42
faktor-faktor tersebut valid atau tidak. Jika nilainya 0,5 maka proses analisis bisa dilanjutkan . ketentuan kriteria tersebut berdasarkan:
Jika probability 0,5 maka variabel penelitian dapat dianalisis lebih lanjut.
Jika probability 0,5 maka variabel penelitian tidak dapat dianalisis lebih lanjut lagi.
40
Untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan itu valid, maka dilakukan uji validitas kepada para responden dengan mengisi kuesioner.
Suatu pertanyaan dikatakan valid, jika nilai korealsinya adalah positif dan lebih besar atau sama dengan r tabel. Dimana r tabel n = 80 jumlah
responden dan taraf signifikan adalah 5 0,05 kemudian terdapat tanda pada Pearson Corelation jika pertanyaan itu valid. Menghitung
nilai r tabel n = 80, = 0,05, sehingga pada tabel product moment
sebesar = 0, 220.
41
2. Uji Reliabilitas
Suatu pengukuran atau tes diberikan kepada sekelompok subjek yang sama sebanyak dua kali dengan memberikan tenggang waktu antara
pengukuran pertama dan kedua. . Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari
40
Etty Rohaeti,dkk., Metodelogi………. hlm.124
41
Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis Yogyakarta: Gava Media, 2013 hlm. 212
43
waktu ke waktu. Untuk Uji Reliabilitas, dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s,dengan kriteria sebagai berikut
42
:
Jika nilai Alpha Cronbach’s 0.6 maka suatu konstruk dikatakan reliabel.
Jika nilai Alpha Cronbach’s 0.6 maka suatu konstruk dikatakan tidak
reliabel. Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variable atau konstruk . suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten dari waktu ke waktu. Tenggang waktu sebaiknya berkisar antara 15-30 hari. Reliabilitas diperoleh denagn menghitung korelasi antara skor
pada pengukuran pertama dan skor pengukuran kedua.
43
a. Anti Image Matrik
Untuk melihat variabel-variabel mana layak untuk dibuat analisis faktor, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang dijadikan sebagai faktor
analisis yang mempunyai korelasi yang kuat atau tidak dengan nilai 0,5 jika mencapai nilai tersebut maka semua faktor pembentuk variabel
tersebut telah valid dan tidak ada faktor yang reduksi.
44
42
Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipnonegoro, 2009, hlm. 49
43
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistik Modern Untuk Ilmu Sosial Jakarta: Salemba Humanika. 2009, hlm. 217
44
Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2014, hlm.60
44
b. Eigen Value
Eigen value digunakan untuk melihat faktor-faktoir baru. Syarat layak menjadi suatu faktor baru eigen value
1, sedangkan apabila terdapat faktor yang kmemiliki eigen value 1, maka faktor tersebut dikeluarkan
untuk digunakan. c.
Kumulatif Varians Nilai Kumulativ Varians menunjukan besarnya tingkat keterkaitan faktor
baru yang terbentuk harus mampu mewakili faktor awal atau semula dengan nilai kumulatif 60.
d. Nilai Loading
Bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu varians masuk dalam faktor baru. Nilai loading ini dapat dilihat dari eigen value
1, maka varians layak masuk dalam faktor baru.
Model Analisis Faktor Model analisis faktor dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Exploratory Factor Analysis
Merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya mencari pengelompokkan baru variabele asli variabel yang jumlahnya semakin sedikit.
45
2. Confyrmation Factor Analysis
Digunakan untuk menguji atau menginformasikan apakah suatu konstruk yang secra teori telah dibentuk dapat dikonfirmasi dengan data
empirisnya. Penelitian ini menggunakan proses pada analisis faktor yaitu
Expolatory Factor Analysis yaitu mencari variabel asli yang mempengaruhi minat nasabah Non-Muslim terhadap Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumi
Putera 1912 divisi syariah cabang Margonda.
Tujuan Analisis Faktor Adapun tujuan analisis faktor adalah:
1. Data Summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel
dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar variabel dalam pengertian SPSS adalah “kolom”, analisis tersebut dinamakan R factor
analysis. Namun jika korelasi dilakukan antar responden atau semple maka dalam pengertian SPSS adalah “baris”, analisis disebut Q Factor Analysis.
2. Data Reduction, yakni setelah melakukan korelasi , dilakukan proses membuat
sebuah variabel baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu. Tujuan utama analisis faktor adalah menjelaskan hubungan
diantara banyak variabel dalam bentuk faltor, faktor-faktor tersebut merupakan besarana acak random quantities yang dapat diamati atau diukur
secara langsung. Kegunaan utama analisis faktor ialah melakukan
46
pengurangan data atau peringkasan data yang akan menjadi satu faktor. Sehingga ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan
penting untuk dianalisis lebih lanjut.
45
45
Santoso Singgih dan Fandy, Riset Pemasaran dengan aplikasi SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2001, hlm. 244
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN