Triangulated Irregular Network. TIN adalah model data vektor berbasiskan topologi yang digunakan untuk mempresentasikan data permukaan bumi. Setelah
TIN terbentuk selanjutnya dilakukan pengolahan terhadap TIN tersebut untuk memperoleh peta ketinggian dan peta kemiringan lereng dengan data berbasis
raster.
4.4.1.3. Peta Tingkat Gangguan
Peta tingkat gangguan dibuat dengan mengelompokan pola aktifitas masyarakat di lokasi penelitian. Parameter yang digunakan dalam pembagian
tingkat gangguan ini adalah interaksi atau kegiatan dan tingkat keberadaan manusia di lokasi tersebut. Dengan mengasumsikan bahwa pusat aktifitas manusia
berada pada pemukiman maka peta tingkat gangguan dibuat berdasarkan jarak dari perkampungan tersebut. Semakin jauh suatu lokasi atau daerah dari
pemukiman, maka gangguan terhadap elang semakin kecil.
4.4.1.4. Peta Pengaruh Keberadaan Hutan Alam
Peta pengaruh keberadaan hutan alam dibuat dengan membuat buffer jarak dari hutan alam Suaka Margasatwa Gunung sawal. Buffer tersebut kemudian
dianalisis keterkaitannya dengan titik-titik perjumpaan elang di lokasi penelitian.
4.4.2. Analisis Komponen Utama Principle Component Analysis
Analisis komponen utama dilakukan dengan menggunakan software SPSS 1.3. Analisis komponen utama dilakukan untuk mengetahui faktor fisik yang
paling berpengaruh terhadap sebaran Elang, berdasarkan letak titik perjumpaan dengan masing-masing layer yaitu penutupan lahan, ketinggian, kemiringan
lereng, tingkat gangguan, dan jarak hutan alam. Selanjutnya dari hasil PCA dapat ditentukan bobot masing-masing faktor yang paling berpengaruh terhadap sebaran
Elang.
4.4.3. Analisis Peta Kesesuaian Habitat
Peta kesesuaian habitat Elang akan dikelaskan menjadi 3 kelas kesesuaian yaitu kesesuaian tinggi, kesesuaian sedang dan kesesuaian rendah. Nilai selang
skor klasifikasi kesesuaian habitat dihitung dari nilai skor tertinggi dikurangi nilai skor terendah dimana hasilnya kemudian dibagi dengan banyaknya klasifikasi
kesesuaian habitat. Kemudian dilakukan validasi model untuk mengetahui nilai akurasi klasifikasi kesesuaian habitat. Validasi dilakukan dengan membandingkan
jumlah seluruh individu Elang yang sesuai dengan hasil model dengan yang ditemukan di lapangan. Jika nilai akurasinya 75 maka peta kesesuaian habitat
dapat diterima akan tetapi jika nilainya 75 maka peta kesesuaian habitat tidak dapat diterima.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
5.1.1. Habitat Elang
Terdapat lima tipe habitat di lokasi penelitian yaitu hutan alam, hutan masyarakat, kebun, pesawahan dan pemukiman. Hutan masyarakat memiliki
luasan paling luas 12722.04 ha atau 48.87, diikuti dengan kebun 5815.89 ha atau 22.34, pesawahan 2770.02 ha atau 10.64, hutan alam 2723.58 ha atau
10.46, dan pemukiman 2000.61 ha atau 7.69. Luas area tiap tipe habitat dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas setiap tipe habitat elang di lokasi penelitian
Tipe Habitat Luas Ha
Persentase
Hutan Alam 2723.58
10.46 Hutan Masyarakat
12722.04 48.87
Kebun 5815.89
22.34 Pesawahan
2770.02 10.64
Pemukiman 2000.61
7.69
5.1.1.1.Hutan Masyarakat
Hutan masyarakat adalah hutan tanaman yang dikelola oleh masyarakat atau pemerintah Perhutani atau Pemda. Jenis vegetasi yang mendominasi adalah
sengon Paraserienthes falcataria, mahoni Swietenia sp, dan berbagai jenis tanaman penghasil buah dan kayu yang lainya seperti pete, melinjo, kopi, kelapa
dan lain-lain Gambar 6. Tipe habitat hutan masyarakat ini umumnya memiliki
ketinggian dan kerapatan tajuk yang relatif sama.
Gambar 6. Tipe habitat hutan masyarakat dengan vegetasi dominan sengon Paraserienthes falcataria dan kelapa Cocos nucifera.