4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Koleksi dan Karakterisasi Karang Lunak
Pada penelitian ini, karang lunak dikoleksi dari perairan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu pada kedalaman 2-14 m. Perairan Pulau Panggang merupakan
lokasi yang masih cukup baik, hal ini dikarenakan oleh penutupan terumbu karang termasuk dalam kategori sedang sampai baik 34,72-62,68 dengan indeks
keanekaragaman berkisar antara 0,2-2,81 Mahaza 2003. Peta lokasi disajikan pada Lampiran 1.
Karang lunak yang diperoleh disimpan dalam media pelarut metanol hingga terendam, kemudian ditransportasikan dalam keadaan dingin. Ada lima
jenis karang lunak yang diperoleh, yaitu Sarcophyton sp., Sinularia sp., Nephthea, Xenia sp. dan Dendronephthya. Kelima jenis karang lunak dapat dilihat pada
Gambar 6. Karang lunak diidentifikasi berdasarkan bentuk morfologi dan warna Manuputty 2002. Hasil identifikasi karang lunak disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil karakterisasi karang lunak
Jenis karang lunak
Polip Bentuk
pertumbuhan Bentuk
kapitalum Warna Penyebaran
Sarcophyton sp. Autosoid
Seperti jamur Melebar
seperti jamur
Krem keabuan
15 m Sinularia sp. Autosoid
Merambat encrusting
Bertangkai pendek
Coklat muda
20 m Nephthea
Sifonosoid Seperti pohon
arborescen Bertangkai
pendek dengan
cabang primer
bergerombol Coklat
atau abu- abu
10 m
Xenia sp. Sifonosoid Merambat
dimana cabangnya
berbentuk seperti payung
umbellata Kecil-kecil
dengan tangkai
pendek Coklat
muda 10 m
Dendronephthya Sifonosoid
Seperti pohon arborescen
Bertangkai, memiliki
duri-duri Merah,
kuning, oranye,
ungu dan putih
10 m
Foto bawah air Nephthea 2 m Foto atas air Nephthea
Foto bawah air Sarcophyton sp. 2 m Foto atas air Sarcophyton sp.
Foto bawah air Sinularia sp. 3 m Foto atas air Sinularia sp.
Foto bawah air Xenia sp. 2 m Foto atas air Xenia sp.
Foto bawah air Dendronephthya 14 m Foto atas air Dendronephthya
Gambar 6. Karang lunak hasil koleksi dari Perairan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu
Sarcophyton sp. merupakan karang lunak dari famili Alcyoniidae Verseveldt 1983 diacu dalam Manuputty 2002. Karang lunak jenis ini
biasanya berukuran besar, mempunyai tangkai berwarna putih atau senada dengan kapitulum. Kapitulum melebar seperti jamur atau bundar dengan bagian tepi
berlekuk atau melipat, permukaan halus seperti beludru, jumlah polip autosoid lebih banyak. Koloni yang masih muda dan baru tumbuh berbentuk
jamur. Warna koloni krem atau krem keabuan. Penyebaran karang lunak ini dari rataan terumbu sampai kedalaman 15 meter dengan konsentrasi pada
kedalaman 3-10 meter. Sinularia sp. termasuk ke dalam famili Alcyoniidae Verseveldt 1983
diacu dalam Manuputty 2002. Koloninya bertangkai atau merambat encrusting. Kapitulum lebar, lobata pada yang merambat, yang bertangkai digitata, aboresen
atau glomerata. Polip monomorfik yaitu tidak memiliki sifonosoid, dan retraktil. Warna koloni krem, coklat muda atau abu-abu. Penyebaran karang lunak
ini dari rataan terumbu sampai kedalaman 20 meter. Anggota dari marga Sinularia sangat banyak sehingga untuk membedakan jenis yang satu dengan
lainnya tidak cukup hanya dengan ciri-ciri morfologinya saja. Untuk itu harus dibedakan dari bentuk sklerit atau spikulanya.
