada PT. Pertamina (Persero) Mor-I Medan

(1)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

PENYUSUNAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

DIENA CHOLIDA 112101156

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : DIENA CHOLIDA

NIM : 112101156

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : PENYUSUNAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN

PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR – I Medan

Tanggal : ………. 2014 DOSEN PEMBIMBING

Dr. Khaira Amalia, SE, MBA, Ak NIP. 197311202003122001

Tanggal : ………. 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si

NIP. 197411232000122001

Tanggal : ………. 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, Mec. Ac, Ak, CA


(3)

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir. Serta salawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, dengan judul “Penyusunan dan Pengawasan Anggaran pada PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I MEDAN ” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III Keuangan Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dalam materi maupun moril, maka dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEc,Ac,Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(4)

penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Studi D-III Keuangan yang telah memberikan bimbingan serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalani masa pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Staff dan karyawan PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR-I

Medan, yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam tugas akhir ini, khususnya Kak Vimala Dewi.

7. Teristimewa untuk Ayahanda Bambang Irawan dan Ibunda Suleha yang tidak henti-hentinya memberikan segala perhatian, kasih sayang, motivasi, doa, nasihat dan dukungan baik moril maupun materil selama penulis menjalankan perkuliahan hingga akhir penyusunan tugas akhir ini.

8. Kepada Purwoko, Elsa Veranita Ritonga, Lely Widya Astuti yang telah memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

9. Seluruh teman-teman stambuk 2011 Jurusan Diploma III Keuangan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak. Semoga tugas akhir ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua.

Medan, Juli 2014 Penulis

Diena Cholida NIM 112101156


(5)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 7

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 7

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 10

C. Uraian Pekerjaan ... 11

D. Kinerja Usaha Terkini ... 20

BAB III PEMBAHASAN ... 23

A. Penyusunan Dan Pengawasan Anggaran ... 23

1. Pengertian Penyusunan dan Pengawasan Anggaran ... 23

2. Peran dan Manfaat Anggaran ... 25

3. Karakteristik dan Jenis-Jenis Anggaran ... 27

B. Penyusunan dan Pengawasan Anggaran pada Perusahaan ... 32

1. Proses Penyusunan Anggaran ... 32 2. Anggaran sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan dalam


(6)

4. Hambatan-hambatan dalam Penyusunan Anggaran ... 53

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B.Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

Halaman Tabel 2.1 Struktur Organisasi M-T Region I ...9 Tabel 3.2 Dalam 15 tahun kedepan aspirasi PT. Pertamina …...29 Tabel 3.1 Penyusunan RKAP …...33


(8)

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan yang didirikan baik itu perusahaan jasa, industri maupun perusahaan dagang mempunyai tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan, antara lain untuk mendapatkan keuntungan (profit) yang sebesar-besarnya serta kontinuitas (secara terus-menerus). Perusahaan yang mampu memperoleh keuntungan yang maksimal tentu dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus dapat mengadakan perluasan atau pengembangan usahanya, sedangkan perusahaan yang tidak mampu memperoleh keuntungan dengan terpaksa harus menghentikan operasi perusahaanya tersebut.

Masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, sehingga dapat mencapai keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik. Perencanaan dam pengawasan tersebut haruslah disusun secara teliti, penuh pertimbangan serta disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perusahaan pada saat itu.

Apabila sebuah perusahaan berkembang menjadi besar, maka perencanaan dan pengawasan kegiatan yang dilakukan harus memadai dengan besarnya perusahaan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan semacam ini adalah merupakan kegiatan yang saling berkaitan antara satu sama lainnya. Sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan yang lainnya. Kegagalan pelaksanaan salah satu kegiatan akan mempunyai akibat terhadap kegiatan yang lain dalam suatu bagian, atau bahkan dengan bagian lain yang ada di perusahaan.


(9)

Dengan demikian perencanaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan secara terpadu. Pengawasan pada salah satu bagian dengan mengabaikan bagian yang lain maka akan menimbulkan permasalahan bagi perusahaan yang bersangkutan sehingga pengawasan dilakukan tidak akan membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan perusahaan tersebut.

Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuatnya dengan menggunakan asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Maka dari kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum perusahaan melakukan operasinya, pimpinan perusahaan tersebut harus terlebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang dan hasil yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut, serta bagaimana cara melaksanakannya. Sehingga dengan adanya rencana tersebut, maka aktivitas akan dapat terlaksana dengan baik.

Perencanaan selalu diikuti dengan pengawasan. Pengawasan berarti mendeterminasikan apa yang telah dilaksanakan dengan maksud mengevaluasi prestasi kerja, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan serta menerapakan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana. Pengawasan juga dimaksudkan untuk menilai sampai sejauh mana prinsip efisiensi telah tercapai dalam melaksanakan kegiatan serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Dengan demikian tujuan pengawasan bukanlah


(10)

sekedar mencari kesalahan, akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan, sehingga tercapainya tujuan perusahaan.

Salah satu alat perencanaan dan pengawasan adalah anggaran (budget). Peranan anggaran pada salah satu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, kordinasi, pengawasan, dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penyusunan anggaran ini harus dibuat secara realistis dengan melihat lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang diperkirakan akan terjadi dalam jangka waktu tertentu.

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan pengawasan, yaitu dengan cara membandingkan realisasi apa yang seharusnya dicapai dengan apa yang dianggarkan. Dari perbandingan tersebut dapat dinilai apakah operasi perusahaan telah berjalan dengan efisien serta dapat juga ditemukan apabila terjadi penyimpangan dalam operasi perusahaan tersebut.

Apabila anggaran yang disusun ternyata mampu mencapai tujuan dari perusahaan, maka hal ini tidak akan mengganggu kinerja dari perusahaan, dan sebaliknya apabila anggaran yang telah disusun tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka harus dilihat dimana letak kekurangan dan kesalahannya.

Anggaran digunakan oleh manajemen untuk dapat menjabarkan perencanaan, koordinasi, serta pengawasan secara sistematis dan tepat. Dengan maksud untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan juga untuk meningkatkan tanggung jawab dari setiap karyawan, sebab seluruh unsur yang terkait dalam perusahaan mengetahui tujuan dan target yang harus dicapai perusahaan.


(11)

Dengan demikian, jika anggaran merupakan salah satu unsur dari sistem pengawasan, maka anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan pengawasan yang lebih baik. Kegagalan dapat membuat anggaran yang tidak baik pada suatu perusahhan dan dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan perusahaan, sehingga sasaran yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai.

PT. Pertamina (Persero) MOR (Marketing Operation Regional) –I dahulu adalah Unit Pemasaran I di PT. Pertamina. Perusahaan tersebut memerlukan anggaran dan pengawasan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan fungsi perencanaan, koordinasi, dan sebagai alat pengawasan pengendalian kerja perusahaan maka perubahan fungsi pemasaran menjadi Marketing Operation Regional.

Bertitik tolak dari uraian di atas nyatalah terlihat berapa pentingnya fungsi penganggaran (budget) sebagai alat perencanaan dan pengawasan dalam suatu perusahaan . Hal ini mendorong penulis untuk membuat tugas akhir yang diberi judul “ Penyusunan dan Pengawasan Anggaran pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diperoleh suatu perumusan masalah sebagai dasar paper ini yaitu :

1. Bagaimana PT. Pertamina (Persero) MOR-I melaksanakan penyusunan dan pengawasan anggaran


(12)

2. Apakah anggaran perusahaan yang digunakan sebagai alat penyusunan dan pengawasan oleh PT. Pertamina (Persero) MOR-I telah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

3. Apakah penyusunan dan pengawasan anggaran PT. Pertamina (Persero) MOR-I telah sesuai dengan manajemen secara teoritis

4. Hambatan-hambatan dalam penyusunan proses penyusunan anggaran serta konflik yang terjadi

C. Tujuan Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah :

a. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan penyusunan dan pengawasan anggaran pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I.

b. Untuk mencoba menerapkan dan memahami prosedur PT. Pertamina (Persero) MOR-I agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Untuk dapat mengetahui apakah penyusunan dan pengawasan PT.

Pertamina (Persero) MOR-I telah sesuai dengan manajemen secara teoritis. d. Untuk dapat mengetahui hambatan dan konflik yang terjadi dalam proses

dan penyusunan anggaran pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I. D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam memillih dan mengambil keputusan yang penting bagi perusahaan untuk masa yang akan datang sehingga diharapkan perusahaan akan terus mengalami perkembangan yang lebih baik.


(13)

b. Bagi Penulis, menambah wawasan dan pengalaman tentang bagaimana melakukan evaluasi kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan.

c. Bagi Pembaca, menambah pengetahuan sekaligus sebagai referensi untuk pengadaan penelitian pada masa yang akan datang.


(14)

A. Sejarah Perusahaan

Berdirinya PT. Pertamina awalnya dikarenakan perbutan kembali lapangan minyak Sumatera Utara oleh para pejuang dari pihak Jepang pada bulan September 1985.

Perebutan itu menyebabkan seluruh tambang minyak yang berada di Pangkalan Berandan maupun yang ada di Rantau, Kuala Simpang, Aceh Timur, dikuasai oleh Indonesia. Kemudian dalam waktu yang hampir bersamaan, didirikanlah perusahaan minyak nasional pertama yang diberi nama Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (PTMNRI)

Segara sesudah terjadinya serah-terima, karyawan-karyawan perminyakan ditempat itu segera melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan produksi yang sempat turun. Tetapi tidak berapa lama pada tanggal 13 Agustus 1947, tiga minggu setelah Belanda melancarkan agresinya yang pertama tempat tersebut dibumi hanguskan. Pada tanggal 22 Juli 1957, pemerintah memutuskan untuk menyerahkan lapangan minyak Sumatera Utara kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) yang pengusahannya diserahkan kepada PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara (PT ETMSU). Penyerahan penguasaan bulan Juli 1957 tersebut menjadi lengkap setelah Menteri Perdagangan dan Industri mengeluarkan keputusan tanggal 15 Oktober 1957 yang mengesyahkan pembentukan PT ETMSU.

Untuk menegaskan bahwa minyak adalah milik nasional dan bahwa perusahaan yang baru dibentuk itu bukan perusahaan daerah dan tidak bersifat


(15)

kedaerahan, maka diadakan pergantian nama. Maka sejak tanggal 10 Desember 1957, PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara dirubah menjadi PT Perusahaan Milik Nasional (PT Permina) yang kemudian diubah lagi menjadi PN Permina dalam tahun 1957 itu adalah lapangan minyak tempat Shell memulai usahanya lebih kurang 70 tahun sebelumnya, lapangan dan fasilitas perminyakan yang telah dihancurkan oleh sekutu selama perang dunia kedua. Tahun 1961, terdapat perusahaan minyak dan gas milik negara: PN PERMINA (ex PT PERMINA), PN PERTAMIN, dan PN PERMIGAN.

Diantara puing-puing dan reruntuhan yang menjadi modal permulaan usaha perminyakan nasional itu ialah kilang minyak di Pangkalan Berandan, yang dibangun oleh perusahaan Belanda pada tahun 1982, terletak + 83 km di barat laut Medan, fasilitas pengkapalan di pangkalan susu + 25 km di sebelah utara Pangkalan Berandan, lapangan minyak Rantau di daerah Aceh + 55 km dari pangkalan berandan yang diproduksi untuk pertama kalinya pada tahun 1929 dan beberapa lapangan lainnya di dekat Rantau. Tahun 1966 PN PERMIGAN dilikuidasi. Tahun 1968 PN PERMINA & PN PERTAMIN dilebur menjadi PN PERTAMINA

Pada Maret 1966, menteri migas menetapkan lima daerah eksplorasi dan produkasi PN Permina, yaitu :

a. Unit I meliputi daerah Sumatera Utara dan Aceh dengan kantor pusat di Pangkalan Berandan.

b. Unit II meliputi daerah Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Jambi dengan kantor pusat di Plaju.

c. Unit III meliputi daerah Jawa dan Madura dengan kantor pusat di Jakarta.


(16)

d. Unit IV meliputi daerah Kalimantan, termasuk Tarakam, dan Bunyu dengan kantor pusat di Balik papan.

e. Unit V meliputi daerah Irian Jaya, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara dengan kantor pusat di Sorong.

Daerah eksplorasi dan produksi tersebut kemudian bertambah lagi dengan Unit VI yang meliputi Sumatera Tengah. Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan organisasi yang menyangkut kegiatan operasi perminyakan dipisahkan antara kegiatan hulu dan hilir. Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 PN PERTAMINA berubah menjadi PERTAMINA (Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara)

Tahun 1995 melalui Surat Keputusan Direktur Utama Pertamina nimor kpts-Perusahaan nomor 1589/Cooooo/1995-So tanggal 28 Desember 1995 pemasaran untuk wilayah propinsi NAD-Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau dilkasanakan oleh Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri I (UPPDN I) yang berkedudukan di Medan. Berdasarkan UU MIGAS No. 22 Tahun 2001 PERTAMINA berubah menjadi PT. Pertamina (Persero) pada 17 September 2003.

Dan melalui Surat Keputusan Direksi nomor Kpts-P076/Cooooo/2001-So tanggal 25 Juni 2001sebutan UPPDN I diubah menjadi Unit Pemasaran I (Upms-I). Sehingga sebutan lengkapnya adalah PT. Pertamina (Persero) Upms-I Medan atau PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran-I. Pada 10 Desember 2005 PERTAMINA dengan logo baru dan semangat baru yang “Selalu Hadir Melayani”


(17)

G

am

ba

r

2.

1


(18)

C. Uraian

Jika perusahaan ingin melakukan pengawasan yang baik maka diperlukan adanya struktur organisasi yang memisahkan serta jelas fungsi operasional, pencatatan dan penyimpangan demi untuk tercapainya tujuan perusahaan.

Struktur organisasi perusahaan dapat diartikan sebagai salah satu susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian pada posisi dalam suatu perusahaan. Keadaan ini sesuai dengan pengertian dari struktur organisasi itu sendiri, yaitu : “Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan hubungan diantara pejabat-pejabat maupun bidang-bidang kerja satu sama lain sehingga jelas kedudukannya, wewenang dan tanggung jawab dalam suatu kebulatan yang teratur.”

Struktur organisasi mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau disentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran suatu pekerjaan. Dan juga struktur organisasi merinci pembagian kerja dan menunjukkan hirarki organisasi dan struktur wewenang serta memperlihatkan hubungan pelapornya. Struktur memberikan stabilitas dan aktifitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta mengkoordinasi hubungan lingkungan.

Agar tercapainya keberhasilan tujuan perusahaan dimana setiap individu dalam perusahaan melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana yang telah digariskan dan membantu individu berinisiatif dan berdedikasi tinggi dalam melakukan pekerjaan di bidangnya, maka PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan menyusun suatu struktur organisasi.

Struktur organisasi PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan sebenarnya menganut sistem organisasi garis dan staf dengan struktur organisasi yang


(19)

diterapkan secara sederhana namun menunjukkan susunan fungsi-fungsi ataupun posisi organisasi dan menunjukkan hubungan-hubungan diantarannya. Berikut ini penulis akan menguraikan secara garis besar tugas, sebutan jabatan, fungsi dan tugas pokok dari setiap bagian :

1. General Manager

Berfungsi sebagai pengkordinasian penyelenggaraan kegiatan pembekalan dan pemasaran bahan bakar minyak dan gas bumi, di wilayah kerja Pertamina Unit Pemasaran-I yang meliputi :

Propinsi Sumatera Utara, daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat dan Propinsi Riau.

Tugas utama dari General Manager adalah :

1. Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran bahan bakar minyak dan gas bumi di wilayah kerja Pertamina Marketing Operation Regional-I.

2. Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran yang meliputi pengadaan,

penjualan, pengangkutan, penimbunan, penyaluran dan menjaga mutu produk yang di jual.

3. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan operasi di

wilayah kerja Pertamina Marketing Operation Regional-I.

4. Mengkoordinasikan kegiatan administrasi penunjang serta pembinaan Sumber Daya Manusia sehubungan dengan kegiatan Pemasaran BBM agar terwujud suatu sistem kerja yang produktif, efektif dan efesien.

5. Mengkoordinasikan hubungan kerja secara terpadu dengan pihak luar sehubungan dengan operasi wilayah kerja Pertamina Marketing Operation Regional-I.


(20)

6. Mengkoordinasikan penyusunan laporan mengenai kegiatan Perusahaan Wilayah kerja Pertamina Marketing Operation Regional-I.

2. Penjualan

Berfungsi sebagai pengkoordinasian kegiatan penjualan dan pengawasan hasil-hasil minyak gas bumi, produk-produk petrokimia dan produk-produk lainnya di wilayah kerja Marketing Operation Regional-I yang meliputi : Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Daerah Istimewa Aceh.

Tugas utama dari penjualan adalah :

1. Mengkoordnir perencanaan, pengawasan pelaksanaan/penjualan BBM dan Non BBM, dan pembinaan terhadap semua sarana penjualan serta pengendalian pasar.

2. Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM dan pengawasan mutu BBM.

3. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran di Marketing Operation Regional-I

4. Mengkoordinir kegiatan penyelenggara Administrasi Penjualan BBM dan produk-produk petrokimia dan produk-produk lainnya.

3. Teknik

Berfungsi sebagai penyelenggara koordinasi pelaksanaan teknik yang meliputi perencanaan, pemeliharaan, pengawasan dan administrasi terhadap sarana pembekalan dan pemasaran dan seluruh wilayah kerja Pertamina Marketing Operation Regional-I.


(21)

Tugas utama dari Teknik adalah :

1. Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan pembangunan baru dan pemeliharaan seluruh sarana pembekalan dan pemasaran di Pertamina Marketing Operation Regional-I.

2. Menyelenggarakan pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan

pemeliharaan sarana pembekalan dan pemasaran di Pertamina Marketing Operation Regional-I.

3. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan administrasi teknis. 4. Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berfungsi sebagai pengelaran kegiatan perencanaan, pencegahan, pencemaran lingkungan serta penanggulangan kecelakaan kerja maupun kebakaran.

Tugas utama dari Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan adalah :

1. Menyelenggarakan perencanaan, pengawasan, evaluasi dan penyuluhan dalam bidang pencemaran lingkungan kerja.

2. Menyelenggarakan perencanaan, pengembangan dan evaluasi sarana dan fasilitas Depot dan DPPU yang berkaitan dengan LK3.

3. Menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

4. Menyelenggarakan pengarahan dan penyuluhan pencegahan terhadap bahaya kebakaran kerja.

5. Perkapalan, Kebandaraan dan Komunkasi

Berfungsi sebagai penyelenggara kegiatan operasi perkapalan, kebakaran dan pelayanan komunikasi dan elektronika di wilayah kerja Pertamina Marketing Operation Regional-I.


(22)

Tugas utama dari Perkapalan, Kebandaraan dan Komunikasi adalah :

1. Menyelenggarakan kegiatan perkapalan untuk pengakuan BBM dan Non BBM.

2. Menyelenggarakan pengoperasian dan pemeliharaan pelabuhan khusus. 3. Menyelenggarakan kegiatan Telekomunikasi Elektronik baik intern

maupun extern.

4. Menyelenggarakan pengendalian dan penanggulangan pencemaran

lingkungan perairan di Pelabuhan Khusus.

5. Melaksanakan koordiansi kegiatan perkapalan, kebandaraan dan

komunikasi di Wilayah Kerja Pertamina Marketing Operation Regional-I. 6. Keuangan

Berfungsi sebagai pengkoordinasian dan pengendalian aspek keuangan yang meliputi kegiatan Rencana Kerja/Anggaran, Akuntansi dan Pembendaharaan di Pertamina Marketing Operation Regional-I.

Tugas utama dari Keuangan adalah :

1.Menyelenggarakan penyusunan dan pengawasan pemakaian anggaran Pertamina Marketing Operation Regional-I.

2.Menyelenggarakan kegiatan pembendaharaan Pertamina Marketing

Operation Regional-I.

