diperoleh peneliti, jumlah keseluruhan anggota Satpol PP Kota Semarang yang bertugas di lapangan tercatat sebanyak 90 orang.
Atas dasar kriteria populasi diatas, berikut petunjuk tabel mengenai data anggota Satpol PP Kota Semarang yang bertugas di lapangan dengan rincian
sebagai berikut.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi
No Jabatan
Jumlah Anggota 1
Komandan Regu 4
2 Wakil Komandan Regu
4 3
Anggota 82
4 Total
90 Penelitian ini menggunakan jenis penelitian populasi atau sering disebut
dengan studi populasi atau studi sensus. Studi populasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti semua elemen yang ada di wilayah penelitian
Arikunto, 2010:174. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu subjeknya meliputi
semua yang terdapat di dalam populasi, maka juga disebut sensus. Objek populasi yang diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan dan kesimpulan itu berlaku untuk
seluruh populasi.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk dalam mengumpulkan data penelitiannya Arikunto, 2010:203. Metode
pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti Azwar 2010:91. Untuk menentukan
metode pengumpulan data perlu dilakukan pemilihan metode yang signifikan dengan permasalahan dalam penelitian.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala psikologis dengan pengujian instrumen yang digunakan try out terpakai. Try out terpakai
adalah pengambilan data terhadap subjek uji coba yang hanya dilakukan sebanyak satu kali karena pemberian instrumen yang kedua akan menghasilkan data yang
tidak murni lagi karena telah terjadi carry over effect atau practice effect Arikunto, 2010:162. Proses pengujian instrumen dilakukan dengan satu
instrument yang diberikan pada subjek yang sama, dan hasil yang mendukung valid penelitian akan dianalisis dan yang tidak mendukung tidak valid tidak
ikut dianalisis. Try out terpakai digunakan juga dikarenakan subjek yang terbatas. Data akan dikumpulkan melalui skala psikologis. Skala psikologis selalu
mengacu kepada alat ukur aspek atau atribut afektif. Skala terdiri dari daftar pertanyaan atau pernyataan yang diajukan agar dijawab oleh responden dan
interpretasi jawaban responden dapat merupakan proyeksi dari perasaan responden.
Alasan peneliti
menggunakan skala
psikologi sebagai
metode pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Data yang diungkap berupa konstrak atau konsep psikologi yang menggambarkan kepribadian individu.
2. Pertanyaan sebagai stimulus tertentu pada indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi keadaan dari diri subjek yang tidak disadari
oleh responden.
3. Responden tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut Azwar , 2005:5.
Azwar 2005:3 menyebutkan karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi, yaitu:
1. Stimulus berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator
perilaku dari atribut yang bersangkutan. Dalam hal ini, meskipun subjek yang diukur memahami pertanyaan atau pernyataan namun tidak mengetahui arah
jawabannya yang dikehendaki oleh pertanyaan yang diajukan sehingga jawaban yang diberikan akan tergantung pada interpretasi subjek terhadap
pertanyaan tersebut dan jawabannya lebih bersifat proyektif, yaitu berupa proyeksi diri perasaan atau kepribadiannya.
2. Dikarenakan atribut psikologi diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan
dalam bentuk item-item, maka skala psikologi selalu berisi banyak item. Jawaban subyek terhadap suatu item baru merupakan sebagian dari banyak
indikasi mengenai atribut yang diukur, sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis baru dapat dicapai bila semua item telah direspons.
3. Respons subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-
sungguh. Hanya saja, jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala konflik peran. Skala ini disusun untuk mengungkap konflik peran yang dialami anggota Satpol PP kota
Semarang yang bertugas di lapangan. Bagaimana gambaran konflik peran yang dialami anggota Satpol PP, bagaimana menjalankan peran sebagai anggota Satpol
PP, serta bagaimana anggota Satpol PP dapat mengenali, mamahami, dan mengatasi konflik dalam diri. Indikator dalam skala konflik peran ini meliputi :
1. Adanya perbedaan atau ketidaksesuaian tindakan dengan harapan. Indikatornya adalah merasa memiliki sumber daya yang terbatas,
mengesampingkan aturan perilaku tidak disiplin, dan tanggung jawab yang terbengkalai.
2. Adanya pertentangan antara nilai-nilai hidup dengan peran yang dimiliki. Indikator adalah adanya tekanan dan merasa pelaksanaan peran yang satu
akan mempengaruhi hasil pelaksanaan peran lain. Skala konflik peran pada anggota Satpol PP ini menggunakan model skala
Likert, di mana terdapat item favourable dan item unfavorable dengan respon jawaban mulai dari Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Netral N, Tidak Sesuai TS
dan Sangat Tidak Sesuai STS. Pemberian skor untuk aitem favorable adalah skor 0 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai STS, skor 1 untuk jawaban Tidak
Sesuai TS, skor 2 untuk jawaban Netral N, skor 3 untuk jawaban Sesuai S, dan skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai SS. Sedangkan skor-skor jawaban
untuk aitem unfavorable berlaku sebaliknya, yaitu skor 0 untuk jawaban Sangat Sesuai SS, skor 1 untuk jawaban Sesuai S, skor 2 untuk jawaban Netral N,
skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai TS, dan skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak
Sesuai STS. Tabel 3.2 Kriteria dan Nilai Alternatif Jawaban Skala Psikologi
No Kriteria
Favorabel Unfavorabel
1. Sangat Sesuai SS
4 2.
Sesuai S 3
1 3.
Netral N 2
2 4.
Kurang Sesuai KS 1
3 5.
Sangat Tidak Sesuai STS 4
Menurut Azwar 2005:26 yang dimaksud dengan pernyataan favorabel adalah pernyataan yang mendukung gagasan, memihak atau menunjukkan ciri
adanya atribut yang diukur. Sebaliknya, item yang isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur disebut item unfavorable
Sedangkan sebaran nomor item pada instrumen konflik peran terdapat
pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3 Blue-print Skala Konflik Peran
No .
Aspek-aspek Konflik Peran
Indikator Sebaran item
Persentase Favorable
Unfavorable 1.
Adanya perbedaan
atau ketidaksesuaian tindakan
dengan harapan.
Merasa kehilangan semangat kerja
1,6, 12, 19, 21
7, 13, 14, 22, 39
20
Mengesampingkan aturan
8, 16, 18, 26, 33
9, 23, 27, 28, 41
20
Tanggung jawab terhadap pekerjaan
4, 25, 32, 45, 50
30, 34, 46, 47, 49
20 2.
Adanya pertentangan antara
nilai-nilai hidup dengan peran
yang dimiliki Adanya tekanan
2, 5, 37, 40, 44
11, 15, 29, 36, 48,
20 Merasapelaksanaan
peran yang satu akan mempengaruhi peran
yang lain. 3, 17, 20,
10, 31 24, 35, 42,
38, 43 20
Jumlah Total 25
25 100
3.6. Validitas dan Reliabilitas