Buku Guru Kelas XI SMASMK 68
F. Sang Hyang Widhi Tuhan dalam Ajaran Yoga
Patanjali menerima eksistensi Sang Hyang Widhi Isvara di mana Sang Hyang Widhi menurutnya adalah The Perfect Supreme Being, bersifat abadi, meliputi
segalanya, Mahakuasa, Mahatahu, dan Mahaada. Sang Hyang Widhi adalah purusa khusus yang tidak dipengaruhi oleh kebodohan, egoisme, nafsu, kebencian dan takut
akan kematian. Ia bebas dari karma, karmaphala dan impresi-impresi yang bersifat laten. Patanjali beranggapan bahwa individu-individu memiliki esensi yang sama
dengan Sang Hyang Widhi, tetapi karena ia dibatasi oleh sesuatu yang dihasilkan oleh keterikatan dan karma, maka ia berpisah dengan kesadarannya tentang Sang
Hyang Widhi dan menjadi korban dari dunia material ini. Tujuan dan aspirasi manusia bukanlah bersatu dengan Sang Hyang Widhi, tetapi pemisahan yang tegas antara
Purusa dan Prakrti Sarasamuccaya, hal 371. Hanya satu Tuhan Sang Hyang Widhi. Menurut Vijnanabhisu: “dari semua jenis kesadaran meditasi, bermeditasi kepada
kepribadian Sang Hyang Widhi adalah meditasi yang tertinggi. Sarasamuccaya, 372 Ada berbagai objek yang dijadikan sebagai pemusatan meditasi yaitu bermeditasi
pada sesuatu yang ada di luar diri kita, bermeditasi kepada suatu tempat yang ada pada tubuh kita sendiri dan yang tertinggi adalah bermeditasi yang dipusatkan kepada
Sang Hyang Widhi. Yoga mengakui adanya Sang Hyang Widhi Tuhan. Adanya Tuhan dipandang lebih bernilai praktis daripada bersifat teori yang merupakan tujuan
terakhir dari yoga. Tuhan dalam ajaran yoga dipandang sebagai Jiwa Yang Maha Agung yang mengatasi jiwa perorangan dan bebas dari semua penderitaan. Dia adalah
maha sempurna, kekal abadi, Mahakuasa dan Mahamengetahui. Sedangkan jiwa perorangan diliputi oleh klesa- klesa seperti kebingungan, rasa keakuan, keinginan
yang berlebihan, ketakutan dan kematian.
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
69
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
G. Mempraktikkan Sikap-sikap Yoga
sumber : https:www.google.com Gambar Latihan Yoga
Diharapkan peserta didik dapat merasakan manfaat mempelajari dan mempraktikkan yoga untuk kesehatan dan memahami hakikat ajaran tersebut, serta
menjelaskan tahapan-tahapan yoga yang disebut Astangga Yoga. Begitu juga guru dapat memberikan contoh gerakan, dan sikap-sikap dalam yoga. Peserta didik dapat
mempraktikkan yoga dalam kegiatan ektrakurikuler. Guru memberikan motivasi kepada peserta didiknya untuk bertanya, dan mengerjakan soal-soal latihan, guru
memberikan evaluasi, dan setiap akhir pembelajaran, memberikan tugas-tugas baik mandiri maupun tugas berkelompok untuk mendapatkan imformasi kompetensi
peserta didik berkaitan dengan materi yoga.
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
Buku Guru Kelas XI SMASMK 70
Bab 2 Yajña yang Terkandung dalam Kitab Mahabharata
Sebelum memulai proses pembelajaran yajña yang terkandung dalam kitab Mahabharata
, guru terlebih dahulu mengucapkan Penganjali agama Hindu, dan melakukan Puja Tri Sandya doa Puja Saraswati, serta mengamati dan memberikan
penilaian sikap religius dan sikap sosial yaitu seperti menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi ahimsa, berperilaku jujur satya, menghargai dan menghormati
antarsesama tat tvam asi, dalam kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan materi yajña yang terkandung dalam kitab Mahabharata. Dalam bab ini peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan, menyebutkan, mempraktikkan ajaran yajña dalam kehidupan sehari-hari disesuaikan dengan budaya adat istiadat daerah setempat.
Berikut adalah beberapa contoh materi yajña yang harus dipahami.
A. Pengertian dan Hakikat Yajña