36
Menurut Team Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushola Kota Gede Yogyakarta dalam As’ad dan Budiyanto 1995:22 untuk menyeleksi calon Ustadz
ada beberapa hal dapat dijadikan pertimbangan yaitu: 1. Kefasihan membaca Al-Qur’an.
2. Penguasaan ilmu tajwid dan adab-adab membaca Al-Qur’an. 3. Kepribadian dan kemampuan mengajar
4. Sifat kebapakankeibuan. 5. Usia, tempat tinggal, dan sebagainya.
Setelah calon Ustadz ada, selanjutnya diadakan pembinaan yang berupa: 1. Penataran mengenai metodologi Iqra’.
2. Penataran dan sistem pengelolaan TPA. 3. Studi banding TPA yang sudah maju.
Dengan langkah-langkah tersebut di atas, InsyaAllah TPA yang dikelola akan lebih baik dan tercapai targetnya.
F. Kerangka Berpikir
Tujuan pokok pendidikan Islam adalah mendidik akhlak dan Pendidikan jiwa. Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.
Islam sangat memperhatikan secara khusus terhadap anak-anak dan pemuda, karena mereka adalah subjek pendidikan serta anggota keluarga yang berhak mendapatkan
lebih banyak pendidikan dan pengajaran. Tanggung jawab Islami, sesuai dengan dasar-dasar pendidikan modern,
terletak pada tiga pihak utama, yaitu keluarga lembaga informal, sekolah formal, dan masyarakat non formal. Lembaga non formal contohnya Taman Pendidikan Al-
Qur’an TPA yang merupakan lembaga pendidikan non formal yang mengajarkan
37
pendidikan baca tulis Al-Qur’an untuk anak usia SD. Lembaga ini, penyelenggaraannya ditangani oleh masyarakat Islam setempat. Seiring dengan
perkembangan jaman, selain berperan sebagai lembaga yang mengajarkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an sebagai materi pokoknya, TPA juga
berperan dalam pembinaan ibadah,aqidah dan akhlak anak. Ini terlihat dari pemberian materi tambahan seperti ibadah, aqidah, akhlak. Yang tujuannya mempersiapkan atau
mewujudkan santri agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang Qur’ani dan mencintai al-Qur’an sebagai pedoman dan pandangan hidup. Untuk membina akhlak
ini dilakukan dengan cara pemberian bimbingan sikap dan perilaku anak sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai
berikut.
Gambar 1 Kerangka Berpikir
. Pembinaan Akhlak
Faktor penghambat
Faktor pendorong TPA
Pribadi yang Qur’ani dan
mencintai Al- Qur’an sebagai
pandangan dan pedoman
hidupnya
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Tylor dalam bukunya Moleong 2002: 3 mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk mengkaji atau membuktikan kebenaran suatu teori tetapi teori yang sudah ada dikembangkan dengan
menggunakan data yang dikumpulkan.
B. Fokus Penelitian
Penentuan fokus suatu penelitian memiliki dua tujuan. Pertama penetapan fokus dapat membatasi study, jadi dalam hal ini fokus akan membatasi bidang
inquiri. Kedua penetapan fokus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi- eksklusi atau memasukan–mengeluarkan informasi yang baru diperoleh dilapangan
Moleong, 2002: 62 Mengingat pentingnya fokus penelitian tersebut, maka yang dijadikan fokus
dalam penelitian ini adalah : 1. Peranan TPA dalam melaksanakan pembinaan akhlak anak pada TPA At-
Thohiriyah desa Klampok, yang meliputi aspek pembinaan yang dilakukan di TPA dan akhlak anak. Aspek pembinaan mencakup: