1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan adalah bagaimana menganalisis Metode Fuzzy Analytical Hirarcy Processing Dalam
Menentukan Posisi Jabatan.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan aplikasi Analisis Metode Fuzzy Analytical Hirarcy Processing adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis Fuzzy Analytical Hirarcy Processing dalam menentukan kriteria posisi jabatan.
2. Mengetahui apakah perancangan Analisis Fuzzy Analytical Hirarcy Processing berjalan dengan baik dalam analisis keputusan.
1.4 Batasan Masalah Ruang Lingkup Kajian
Batasan masalah dalam membangun aplikasi A n a l i s i s Metode Analytical Hirarcy Processing Dalam Menentukan Posisi Jabatan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian di rancang dan di modelkan dalam menentukan banyak kriteria posisi jabatan.
2. Keluaran hasil aplikasi adalah suatu pemodelan dalam menetukan analisis keputusan untuk kenaikan jabatan
3. Penelitian dilakukan di PT. Bintang Tirta Kesturi Agency Bank Negara Indonesia.
4. Aplikasi yang dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Delphi7. 5. Database yang digunakan adalah Mysql
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI
Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai
dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan yang diajukan serta membantu dalam penyusunan instrument penelitian.
2.1 Definisi Model
Representasi sistem atau masalah berdasarkan model dapat dilakukan dengan berbagai macam tingkat abstraksi.
2.1.1 Model iconik skala
Sebuah model iconik, model abstraksi terkecil adalah replika fisik sebuah sistem, biasanya pada suatu skala yang berbeda dari aslinya. Model iconik dapat muncul
pada tiga dimensi miniature maket, sebagaimana pesawat terbang, mobil, jembatan, atau alur produksi. Photografi adalah jenis model skala iconik yang lain, tetapi hanya
dalam dua dimensi. 2.1.2
Model analog Sebuah model yang tidak tampak mirip dengan model aslinya, tetapi bersifat seperti
sistem aslinya. Model analog lebih abstrak dari model iconik dan merupakan perpresentasi simbolik dari realitas. Model ini biasanya berbentuk bagan atau
diagram 2 dimensi, dapat berupa model fisik, tetapi bentuk model berbeda dari bentuk sistem nyata. Berikut beberapa contoh lain :
1. Bagan organisasi yang menggambarkan hubungan struktur otoritas, dan tanggung jawab.
2. Sebuah peta dimana warna yang berbeda menunjukkan obyek yang berbeda misalnya sungai atau pegunungan.
3. Bagan pasar modal yang menunjukkan pergerakan harga saham. 4. Cetak biru dari sebuah mesin atau rumah.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Model matematik quantitatif
Kompleksitas hubungan pada banyak sistem organisasional tidak dapat disajikan secara model icon atau model analog, atau representasi semacam itu malah dapat
menimbulkan kesulitan dan membutuhkan banyak waktu dalam pemakaiannya. Oleh karena itu model yang tepat dideskripsikan dengan model matematis.
2.2 Konsep pengukuran kinerja