Sistem Akuntansi Penggajian Dan Pengupahan Pada Pt Pertamina (Persero) Mor I Medan

(1)

PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN

Oleh :

FIQRI RENDRAWAN 112102130

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

(3)

(4)

Assalamu’alaikum Wr Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada Universitas Sumatera Utara yang dalam hal ini penulis memilih judul “Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan”.

Penulis menyadari didalam penulisan masih banyak terdapat kekurangan dari segi ilmiah maupun dari segi penulisannya, maka dalam hal ini penulis akan menerima dengan senang hati segala kritik dan saran yang sifatnya menyempurnakan tugas akhir ini.

Keberhasilan penulis dalam menulis tugas akhir ini tak lepas dari pertolongan Allah SWT, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta yang telah banyak memberi

dorongan dan bantuan dari segi moril maupun materil kepada penulis sehingga perkuliahan ini dapat selesai.

2. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Kepala Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi dalam proses penyelesaian tugas akhir, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Staf dan Pegawai PT Pertamina (Persero) MOR I Medan khususnya Ibu Robina Sinaga dan Bapak Ibnu Hajar yang telah banyak membantu selama mengerjakan tugas akhir ini.

7. Semua teman-teman saya selama berkuliah dira, arep, mukles, bulek, habib, ares, ragyil, apeng, xrisolx, dll, makasi atas semua dukungannya.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

Fiqri Rendrawan 112102130


(6)

Halaman

KATA PENGANTAR ………...i

DAFTAR ISI ………....…...iii

DAFTAR TABEL …………...v

DAFTAR GAMBAR ………...vi

DAFTAR LAMPIRAN ...vii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ...1

B.Rumusan Masalah ...2

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ...3

1. Tujuan Penelitian ...3

2. Manfaat Penelitian ...3

D.Rencana Penulisan ...3

1. Jadwal Survei/Observasi ...3

2. Rencana Isi ...4

BAB II PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN A.Sejarah Ringkas………...…...6

B.Struktur Organisasi………...9

C.Uraian Tugas (Job Description)...11


(7)

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT PERTAINA (MOR) I MEDAN

A.Pengertian dan Unsur-unsur Sistem Akuntansi...25

1.Pengertian Sistem Akuntansi………...…………..25

2.Unsur-unsur Sistem Akuntansi………...………...27

B.Pengertian dan Unsur-unsur Penggajian dan Pengupahan…...29

1.Pengertian Penggajian dan Pengupahan……….……..……..29

2.Unsur-unsur Penggajian dan Pengupahan………...…...30

C.Prosedur Perhitungan Penggajian dan Pengupahan...31

D.Prosedur Pencatatan dan Pembayaran Penggajian dan Pengupahan ………..………...38

E. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan...46

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan…...49

B.Saran…...50

DAFTAR PUSTAKA ...52


(8)

Nomor Judul Halaman

1.1 Jadwal Penelitian Tugas Akhir…….…..………...4

3.1 Penggolongan Tunjangan Daerah pada PT Pertamina (Persero)

MOR I Medan………...…...33


(9)

3.1 Flowchart Proses Personalia pada PT Pertamina (Persero)

MOR I Medan………39 3.2 Flowchart Proses Pembayaran Gaji dan Upah pada

PT Pertamina (Persero) MOR I Medan………...45 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) MOR I Medan…………...54


(10)

Halaman

Tabel Penetapan Upah Tetap……...………..53 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) MOR I Medan….………....54 Surat Izin Riset………..55


(11)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perusahaan besar, baik dalam ruang lingkup usaha maupun operasi serta pemasarannya, maka perusahaan menuntut kuantitas dan kualitas para tenaga kerja sehingga perusahaan dapat mengantisipasi kemajuan yang akan terjadi.

Untuk mengatasi hal ini salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mengembangkan sistem penggajian dan pengupahan yang sensible (masuk akal) dan dapat dipertahankan. Karena pada hakikatnya, tenaga kerja akan lebih produktif apabila tenaga kerja tersebut menerima gaji dan upah yang seimbang dengan kontribusinya dengan perusahaan. Sebaliknya apabila tenaga kerja tersebut merasa gaji dan upah yang diterima tidak sesuai maka tenaga kerja tersebut mengambil berbagai sikap antara lain mogok kerja, yang tentunya memiliki dampak kerugian bagi perusahaan tersebut.

Dengan telah adanya peraturan pemerintah tentang pembayaran gaji dan upah, membuat perusahaan tidak semena-mena terhadap pembayaran gaji dan upah tersebut kepada karyawan. Sering terjadi kecurangan dalam pembagian gaji dan upah. Apalagi jika jumlah karyawan dalam satu perusahaan itu cukup besar sehingga pengeluaran ataupun pembayaran gaji dan upah tersebut haruslah diawasi.


(12)

Untuk itulah perusahaan memerlukan suatu sistem akuntansi yang baik terhadap sistem penggajian dan pengupahan yang berguna baik untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan maupun kelangsungan perusahaan.

PT Pertamina (Persero) MOR I Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak dan gas (migas) khususnya diwilayah Sumbagut yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan NAD. Dalam aktivitasnya sehari-hari perusahaan ini tentu saja tidak terlepas dari peran serta karyawannya, maka perusahaan ini harusah memiliki sistem akuntansi penggajian dan pengupahan yang baik.

Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk membahas masalah penggajian dan pengupahan pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan, sehingga dalam tugas akhir ini penulis membuat judul mengenai SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN ”.

B. Rumusan Masalah

Untuk meningkatkan kualitas persahaan, PT Pertamina (Persero) MOR I Medan memerlukan upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Hal itu erat kaitannya dengan masalah penggajian dan pengupahan yang diterapkan pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan. Berdasarkan hal tersebut penulis menyimpulkan permasalahan dalam tugas akhir ini ialah “Bagaimana Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan?”


(13)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana sistem perhitungan gaji dan upah pada karyawan PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.

b. Untuk dapat menambah wawasan penulis mengenai sistem penggajian dan pengupahan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dengan yang terjadi dalam perusahaan.

b. Bagi pimpinan perusahaan sebagai bahan analisa dan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan kebijaksanaan besarnya gaji, menentukan jam kerja normal, upah lembur, bonus, dan fasilitas lainnya untuk dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan serta perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan. c. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

untuk mengadakan penelitian dengan judul yang sama.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei/Observasi

Adapun jadwal penelitian yang dilakukan peneliti dalam penyusunan tugas akhir:


(14)

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian Tugas Akhir

No Kegiatan JUNI JULI

II III IV I

1 Pengesahan Tugas Akhir 2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukkan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Rencana isi berisi suatu perincian sederhana mengenai isi dari masing-masing bab dalam tugas akhir ini yang disusun secara sistematis sehingga uraian dapat lebih terarah. Untuk itu peneliti membagi pokok pembahasan dalam 4 (empat) bab yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan.