3.Menyelenggarakan kegiatan akuntansi Pertamina Marketing Operation Regional-I.

4.Menyelenggarakan pengendalian keuangan Pertamina Marketing Operation Regional-I.


(23)

7. Bagian Umum

Berfungsi sebagai pengkoordinasian kegiatan pembinaan dan perawatan sumber daya manusia, kesehatan, pelayanan jasa manajemen, dan informasi, hukum dan pertahanan, kebutuhan peralatan kantor dan rumah serta pembinaan hubungan dengan pemerintahan dan masyarakat.

Tugas utama dari Bagian Umum adalah :

1. Mengkoordinir kegiatan pembinaan dan perawatan sumber daya manusia, penelitian dan usul perbaikan norma-norma dan syarat-syarat kerja serta mengadakan material untuk kebutuhan kantor di rumah tangga.

2. Mengkoordinir kegiatan pelayanan jasa perawatan kesehatan pekerja dan pengaturan fasilitas pekerja dan keluarganya.

3. Mengkoordinir kegiatan jasa konsultan manajemen antara lain mengenai sistem dan tata kerja, organisasi dan evaluasi jabatan maupun tata laksananya.

4. Mengkoordinir pelayanan jasa informasi manajemen dan pengolahan data, jasa pertimbangan hukum dan pertahanan serta pembinaan hubungan pemerintah dan masyarakat.

8. Cabang Banda Aceh

Berfungsi sebagai penyelenggaraan kegiatan perencanaan, penyusunan, pengawasan dan evaluasi sehubungan dengan pemasaran BBM serta sarana penunjang di wilayah Daerah Istimewa Aceh.

Tugas utama Cabang Banda Aceh adalah :

1. Mengkoordinir perencanaan, pengaturan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penyediaan dan pelayanan penyaluran BBM serta perencanaan


(24)

maupun pemeliharaan sarana untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Daerah Istimewa Aceh.

2. Mengkordinir kegiatan penunjang lainnya seperti administrasi penjualan, administrasi keuangan, adminitrasi personalia, kesehatan dan PUUK untuk kelancaran operasi Pemasaran BBM di wilayah kerja Cabang Banda Aceh. 3. Mengkoordinir pemeliharaan sarana peralatan pemasaran BBM di Wilayah

kerja Cabang Banda Aceh. 9. Cabang Padang

Berfungsi sebagai penyelenggara kegiatan penyusunan, pengawasan dan evaluasi sehubungan dengan pemasaran BBM serta sarana penunjang di wilayah kerja Cabang Padang.

Tugas utama Cabang Padang adalah :

1. Mengkoordinir perencanaan, pengaturan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penyediaan dan pelayanan BBM serta perencanaan maupun pemeliharaan sarana untuk memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah kerja Cabang Padang.

2. Mengkoordinir kegiatan penunjang lainnya seperti administrasi penjualan, administrasi keuangan, administrasi personalia, kesehatan dan PUKK untuk kelancaran operasi Pemasaran BBM di wilayah kerja Cabang Padang.

3. Mengkoordinasi pemeliharaan sarana peralatan pemasaran di wilayah kerja Cabang Padang.


(25)

10.Batam Terminal

Berfungsi sebagai penyelanggaran, perancanaan, pengaturan dan pengawasan kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM.

Tugas utama Batam Terminal adalah :

1. Menyelenggarakan perencanaan, pengaturan dan pengawasan kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM.

2. Menyelenggarakan evaluasi kegiatan sehubungan dengan realisasi penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM.

3. Menyelenggarakan pemeriksaan dan pengawasan sarana dan fasilitas yang di alokasikan untuk operasi Batam Terminal.

4. Mengkoordinasi kegiatan operasi, pembinaan sumber daya manusia, Batam Terminal dan pengendalian aspek administrasi keuangan meliputi Kegiatan perencanaan kerja/anggaran, akuntansi dan pembendaharaan di wilayah kerja Batam Terminal.

11.Poliknik Swadana

Berfungsi sebagai penyelenggaraan upaya kegiatan layanan kesehatan promotif, preventif, dan reabilitas bagi pekerja dan pihak ketiga secara efesien serta mendapatkan keuntungan.

Tugas utama Poliklinik Swadana adalah :

1. Mengkordinir kegiatan Poliklinik Swadana secara optimal yang

berorientasi kepada kepuasan pelanggan.

2. Menyelenggarkan upaya layanan kesehatan pekerja dan pihak ketiga

3. Mengkoordinir perencanaan pengawasan pelaksanaan pengadaan


(26)

4. Mengkoordinir penyelenggaran kegiatan administrasi dan keuangan Poliknik Swadana.

5. Menyiapkan kegiatan Poliklinik Swadana menuju Poliklinik Mandiri.

Visi dan Misi PT. Pertamina

Visi : Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.

Misi : Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. Tata Nilai Pertamina adalah :

1. Focus, yaitu menggunakan secara optimum berbagai kompetensi perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.

2. Integrity, yaitu mampu mewujudkan komitmen ke dalam tindakan nyata. 3. Visionaty (berwawasan jauh kedepan), yaitu mengantisipasi lingkungan

usaha yang berkembang saat ini maupun yang akan datang untuk dapat tumbuh dan berkembang.

4. Excellence (unggul), yaitu menampilkan yang terbaik dalam semua pengelolaan usaha.

5. Mutual Respect (kesetaraaan dan kesederajatan), yaitu menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederajat dalam kegiatan usaha.


(27)

Dalam 15 tahun kedepan, aspirasi Pertamina adalah menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia

Gambar 2.2 D. Kinerja Terkini

1. ROPER EMAS. Area Kamojang berhasil tiga kali berturut-turut

mempertahankan peringkat emas dalam Program Penilaian Kinerja Perusahaan (PROPER) Periode 2011, 2012 dan 2013 dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

2. Penghargaan Energi Pratama dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia untuk Area Kamojang yang telah berhasil dalam melakukan efisiensi energi.


(28)

3. Juara Umum dalam ajang Upstream Improvement and Innovation (UII) Award di Bandung. Empat kategori berhasil diraih yang ditampilkan oleh GKM Lokomotif, SS Panas Bumi, SS Motor Winch, serta booth terbaik kedua.

4. Penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Award 2012 sebagai Winner Best Sustainability Report 2011 Group B kategori “Natural Resources”.

5. Direktorat Keuangan PGE berhasil meraih sertifikat ISO 9001:2008 dari badan sertifikasi PT TUV Rheinland Indonesia yang menyatakan telah memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu dalam bidang Keuangan. 6. Area Lahendong berhasil meraih ISO 14001:2004 dari badan sertifikasi

PT TUV Rheinland Indonesia atas keberhasilan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan.

7. Best Completion of Audited Financial Statement Award 2011 pada ajang Annual Pertamina Subsidiary Award (APSA) 2012, PT Pertamina (Persero).

8. Nominasi untuk Best Community Involvement and Development

Implementation 2011 pada ajang Annual Pertamina Subsidiary Award (APSA) 2012, PT Pertamina (Persero).

9. Nominasi untuk Best Annual Report 2011 pada ajang Annual Pertamina Subsidiary Award (APSA) 2012, PT Pertamina (Persero).

10.GKM IMTAQ dan SS Husni Mubarok meraih Predikat 3-Stars dan 2-Stars dalam International Convention on Quality Control Circle (ICQCC) di Kuala Lumpur.


(29)

11.Annual Pertamina Quality Award PGE meraih 2 medali Gold untuk GKM Lokomotif dan SS Motorwinch dan 3 medali Silver untuk GKM Piranha Imut, GKM Superman dan SS Panasbumi.

12.Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) XVI dan

International Quality and Productivity Convention, PGE meraih predikat Platinum melalui SS Motorwinch dan meraih 2 Gold melalui GKM Lokomotif dan GKM Superman.

13.Sertifikasi ISO 9001:2008 Lean Warehouse Gudang Logistik untuk Area Kamojang dan Lahendong.

14.Keberhasilan Area Kamojang dalam melakukan Resertifikasi Integrasi 3 sistem manajemen ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 dari Badan Sertifikasi PT TUV Rheinland Indonesia.

15.Area Geothermal Kamojang sebagai Department of The Year 2012 hasil Survey Internal Customer Satisfaction (ICS).

16.Penghargaan K3 dan Lingkungan Panas Bumi, Area Kamojang meraih peringkat Aditama bidang K3 dan Aditama bidang Lingkungan tahun 2012 dari Dirjen EBTKE-ESDM.


(30)

A. PENYUSUNAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN 1. Pengertian Penyusunan dan Pengawasan Anggaran

Setiap kegiatan usaha baik yang bertujuan untuk mencari laba maupun yang tidak mencari laba mempunyai tujuan dan sasaran.

Anggaran dapat kita artikan suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disyahkan. Anggaran merupakan rencana kerja yang sistematis dan tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu (Nafarin, 2004:12)

Inti dari penganggaran tersebut antara lain (Nafarin,2000:9 ) :

1. Anggaran harus bersifat formil, maksudnya anggaran disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tulisan sehingga diketahui pihak-pihak yang terlibat dalam operasi perusahaan.

2. Rencana kerja sistematis, maksudnya dibuat secara berurutan dan berdasarkan logika hitungan, dengan kata lain dapat dilaksanakan dan dapat dicapai.

3. Analisi apa yang terjadi secara cermat, dan setiap manajer dihadapkan pada tanggung jawab dalam mengambil keputusan berdasarkan beberapa asumsi mengenai kejadian masa yang akan datang berdasarkan periode yang lalu.

Tujuan dan saran tersebut di proyeksikan dalam perencanaan. Karena perencanaan adalah sebuah proses dengan apa para manajer memvisualisasikan dan mendetriminasikan langkah masa mendatang yang menuju kearah realisasi


(31)

sasaran yang diinginkan. Secara khusus, perencanaan dapat dinyatakan sebagai proses pemanfaatan fakta yang berhubungan dan asumsi masa yang akan datang guna merumuskan langkah yang perlu diikuti dalam rangka upaya mencapai tujuan spesifik.