Nephthea merupakan karang lunak yang termasuk ke dalam famili Neptheidae Verseveldt 1977 diacu dalam Manuputty,
2002. Koloninya berbentuk pohon atau semak arboresen, lunak dan dinding koloni
berbentuk kanal-kanal yang tersusun memanjang, tipis dan gampang sobek, bertangkai dengan kapitulum lobata atau glomerata. Polip non retraktil, tersusun
berkelompok pada ujung lobus, mengandung spikula yang tersusun rapi berfungsi sebagai penyokong tubuh. Tangkai berwarna abu-abu sampai putih, lobus krem,
abu-abu atau coklat. Penyebaran karang lunak ini dari rataan terumbu sampai kedalaman 10 meter.
Dendronephthya merupakan marga yang terkenal karena keindahan warna, dan bentuk koloninya. Memiliki koloni arboresen, percabangan divarikata,
glomerata, atau umbellata. Tangkai transparan disokong oleh dengan deretan spikula yang tersusun rapi dan nampak jelas sampai ke lobus. Polip non retraktil
terdapat di ujung cabang dengan spikula yang berwarna-warni, pada masing-
masing jenis mempunyai warna tersendiri sehingga memberikan kesan indah. Warna koloni merah, kuning, oranye, ungu tua, ungu muda dan putih.
Umumnya ditemukan di tempat yang agak dalam di kedalaman di bawah 10 meter dan terlindung di balik bongkahan karang Bayer 1956; Verseveldt 1977 diacu
dalam Manuputty 2002. Xenia sp. merupakan karang lunak yang termasuk ke dalam famili
Xeniidae Bayer 1956; Verseveldt 1977 diacu dalam Manuputty 2002. Memiliki koloni yang kecil, tangkai pendek dan kolumnar, umbellata dengan
percabangan yang jarang. Polip lebih besar dari Alcyonacea lainnya, non retraktil dan monomorfik. Tentakel memiliki deretan duri pinnula di bagian tepinya.
Masing-masing polip tersusun rapi pada kapitulum dan bila ditemukan percabangan atau polip yang rapat, permukaan atas kapitulum masih tetap
nampak. Warna koloni abu-abu, krem sampai coklat muda, ditemukan dari rataan terumbu sampai kedalaman 10 meter.
4.2.
Penapisan Enzim Protease Asal Bakteri Patogen
Bakteri yang tergolong ke dalam penghasil protease adalah bakteri yang memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang di
produksi di dalam sel kemudian dilepaskan ke luar sel Suhartono 1992. Penapisan enzim protease asal bakteri patogen ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan bakteri patogen dalam memproduksi enzim protease secara ekstraseluler atau yang biasa disebut indeks proteolitik. Nilai dari suatu indeks
proteolitik diperoleh dari diameter zona
bening yang
terbentuk. Indeks proteolitik yang dihasilkan oleh empat jenis bakteri dapat dilihat pada
Gambar 7 dan Lampiran 2. Berdasarkan hasil penapisan empat bakteri patogen, yaitu Escherichia coli,
Staphylococus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan Aeromonas hydrophyla diperoleh indeks proteolitik masing-masing secara berturut-turut.yaitu 1,42; 1,29;
1,95; 1,57. Data tersebut menunjukkan Pseudomonas aeruginosa memiliki indeks proteolitik paling tinggi.
Ket : A= Escherichia coli
C= Pseudomonas aeroginosa
1.42 1.29
1.95 1.57
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
A B C
D
Bakteri Patogen IP
B= Staphylococus aureus D= Aeromonas hydrophyla
Gambar 7. Indeks proteolitik bakteri patogen Enzim protease dihasilkan secara ekstraseluler untuk menghidrolisis
nutrisi protein menjadi peptida dan amino yang terdapat di dalam media LA skim 2 yang ditandai dengan adanya zona bening. Hidrolisis protein ini berperan
dalam reduksi proses metabolisme, mekanisme patogenesis, germinasi spora dan proses biologi lainnya Ward 1985 diacu dalam Febrian 2004. Hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan hasil bahwa Pseudomonas aeruginosa memiliki kemampuan tertinggi untuk menghasilkan enzim protease dengan indeks
proteolitik sebesar 4,7 Baehaki 2004. Protease yang dihasilkan oleh bakteri ini adalah metaloprotease ekstraseluler, elastase dan alkalin protease, semakin tinggi
jenis protease yang dihasilkan maka berkorelasi dengan tingkat patogenitasnya Hase dan Finkelstein 1993.
4.3. Ekstraksi Komponen Inhibitor Protease dari Karang Lunak