(15)

BAB II PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN

Bab ini membahas tentang sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN

Bab ini menguraikan topic penelitian mengenai pengertian sistem akuntansi, pengertian gaji dan upah, peranan gaji dan upah, unsure-unsur gaji dan upah, prosedur perhitungan gaji dan upah, prosedur pencatatan dan pembayaran gaji dan upah, dan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini membuat kesimpulan yang dirangkum dari hasil penelitian terhadap PT Pertamina (Persero) MOR I Medan dan juga saran yang ditujukan bagi perusahaan sebagai upaya untuk menunjang kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang.


(16)

PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian, sumur produksi pertama adalah sumur Telaga Said di wilayah Sumatera Utara yang dibor pada tahun 1883. Sejak era itu, kegiatan ekspolitasi minyak di Indonesia dimulai.

Era 1900: Masa Perjuangan

Setelah diproduksinya sumur Telaga Said, maka kegiatan industri perminyakan di tanah air terus berkembang. Penemuan demi penemuan terus bermunculan. Sampai dengan era 1950an, penemuan sumber minyak baru banyak ditemukan di wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, dan Kalimantan Timur. Pada masa ini Indonesia masih dibawah pendudukan Belanda yang dilanjutkan dengan Pendudukan Jepang.

Ketika pecah perang Asia Timur Raya produksi minyak mengalami gangguan. Pada masa pendudukan Jepang usaha yang dilakukan hanyalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pemboman lalu pada masa perang kemerdekaan produksi minyak terhenti.


(17)

Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan pemerintahan yang teratur, seluruh lapangan minyak dan gas bumi yang ditinggalkan oleh Belanda dan Jepang dikelola oleh negara.

1957: Tonggak Sejarah Pertamina

Untuk mengelola aset perminyakan tersebut, pemerintah mendirikan sebuah perusahaan minyak nasional pada 10 desember 1957 dengan nama PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Perusahaan itu lalu bergabung dengan PERTAMINA menjadi PERTAMINA pada 1968. Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, pemerintah menerbitkan UU No. 8 pada 1971, yang menempatkan Pertamina sebagai perusahaan minyak dan gas bumi milik negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak menjalankan usaha di Indonesia wajib bekerja sama dengan Pertamina. Karena itu Pertamina memainkan peran ganda yakni sebagai regulator bagi mitra yang menjalin kerja sama melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah kerja (WK) Pertamina. Sementara disisi lain Pertamina juga bertindak sebagai operator karena juga menggarap sendiri sebagian wilayah kerjanya.

Era 2000: Perubahan Regulasi

Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam negeri, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001. Sebagai konsekuensi penerapan UU tersebut, Pertamina


(18)

beralih bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) dan melepaskan peran gandanya. Peran regulator diserahkan ke lembaga pemerintah sedangkan Pertamina hanya memegang satu peran sebagai operator murni.

Peran regulator di sektor hulu selanjutnya dijalankan oleh BPMIGAS yang dibentuk pada tahun 2002. Sedangkan peran regulator disektor hilir dijalankan oleh BPH MIGAS yang dibentuk dua tahun setelahnya pada 2004.

Di sektor hulu, Pertamina membentuk sejumlah anak perusahaan sebagai entitas bisnis yang merupakan kepanjangan tangan dalam pengelolaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak, gas, dan panas bumi, pengelolaan transportasi pipa migas, jasa pemboran, dan pengelolaan portofolio di sektor hulu. Ini merupakan wujud implementasi amanat UU No. 22 tahun 2001 yang mewajibkan PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha hulunya sebagai konsekuensi pemisahaan usaha hulu dengan hilir.

2005: Entitas Bisnis Murni

Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan dengan pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) – yang berlaku surut sejak 17 September 2003 – atas seluruh wilayah kuasa Pertambangan Migas yang dilimpahkan


(19)

melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) PT Pertamina EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga melaksanakan penandatanganan KKS dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku sejak 17 September 2005.

Dengan demikian WK PT Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh PT Pertamina (Persero) sendiri dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery).

Dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata 6-7 persen per tahun, PT Pertamina EP memiliki modal optimisme kuat untuk tetap menjadi penyumbang laba terbesar PT Pertamina (Persero). Keyakinan itu juga sekaligus untuk menjawab tantangan pemerintah dan masyarakat yang menginginkan peningkatan produksi migas nasional.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab dan fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan dan agar perusahaan dapat berjalan kearah tujuan yang diinginkan. Struktur organisasi merupakan wadah dari pelaksanaan kegiatan dan mencerminkan atas pendeklarasian wewenang dan tanggung jawab terhadap masing-masing bagian dalam


(20)

perusahaan yang disusun dengan pertimbangan yang sempurna dengan menempatkan dan menetapkan orang-orang pada setiap unit perusahaan yang harus sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan atau keahlian yang dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

Struktur organisasi ini berguna untuk mencegah adanya kesenjangan maupun tumpang tindihnya wewenang dan tanggung jawab serta memudahkan pimpinan perusahaan dalam mengawasi aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Sebaiknya untuk struktur organisasi perusahaan harus disusun sedemikian rupa serta fleksibel untuk memungkinkan diadakan perubahan sesuai dengan perkembangan organisasi dan penentuan struktur organisasi ini harus sesuai dengan sifat dan jenis aktivitas serta kebutuhan perusahaan.

PT Pertamina (Persero) MOR I menyusun struktur organisasinya sedemikian rupa sehingga terlihat jelas pembagian tugas dan wewenangnya serta pertanggungjawaban atas tugas yang didelegasikan dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan ini berbentuk garis dan staff (struktur terlampir), artinya disamping pucuk pimpinan yang mempunyai wewenang komando, juga diperlukan staff atau pejabat yang dapat memberikan masukan dan nasehat sesuai dengan bidang keahliannya.


(21)

C. Uraian Tugas (Job Description)

Berikut ini adalah deskripsi jabatan dari struktur organisasi PT Pertamina (Persero) MOR I Medan, dan setiap bagiannya memiliki tugas:

1. GM Marketing Operation Region I

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinasi kegiatan pemasaran bahan bakar minyak dan gas bumi di wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.

b. Mengkoordinasi kegiatan pemasaran yang meliputi pengadaan, pengangkutan, penimbunan, penyaluran, dan menjaga mutu produk yang dijual.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kerja operasi di wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.

d. Mengkoordinasi kegiatan administrasi penunjang serta pembinaan Sumber Daya Manusia sehubungan dengan kegiatan pemasaran BBM agar terwujud suatu sistem kerja yang produktif, efektif, dan efisien.

e. Mengkoordinasi hubungan kerja secara terpadu dengan pihak luar sehubungan dengan operasi wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.

2. Fuel Retail Marketing Region I Manager

Memiliki tugas antara lain:

a.Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi, dan BBK di wilayah Marketing Operation Region I.


(22)

b.Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi, BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga penyalur.

c.Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.

d.Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM subsidi dan BBK.

3. Industrial Marketing Region I Manager

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Nonsubsidi ke agen BBM Industri, Costumer Industri, dan perkapalan termasuk SPBB.

b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Nonsubsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan kea gen BBM Industri, Costumer Industri, dan perkapalan termasuk SPBB.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM Nonsubsidi dan BBK oleh agen BBM Industri, Costumer Industri, dan perkapalan termasuk SPBB.

d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM Nonsubsidi dan BBK.

4. Petrochemical Marketing Area Manager


(23)

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan produk-produk Petrochemical.

b. Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan produk-produk Petrochemical.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan produk-produk Petrochemical.

d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan produk-produk Petrochemical.

5. Domestic Gas Region Manager I

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan LPG Subsidi dan Nonsubsidi.

b. Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan LPG Subsidi dan Nonsubsidi.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan LPG Subsidi dan Nonsubsidi.

d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan LPG Subsidi dan Nonsubsidi.

6. Aviation Area Manager

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan produk Avtur dan Avigas.


(24)

b. Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan produk Avtur dan Avigas.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan produk Avtur dan Avigas.

d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan produk Avtur dan Avigas.

7. Technical Services Region ManagerI

Memiliki tugas antara lain:

a. Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan pembangunan baru dan pemeliharaan seluruh sarana distribusi dan pemasaran di Pertamina Marketing Operation Region I.

b. Menyelenggarakan pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan pembangunan baru dan pemeliharaan distribusi dan pemasaran di Pertamina Marketing Operation Region I.

c. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan administrasi teknis. d. Melaksanakan proses lelang dan pengawasan proyek pengadaan

pemeliharaan dan pembangunan di wilayah Marketing Operation Region I.

8. HSSE Area Manager Sumbagut

Memiliki tugas antara lain:

a. Menyelenggarakan perencanaan, pengawasan, evaluasi, dan penyuluhan dalam bidang pencemaran lingkungan kerja.


(25)

b. Menyelenggarakan perencanaan, pengembangan, dan evaluasi sarana dan fasilitas di Terminal BBM, depot filling plant LPG, dan DPPU yang berkaitan dengan HSSE.

c. Menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran. d. Menyelenggarakan pengarahan dan penyuluhan pencegahan

terhadap bahaya kecelakaan kerja.

9. Marketing Branch Manager NAD

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi dan BBK di wilayah Nangroe Aceh Darusalam.

b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga penyalur.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur. d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan

BBM subsidi dan BBK.

10.Marketing Branch Manager Sumbar

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi dan BBK di wilayah Sumatera Barat.


(26)

b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga penyalur.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur. d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan

BBM Subsidi dan BBK.

11.Marketing Branch Manager Riau

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi dan BBK di wilayah Riau.

b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga penyalur.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur. d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaran administrasi penjualan

BBM Subsidi dan BBK.

12.Marketing Branch Manager Kepri

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi dan BBK di wilayah Kepulauan Riau.


(27)

b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga penyalur.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur. d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan

BBM Subsidi dan BBK.

13.Finance Marketion Operation RegionI

Memiliki tugas antara lain:

a. Menyelenggarakan penyusunan dan pengawasan pemakaian anggaran PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I. b. Menyelenggarakan kegiatan perbendaharaan PT Pertamina

(Persero) Marketing Operation Region I.

c. Menyelenggarakan kegiatan Akuntansi PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I.

d. Menyelenggarakan pengendalian keuangan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I.

14.Unit Manager Human Resources Sumbagut

Memiliki tugas antara lain:

a. Mengkoordinir kegiatan pembinaan perawatan Sumber Daya Manusia, penelitian dan usul perbaikan norma-norma dan syarat-syarat kerja serta mengadakan material untuk kebutuhan kantor dan rumah tangga.


(28)

b. Mengkoordinir kegiatan pelayanan jasa perawatan kesehatan pekerja dan pengaturan fasilitas pekerja dan keluarganya.

c. Mengkoordinir kegiatan jasa konsultasi manajemen antara lain mengenai sistem dan tata kerja organisasi dan evaluasi jabatan maupun tatalaksananya.

15.IT RegionSumatera Region

Memiliki tugas antara lain:

a. Menerima, memprioritaskan, dan menyelesaikan permintaan bantuan IT.

b. Instalasi, perawatan, dan penyediaan dukungan harian baik untuk hardware dan software, peralatan termasuk printer, scanner, tinta, dan lain-lain.

c. Maintain dan perawatan jaringan LAN. d. Maintain dan perawatan komputer.

e. Memperbaiki berbagai masalah seputar hardware, software, dan konektivitas, termasuk di dalamnya akses pengguna dan konfigurasi komponen.

f. Bertanggung jawab untuk administrasi dan pemeliharaan teknis yang menyangkut perusahaan dalam pembagian sistem database.

16.S&D Region Manager I


(29)

a. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan, penyimpanan, penerimaan, dan pembekalan BBM/NBBM serta pengaturan layanan dan transportasi.

b. Mengkoordinasi kegiatan penerimaan, penimbunan BBM dan NBBM untuk penyaluran ke depot dan konsumen.

c. Menyusun rencana dan melakukan pengawasan distribusi BBM dan NBBM serta gas untuk kebutuhan di wilayah kerja Pertamina MOR I.

D. Jaringan Usaha/Kegiatan

Jaringan usaha PT Pertamina (Persero) mencakup, antara lain: 1. PT Nusantara Regas

2. Dana Pensiun Pertamina (DP Pertamina) 3. PT Pertamina Dana Ventura

4. PT Pertamina Bina Medika 5. PT Tugu Pratama Indonesia

6. PT Pertamina Training & Consulting 7. PT Patra Jasa

8. PT Patra Dok Dumai 9. PT Pelita Air Service

10.PT Pertamina Trans Kontinental 11.PT Pertamina Retail

12.PT Pertamina Patra Niaga


(30)

14.PT Usayana 15.PT Pertamina Gas

16.PT Pertamina Drilling Services Indonesia 17.PT Pertamina Geothermal Energy

18.PT Pertamina Hulu Energi 19.PT Pertamina EP Cepu 20.PT Pertamina EP

E. Kinerja Usaha Terkini

Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam dua sektor, yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan petungan.

Kegiatan usaha Pertamina Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan dibeberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh Pertamina Hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, Pertamina Hulu juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas.


(31)

Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan cadangan migas baru sebagai pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar kesinambungan produksi migas dapat terus dipertahankan.

Aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan gas berupa JOB-EOR (Joint Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOB-PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), Penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek pinjaman; sedangkan pengusahaan panas bumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract).

Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh) Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah DOH Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatera Bagian Utara yang berpusat di Rantau Parapat, DOH Sumatera Bagian Tengah berpusat di Jambi, DOH Sumatera Bagian Selatan berpusat di Prabumulih, DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu, DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di Sorong.

Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 4 (empat) area panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 402 MW. Keempat area panas bumi tersebut adalah Area Kamojang – Jawa Barat (200 MW),


(32)

Lahendong – Sulawesi Utara (80 MW), Sibayak – Sumatera Utara (12 MW), dan Ulubelu – Lampung (110 MW).

Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama dengan mitra sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-EOR, 15 JOB-PSC, 44 TAC, 27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP), dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang panas bumi terdapat 8 JOC.

Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak dan gas melalui Pertamina Drilling Services (PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki 7 rig pemboran. Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.

Kegiatan usaha Pertamina Hilir meliputi pengolahan, pemasaran & niaga, dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik didalam maupun keluar negeri yang berasal dari kilang Pertamina maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut.

Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan.

Bidang pengolahan mempunyai 7 unit kilang dengan kapasitas total 1.041,20 Ribu Barel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang petrokimia dan memproduksi NBBM. Disamping kilang minyak,


(33)

Pertamina hilir mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang. Kilang LNG Arun dengan 6 train dan LNG Badak di Bontang dengan 8 train. Kapasitas LNG Arun sebesar 12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 18,5 Juta Ton per tahun.

Beberapa kilang tersebut juga menghasilkan LPG, seperti di Pangkalan Brandan, Dumai, Musi, Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Mundu.

Kilang Cilacap adalah satu-satunya penghasil lube base oil dengan grade HVI- 60, HVI- 95, HVI-160 S, dan HVI-650. Produksi lube baseoil ini disalurkan ke Lube Oil Blending Plant (LOBP) untuk diproduksi menjadi produk pelumas dan kelebihannya diekspor.

F. Rencana Usaha

Adapun rencana kegiatan PT Pertamina (Persero) MOR I Medan saat ini ialah :

1. Meningkatkan produksi dari lapangan eksisting.

2. Melakukan ekspansi kegiatan usaha dan operasi termasuk melalui cara anorganik (akuisisi).

3. Mengembangkan potensi CBM di wilayah Pertamina.

4. Melakukan aliansi strategis untuk ekspansi maupun membangun kemampuan spesifik.

5. Meningkatkan bisnis perniagaan gas di dalam negeri serta memanfaatkan peluang untuk memperbesar bisnis transportasi dan


(34)

pemrosesan gas melalui sinergisitas dengan anak perusahaan Pertamina lainnya.

6. Pro aktif dalam perumusan pricing policy selaras dengan kebijakan nasional.

7. Peningkatan kapasitas dan kemampuan spesifik jasa pengeboran untuk menunjang rencana ekspansi perusahaan.


(35)

A. Pengertian dan Unsur-unsur Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Akuntansi

Pengertian sistem akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan unsur kata yang membentuknya yaitu: “sistem” dan “akuntansi”.

Pengertian umum mengenai sistem dapat dirinci sebagai berikut:

1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

Unsur-unsur dari suatu sistem terdiri dari sub sistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kemlompok unsur yang membentuk sub sistem tertertentu.

2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat dengan yang lainnya dan sifat kerjasama antara unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.

3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu.

4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Berikut adalah pengertian Sistem menurut para ahli:


(36)

Sistem adalah “Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”. Menurut Hall (2007; 6):

“Sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama”.

Menurut Winarno (2006; 114):

“Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Dari uraian pengertian sistem tersebut menunjukkan suatu sistem dibuat untuk menangani suatu yang berulang kali atau secara rutin terjadi.

Setelah diuraikan pengertian mengenai sistem, berikut ini diuraikan mengenai pengertian akuntansi. Tujuan akuntansi yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Adapun pengertian akuntansi itu sendiri menurut beberapa ahli, sebagai berikut :


(37)

Menurut American Accounting Association yang diterjemahkan oleh

Soemarso (2009;3):

“Akuntansi adalah proses mendifinisikan, mengatur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.

Menurut Werren, Reeve, dan Fess (2006; 10):

“Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan”.

Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Uraian diatas menyimpulkan bahwa akuntansi akan menghasilkan informasi bagi pemakai baik pihak-pihak yang menyelenggarakannya maupun pihak luar.

Berdasarkan uraian mengenai pengertian “sistem” dan “akuntansi” maka dapat disimpulkan pengertian sistem akuntansi adalah “organisasi, formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Mulyadi (2008; 3).


(38)

2. Unsur-unsur Sistem Akuntansi

Fungsi utama sistem akuntansi adalah mendorong seoptimal mungkin agar sistem tersebut dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang terstruktur yaitu tepat waktu, relevan, dan dapat dipercaya. Unsur-unsur yang terdapat dalam sistem akuntansi saling berkaitan satu sama lain, sehingga dapat dilakukan pengolahan data mulai dari awal transaksi sampai dengan pelaporan yang dapat dijadikan sebagai informasi akuntansi.

Dalam suatu sistem akuntansi, terdapat unsur-unsur pokok, seperti dikemukakan oleh Mulyadi (2008; 3) adalah :

a. Formulir

Merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi yang direkam pertama kali dijadikan dasar dalam pencatatan.

b. Jurnal

Merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklarifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya kemudian di-posting ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar.


(39)

Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening buku besar ini di satu pihak dapat dipandang pula sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan.

d. Buku Pembantu (Subsidiary Ledger)

Terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir, yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu.

e. Laporan

Merupakan hasil akhir proses akuntansi yang berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan data ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, dan daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.

B. Pengertian dan Unsur-unsur Penggajian dan Pengupahan 1. Pengertian Penggajian dan Pengupahan

Pembayaran kepada karyawan biasanya dibagi menjadi dua golongan yaitu gaji dan upah. Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai


(40)

jenjang jabatan manajer, sedangkan upah pada umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayar secara tetap per bulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh pekerja.

“Gaji merupakan sejumlah pembayaran kepada pegawai yang diberi tugas administrasi dan manajemen yang biasanya ditetapkan secara bulanan, sedangkan upah merupakan imbalan yang diberikan kepada buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan mengandalkan kekuatan fisik, jumlah pembayaran upah biasanya ditetapkan secara harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan”. Sugiyurso dan Winarni (2005; 95)

Adapun pengertian gaji dan upah lainnya sebagai berikut, gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai seorang karyawan yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan, sedangkan upah adalah imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan, atau banyaknya pelayanan yang diberikan atas jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi.

Dari definisi-definisi diatas, meskipun berbeda-beda artinya tetapi mempunyai maksud yang sama dalam prakteknya di perusahaan bahwa yang dimaksud dengan gaji/upah adalah sesuatu yang diberikan


(41)

kepada pihak karyawan sebagai pengganti atas jasa yang telah diserahkan kepada pihak lain dalam kurun waktu tertentu.

2. Unsur-unsur Penggajian dan Pengupahan

Dalam suatu perusahaan terdapat berbagai macam unsur gaji dan upah yang keseluruhannya disebut dengan biaya tenaga kerja. Yang dimaksud dengan unsure gaji dan upah pada ketentuan ini adalah bagian pendapatan atau ketentuan yang dimasukkan ke dalam daftar gaji dan pada setiap bulannya akan dibayar.

Adapun unsur-unsur gaji dan upah pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan, yakni:

1. Upah Tetap 2. Tunjangan Daerah 3. Tunjangan Jabatan 4. Upah Lainnya

C. Prosedur Perhitungan Penggajian dan Pengupahan

Untuk perhitungan secara rinci dan jelas atas gaji dan upah pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan terdapat beberapa unsur-unsur yang terkait atas perolehan tersebut.

Dalam perusahaan terdapat berbagai macam unsur dari gaji dan upah yang keseluruhannya disebut sebagai biaya tenaga kerja. Yang dimaksud dengan unsur gaji dan upah pada ketentuan ini adalah bagian


(42)

pendapatan atau penghasilan yang dimasukkan kedalam daftar gaji dan pada setiap bulan akan dibayarkan.

Upah Sebulan = Upah Tetap + Tunjangan Jabatan + Tunjangan Daerah

Adapun penerapan perhitungan gaji dan upah pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan, yakni:

1. Upah Tetap

Upah tetap adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan pada PLR (Pertamina Level Referensi) sesuai dengan jabatan pekerja. PLR mencakup range nilai dengan angka minimum 8 dan maksimum 27. Setiap range angka pada PLR memiliki range nominal rupiah yang berbeda-beda. Contohnya karyawan X mendapat golongan upah tetap pada PLR nilai 8, jika PLR nilai 8 memiliki nominal upah tetap sebesar Rp 1.000.000 sampai dengan nominal Rp 3.000.000, maka karyawan tersebut dapat memperoleh diantara nominal tersebut sesuai dengan masa kerjanya. Semakin tinggi jabatan pekerja, maka akan semakin tinggi pula nilai PLR upah tetapnya. Kenaikan upah tetap dilakukan sesuai dengan:

a. Prestasi kerja b. Masa kerja

2. Tunjangan Daerah

Tunjangan Daerah adalah tunjangan yang diberikan kepada pekerja berdasarkan daerah tempat ia bekerja. PT Pertamina (Persero) mengklasifikasikan tunjangan daerah ke dalam 8 tabel yang memiliki


(43)

nominal rupiah tunjangan daerah yang berbeda-beda. Untuk PT Pertamina (Persero) MOR I yang membawahi beberapa daerah di Sumbagut diklasifikasikan ke dalam table 3 sampai table 8, sebagai berikut:

Tabel 3.1

Penggolongan Tunjangan Daerah pada PT Pertamina (Persero) MOR I

Medan

Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8

Medan Sibolga Semelue G. Sitoli Batu Ampar Natuna Padang Siak R. Parapat Mentawai Hang Nadim Lanai

Labuhan Deli Pekanbaru Meulaboh Sabang - P. Sambu

Belawan Dumai Aceh Kijang - -

Siantar Tandem Lhoksmawe Tanjung Uban - -

Kisaran - - - - -

3. Tunjangan Jabatan

Tunjangan jabatan adalah tunjangan yang diberikan kepada pekerja berdasarkan jabatan yang dimiliki setiap pekerja tanpa keterkaitan dengan jumlah kehadiran pekerja. Sebagaimana upah tetap yang nominal rupiahnya ditentukan berdasarkan PLR, nominal rupiah untuk tunjangan jabatan yang diterima pekerja juga ditentukan berdasarkan PLR.


(44)

4. Upah Lainnya A. Upah Lembur

Upah lembur adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja biasa

Pengertian kerja lembur yang berlaku pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan, meliputi:

1. Pekerjaan yang urgent yang harus diselesaikan tetapi tidak selesai di jam kerja aktual.

2. Apabila pekerja bekerja di luar ketentuan jam kerja yang berlaku, yaitu melebihi 8 (Delapan) jam sehari dari jam kerja yang telah ditentukan yaitu 07.30-16.30.

3. Untuk pekerja pola shift, apabila bekerja pada hari dimana pekerja tersebut seharusnya sedang off bekerja.

Dasar Penentuan Upah Lembur:

a. Karyawan yang bekerja secara normal day

Bagi karyawan sebagaimana disebut diatas apabila bekerja lembur diluar jam kerja aktual, maka akan diberikan upah lemburnya sesuai peraturan yang berlaku. Perhitungan upah lembur per jam jumlah jam lembur dan batasannya ditetapkan sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PE – 72/MEN/1984 dan Nomor: KEP – 608/MEN/1989 sebagai berikut:


(45)

- Untuk jam pertama pada hari kerja aktual: 1,5 x upah per jam

- Untuk jam berikutnya pada hari kerja aktual: 2 x upah per jam

b. Karyawan yang bekerja secara shift

Karyawan yang bekerja secara shift di PT Pertamina (Persero) MOR I biasanya bekerja di bagian penyaluran. Bagi karyawan yang bekerja secara shift, maka apabila lembur pada: - Hari Besar

Disamping menerima upah kerja, diberikan juga upah lemburnya sesuai peraturan yang berlaku.

- Hari Off

Hanya diberikan upah lemburnya sesuai peraturan yang berlaku tanpa diterimakan upah kerja.

Perhitungan upah lembur bagi karyawan yang bekerja secara shift:

1/73 x jumlah hari kerja aktual x upah tetap

B. Mutasi

Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal dalam suatu organisasi. (Malayu; 2008; 102)

Setiap pekerja yang dimutasi ke daerah lain berhak menerima: - Fasilitas Rumah Dinas


(46)

Fasilitas rumah dinas perusahaan selama tersedia rumah dinas. Apabila tidak tersedia, perusahaan akan mencari rumah kontrakan untuk karyawan mutasi atau jika jika kesulitan perusahaan akan memberi kompensasi sewa yang tarifnya sesuai dengan surat keputusan General Manager Pertamina di daerah tersebut. Untuk mendapatkan fasilitas rumah dinas karyawan mutasi wajib menghadap bagian HR (Human Resources) dimana dia berada untuk mengetahui apakah rumah dinas tersedia atau tidak. Bagian HR akan melakukan verifikasi terkait kompensasi rumah dinas. Setelah diverifikasi, karyawan mutasi akan menerima form kompensasi sewa rumah apabila rumah dinas tidak tersedia.

- Biaya Pindah

Biaya pindah untuk mutasi ke daerah lain meliputi biaya pengangkutan, transportasi, biaya makan selama perjalanan, dan tambahan tiket aktual. Jika karyawan mutasi telah berkeluarga, maka ditambahkan biaya untuk transportasi keluarga yang menjadi tanggungan perusahaan. Keluarga yang termasuk dalam tanggungan perusahaan yaitu:

- Istri - Anak

Anak yang masih berusia 0 – 21 tahun dan maksimal 3 orang. Apabila anak masih berkuliah sampai usia 25 tahun


(47)

masih menjadi tanggungan perusahaan. Sementara apabila anak belum berusia 21 tahun tetapi sudah menikah maka tidak menjadi tanggungan perusahaan.

C. Tunjangan Kesehatan

Sarana kesehatan ini dapat digunakan karyawan beserta keluarganya dibeberapa rumah sakit yang dirujuk oleh perusahaan. Keluarga karyawan yang berhak mendapat fasilitas ini adalah keluarga yang tercatat dalam data perusahaan dan masih menjadi tanggungan perusahaan. Selain itu, setelah pension hak kesehatan masih diberikan perusahaan dan jika setelah pensiun karyawan meninggal dunia, maka hak kesehatan diberikan pada istri/suami karyawan.

D. Tunjangan Cuti

Setiap karyawan dalam setahun berhak menerima cuti selama 12 hari dan selama masa cuti karyawan berhak menerima tunjangan cuti.

E. Restitusi Handphone

Restitusi Handphone adalah tunjangan yang diberikan perusahaan untuk memfasilitasi karyawan dalam berkomunikasi. Tunjangan ini jumlahnya dibedakan menurut jabatan masing-masing karyawan sesuai dengan PLR.


