Latar Belakang Tugas Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini tidak dipungkiri semakin berkembangnya jaman dimana teknologi semakin maju dan kreativitas manusia semakin berkembang, hal ini karena dipengaruhi oleh kemudahan manusia dalam mengakses informasi sebanyak- banyaknya dan bagaimana kita memanfaatkan kesempatan tersebut, tentunya ada dampak positif dalam era ini, hal positif yang bisa diambil adalah informasi yang diakses dapat memberikan informasi untuk mengembangkan passion dan skill manusia dan menambah pengetahuan kita karena ilmu pengetahuan yang terus berkembang, hal tersebut dapat bermanfaat untuk turut serta dalam meningkatkan kualitas hidup pada suatu negara. Kini, masyarakat Indonesiapun berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas hidupnya, dalam hal ini meningkatkan kualitas hidup dalam bidang ekonomi yang dirasa sebagai aspek utama, dengan menciptakan lowongan pekerjaan sendiriberbisnis hal ini terbukti dari semakin banyaknya bisnis online, merek pakaian lokal, restoran dan sebagainya yang semakin marak bermunculan. Pengaruh mudahnya mengakses informasi penulis rasa mengambil andil besar dalam perkembangan ekonomi masyarakat, khususnya dikalangan anak muda yang menyadari bahwa kreativitas anak muda bisa sangat menguntungkan dan memberikan dampak yang baik pada bidang ekonomi jika dimanfaatkan dengan baik pula. Khususnya pada fashion industry Hal ini terjadi sekitar akhir 1 2006 banyak bermunculan distro khususnya di Bandung dan di Jakarta yang mana para pelaku bisnisnya adalah anak muda. Hal tersebut terus berlanjut hingga sekitar tahun 2008 dan menurun sekitar tahun 2009 dan kemudian akhir tahun tersebut ada revolusi baru lagi yang terjadi dimana banyak anak muda yang membuat produk dengan merek sendiri tidak sedikit pula yang memulai usahanya dengan mengakses gambar untuk dicontoh, melihat apa yang sedang trend saat ini, dan informasi vendor terbaik, bahan untuk membuat fashion item terbaik dan informasi lainnya, sejak saat itu dimana merek lokalpun bermunculan, ada yang sudah colapse dan masih banyak pula masih bertahan hingga sekarang. Pandangan anak muda terhadap fashion industry akhir-akhir ini menjadi berubah seiring dengan perubahan jaman, permintaan pakaian dan fashion item lainnya mengalami peningkatan, kebutuhan sandang yang merupakan salah satu kebutuhan primer manusia mempengaruhi banyaknya bisnis fashion yang bermunculan dan semakin berkembang, ada anggapan bahwa nilai-nilaivalue saat mengenakan atau menggunakan fashion item dari suatu brand dipercaya dapat meningkatkan kepercayaan diri hingga dijadikan sebagai lifestyle dalam kelangsungan hidup manusia, hal tersebut memberikan pengaruh yang besar bagi orang-orang yang menyadari kesempatan besar untuk berusaha pada bidang ini. Pengaruh dari luar khususnya Prancis, Amerika dan Jepang pada bidang usaha ini memberikan motivasi kepada desainer dan enterpreuner pada industri fashion untuk ikut serta dalam mengembangkan dunia fashion tanah air, hal ini sangat disadari oleh penulis dalam memandang fashion industry di Indonesia bahwa banyaknya potensi-potensi yang bisa dan harus dikembangkan untuk 2 meningkatkan perekonomian Indonesia pada bidang ini. Pemerintah Indonesia juga ikut ambil andil untuk memfasilitasi karya anak muda tanah air untuk lebih dikenal dunia, contohnya PT. Elhaus Indonesia yang ditawarkan pihak Kemetrian Perindustrian untuk memamerkan produknya di Las Vegas, USA, tahun 2014 ini. Dalam hal ini penulis melihat