K. PENGUPAHAN DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Tujuan pekerja melakukan pekerjaan adalah untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membiayai kehidupannya bersama keluarganya, yaitu penghasilan yang layak
bagi kemanusiaan. Penghasilan tadi dapat berupa upah yang diterimanya secara teratur dan berkala dan dapat pula berupa jaminan sosial.
1. UPAH
Kebijakan pemerintah terhadap upah pekerja diatur dalam Pasal 27 ayat 2 Undang- Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Kebijakan tersebut diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan Pasal 88 yang berbunyi : “Setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Upah minimum yang diatur dalam Pasal 89, terdiri dari : a. Upah minimum berdasarkan wilayah propinsi atau kabupaten atau kota UMPUMK.
b. Upah minimum berdasarkan sektor wilayah propinsi atau kabupatenkota. Upah minimum ditetapkan oleh Gubernur dengan rekomendasi dari dewan Pengupahan
Provinsi dan atau BupatiWali Kota. Pasal 90 ayat 1 Menjelaskan bahwa pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah
daripada Upah Minimum. Pasal 90 ayat 2 Menjelaskan bahwa pengusaha yang tidak mampu membayar Upah
Minimum dapat melakukan penangguhan. Tata cara penangguhan pelaksanaan Upah Minimum diatur lebih lanjut dalam Kepeutusan
Menteri No. 231 Tahun 2003.
69
Menurut Pasal 3 Keputusan Menteri tersebut dijelaskan bahwa : a. Permohonan penangguhan pelaksanaan Upah Minimum diajukan pengusaha kepada
Gubernur melalui Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Provinsi paling lambat 10 hari sebelum tanggal berlakunya Upah Minimum.
b. Permohonan penangguhan di dasarkan atas kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan pekerjaserikat pekerja yang tercatat.
Pasal 93 ayat 1 Menjelaskan bahwa upah tidak dibayar bila pekerja tidak melakukan pekerjaan AZAS NO WORK NO PAY.
Pasal 93 ayat 2 Menjelaskan bahwa ketentuan tersebut tidak berlaku dan pengusaha wajib membayar upah apabila ;
a. Pekerja sakit salama 12 bulan berturut-turut, dengan surat keterangan dokter. b. Pekerja perempuan yang sakit pada hari 1 dan ke 2 pada saat haid, sehingga tidak dapat
melakukan pekerjaan. c. Pekerja tidak masuk kerja karena pekerja menikah, menikahkan, mengkhitankan,
membaptiskan anaknya, istri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau istri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah
meninggal dunia. d. Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban
terhadap negara. e. Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang
diperintahkan agamanya. f. Pekerja bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan, tetapi pengusaha tidak
mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha.
g. Pekerja melaksanakan hak istirahat.
70
h. Pekerja melaksanakan tugas pekerjaserikat pekerja atas persetujuan pengusaha. i. Pekerja melaksanakan tugas pendidikan dari peru-sahaan.
Pasal 93 ayat 3 Menjelaskan bahwa upah yang dibayarkan kepada pekerja yang sakit selama 12 bulan berturut-turut diatur sebagai berikut :
a. Untuk 4 bulan pertama, dibayar 100 x upah. b. Untuk 4 bulan ke dua dibayar 75 x upah.
c. Untuk 4 bulan ke tiga dibayar 50 x upah. d. Untuk bulan berikutnya dibayar 25 dari upah sebelum pemutusan hubungan dilakukan
pengusaha. Pasal 93 ayat 4 Menjelaskan bahwa upah yang dibayarkan kepada pekerja yang tidak
masuk bekerja sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 2 huruf c diatur sebagai berikut : a. Pekerja menikah, dibayar untuk selama 3 hari.
b. Menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 hari. c. Mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 hari.
d. Membaptiskan anaknya dibayar untuk selama 2 hari. e. Istri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 hari.
f. SuamiIstri, orang tuamertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar untuk selama 2 hari.
g. Anggota keluarga dalam 1 rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 2 hari. Pasal 93 ayat 5 Menjelaskan bahwa pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 2 ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perundang-undangan atau perjanjian kerja bersama.
71
2. JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA JAMSOSTEK a. sejarah