(48)

F. Pesangon

Setiap karyawan yang akan pensiun berhak menerima pesangon yang jumlahnya telah ditentukan. Proses pembayaran pesangon dilakukan dengan dua tahap sebagai berikut:

- Tahap pertama : Pada saat karyawan berusia 54 tahun 9 bulan, dibayarkan pengabdian atas pesangon (PAP) sebanyak 90% dari total pesangon.

- Tahap kedua : Memasuki usia 55 tahun, karyawan menerima sisa pesangan 10% dari total pesangon dan menerima surat Pemutusan Hubungan Kerja.

D. Prosedur Pencatatan dan Pembayaran Penggajian dan Pengupahan 1. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah

Prosedur penggajian dan pengupahan memerlukan dukungan mekanisme akuntansi yang layak untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Berikut ini akan diuraikan prosedur pencatatan gaji dan upah.

Prosedur penggajian dan pengupahan dimulai pada saat seorang karyawan baru dipekerjakan dan berakhir pada saat karyawan tersebut berhenti dari perusahaan. Pada saat mulai bekerja, karyawan sudah diberi tahu berapa gaji dan berbagai tunjangan yang dapat diterimanya dari perusahaan, dan untuk itu ia dapat diminta untuk menandatangani berbagai dokumen yang diperlukan. Proses ini biasanya ditangani oleh bagian HR. Selanjutnya bagian HR dapat mengirimkan semacam


(49)

pemberitahuan kepada bagian gaji yang menangani masalah gaji dan berbagai tunjangan yang diterima karyawan. Adanya perubahan tarif gaji juga dapat dilaksanakan setelah adanya persetujuan kenaikan gaji dari bagian gaji. Dan bilamana karyawan berhenti bekerja, bagian gaji juga harus memperoleh pemberitahuannya. Berikut adalah alur skema personalia pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan:

Perencanaan Tenaga Kerja Rekruting

Pengembangan Seleksi

Diangkat Menjadi Penilaian

Pekerja Tetap Prestasi dan Kompensasi

Pemindahan

Pemberhentian

Sumber: Unit Manager HR Sumbagut Gambar 3.1

Flowchart Proses Personalia pada PT Pertamina (Persero) MOR I


(50)

Bagian HR juga harus menotorisasi daftar gaji dan upah. Daftar gaji dan upah merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar pembayaran gaji dan upah kepada karyawan yang berhak.

Oleh karena itu daftar gaji dan upah ini harus diotorisasi oleh fungsi HR, menurut Mulyadi (2008 : 389) yang menunjukkan bahwa : 1. Karyawan yang tercantum dalam daftar gaji dan upah adalah

karyawan yang diangkat menurut surat keputusan pejabat yang berwenang.

2. Tarif gaji dan upah yang dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah adalah tarif yang berlaku sesuai dengan surat keputusan pejabat yang berwenang.

3. Data yang dipakai sebagai data perhitungan gaji dan upah karyawan telah diotorisasi oleh yang berwenang.

4. Perkalian dan penjumlahan yang tercantum dalam daftar gaji dan upah telah dicek ketelitiannya.

Dan kemudian didalam proses pencatatan gaji dan upah, memiliki prosedur atau sistem yang harus dilakukan pada perusahaan tersebut. Besarnya pembayaran untuk biaya pekerja dan pajak upah/gaji yang berhubungan dengannya mempunyai efek yang berarti pada laba bersih dari hamper semua perusahaan. Walaupun besarnya biaya ini sangat berbeda-beda, namun tidak jarang sebuah perusahaan mengeluarkan hamper sepertiga dari pendapatan penjualannya untuk gaji dan upah serta biaya-biaya yang berhubungan dengan karyawan.


(51)

Oleh karena itu penting bahwa bagian gaji dan upah dari suatu sistem akuntansi dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa pembayaran yang dilakukan sesuai dengan rencana umum dan wewenang khusus pimpinan perusahaan.

Semua karyawan dari suatu perusahaan mengharapkan dan berhak menerima gaji dan upah dalam selang waktu tertentu, pada tiap hari penutupan periode penggajian dan pengupahan. Tanpa memandang pada banyaknya pegawai dan sulitnya perhitungan jumlah yang harus dibayarkan, sistem gaji dan upah harus dirancang agar dapat mengolah data yang diperlukan dengan cepat dan tepat serta melakukan pembayaran dalam jumlah yang benar kepada setiap karyawan. Penting bahwa sistem ini dilengkapi dengan tindakan-tindakan pengamanan yang cukup untuk mencegah pembayaran yang berlebihan (over payment), pembayaran kepada orang yang bukan pegawai dan penyelewengan-penyelewengan lain dari dana ini.

Adapun prosedur penggajian dan pengupahan pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan :

1. Prosedur pencatatan waktu hadir

Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini dilakukan untuk menentukan gaji dan upah karyawan. Bagi karyawan yang digaji bulanan, daftar hadir digunakan untuk menentukan apakah karyawan dapat memeperoleh gaji penuh, atau harus dipotong akibat


(52)

ketidakhadiran (mangkir) mereka. Pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan, karyawan yang tidak hadir tanpa pemberitahuan pada pihak perusahaan akan dikenakan potongan gaji sesuai dengan berapa hari karyawan tersebut tidak hadir. Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, yang karyawan harus menandatanganinya setiap hadir dan pulang dari perusahaan atau dapat menggunakan sistem elektronik berupa alat fingerprint yang akan memperoleh data jam masuk dan jam pulang kantor secara otomatis dengan menyentuh alat fingerprint. Penerapan alat fingerprint ini juga efektif untuk mengetahui apakah karyawan bekerja dalam jam kerja biasa atau lembur, sehingga dapat digunakan untuk menentukan apakah karyawan akan menerima upah lembur yang pada umumnya bertarif diatas tarif gaji biasa.

2. Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah

Pada prosedur ini, pembuat daftar gaji dan upah karyawan menggunakan data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya, dan daftar hadir dan juga pada jumlah jam kerja, jumlah jam kerja standart dikalikan dengan tarif yang berlaku, bila terjadi pengurangan harus didasarkan pada tarif yang berlaku. Pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan, daftar gaji dan upah karyawannya dibuat


(53)

berdasarkan golongan sesuai PLR, dilihat juga dari masa kerja atau kehadiran karyawan selama satu bulan dikali dengan skala upah yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Upah tetap yang diterima setiap bulan diluar dari tambahan upah lembur dan juga tunjangan-tunjangan lainnya yang diterima setiap bulan. Bila karyawan bekerja melebihi waktu kerja yang telah ditentukan (lembur), maka dihitung dari berapa jam karyawan tersebut bekerja lewat dari jam kerja yang ditentukan. Misalnya kelebihan jam kerja yang dilakukan karyawan adalah 3 jam, maka upah lembur dibayar adalah 1 jam pertama dibayar 1,5 kali dari penghasilan per jam dan kelebihan jam berikutnya dibayar 2 kali penghasilan per jam. Dengan demikian upah lembur karyawan bersangkutan adalah 5,5 kali penghasilan per jam (1,5 kali untuk satu jam pertama dan 4 kali untuk dua jam berikutnya). Selain dari upah lembur, karyawan juga diberi fasilitas kesehatan, tunjangan jabatan, tunjangan daerah, dan restitusi handphone.