bahwa perusahaan dituntut untuk membuat strategi dalam menghadapi persaingan pada bidang ini yang semakin ketat didalam maupun diluar negeri. Strategi mendasar pada bidang ini dengan menghasilkan produk yang dapat memberikan nilai tambah bagi konsumen baik dari segi manfaat maupun kualitas, hal ini diperkuat dengan anggapan bahwa strategi umum perusahaan adalah diferensiasi produk yang mengacu pada penawaran pada harga premium kualitas produk yang unggul atau jasa yang lebih unik bagi pelanggan. Raiborn dan Kinney,2011:22 dan juga pengertian produk yang bermutu yang adalah sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan biaya yang mahal. Produk tersebut dapat dinilai serta membuat puas dan bangga pemiliknya. Sallis,2006:48 dapat dijadikan landasan pengusaha berbisnis. Pernyataan tersebut juga disadari sejak dulu, sedikit cerita sejarah kualitas yang dikatakan bahwa mutukualitas quality jasa atau produk dalam buku Edward Sullis, berawal dari kesadaran Jepang dipengaruhi oleh Deming yang mengatakan langkah awal industri mereka bangkit setelah perang dunia ke II adalah dengan mengetahui keinginan pelanggan dan menggunakan standar tertinggi pada produknya, berbeda dengan Amerika yang awalnya hanya memperhatikan untuk memaksimalkan produksi dan keuntungan, memang 3 penjualannya bagus, tetapi prioritas mereka akan mutu rendah sehingga ketika jepang merajai pasar saat itu, Amerika kehilangan pasar mereka, sehingga mereka belajar dari Jepang. Umumnya dalam bisnis jenis apapun hal yang menjadi acuan perusahaan dalam persaingan di dunia usaha adalah memberikan kualitas produk yang baik, yang mana definisi kualitas itu sendiri secara umum adalah derajat atau tingkat kesempurnaan Hansen dan Mowen,2009:269 dan secara operasional, produk atau jasa berkualitas adalah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan Hansen dan Mowen,2009:269 Dalam sebuah survei yang dilakukan American Society for Quality Control ASQC dan Gallup Organization terhadap lebih dari 3.000 konsumen Amerika Serikat, Jerman Barat, dan Jepang didapatkan hasil bahwa ada berbagai macam komponen kualitas dilihat dari persperktif pelanggan. Tabel 1.1 Kualitas dimata pelanggan Amerika Serikat Kualitas ditentukan atas dasar : Keputusan pembelian dipengaruhi oleh : 1. Nama yang terkenal 2. Rekomendasi dari mulut ke mulut 3. Pengalaman masa lalu 4. Kinerja 5. Daya tahan 6. Kecakapan kerja 7. Harga 8. Reputasi Manufaktur 1. Harga 2. Kualitas 3. Kinerja 4. Rekomendasi dari mulut ke mulut 5. Nama yang terkenal Jerman 1. Harga 2. Nama yang terkenal 3. Penampilan appearance 4. Daya tahan 5. Pengalaman masa lalu 6. Kualitas itu sendiri 1. Harga 2. Kualitas itu sendiri 3. Penampilan 4. Daya tahan 5. Nama yang terkenal 6. Desain dan model 7. Kinerja 4 JEPANG 1. Nama yang terkenal 2. Kinerja 3. Kemudahan untuk dipergunakan 4. Daya tahan 5. Harga 1. Kinerja 2. Harga 3. Kemudahan untuk dipergunakan 4. Desain dan model 5. Nama yang terkenal Sumber : Tjiptono,2005:3 dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa, untuk mencapai itu semuanya biaya kualitas dianggap penting dan ikut serta dalam mencapai kepuasaan pelanggan. Demi kelangsungan perusahaan, terdapat kegiatan-kegiatan dan tentunya biaya untuk memaksimalkan kualitas produk dan meminimalisasi jumlah barang rusak atau cacat, yang mana didefinisikan produk cacat adalah unit yang selesai atau separuh selesai namun cacat dalam hal tertentu. Carter, 2009:226. Untuk mencapai hal tersebut ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan karena kualitas yang buruk yang mungkin atau telah terjadi, biaya untuk melakukan hal ini disebut biaya kualitas. Maka, biaya kualitas adalah biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk, definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan dua subkategori dari kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kualitas: kegiatan pengendalian dan kegiatan karena kegagalan. Sangat penting bagi perusahaan untuk menerapkan biaya kualitas, dalam biaya tersebut ada 4 jenis kategori didalamnya yaitu Biaya pencegahan prevention cost, Biaya penilaian appraisal cost, Biaya kegagalan internal internal failure cost, Biaya kegagalan eksternal external failure cost, yang mana ada aktivitas-aktivitas yang mengeluarkan biaya-biaya dan dalam setiap biaya kualitas yang dikeluarkan dan dilaporkan kemudian diperhatikan untuk perbaikan dan pengendalian biaya kualitas itu sendiri, pentingnya biaya kualitas 5 dalam segi keuangan perusahaan dapat dinilai lebih mudah dengan menyiapkan tampilan biaya-biaya kualitas sebagai presentase dari penjualan aktual. Informasi biaya kualitas sangat dibutuhkan dan berguna untuk pengambilan beberapa keputusan yang terkait demi kelangsungan perusahaan karena tujuan utama pelaporan biaya kualitas adalah memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial Hansen dan Mowen, 2009:268. Semua hal ini dilakukan berhubungan dengan tujuan sebuah perusahaan yaitu memperoleh laba, dan kemampuan untuk memperoleh laba perusahaan disebut profitabilitas. Pada penulisan tugas makalah ini, penulis mengambil Merek Fashion XYZ untuk diteliti, brand ini menawarkan produk pakaian pria yaitu kemeja, t-shirt, jeans, dompet dan beberapa jenis fashion item lainnya, yang mana pada setiap jenis item yang ditawarkan ada yang meggunakan jasa vendor untuk produksinya, ada juga yang diproduksi sendiri, dalam hal ini kemeja dipilih Merek Fashion XYZ untuk diproduksi sendiri, karena dianggap lebih exclusive. Demi menjaga citra merek, Merek Fashion XYZ selalu membuat desain yang baik, selalu memilih bahan baku yang terbaik dan jumlah produk setiap fashion itemnya yang sedikit demi menjaga keeklusifannya, khususnya kemeja. Merek fashion XYZ tidak memiliki laporan biaya kualitas, padahal perusahaan ini sangat concern terhadap kualitas produk dan tidak mengharapkan adanya produk rusak terjadi. Mutu terpadu total quality membutuhkan manajer yang mampu mengesampingkan sejenak keuntungan jangka pendek dan mantapkan tujuan keberhasilan jangka panjang. Sallis,2006:97 6 Tidak dipungkiri seperti yang dikatakan Deming yang melihat bahwa masalah mutu terletak pada masalah majemen dan diketahui juga bahwa, masalah utama dalam dunia industri adalah kegagalan manajemen senior dalam menyusun masa depan.Sallis,2006:97 Dalam penulisan makalah ini seperti yang sudah dijelaskan diawal maka penulis hanya mengambil dua biaya kualitas untuk diteliti yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian, hal ini dikarenakan seberapa pengaruh biaya pencegahan dan biaya penilaian terhadap produk rusak, karena keduanya biaya tersebut timbul sebelum terjadi produk rusak, sedangkan penulis tidak mengambil biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal untuk diteliti karena keduanya tidak mempengaruhi jumlah produk rusak, hal tersebut dikarenakan kedua biaya ini timbul atau dikeluarkan setelah produk rusak terjadi. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Rusak” pada Merek Fashion XYZ

1.2 Perumusan Masalah