Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Mempunyai sifat
73
Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Termasuk sumber daya alam
satwa liar adalah penghuni hutan, penghuni padang rumput, penghuni padang ilalang, penghuni stepa, dan penghuni savana,
misalnya harimau, gajah, kera, ular, babi hutan, bermacam-macam burung, serangga, dan lainnya.
Termasuk sumber daya alam hewan piaraan antara lain lembu, kuda, domba, kelinci, anjing, kucing, bermacam-macam
unggas, ikan hias, ikan lele dumbo, ikan lele lokal, keong, dan siput. Terhadap hewan peliharaan itulah sifat terbarukan
dikembangkan dengan baik. Selain mengambil hasil dari peternakan dan perikanan, manusia juga melakukan persilangan
untuk mencari bibit unggul guna menambah keanekaragaman ternak.
Dipandang dari peranannya, hewan dapat digolongkan sebagai berikut.
a Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, itik, ikan lele,
dan ikan mujair. b
Sumber sandang, antara lain bulu domba dan ulat sutera. c
Sumber obat-obatan, antara lain ular kobra dan lebah madu. d
Piaraan, antara lain kucing, burung, dan ikan hias. Untuk menjaga kelestarian langka, maka penangkapan hewan-
hewan dan juga perburuan haruslah menaati peraturan tertentu seperti berikut ini.
a Para pemburu harus mempunyai lisensi surat izin berburu.
b Senjata untuk berburu harus tertentu macamnya.
c Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan.
d Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya kepada
petugas sebagai tropy, misalnya tanduknya. e
Tidak boleh berburu hewan-hewan langka. f
Ada hewan yang boleh ditangkap hanya pada bulan-bulan tertentu saja. Misalnya, ikan salmon pada musim berbiak di
sungai tidak boleh ditangkap, atau kura-kura pada musim akan bertelur.
74 b.
Sumber Daya Lahan
Lahan sebagai suatu kesatuan dari sejumlah sumber daya alam yang tetap dan terbatas dapat mengalami kerusakan dan
atau penurunan produktivitas sumber daya alam tersebut Jamulya, 1991:1.
Keberadaan lahan haruslah terpelihara sedemikian rupa agar dapat terus memberikan produktivitas terhadap produksi pertanian.
Sebab, apabila lahan ini rusak, maka produktivitas pertanian akan menurut, begitu pula sebaliknya. Sifat-sifat atau atribut lahan yang
berpengaruh terhadap produktivitas lahan ialah seperti tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, curah hujan, distribusi
hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi, dan sebagainya. Sifat-sifat lahan tersebut untuk suatu penggunaan. Jadi, belum
dapat menentukan kelas kemampuan lahan. Akan tetapi, sifat-sifat lahan tersebut menentukan atau memengaruhi perilaku lahan yaitu
bagaimana ketersediaan air, peredaran udara, perkembangan akar, kepekaan erosi, ketersediaan unsur hara, dan sebagainya.
Perilaku lahan yang menentukan pertumbuhan tumbuhan tersebut disebut kualitas lahan Jamulya, 1991: 2.
1 Berbagai Kendala dalam Upaya Pemanfaatan Lahan Potensial
a Kendala Internal
Kendala internal yaitu kendala yang timbul dari lahan itu sendiri, misalnya:
1 wilayah lahan pantai besar kemungkinannya untuk
terhantam oleh air pasang, badai, atau peningkatan suhu yang tinggi;
2 wilayah dataran rendah, karena sifat lahannya, maka lebih mudah terserang banjir; dan
3 wilayah dataran tinggi memungkinkan untuk terkena erosi atau longsor.
b Kendala Eksternal
Kendala eksternal yaitu kendala yang berasal dari faktor luar lahan yang bersangkutan, misalnya:
1 faktor politik, contohnya adanya undang-undang
pembatasan kepemilikan lahan pertanian oleh pihak perseorangan;
75
2 faktor ekonomi, contohnya keterbatasan dana, kelangkaan barang atau jasa, dan sebagainya;
3 faktor sosial budaya, contohnya masyarakat tertentu yang tidak mau menerima pembukaan lahan industri, adat yang
masih primitif, dan lain-lain; 4 faktor keamanan, contohnya banyaknya gangguan
binatang buas, perampokan, dan sebagainya.
2 Upaya Pelestarian
Pemanfaatan lahan potensial perlu diimbangi dengan pembangunan lingkungan hidupnya berupa pemeliharaan dan
perlindungan terhadap tanah, tumbuh-tumbuhan, hewan, air, dan lain-lain agar memiliki daya guna. Pemeliharaan dan perlindungan
itu, antara lain sebagai berikut. a
Penanaman kembali lahan-lahan yang gundul. Upaya ini bertujuan untuk memelihara kesuburan tanah dari ancaman
adanya erosi dan longsor.
b Peremajaan hutan.
c Pembuatan terasering. Bertujuan untuk mencegah terjadinya
erosi. d
Pembatasan lahan untuk pertanian, yaitu hanya pada lereng- lereng yang memiliki kecuraman dari 45°. Lereng yang
berkecuraman lebih dari 45° apalagi bila vegetasinya kurang, maka potensi untuk timbulnya erosi lebih besar.
e Pembuatan saluran pembuangan air menurut konturnya.
f Penanaman pohon-pohon pelindung.
g Teknis penanaman dengan sistem kontur.
h Penanaman lahan dengan sistem tumpang sari.
Berbagai usaha untuk meningkatkan produksi lahan potensial, terutama sebagai lahan pertanian, meliputi usaha jangka pendek
dan usaha jangka panjang. a
Usaha jangka pendek Usaha ini dilakukan dengan jalan:
1 memberikan bimbingan kepada para petani melalui
program Pasca Usaha Tani; a usaha-usaha perbaikan dan penyelenggaraan
irigasi, b pengelolaan tanah yang baik,
76
c pemakaian bibit unggul, d pemupukan, dan
e pemberantasan hama tanaman;
2 memperluas pemakaian bibit unggul; 3 memperluas pemakaian pupuk dan pemberantasan
hama; 4 pembentukan badan-badan atau lembaga-lembaga,
seperti BULOG Badan Usaha Logistik, DOLOG Depot Logistik, BUUD Badan Usaha Unit Desa, dan KUD
Koperasi Unit Desa;
5 mendirikan penelitian pertanian, pendidikan pertanian, kursus-kursus pertanian, kader-kader tani, kontak tani
dengan melalui siaran pedesaan. b
Usaha Jangka Panjang Usaha ini bertujuan untuk menunjang pelaksanaan jangka
pendek. Usaha-usaha peningkatan lahan potensial jangka panjang itu, di antaranya, adalah dengan pembangunan irigasi. Irigasi
berfungsi sebagai sarana yang menunjang terhadap peningkatan produksi pertanian, pengamanan daerah pertanian, serta
menunjang terhadap kepentingan-kepentingan ekonomis penduduk lainnya.