“Perencanaan adalah proses penetapan tujuan bagi pengguna sumber daya organisasi dan pengembangan cara penyampaianya” (Niswoger, Fees, dan Warren, 1995 : 261)

Dengan demikian, penyusunan anggaran merupakan tujuan yang akan dicapai dalam waktu tertentu, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut manajemen harus memikirkan dan mengukur alat atau sumber daya perusahaan yang harus dikorbankan dan memikirkan bagaimana arah tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Adanya perencanaan tetap akan memungkinkan organisasi dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara mantap, seperti yang telah direncanakan.

Perencanaan terjadi di semua tipe kegiatan, maka suatu perencanaan dalam organisasi adalah esensial. Karena dalam kenyataanya fungsi perencanaan memegang peranan lebih bila ia dibandingkan dengan fungsi manajemen lainnya. Fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan perencanaan.

Setelah rencana yang diproyeksikan dalam anggaran telah disusun, maka tindakan selanjutnya adalah melakukan pengawasan. Pengawasan ini bertujuan untuk membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan yang terjadi, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya


(32)

perusahaan dipergunakan dengan cara yang paling efektif dan efesien dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Setelah diadakan pengawasan maka perusahaan perlu melakukan tindakan evaluasi antara anggaran yang telah direncanakan dengan realitanya. Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh perusahaan antara lain :

1. Membandingkan data anggaran yang direncanakan dengan realita dibulan berjalan.

2. Membandingkan data bulan berjalan dengan bulan tahun sebelumnya.

2. Peran dan Manfaat Anggaran

Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengawasan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini diukur dari segi manfaat yang ingin diperoleh perusahaan dari penggunaan sistem anggaran tersebut di dalam pelaksanaanya.

Bahkan di dalam perkembangannya, ternyata anggaran tidak hanya menguntungkan untuk dipergunakan dalam perusahaan dengan skala besar, melainkan juga perusahaan menengah dan kecil. Dalam hal ini bentuk anggaran disesuaikan dengan besarnya perusahaan yang mempergunakanya.

Oleh karena itu, dengan adanya anggaran yang telah disusun dan direncanakan dengan baik, suatu perusahaan dapat mengambil manfaat, antara lain sebagai berikut (Hehanusa 2003 : 406) :

1. Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan, berarti anggaran mewakili kesepakatan negoisasi di antara partisipan yang dominan dalam suatu organisasi mengenai tujuan kegiatan di masa yang akan datang.


(33)

2. Anggaran merupakan gambaran tentang prioritas alokasi sumber daya yang dimiliki karena dapat bertindak sebagai blue print aktivitas perusahaan.

3. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam organisasi maupun dengan manajemen puncak.

4. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang

sesungguhnya dibandingkan standar yang telah ditetapkan.

5. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah, hal ini akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus diambil.

6. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efesien dalam kondisi kesesuaian tujuan antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.

Anggaran sangat bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja. Dalam mengevaluasi kinerja yag perlu diperhatikan adalah dampak anggaran terhadap perilaku manusia. Anggaran dapat dikelompokkan menurut fleksibilitasnya di dalam menghadapi perubahan, yaitu anggaran fleksibel dan anggaran tetap. Anggaran fleksibel adalah anggaran yang dapat diubah dan disesuaikan berdasarkan perubahan lingkungan yang ada. Sedangkan anggaran tetap adalah anggaran yang tidak berubah, walaupun terjadi perubahan di dalam lingkungan di mana anggaran tersebut diterapkan (Rudianto, 2009 : 9).


(34)

Adapun manfaat anggaran pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan dalam bagian keuangan adalah untuk menyusun dan menerapkan anggaran berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang efesien dan efektif, sehingga didapatkan hasil perencanaan yang maksimal. Dengan strategi yang maksimal dan kegiatan operasional kerja dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

Adanya anggaran dalam perusahaan maka manajer dapat mengendalikan kegiatan perusahaan. Dengan kata lain manfaat suatu anggaran pada perusahaan adalah :

a. Mengajak para manajer untuk berfikir jauh kedepan. Tiap manajer diberikan tanggungjawab secara formal atas rencana yang telah ditetapkan perusahaan.

b. Anggaran dapat digunakan sebagai kerangka kerja yang yang bisa digunakan untuk menilai prestasi kerja karyawan.

c. Anggaran akan dapat membantu manajer dalam mengkoordinasikan segala sumber sehingga masing-masing bagian sejalan dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

d. Para manajer mengendalikan perusahaan dengan menggunakan anggaran. 3. Karakteristik dan Jenis-jenis Anggaran

Karakteristik dari anggaran adalah sebagai berikut : a. Biasanya dinyatakan dalam satuan bilangan keuangan. b. Biasanya untuk satu tahun.

c. Dibuat untuk pusat pertanggungjawaban.


(35)

e. Anggaran dipelajari dan harus disetujui oleh penanggung jawab anggaran. f. Adanya komitmen atau adanya pencapaian tujuan yang dianggarkan.

Jenis anggaran yang dipakai dalam perusahaan terdiri atas beberapa elemen, yang disebut juga dengan paket anggaran, selanjutnya paket anggaran yang sudah lengkap ini disebut dengan anggaran induk. Anggaran induk ( master budget ) adalah anggaran yang mencakup adanya laba, serta mempunyai program yang terkoordinasi, dan untuk itu anggaran induk dapat dibedakan pada :

a. Anggaran Kas

Yaitu anggaran yang menunjukkan adanya elemen dan jumlah akan kebutuhan kas dan sumber-sumber anggaran perusahaan.

b. Anggaran pengeluaran modal

Merupakan anggaran yang berisi daftar rencana yang telah disetujui oleh pihak manajemen puncak tentang kepemilikan fasilitas dan taksiran biaya yang dilakukan dalam tahun anggaran.

c. Anggaran operasi

1.Anggaran beban, laba, dan pendapatan 2.Periode anggaran

d. Anggaran Neraca

Anggaran ini terbagi atas beberapa elemen :

1. Anggaran program yaitu anggaran yang mencatat rencana pendapatan dan biaya-biaya program suatu perusahaan, yang disusun pada produk yang menunjukkan taksiran atas pendapatan dan biaya setiap produk. 2. Anggaran pertanggungjawaban yaitu anggaran yang disusun sesuai


(36)

a. Anggaran biaya yaitu anggaran biaya teknis dan anggaran biaya kebijakan. Anggaran biaya teknis adalah anggaran yang sebagian besar masukanya sangat berhubungan erat dengan keluarnya, seperti anggaran yang dibuat untuk suatu departemen produksi, sedangkan anggaran biaya kebijakan adalah sebaliknya, misalnya anggaran yang dibuat untuk pertanggungjawaban biaya pemasaran dan lain-lain.

b. Anggaran pendapatan yaitu berisi proyeksi volume penjualan, dan anggaran biaya pemasaran adalah anggaran yang menjadi pusat atas biaya kebijakan, serta anggaran rugi laba dalah anggaran yang dapat menunjukkan rencana laba yang diharapkan dalam periode tertentu. Anggaran ini disusun oleh manajemen puncak untuk dapat mengendalikan semua pendapatan dan biaya perusahaan.

Dasar pemisahan anggaran yang berbeda akan dapat menghasilkan jenis anggaran yang berbeda pula, tergantung kepada kebutuhan perusahaan terhadap anggaran apa yang akan dipakai.

Perbedaan jenis anggaran pada setiap perusahaan juga disebabkan karena adanya perbedaan jenis bidang usaha yang dijalani oleh perusahaan tersebut. Seperti telah kita ketahui perusahaan terdiri dari lima jenis, yaitu :

a. Perusahaan industri (manufaktur) adalah perusahaan yang mengolah suatu benda menjadi produk tertentu (berproduksi).

b. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang untuk dijual tanpa mengubah bentuk barang yang telah dibeli.


(37)

c. Perusahaan jasa adalah perusahaan tang menerima uang jasa dari kegiatannya menyediakan aktiva (harta), tenaga untuk pelayanan kepada klien (pelanggan).

d. Perusahaan agraris adalah perusahaan yang melakukan kegiatan dibidang pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan dan hasilnya untuk dijual. e. Perusahaan ekstraktif adalah perusahaan yang mengambil (eksploitasi)

kekayaan alam yang tersedia dengan maksud untuk dijual tanpa harus mengubah bentuk barang yang diambil tersebut.

Menurut Nafarin (2004:22), anggaran dapat dikelompokkan dari berbagai macam sudut pandangan, yaitu :

a. Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Periodik adalah Anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, umumnya satu tahun, yang disusun setiap akhir periode anggaran. 2. Anggaran Kontinu adalah Anggaran yang dibuat untuk memperbaiki

anggaran yang telah dibuat. Misalnya setiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang telah dibuat dalam setahun mengalami perubahan. b. Menurut jangka waktu anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Jangka Pendek (Anggaran Taktis) yaitu Anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

2. Anggaran Jangka Panjang (Anggaran Strategis) yaitu Anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.

c. Menurut Kemampuannya, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam


(38)

merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

2. Anggaran Parsial yaitu Anggaran yang tidak disusun secara lengkap, hanya bagian tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun hanya anggaran operasional saja.

d. Menurut bidangnya, anggaran dikelompokkan menjadi :

1. Anggaran Operasional adalah Anggaran untuk menyusun anggaran

laporan laba rugi.

Anggaran operasional terdiri dari : a. Anggaran Penjualan

b. Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik.

c. Anggaran Beban Usaha d. Anggaran Laporan Laba Rugi

2. Anggaran Keuangan adalah Anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran Keuangan antara lain terdiri dari :

a. Anggaran Kas b. Anggaran Piutang c. Anggaran Persediaan d. Anggaran Utang e. Anggaran Neraca

3. Berdasarkan ruang lingkupnya anggaran dapat dibedakan menjadi :

a. Anggaran Parsial yaitu anggaran uang disusun dengan cara


(39)

perusahaan yang hanya menyusun perencanaan produksi, atau keuangan saja.

b. Anggaran Komprehensif yaitu anggaran yang disusun, secara

menyeluruh yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti kegiatan dibidang produksi, personalia, administrasi, dan lain sebagainya.

