Panguasaan Jumlah Keefektifan Kelompok Tani, adalah tingkat atau derajat pencapaian tujuan

Anggota kelompok tani yang pekerjaan utamanya sebagai petani mencapai 90 persen. Anggota kelompok tani lainnya bekerja sebagai penjaga vila, karyawan perkebunan, tukang bangunan, tukang ojek, peternak, pedagang, penjaga toko, staf desa, tukang ojek, sopir angkutan kota, pensiunan, dan satpam. Anggota kelompok tani yang termasuk dalam kategori memiliki pekerjaan dengan tingkat keterampilan sedang Tabel 15 adalah mereka yang memiliki pekerjaan utama petani namun juga memiliki pekerjaan tambahan yang memerlukan keterampilan tambahan seperti petani jamur, petani bunga, sebagai staf desa, dan sebagai pegawai asuransi. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan anggota kelompok tani pada sektor pertaniankehutanan di daerah penelitian ini cukup tinggi. Tabel 15 juga menyajikan data pendapatan anggota kelompok tani. Sebagian besar 85,8 persen anggota kelompok tani berpendapatan kurang dari Rp 1.000.000 per bulan. Hanya 14,3 persen anggota kelompok tani yang berpendapatan tinggi Rp 1.000.000,- per bulan. Jika dikaitkan dengan jenis pekerjaan anggota kelompok tani yang sebagian besar sebagai petani, hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian belum mampu memberi kontribusi pada tingkat pendapatan masyarakat yang memadai. Hal ini diperkuat oleh keadaan di Ganda Manah, di mana sekalipun penguasaan lahan mereka tinggi namun pendapatan mereka rendah. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar lahan yang dikuasai ternyata lahan milik orang lain 64 persen dengan luas rata-rata penguasaan lahan 0,28 ha. Dengan status penguasaan lahan yang demikian, maka masyarakat tidak bisa menguasai sepenuhnya lahan tersebut untuk usaha pertanian atau konservasi tanah dan air. Hanya terdapat 19,9 persen yang merupakan lahan milik sendiri Tabel 16 dengan luas rata-rata 0,14 ha. Tabel 16. Jenis Penguasaan Lahan Anggota Kelompok Tani Jumlah Rata-rata Penguasaan Lahan ha Jenis Penguasaan Lahan n Lahan milik sendiri 32 20,0 0,15 Lahan milik orang lain 103 64,0 0,28 Lahan sewa 13 8,0 0,03 Lainnya kombinasi milik sendiri, orang lain dan sewa 13 8,0 - Total 161 100,0 - Sebagian besar anggota kelompok tani yang diteliti 75 persen memiliki jumlah tanggungan keluarga lebih dari tiga orang, yaitu ada 50,3 persen yang jumlah tanggungannya 3-5 orang dan 26,1 persen yang jumlah tanggungannya lebih dari lima orang. Hal ini menunjukkan bahwa program keluarga berencana di daerah penelitian ini belum berhasil, sehingga perlu mendapatkan perhatian dari pihak terkait. Jika tidak mendapatkan perhatian yang memadai tidak tertutup kemungkinan akan menimbulkan kerawanan sosial, mengingat pendapatan keluarganya masih cukup rendah. Akses terhadap Media Massa, Gaya Komunikasi Anggota dan Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Terdapat 41 persen anggota kelompok tani yang akses ke media massanya rendah artinya mereka tidak atau hanya mengakses media massa satu kali dalam sehari, walaupun sebagian besar anggota kelompok tani 77,6 persen memiliki TV dan lebih dari separuh anggota kelompok tani 51,6 persen memiliki radio Tabel 17. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ma’mir 2001 yang menjelaskan bahwa petani kurang memanfaatkan media massa sebagai sumber informasi, namun mereka lebih banyak memanfaatkan saluran informasi interpersonal. Tabel 17. Kepemilikan Media Massa dari Anggota Kelompok Tani Jumlah No Kepemilikan Media Massa n

1. Memiliki Radio

Tidak memiliki 78 48,4 Memiliki 83 51,6 T o t a l 161 100,0

2. Memiliki Televisi TV

Tidak memiliki 36 22,4 Memiliki 125 77,6 T o t a l 161 100,0

3. Berlangganan Koran

Tidak berlangganan 157 97,5 Berlangganan 4 2,5 T o t a l 161 100,0

4. Berlangganan Majalah

Tidak berlangganan 160 99,4 Berlangganan 1 0,6 T o t a l 160 100,0 Ada sebanyak 9,3 persen anggota kelompok tani yang memiliki akses yang tinggi terhadap media massa mengakses media massa lebih tiga kalihari, sebagian dari mereka, terdapat satu orang yang berlangganan majalah dan empat orang yang berlangganan koran. Jika yang memiliki akses media massa tinggi ini difasilitasi untuk berbagi informasi kepada anggota yang memiliki akses media massa rendah, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan informasi di antara keduanya. Sebagian besar 50,9 persen gaya komunikasi anggota kelompok tani adalah berbasis linier linier dan linier-relational, artinya anggota kelompok tani cenderung menunggu perintah dari pemimpin kelompok dan bertanya jika ada hal yang kurang jelas atau diragukan. Inisiatif tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan konservasi tanah air masih lebih banyak datang dari para pemimpin dibanding dari para anggota kelompok tani. Hal ini disebabkan tingkat pendidikan anggota kelompok tani yang masih rendah sebagaimana telah diuraikan di bagian sebelumnya. Tingkat pendidikan yang rendah juga berimplikasi pada tingkat partisipasi anggota kelompok tani yang cenderung rendah pula 49 persen. Tabel 18. Sebaran Anggota Kelompok Tani menurut Akses ke Media Massa, Gaya Komunikasi, Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani No Karakteristik Kategori Kaliwung Kalimuncar Kali Cimandala Bunga Wortel Ganda Manah Total n n n n N

1. Akses ke

Media massa Rendah 20 45,5 22 55,0 17 28,3 7 41,2 66 41,0 Sedang 22 50,0 18 45,0 31 51,7 9 52,9 80 49,7 Tinggi 2 4,5 0 0,0 12 20,0 1 5,9 15 9,3 Total 44 100,0 40 100,0 60 100,0 17 100,0 161 100,0

2. Gaya

Komunikasi Anggota Linier 10 22,7 14 35,0 2 3,3 2 11,8 28 17,4 Linier- Relational 10 22,7 16 40,0 23 38,3 5 29,4 54 33,5 Relational- Convergence 10 22,7 5 12,5 16 26,7 5 29,4 36 22,4 Convergence 14 31,8 5 12,5 19 31,7 5 29,4 43 26,7 Total 44 100,0 40 100,0 60 100,0 17 100,0 161 100,0

3. Tingkat

Partisipasi Rendah 12 27,3 28 70,0 27 45,0 12 70,6 79 49,1 Sedang 28 63,6 8 20,0 26 43,3 4 23,5 66 41,0 Tinggi 4 9,1 4 10,0 7 11,7 1 5,9 16 9,9 Total 44 100,0 40 100,0 60 100,0 17 100,0 161 100,0 Tingkat pendidikan yang rendah juga berimplikasi pada tingkat partisipasi anggota kelompok tani yang cenderung rendah pula. Hal ini diketahui dari Tabel 18, anggota kelompok tani yang tingkat partisipasinya rendah sebanyak 49,1