2. Prosedur Pembayaran Gaji dan Upah

Prosedur pembayaran Gaji dan Upah pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan dilakukan dalam beberapa proses panjang dari awal pengumpulan data yang menyangkut penggajian hingga gaji tersebut masuk ke rekening masing-masing karyawan. Setiap bulan masing-masing fungsi harus mengumpulkan data-data yang menyangkut jam kerja setiap karyawan. Setiap fungsi memiliki


(54)

karyawan yang bertugas untuk mengecek jam kerja karyawan yang berada di masing-masing fungsi. Setiap fungsi harus menyerahkan data-data mengenai data absensi dan data lembur karyawan ke bagian HR. Data-data tersebut harus sudah diserahkan ke bagian HR sebelum tanggal 10 setiap bulan. Selanjutnya, bagian HR membuat rekapitulasi untuk proses pembayaran gaji bulan tersebut. Bagian HR akan mendata lalu kemudian melakukan request ke Pertamina Pusat yang berada di Jakarta. Setelah Pertamina Pusat menerima rekapitulasi tersebut, Pertamina Pusat akan melakukan verifikasi terkait data rekapitulasi gaji dan upah karyawan di Pertamina MOR I. Setelah data rekapitulasi diverifikasi, Pertamina Pusat akan melakukan transfer gaji ke rekening masing-masing karyawan diakhir bulan sesuai dengan jumlah gaji masing-masing karyawan. Berikut Flowchart proses pembayaran gaji pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan:


(55)

Seluruh fungsi mengumpulkan data

untuk dikirim ke fungsi HR

Data Absensi &

Data Lembur Karyawan

Fungsi HR menerima data kemudian membuat rekapitulasi dan melakukan request ke Pertamina Pusat

Pertamina Pusat menerima rekapitulasi gaji karyawan MOR I lalu melakukan verifikasi pembayaran gaji

Setelah rekapitulasi daftar gaji di verifikasi, Pertamina Pusat melakukan transfer ke masing-masing rekening karyawan PT Pertamina (Persero) MOR I Medan \ berdasarkan jumlah gaji yang diterima

Sumber: Unit HR Manager Sumbagut

Gambar 3.2

Flowchart Proses Pembayaran Gaji dan Upah pada PT Pertamina (Persero) MOR I


(56)

E. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan

PT Pertamina (Persero) MOR I Medan menerapkan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan berdasarkan lingkup sistem akuntansi gaji dan upah, yaitu:

1. Dokumen-dokumen yang digunakan

Pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan dokumen-dokumen yang digunakan adalah:

a.Surat keterangan, yang akan dikeluarkan apabila ada perubahan yang menyangkut masalah gaji dan upah tersebut.

b.Daftar gaji c.Daftar lembur

d.Surat pengangkatan pegawai e.Surat pemberhentian kerja

2. Catatan Akuntansi yang digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan oleh PT Pertamina (Persero) MOR I Medan adalah dengan cara manual dan menggunakan computer baik dari pembuatan jurnal, buku besar, buku biaya, dan laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi yang semuanya itu telah terkomputerisasi dengan baik.

3. Fungsi yang terkait

Adapun fungsi terkait yang dipakai oleh PT Pertamina (Persero) MOR I Medan adalah fungsi keuangan, yaitu:


(57)

b. Melakukan seluruh kegiatan Akuntansi. c. Melakukan pengendalian keuangan.

4. Jaringan prosedur yang membentuk sistem

PT Pertamina (Persero) MOR I Medan menerapkan jaringan prosedur pada sistem akuntansi adalah sebagai berikut:

a. Prosedur penerimaan karyawan

Dalam penerimaan karyawan diadakan publikasi. Publikasi ini dilakukan dengan cara membuat pengumuman recruitment karyawan di website resmi milik PT Pertamin (Persero). Surat-surat lamaran yang masuk akan diseleksi apakah memenuhi persyaratan yang diajukan. Setelah diseleksi para calon karyawan akan melakukan proses interview.

b. Prosedur pemutusan hubungan kerja

Prosedur pemutusan hubungan kerja diberlakukan jika karyawan melakukan pelanggaran kerja yang telah ditetapkan perusahaan, melakukan pelanggaran hukum, dan melakukan tindakan-tindakan yang merugikan perusahaan.

Adapun faktor-faktor yang biasa terjadi dalam pemutusan hubungan kerja pada PT Pertamina, yaitu:

- Karyawan indisipliner.

- Karyawan mengundurkan diri. - Karyawan meninggal dunia.


(58)

- Karyawan mangkir selama paling lama 13 hari setelah sebelumnya dua kali mendapat surat peringatan.

c. Prosedur pembayaran gaji

Gaji dibayar setiap akhir bulan, sebelum akhir bulan bagian HR sudah melakukan request pembayaran gaji ke Pertamina Pusat. Pada akhir bulan Pertamina Pusat akan melakukan transfer ke rekening masing-masing karyawan berdasarkan tarif upah tetap, tunjangan, dan upah lembur yang diterima karyawan.

d. Prosedur pencatatan pembayaran gaji

Adapun sistem pembayaran gaji dan upah pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan adalah berdasarkan sistem upah menurut waktu, yaitu sistem ini dapat dibedakan atas upah per jam, per hari, per minggu, dan per bulan.


(59)

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis sampaikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis akan mencoba menarik kesimpulan dan mengajukan saran-saran yang mungkin akan bermanfaat dan berguna pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan di masa yang akan datang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kemukakan dengan landasan teori yang berhubungan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. PT Pertamina (Persero) MOR I Medan merupakan perusahaan dalam bidang minyak dan gas.

2. Struktur organisasi perusahaan adalah struktur organisasi yang berbentuk garis (line organization), yang telah memperlihatkan adanya pembagian tugas dan wewenang secara jelas, tegas, dan tepat antara bagian-bagian yang ada didalamnya.

3. Sistem pembayaran gaji dan upah yang tidak berbelit-belit sehingga menciptakan suatu efisiensi kerja dan mudah dimengerti oleh para karyawan. Masing-masing bagian telah melaksanakan fungsinya secara baik sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Gaji dan upah terendah di PT Pertamina (Persero) MOR I Medan sesuai standar UMR yang ditetapkan oleh pemerintah.


(60)

4. Sistem penggajian dan pengupahan pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan telah efektif karena gaji dan upah yang akan dibayarkan kepada karyawan telah didasarkan peraturan yang berlaku yaitu upah tetap ditambah dengan tunjangan daerah, tunjangan jabatan, dan upah-upah lainnya.

5. PT Pertamina (Persero) MOR I Medan memberikan hari libur bagi para karyawannya untuk meningkatkan semangat kerja yaitu pada hari libur perusahaan, hari libur nasional, cuti bersama hari-hari besar, dan cuti tahunan. Selain itu perusahaan memberikan cuti untuk keperluan lainnya, seperti cuti acara keluarga, cuti sakit, dan cuti melahirkan.

6. Prosedur penggajian dan pengupahan pada perusahaan ini sudai dimulai pada saat pemerimaan karyawan baru, pencatatan waktu hadir, perhitungan gaji dan upah, sampai dengan pembayaran gaji dan upah. Prosedur ini melibatkan beberapa bagian dengan wewenang yang berbeda-beda.

7. Sistem penggajian dan pengupahan yang berbentuk “range” dapat memacu semangat karyawan untuk meningkatkan prestasi mereka karena gaji dan upah yang akam mereka terima juga akan disesuaikan dengan prestasi yang mereka berikan pada perusahaan dan juga masa kerja.


(61)

Dengan pengetahuan yang sangat minim, di bawah ini penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran penulis adalah sebagai berikut :

1. Perlu dilakukannya pendekatan atau komunikasi yang baik antar setiap bagian yang ada di perusahaan agar terciptanya kerjasama yang baik antar karyawan.

2. Sebaiknya upah lembur yang diberikan kepada karyawan untuk lembur yang dilakukan baik pada hari-hari libur tidak sama. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan semangat para karyawan.

3. Perlu dilakukan sistem penggajian dan pengupahan tersebut harus sesuai denga kesepakatan bersama antar perusahaan dan karyawan.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Arfan Ikhsan, 2008, Akuntansi Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hall, James A, 2007, Sistem Informasi Akuntansi, (Edisi Keempat), Jakarta: Salemba Empat.

Malayu, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Edisi Revisi), Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi, 2008, Sistem Akuntansi, (Edisi Keempat), Jakarta: Salemba Empat.

S.R, Soemarso, 2009, American Accounting Association, (Edisi Terjemahan), Jakarta: Salemba Empat.

Sugiarso. G, dan Winarni. F, 2005, Dasar-dasar Akuntansi Perkantoran, (Cetakan Pertama), Yogyakarta: Media Pressindo.

Werren, Reeve, Fess, 2006, Accounting Pengantar, (Buku Dua), (Edisi Dua Puluh Satu), Jakarta: Salemba Empat.

Winarno, 2007, Sistem Informasi Akuntansi, (Edisi Dua), Yogyakarta: UPP STIM YKPN.


(63)

Tabel

Penetapan Upah Tetap pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan

Golongan Pekerja

Kisaran Nominal Upah Tetap Kode Golongan Pekerja Minimal Maksimal

Pekerja Utama Rp 8.724.000 Rp 18.118.000 P5-P1 Pekerja Madya Rp 4.560.000 Rp 9.469.000 P9-P6 Pekerja Biasa Rp 1.777.000 Rp 3.690.000 P16-P10

Pembina Rp 20.995.000 Rp 43.479.000 P1-P4


(64)

(1)

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis sampaikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis akan mencoba menarik kesimpulan dan mengajukan saran-saran yang mungkin akan bermanfaat dan berguna pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan di masa yang akan datang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kemukakan dengan landasan teori yang berhubungan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. PT Pertamina (Persero) MOR I Medan merupakan perusahaan dalam bidang minyak dan gas.

2. Struktur organisasi perusahaan adalah struktur organisasi yang berbentuk garis (line organization), yang telah memperlihatkan adanya pembagian tugas dan wewenang secara jelas, tegas, dan tepat antara bagian-bagian yang ada didalamnya.

3. Sistem pembayaran gaji dan upah yang tidak berbelit-belit sehingga menciptakan suatu efisiensi kerja dan mudah dimengerti oleh para karyawan. Masing-masing bagian telah melaksanakan fungsinya secara baik sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Gaji dan upah terendah di PT Pertamina (Persero) MOR I Medan sesuai standar UMR yang ditetapkan oleh pemerintah.


(2)

4. Sistem penggajian dan pengupahan pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan telah efektif karena gaji dan upah yang akan dibayarkan kepada karyawan telah didasarkan peraturan yang berlaku yaitu upah tetap ditambah dengan tunjangan daerah, tunjangan jabatan, dan upah-upah lainnya.

5. PT Pertamina (Persero) MOR I Medan memberikan hari libur bagi para karyawannya untuk meningkatkan semangat kerja yaitu pada hari libur perusahaan, hari libur nasional, cuti bersama hari-hari besar, dan cuti tahunan. Selain itu perusahaan memberikan cuti untuk keperluan lainnya, seperti cuti acara keluarga, cuti sakit, dan cuti melahirkan.

6. Prosedur penggajian dan pengupahan pada perusahaan ini sudai dimulai pada saat pemerimaan karyawan baru, pencatatan waktu hadir, perhitungan gaji dan upah, sampai dengan pembayaran gaji dan upah. Prosedur ini melibatkan beberapa bagian dengan wewenang yang berbeda-beda.

7. Sistem penggajian dan pengupahan yang berbentuk “range” dapat memacu semangat karyawan untuk meningkatkan prestasi mereka karena gaji dan upah yang akam mereka terima juga akan disesuaikan dengan prestasi yang mereka berikan pada perusahaan dan juga masa kerja.

B. Saran


(3)

Dengan pengetahuan yang sangat minim, di bawah ini penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran penulis adalah sebagai berikut :

1. Perlu dilakukannya pendekatan atau komunikasi yang baik antar setiap bagian yang ada di perusahaan agar terciptanya kerjasama yang baik antar karyawan.

2. Sebaiknya upah lembur yang diberikan kepada karyawan untuk lembur yang dilakukan baik pada hari-hari libur tidak sama. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan semangat para karyawan.

3. Perlu dilakukan sistem penggajian dan pengupahan tersebut harus sesuai denga kesepakatan bersama antar perusahaan dan karyawan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arfan Ikhsan, 2008, Akuntansi Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hall, James A, 2007, Sistem Informasi Akuntansi, (Edisi Keempat), Jakarta: Salemba Empat.

Malayu, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Edisi Revisi), Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi, 2008, Sistem Akuntansi, (Edisi Keempat), Jakarta: Salemba Empat.

S.R, Soemarso, 2009, American Accounting Association, (Edisi Terjemahan), Jakarta: Salemba Empat.

Sugiarso. G, dan Winarni. F, 2005, Dasar-dasar Akuntansi Perkantoran, (Cetakan Pertama), Yogyakarta: Media Pressindo.

Werren, Reeve, Fess, 2006, Accounting Pengantar, (Buku Dua), (Edisi Dua Puluh Satu), Jakarta: Salemba Empat.

Winarno, 2007, Sistem Informasi Akuntansi, (Edisi Dua), Yogyakarta: UPP STIM YKPN.


(5)

Tabel

Penetapan Upah Tetap pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan

Golongan Pekerja

Kisaran Nominal Upah Tetap Kode Golongan Pekerja Minimal Maksimal

Pekerja Utama Rp 8.724.000 Rp 18.118.000 P5-P1 Pekerja Madya Rp 4.560.000 Rp 9.469.000 P9-P6 Pekerja Biasa Rp 1.777.000 Rp 3.690.000 P16-P10

Pembina Rp 20.995.000 Rp 43.479.000 P1-P4


(6)