Komponen- komponen yang meliputi anggaran komprehensif :

1. Anggaran biaya distribusi : anggaran ini mencakup semua biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam hubunganya dengan kegiatan pemasaran produk.

2. Anggaran biaya administrasi : anggaran ini mencakup semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk semua staf maupun direksinya, bagian keuangan dan administrasinya.

B. PENYUSUNAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN PADA

PERUSAHAAN

1. Proses Penyusunan Anggaran

Berdasarkan Pedoman Anggaran PT. Pertamina (Persero) MOR-I, peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Anggaran mempunyai manfaat-manfaat, antara lain:

a. Adanya suatu pertimbangan yang dini dari kebijakan dasar.

b. Adanya partisipasi aktif dari semua anggota pimpinan mulai dari tingkat atas sampai ke bawah dalam organisasi, koordinasi dan sinkronisasi


(40)

dengan rencana bidang lain dari seluruh bagian perusahaan dalam menentukan rencana kerja untuk mencapai sasaran perusahaan.

c. Adanya penggunaan sumber daya manusia, material, fasilitas-fasilitas dan modal secara efektif dan efisien.

d. Manajemen dapat mengambil keputusan dengan mempertimbangkan

semua faktor yang relevan secara tepat waktu, berhati-hati dan memadai sehingga tidak menimbulkan keraguan pada tingkat pelaksana.

e. Mempermudah analisis dan penilaian terhadap hasil kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana/anggaran.

f. Anggaran memungkinkan pimpinan untuk merencanakan

kegiatan-kegiatannya, melaksanakan rencana, menciptakan teknik pengendalian dan pelaporan yang tepat untuk memastikan bahwa setiap penyimpangan dari rencana itu dianalisis serta ditindaklanjuti secara benar.

Periode anggaran ditetapkan mulai 1 Januari sampai 31 Desember tahun berjalan. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran harus berorientasi pada Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yaitu berdasarkan sasaran, strategi dan target-target termasuk parameter yang telah ditetapkan dalam rangka meningkatkkan nilai tambah (value added) baik tangible & intangible dan daya saing perusahaan.


(41)

Sumber : PT. Pertamina MOR-I (Medan) Gambar 3.1

Gambar 3.1 menjelaskan alur penyusunan, pelaksanaan hingga pengawasan RKAP di PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan. Dalam menyusun dan melaksanakan RKAP semua fungsi terkait agar mengupayakan peningkatan keuntungan yang optimal, serta mencegah timbulnya kerugian dalam pengelolaan bisnis, asset, SDM dan keuangan. Penyusunan anggaran diawali dengan arahan direksi dan penetapan parameter sebagai guidelines dari manajemen yang merupakan penjabaran dari RJPP untuk tahun berjalan sebagai acuan dalam rangka penyusunan RKAP.

Langkah-langkah dalam penyusunan anggaran secara meluas dapat dikelompokkan ke dalam 5 tahap, yaitu (Welsch, Hilton, Gordon : 2000 : 87) : a. Perencanaan

Dalam tahap ini manajemen puncak memutuskan suatu rencana umum yang mencakup sasaran usaha dan program kerja secara luas.


(42)

b. Perkiraan

Merupakan tahapan dari penyusunan anggaran, yaitu perkiraan pendapatan dan biaya sesuai dengan sasaran dan program kerja yang telah ditaksir merupakan pertanggung jawaban operasi.

Pada tahap ini tingkatan manajemen mempelajari, mendiskusikan, mengadakan penyesuaian bila perlu dan menyetujui hasil tahap perencanaan serta tahap pertanggungjawaban operasi.

c. Implementasi

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan, yaitu kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai anggaran yang telah disetujui guna mencapai sasaran yang ditentukan. Evaluasi : Setelah pelaksanaan anggaran, secara periodik perlu diadakan evaluasi dengan membandingkan realisasi dengan anggarannya serta mengadakan tindakan perbaikan untuk periode berikutnya.

Prinsip dasar penyusunan dan pelaksanaan RKAP adalah : a. Management Involvement

Partisipasi aktif manajemen dalam penyusunan dan pelaksanaan RKAP. b. Organizational Adaptation

Anggaran disusun berdasarkan struktur organisasi yang menunjukkan garis wewenang dan tanggung jawab secara tegas.

c. Responsbility Accounting

Anggaran disusun berdasarkan pola responsibility accounting yang disesuaikan dengan pola pertanggung jawaban organisasi.

d. Goal Orientation


(43)

e. Full Communication

Perencanaan dan pengawasan dapat berjalan secara efektif apabila pimpinan dan bawahan mempunyai pengertian yang sama tentang tanggung jawab dan sasaran.

f. Realistic Expectations

Perkiraan yang realistis artinya rencana kerja atau sasaran yang ditetapkan itu memungkinkan dapat dicapai.

g. Timeliness

Laporan hasil yang dicapai secara periodik dan tepat waktu kepada manajemen, sehingga dapat diambil corrective action segera apabila ada penyimpangan.

h. Flexible Application

Anggaran harus dapat disesuaikan/flexible dengan perubahan keadaan sehingga kesempatan yang menguntungkan perusahaan tidak akan hilang. i. Reward dan Punishment

Manajemen akan menilai kinerja para manajer berdasarkan hasil yang dicapai dibandingkan anggaran.

j. Follow Up

Hasil yang dicapai dianalisis menuju kepada corrective action apabila ada penyimpangan atau meletakkan dasar-dasar yang lebih baik untuk masa mendatang.

Pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan dalam menjalankan kegiatan operasinya harus terlebih dahulu menetapkan atau menyusun suatu anggaran. Penyusunan anggaran dalam perusahaan dengan maksud untuk dijadikan sebagai pedoman kerja sebagai alat pengawasan dan pengendalian kerja perusahaan.


(44)

Adanya anggaran dalam perusahaaan maka manajer dapat mengendalikan kegiatan perusahaan. Adapun anggaran yang digunakan oleh PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan terdiri dari dua jenis anggaran, yaitu :

1. Anggaran Biaya Induk

Anggaran yang digunakan untuk mendanai biaya investasi. Contohnya pembiayaan Kilang, Depot dll.

Kategori CAPEX ( Capital Expenditure ) meliputi :

a. Anggaran investasi dalam rangka memperoleh aktiva tetap adalah penggantian aktiva tetap dengan tujuan :

1) Peningkatan kualitas dan/atau kuantitas produk yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan.

2) Penambahan produk dan/atau bisnis baru. 3) Penurunan biaya operasi.

4) Mempertahankan kinerja operasional. 5) Pemenuhan peraturan perundangan. b. Anggaran investasi dalam bentuk cash call

Adalah anggaran CAPEX yang dilaksanakan dalam rangka pengelolaan suatu blok migas dengan cara bekerja sama dengan mitra kerja.

c. Anggaran investasi dalam bentuk akuisisi

Adalah anggaran CAPEX yang dilaksanakan dalam rangka memperolah hal pengelolaan, investasi dilakukan dengan cara mengambil sebagian atau seluruhnya kepemilikan suatu blok migas, asset dan/atau perusahaan. d. Anggaran investasi dalam bentuk penyertaan

Adalah anggaran CAPEX yang dilaksanakan dalam rangka penyertaan perusahaan.


(45)

2. Anggaran Biaya Operasional

Anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

Anggaran Beban Usaha (OPEX) disusun oleh masing-masing Unit/Unit Bisnis/Eselon dan Direktorat mencakup pengeluaran-pengeluaran per Cost Elemen (per Activity) sesuai dengan Pedoman Akuntansi. Seluruh anggaran operasi dianggarkan melalui Form Cost Center Planning dan dikelompokkan dalam Cost Element Group.

Proses Penyusunan Anggaran (RKAP) Finance M&T OSS Region 1

Berdasarkan gambaran umum anggaran Pertamina di atas, masing-masing unit bisnis terlibat dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan. Setelah mendapatkan arahan direksi dalam kaitannya dengan penjabaran RJPP dalam RKAP, masing-masing Unit Bisnis/Fungsi melakukan penyusunan Rencana Kerja dan anggarannya dimulai dari unit-unit kerja terkecil atau dengan mekanisme Bottom Top. Setelah itu dilakukan verifikasi kewajarannya oleh masing-masing Unit Bisnis/Fungsi. Selanjutnya dilakukan challange di tingkat Unit Bisnis/Fungsi Region dengan melibatkan Fungsi Finance Region sebagai Narasumber. Hasil challange tingkat Unit Region I diteruskan ke masing-masing Bisnis Unit/Fungsi Pusat untuk dilakukan challange tingkat pusat. Fungsi Finance MOR- I, fungsi Business Support Region I melakukan konsolidasi atas hasil RKAP yang telah dichallange tingkat pusat dan dijadikan sebagai Buku RKAP M&T Region I untuk diteruskan ke Pusat.


(46)

2. Anggaran sebagai alat perencanaan & pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Berdasarkan Pedoman Anggaran PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan pengendalian anggaran dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya penyimpangan sehingga pelaksanaan anggaran dapat diarahkan untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dengan tepat waktu dan efisien baik kuantitas maupun kualitas. Pengendalian tersebut diantaranya meliputi pengendalian preventif dan pengendalian represif. Pengendalian preventif dilakukan sebelum pelaksanaan anggaran yaitu sejak disetujuinya Master Budget sampai dengan saat anggaran dilaksanakan. Sedangkan pengendalian represif dilakukan setelah pelaksanaan dan direalisasikannya anggaran. Pengendalian anggaran dapat dilakukan melalui mekanisme akuntansi dan laporan realisasi anggaran.

a. Monitoring dan Evaluasi Anggaran

Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yang ditetapkan) secara sistematis dan berkelanjutan tentang kegiatan program/kegiatan sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya.

Dalam pelaksanaan Anggaran Biaya Operasi, pengendalian diperlukan agar dapat diperoleh laba yang optimal, produktivitas yang cukup tinggi, dan terciptanya efisiensi biaya operasi. Pengendalian dan evaluasi atas biaya operasional ini sangat diperlukan, untuk melihat apakah pembukuan atas biaya operasional yang dilakukan telah sesuai dengan tujuan utamanya dan apakah penggunaannya telah sesuai untuk mencapai sasaran yang diharapkan.


(47)

Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja program/kegiatan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja program/kegiatan. Dari hasil monitoring dan evaluasi tersebut, manajemen akan mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi sebelumnya sehingga di masa yang akan datang proses proyeksi dan pelaksanaannya akan menjadi lebih baik lagi. Feedback dari hasil proses monitoring dan evaluasi atas penerapan pedoman ini terhadap realisasi anggaran biaya operasional ini akan memperbaiki sistem ABO, kemudian akan memperbaiki RKAP, dan juga proses pengambilan keputusan kedepannya. Berdasarkan Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan RKAP No. A-005/H10300/2010-S0 tgl.02 Nov 2010. Fungsi keuangan bertanggung jawab melakukan monitoring dan evaluasi terhadap aspek finansial selama masa pelaksanaan anggaran bersama fungsi terkait, serta melaporkan realisasinya kepada manajemen puncak/direksi.

Dalam rangka menjamin efektivitas dan efisiensi pengelolaan anggaran maka budget holder berkewajiban:

1. Mengawasi realisasi RKAP, baik commitment line item, actual line item dan available line item terhadap RKAP serta memberikan justifikasi apabila terjadi ketidaksesuaian.

2. Mengawasi ketepatan penggunaan cost object maupun cost element. Apabila

belum tepat agar dilakukan koreksi PR/PO untuk commitment dan

reposting/reclass untuk actual line item fungsi keuangan.

3. Mengkaji commitment line item yang masih outstanding dan memastikan bahwa commitment line item tersebut akan dilanjutkan atau dibatalkan. Apabila dibatalkan/dinyatakan selesai, commitment line item dapat ditutup


(48)

(close) PR/PO sehingga tidak memotong anggaran tahun berikutnya, dan saldo anggaran dapat digunakan/dimanfaatkan.

4. Mengawasi available budget terhadap kemungkinan saldo anggaran negatif atau hampir habis, namun masih terdapat program yang akan dilaksanakan agar dilakukan pengalihan anggaran.

5. Melaporkannya secara berkala kepada pejabat di atasnya dan koordinator anggaran masing-masing direktorat. Kinerja fungsi pemilik anggaran tercermin dalam efektifitas dan efisiensi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran.

Dengan adanya perencanaan dan pengawasan anggaran maka manajer perusahaan dapat menentukan kegiatan-kegiatan yang menguntungkan (profitable) yang akan dilaksanakan oleh perusahaan pada masa yang akan datang. Hal ini akan mendorong keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan dan memungkinkan semakin berkembangnya perusahaan dalam dunia usaha.

Proses penyusunan anggaran dalam perusahaan merupakan tahap akhir dari proses perencanaan menyeluruh perusahaan yang bertujuan untuk :

1. Menentukan tujuan ataupun sasaran yang diinginkan oleh perusahaan. 2. Membantu dan mendorong dilaksanakannya kebijakan perusahaan. 3. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.

4. Menggunakan alat-alat fisik perusahaan secara lebih efektif dan efesien.

Akan tetapi tanpa adanya pengawasan (controlling) yang baik yang dilakukan oleh perusahaan terhadap kegiatan operasi perusahaan, yang mana kegiatan tersebut terlebih dahulu direncanakan apa yang menjadi tujuan atau sasaran perusahaan terealisasikan (terwujudkan).


(49)

1. Pengendalian anggaran operasi diatur sebagai berkut :

a. Pengendalian anggaran operasi menggunkan ekivalen USD berdasarkan nilai kurs parameter anggaran yang berlaku.

b. Pengendalian anggaran operasi menjadi tanggung jawab fungsi

pelaksana.

c. Pengendalian anggaran operasi yang bersifat variable cost terhadap jumlah penjualan/produksi/kargo berdasarkan pada tarif per satuan. Penambahan atas anggaran operasi tersebut dapat dilakukan setelah budget holder mengajukan justification yang telah mendapat persetujuan dari direksi.

d. Pengendalian anggaran operasi yang bersifat fixed cost berdasarkan nilai anggaran per cost center dan per cost element.

2. Pengendalian Investasi diatur sebaagi berikut :

a. Pengendalian anggaran investasi berbasis mata uang pengusulan sebagaimana tercantum dalam usulan RKAP yang telah disetujui.

b. Resiko selisih kurs yang terjadi karena perbedaan mata uang

pembelanjaan dan mata uang pengusulan menjadi beban Program Kerja Investasi tersebut.

c. Perubahan total nilai investasi suatu Program Kerja Investasi dilaksankan sesuai STK Investasi yang berlaku.

d. Penggunaan anggaran operasi untuk kegiatan anggaran investasi tidak diperkenankan dan berlaku sebaliknya.


(50)

Membandingkan data bulan berjalan dengan bulan tahun sebelumnya, hal ini dilakukan dengan tujuan :

1. Untuk menilai apakah perusahaan sudah berjalan dengan baik

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

2. Untuk menilai seberapa besar kemajuan perusahaan di setiap bagiannya. b. Anggaran sebagai alat penyusunan

Ketika perusahaan mulai menjalankan kegiatan usahanya, maka terlebih dahulu membuat anggaran untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Dimana tujuan ini bertingkat-tingkat, ada tujuan umum dan ada pula tujuan khusus, ada tujuan jangka panjang serta ada tujuan jangka pendek. Untuk mencapai tujuan, suatu perusahaan harus mempunyai perencanaan yang baik. Dengan kata lain perencanaan merupakan fungsi yang paling penting dari fungsi manajemen lainnya yaitu pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan dari perencanaan.

Beberapa alasan mengapa penyusunan dikatakan memiliki peran penting dalam perusahaan, yaitu :

a. Tujuan perusahaan yang beraneka ragam

b. Adanya ketidakpastian dimasa yang akan datang

c. Untuk mencapai suatu tujuan tertentu dapat pula dipergunakan berbagai alat atau cara.

d. Hal yang paling terakhir adalah siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaanya.

Suatu perencanaan akan dapat berjalan dengan baik apabila dipenuhi berbagai syarat seperti dibawah ini, antara lain :


(51)

1. Manajer untuk semua tingkatan harus diikutsertakan dalam penyusunan suatu rencana, sehingga mereka merasa turut berpartisipasi dan sekaligus bertanggungjawab dalam pelaksanaanya.

2. Karena semua pejabat aktif berpartisipasi dalam menyusun rencana maka mereka mengetahui bagaimana mereka menempatkan dirinya dalam usaha keseluruhan dan memahami pula apa yang diharapkan perusahaan dirinya. 3. Para manajer yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan rencana manajer

informasi yang lengkap tentang tujuan, masalah yang dihadapi perusahaan dimana hal ini merupakan training yang baik untuk para manajer.

Adapun fungsi anggaran sebagai alat penyusunan dalam suatu perusahaan, yaitu:

a. Sebagai pedoman dalam tindakan penyelidikan, studi dan riset.

b. Mengumpulkan bantuan, pendapat, saran dari berbagai pihak dalam perusahaan untuk menentukan cara yang paling menguntungkan.

c. Sebagai sarana yaitu kebijakan pokok secara berkala ditelaah kembali, disusun dan ditetapkan sebagai pedoman pokok organisasi.

d. Membantu menetukan tujuan perusahaan.

e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja dalam perusahaan. f. Membantu membuat lebih efektif penggunaan peralatan.

g. Anggaran merupakan panduan dalam rangka pencapaian sasaran ekonomi perusahaan.

h. Implikasi keuangan pada masa yang akan datang serta konsekuensi dan tindakan yang diperlukan akan lebih jelas.


(52)

PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan menyusun anggaranya dengan menggunakan anggaran jangka pendek, yaitu untuk jangka waktu satu tahun anggaran.

Berdasarkan hasil penelitian penulis pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan yang menyusun anggaran yang terdiri dari anggaran biaya operasional dan anggaran biaya investasi dalam jangka waktu 1 tahun yang melibatkan seluruh fungsi dan cabang yang kemudian disetujui oleh General Manager. Maka penulis berpendapat bahwa dalam prosedur penyusunan anggaran PT. Pertamina (Perseo) MOR-I Medan sudah tepat karena di dalam penyusunan anggaran ini melibatkan seluruh fungsi/bagian dan cabang-cabang yang ada dalam perusahaan ini sehingga terjadi koordinasi yang baik antara bagian/fungsi perusahaan serta anggaran yang disusun menjadi lebih baik dan sudah cukup memadai karena sudah mencakup hampir keseluruhan faktor dalam penganalisaan.

Penyusunan berhubungan erat dengan pengawasan karena kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena pengawasan hanya dapat dilakukan apabila ada perencanaan.

c. Anggaran sebagai Alat Pengawasan

Untuk dapat mengetahui apakah rencana yang telah ditetapkan dijalankan dengan baik dibutuhkan suatu pengawasan atau pengendalian. Operasi perusahaan harus terus menerus diawasi, jika pihak manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas yang telah ditetapkan.

Hal ini jelas menunjukkan antara perencanaan dan pengawasan terdapat hubungan yang sangat erat. Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi keja dan apabila perlu


(53)

menetapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana.

Dalam mengadakan pengawasan harus diadakan tindakan perbandingan (kompratif) antara hasil yang sesunggunya dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai prestasi kerja performance masa lalu dan meletakkan tanggung jawab adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, diambil suatu tindakan perbaikan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pengawasan terdiri dari tiga macam langkah yang bersifat universal, yaitu: 1. Mengukur hasil pekerjaan.

2. Membandingkan hasil pekerjaan dengan perencanaan dan memastikan

perbedaan (apabila ada)

3. Mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan

perbaikan.

Adapun fungsi anggaran sebagai alat pengawasan terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu :

a. Mencegah operasi dan biaya serta pengeluaran. b. Mencegah terjadinya pemborosan.

c. Memberikan standart yang memadai untuk mengukur prestasi.

d. Anggaran merupakan alat pembanding seberapa jauh pelaksanaan rencana tercapai.

Pada dasarnya fungsi pengawasan terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu : a. Pengawasan pendahuluan (Preliminary Control)


(54)

Pengawasan ini memusatkan pada masalah mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan pada kualitas dan kuantitas sumber adaya yang digunakan perusahaan.

b. Pengawasan pada saat pekerjaan berlangsung (Concurrent Control)

Pengawasan ini dilakukan untuk memonitor pekerjaan yang berlangsung, guna memastikan bahwa sasaran yang dicapai sesuai dengan rencana. c. Pengawasan umpan balik (Feedback Control)

Pengawasan ini memastikan perhatian pada hal-hal akhir untuk menetukan tindakan-tindakan korektif apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan. Pada perusahaan PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan, untuk mengawasi kegiatan operasionalnya pada setiap periode anggaran (bulanan) dilakukan suatu perbandingan antara actual dengan budget untuk melihat keberhasilan anggaran yang telah disusun.

Dengan cara membandingkan antara actual vs budget, maka pimpinan perusahaan akan dapat megetahui apakah bagian dalam perusahaan telah melaksanakan kegiatannya secara efektif dan efesien. Di samping itu juga diketahui hal apa yang terjadi seperti penyimpangan.

Dari hasil perbandingan tersebut dapat dilaksanakan peninjauan terhadap struktur organisasi, rencana dan tujuan telah ditetapkan. Apakah perlu tindakan perubahan atau penyesuaian terhadap struktur organisasi, rencana dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.


(55)

3. Perbandingan Penerapan Anggaran pada PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan dengan Teori

a. Konsep Teoritis

Dalam mencari pemecahan terhadap permasalahan sebagaimana yang penulis kemukakan diatas, maka penulis akan mengemukakan beberapa konsep dan teori yang ada relevansinya dengan upaya pemecahan masalah penelitian. Strategi kombinasi atau aliansi dapat dilakukan dengan mengacu analisa SWOT.

S = Strengths (kekuatan) W = Weaknesses (kelemahan) O = Opportunity (kesempatan) T = Threat (ancaman)

Jadi, dalam merencanakan strategi yang akan dijalankan perusahaan harus diperhitungkan dan dianalisa apa–apa yang menjadi kekuatan kita, kelemahan, kesempatan apa yang dapat diraih serta ancaman yang mungkin akan terjadi. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA dalam merumuskan dan menetapkan suatu strategi, berbagai tahap harus dilalui. Namun harus diakui bahwa dikalangan para pakar manajemen, tidak terdapat kesepakatan universal mengenai jumlah tahap-tahap tersebut. Kesepakatan universal yang ada ialah bahwa proses manajemen strategi terdiri dari berbagai tahap. Namun menurutnya ada empat konsep teknik dan strategi yang lumrah dilalui yang penjabarannya mencapai dua belas konsep, keempat konsep strategi itu antara lain :

1. Bottom Up Planning (perencanaan dari bawah), yaitu Pendekatan kepercayaan strategis dengan memberikan tanggung jawab individu lapisan bawah hirarki organisasi untuk merumuskan rencana strategis. Maksud perencanaan dari


(56)

bawah agar manager yang paling mengetahui bisnis dan akan dibebani tugas dan pelaksaannya, ikut merumuskan rencana itu.

2. Business Plan (rencana bisnis), yaitu rencana strategis untuk unit bisnis, biasanya rencana seperti itu diturunkan dari strategi kompetitif untuk unit bisnis itu dan merinci, alokasi sumber, dan proyek untuk melaksanakan strategi itu.

3. Business Unit (unit usaha), yaitu suatu dasar unit usaha untuk mengembangkan strategi kompetitif. Suatu unit merupakan unit usaha hirarki perencanaan yang dapat berhubungan maupun tidak dapat berhubungan dengan unit usaha lain dalam hirarki organisasi.

4. Business Profiling (perencanaan profil bisnis), yaitu suatu proses pengumpulan data tentang bisnis, susunan industri dari saingannya, mencari profil bisnis yang seyogyanya merupakan proses berkesinambungan dengan mana perusahaan menambah informasinya tentang bisnis dan usahanya setiap tahun.

Untuk itu dalam pengembangan usaha perlu dilaksanakan oleh manager suatu perusahaan, agar perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Begitu juga perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan keagenan kapal, diperlukan kemampuan manager untuk dapat memberikan motivasi kepada karyawan, sehingga karyawan dapat melaksanakan tugas terutama pelayanan yang baik pada setiap kapal yang masuk.

B. Konsep Operasional

Untuk mencapai kenyataan dalam rangka pengujian kebenaran penelitian, maka sejumlah konsep yang masih bersifat abstrak perlu dioperasionalkan lebih


(57)

lanjut supaya benar-benar menyentuh pada fenomena yang kongkrit mengenai gejala-gejala yang diamati, konsep tersebut adalah pelaksanaan strategi manajemen. Pelaksanaan strategi manajemen dalam penelitian ini adalah melaksanakan atau mempraktekkan serangkaian keputusan dan tindakan yang dibuat oleh manajemen puncak dan di implementasikan oleh seluruh karyawan dalam rangka pencapaian tujuan, melaksanakan strategi perluasan/kombinasi yang tepat dan mengarah ke pola yang lebih baik bagi perusahaan maupun bagi lingkungan sekitarnya dari seluruh karyawan dalam menjalankan tugas perusahaan dibidang usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi manajemen akan dilihat dari :

1. Perencanaan dari bawah.

Yang dimaksud dengan perencanaan dari bawah adalah keberhasilan manager dengan memberikan tanggungjawab kepada individu lapisan bawah untuk merumuskan rencana pelayanan agar dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Teknik pengukurannya adalah :

Baik : Apabila rencana pengembangan usaha diterima oleh semua karyawan untuk program usaha perusahaan.

Cukup baik : Apabila rencana pengembangan usaha hanya diterima oleh sebagian karyawan untuk program usaha perusahaan.

Kurang baik : Apabila rencana pengembangan usaha tidak diterima oleh karyawan untuk program usaha perusahaan.


(58)

2. Rencana bisnis

Yang dimaksud dengan rencana bisnis disini adalah suatu rencana strategi untuk pengembangan usaha dengan merinci, alokasi sumber program dan proyek rencana bisnis, ini dikatakan :

Baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha selalu

memperhatikan taktik, alokasi sumber program dan proyek.

Cukup baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha kadang-kadang saja memperhatikan taktik atau teknik, alokasi sumber program dan proyek.

Kurang baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha tidak pernah memperhatikan taktik atau teknik, alokasi sumber program dan proyek

3. Unit usaha

Yang dimaksud dengan unit usaha dalam penelitian ini adalah suatu strategi untuk mengembangkan unit usaha yang merupakan tingkat terendah dalam hirarki organisasi dengan meyakinkan bahwa daya kompetitif satuan itu dapat diidentifikasikan dan suatu unit usaha harus mempunyai saingan pemasok, pembeli dan pengganti yang dapat dikenal dengan jelas.

Teknik pengukuran indikator ini adalah :

Baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha selalu


(59)

Cukup baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha kadang-kadang saja memperhatikan saingan pemasok dan pembeli.

Kurang baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha tidak pernah memperhatikan saingan pemasok dan pembeli.

4. Pencarian profil bisnis.

Yang dimaksud dengan pencarian profil bisnis dalam penelitian ini adalah suatu strategi untuk mengembangkan usaha dengan mengumpulkan data bisnis dari saingannya, untuk informasi usahanya dalam satu tahun.

Teknik pengukuran indikator ini adalah :

Baik : Apabila karyawan dalam mengembangan usaha mampu

mengumpulkan data tentang strategi bisnis dari saingannya. Cukup baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha kurang

mampu mengumpulkan data tentang strategi bisnis dari saingannya.

Kurang baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha tidak mampu mengumpulkan data tentang strategi bisnis dari saingannya.

Pada perusahaan PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan, untuk mengawasi kegiatan operasionalnya pada setiap periode anggaran (bulanan) dilakukan suatu perbandingan antara actual dengan budget untuk melihat keberhasilan anggaran yang telah disusun.


(60)

Dengan cara membandingkan antara actual vs budget, maka pimpinan perusahaan akan dapat megetahui apakah bagian dalam perusahaan telah melaksanakan kegiatannya secara efektif dan efesien. Di samping itu juga diketahui hal apa yang terjadi seperti penyimpangan.

Dari hasil perbandingan tersebut dapat dilaksanakan peninjauan terhadap struktur organisasi, rencana dan tujuan telah ditetapkan. Apakah perlu tindakan perubahan atau penyesuaian terhadap struktur organisasi, rencana dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

4. Hambatan-hambatan dalam penyusunan anggaran

Dari sisi internal, PT. Pertamina mempunyai masalah dalam hal proses transisi menuju perusahaan yang mampu menerapkan GCG (good corporate govermance) secara konsisiten, efesiensi dalam hal eksplorasi, eksploitas, produksi dan distribusi, serta hambatan dalam hal investasi.

Hambatan dalam penyusunan anggaran :

a. Proses penyusunan anggaran pada PT. Pertamina menggunakan

mekanisme Bottom Up (dari bawah ke atas) maksudnya masing-masing unit bisnis dan fungsi dari yang terkecil mengusulkan Rencana Kerja dari setiap cabang PT. Pertamina yang ada diseluruh Indonesia akan dikirim ke kantor pusat untuk di evaluasi. Kompleksitas struktur organisasi PT. Pertamina yang membawahi seluruh wilayah Indonesia membutuhkan koordinasi dalam penyusunan anggaran.

b. Justification Penyusunan Rencana Kerja/Evaluasi Rencana Kerja maksudnya dalam proses penetapan Rencana Kerja Anggaran terlebih dahulu di review jumlah/budget yang disusulkan. Seberapa pentingkah, mengapa dibuat, pengunduran Rencana Kerja Anggaran atau pengurangan


(61)

nominal angka Rencana Kerja Anggaran yang telah dibuat oleh masing-masing cabang PT. Pertamina dengan menggunakan anggaran investasi dan anggaran operasional.

Solusi dalam proses penyusunan anggaran yaitu sebelumnya anggaran harus di koordinasi/koordinator pada bagian masing-masing agar Rencana Kerja oleh setiap unit bisnis dan fungsi dapat disusun sesuai dengan yang kebutuhan dan prinsip-prinsip penyusunan anggaran di PT. Pertamina.


(62)

Sebagai uraian terakhir dari penelitian ini diberikan kesimpulan dari penjelasan sebelumnya dan diberikan saran yang dapat berguna bagi pihak perusahaan dimasa yang akan datang.

A. KESIMPULAN

1. PT. Pertamina (Persero) MOR-I adalah perusahaan BUMN yang pertama kali bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi di Indonesia. Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk mengelola minyak dan gas bumi nasional yang dipasok untuk memenuhi kebutuhan BBM dan Non BBM di Indonesia. Khusunya PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan adalah untuk mengeksplorasi dan mengelola sumber daya minyak dan gas bumi yang berada di wilayah MOR-I Medan yang kemudian dipasarkan keseluruh daerah pemasarannya dengan MOR-I Medan adalah sebagai kantor pusat pemasaran di wilayahnya.

2. Perencanaan yang dibuat oleh PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan sangat baik karena melibatkan semua pihak yang bertanggungjawab terhadap jalannya operasi perusahaan.

3. Anggaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan ini karena anggaran ini berfungsi untuk membantu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dan juga dalam anggaran, data dan informasi yang dibutuhkan bersumber dari pengalaman dan juga data aktual dari periode sebelumnya. 4. Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Kantor dan manajer-manajernya


(63)

penyimpangan-penyimpangan dan kebocoran-kebocoran dan penggunaan biaya operasional dapat diminimkan yang akhirnya dapat memperbesar laba yang diperoleh perusahaan.

5. Fungsi pengawasan pada anggaran bukan untuk mencari-cari kesalahan tetapi melihat penyimpangan yang terjadi atas anggaran dan berusaha mencari solusi-solusi yang terbaik atas penyimpangan tersebut jika penyimpangan berdampak merugikan bagi perusahaan.

B. SARAN

1. Mengingat pentingnya anggaran, sebaiknya anggaran disusun secara teliti dengan membentuk suatu panitia anggaran atau saksi khusus lainnya, sehingga anggaran benar-benar merupakan pedoman kerja.

2. Setiap manajer sebaiknya mendelegasikan makna dari anggaran

operasional kepada bawahan sehingga mereka memahami pentingnya anggaran dan berusaha bekerja lebih giat untuk melaksanakan anggaran yang telah dibuat.

3. Agar anggaran perusahaan dapat memenuhi fungsinya sebagai alat perencanaan dan pengawasan masih perlu diadakan peningkatan dalam hal kegiatan dan analisa.

4. Dalam hal meningkatkan penjualan jasa hendaknya perusahaan

menetapkan tarif yang benar-benar bersaing sehingga pelanggan yang ada tidak berpaling kepada perusahaan jasa yang lainnya.

5. Dalam menetapkan tarif yang bersaing hendaknya perusahaan melakukan efesiensi biaya operasional.


(64)

Nafarin, M, 2004, Penganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Salemba empat, Jakarta

Niswoger, Fees dan Warre, Prinsip-Prinsip akuntansi, edisi ke XVI, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995.

Rudianto, 2009.Penganggaran. Penerbit, Erlangga, Jakarta.

Welsch, Glen A, Ronald W. Hilton, Paul N Gordon, 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba, Terjemahan Purwatiningsih dan Maudy Warouw, Edisi Pertama, Jilid Satu, Salemba Empat, Jakarta.


(1)

52

Cukup baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha kadang-kadang saja memperhatikan saingan pemasok dan pembeli.

Kurang baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha tidak pernah memperhatikan saingan pemasok dan pembeli.

4. Pencarian profil bisnis.

Yang dimaksud dengan pencarian profil bisnis dalam penelitian ini adalah suatu strategi untuk mengembangkan usaha dengan mengumpulkan data bisnis dari saingannya, untuk informasi usahanya dalam satu tahun.

Teknik pengukuran indikator ini adalah :

Baik : Apabila karyawan dalam mengembangan usaha mampu mengumpulkan data tentang strategi bisnis dari saingannya. Cukup baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha kurang

mampu mengumpulkan data tentang strategi bisnis dari saingannya.

Kurang baik : Apabila karyawan dalam mengembangkan usaha tidak mampu mengumpulkan data tentang strategi bisnis dari saingannya.

Pada perusahaan PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan, untuk mengawasi kegiatan operasionalnya pada setiap periode anggaran (bulanan) dilakukan suatu perbandingan antara actual dengan budget untuk melihat keberhasilan anggaran yang telah disusun.


(2)

Dengan cara membandingkan antara actual vs budget, maka pimpinan perusahaan akan dapat megetahui apakah bagian dalam perusahaan telah melaksanakan kegiatannya secara efektif dan efesien. Di samping itu juga diketahui hal apa yang terjadi seperti penyimpangan.

Dari hasil perbandingan tersebut dapat dilaksanakan peninjauan terhadap struktur organisasi, rencana dan tujuan telah ditetapkan. Apakah perlu tindakan perubahan atau penyesuaian terhadap struktur organisasi, rencana dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

4. Hambatan-hambatan dalam penyusunan anggaran

Dari sisi internal, PT. Pertamina mempunyai masalah dalam hal proses transisi menuju perusahaan yang mampu menerapkan GCG (good corporate govermance) secara konsisiten, efesiensi dalam hal eksplorasi, eksploitas, produksi dan distribusi, serta hambatan dalam hal investasi.

Hambatan dalam penyusunan anggaran :

a. Proses penyusunan anggaran pada PT. Pertamina menggunakan mekanisme Bottom Up (dari bawah ke atas) maksudnya masing-masing unit bisnis dan fungsi dari yang terkecil mengusulkan Rencana Kerja dari setiap cabang PT. Pertamina yang ada diseluruh Indonesia akan dikirim ke kantor pusat untuk di evaluasi. Kompleksitas struktur organisasi PT. Pertamina yang membawahi seluruh wilayah Indonesia membutuhkan koordinasi dalam penyusunan anggaran.

b. Justification Penyusunan Rencana Kerja/Evaluasi Rencana Kerja maksudnya dalam proses penetapan Rencana Kerja Anggaran terlebih


(3)

54

nominal angka Rencana Kerja Anggaran yang telah dibuat oleh masing-masing cabang PT. Pertamina dengan menggunakan anggaran investasi dan anggaran operasional.

Solusi dalam proses penyusunan anggaran yaitu sebelumnya anggaran harus di koordinasi/koordinator pada bagian masing-masing agar Rencana Kerja oleh setiap unit bisnis dan fungsi dapat disusun sesuai dengan yang kebutuhan dan prinsip-prinsip penyusunan anggaran di PT. Pertamina.


(4)

Sebagai uraian terakhir dari penelitian ini diberikan kesimpulan dari penjelasan sebelumnya dan diberikan saran yang dapat berguna bagi pihak perusahaan dimasa yang akan datang.

A. KESIMPULAN

1. PT. Pertamina (Persero) MOR-I adalah perusahaan BUMN yang pertama kali bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi di Indonesia. Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk mengelola minyak dan gas bumi nasional yang dipasok untuk memenuhi kebutuhan BBM dan Non BBM di Indonesia. Khusunya PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan adalah untuk mengeksplorasi dan mengelola sumber daya minyak dan gas bumi yang berada di wilayah MOR-I Medan yang kemudian dipasarkan keseluruh daerah pemasarannya dengan MOR-I Medan adalah sebagai kantor pusat pemasaran di wilayahnya.

2. Perencanaan yang dibuat oleh PT. Pertamina (Persero) MOR-I Medan sangat baik karena melibatkan semua pihak yang bertanggungjawab terhadap jalannya operasi perusahaan.

3. Anggaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan ini karena anggaran ini berfungsi untuk membantu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dan juga dalam anggaran, data dan informasi yang dibutuhkan bersumber dari pengalaman dan juga data aktual dari periode sebelumnya. 4. Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Kantor dan manajer-manajernya


(5)

56

penyimpangan-penyimpangan dan kebocoran-kebocoran dan penggunaan biaya operasional dapat diminimkan yang akhirnya dapat memperbesar laba yang diperoleh perusahaan.

5. Fungsi pengawasan pada anggaran bukan untuk mencari-cari kesalahan tetapi melihat penyimpangan yang terjadi atas anggaran dan berusaha mencari solusi-solusi yang terbaik atas penyimpangan tersebut jika penyimpangan berdampak merugikan bagi perusahaan.

B. SARAN

1. Mengingat pentingnya anggaran, sebaiknya anggaran disusun secara teliti dengan membentuk suatu panitia anggaran atau saksi khusus lainnya, sehingga anggaran benar-benar merupakan pedoman kerja.

2. Setiap manajer sebaiknya mendelegasikan makna dari anggaran operasional kepada bawahan sehingga mereka memahami pentingnya anggaran dan berusaha bekerja lebih giat untuk melaksanakan anggaran yang telah dibuat.

3. Agar anggaran perusahaan dapat memenuhi fungsinya sebagai alat perencanaan dan pengawasan masih perlu diadakan peningkatan dalam hal kegiatan dan analisa.

4. Dalam hal meningkatkan penjualan jasa hendaknya perusahaan menetapkan tarif yang benar-benar bersaing sehingga pelanggan yang ada tidak berpaling kepada perusahaan jasa yang lainnya.

5. Dalam menetapkan tarif yang bersaing hendaknya perusahaan melakukan efesiensi biaya operasional.


(6)

Nafarin, M, 2004, Penganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Salemba empat, Jakarta

Niswoger, Fees dan Warre, Prinsip-Prinsip akuntansi, edisi ke XVI, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995.

Rudianto, 2009.Penganggaran. Penerbit, Erlangga, Jakarta.

Welsch, Glen A, Ronald W. Hilton, Paul N Gordon, 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba, Terjemahan Purwatiningsih dan Maudy Warouw, Edisi Pertama, Jilid Satu, Salemba Empat, Jakarta.