Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Syuhbhrasta Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. SYUHBHRASTA MEDAN

SKRIPSI MINOR DIAJUKAN OLEH

PARIANI

NIM : 052102062

JURUSAN : D III AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Diploma III

Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan

2008


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan kerendahan hati yang paling dalam dan rasa syukur kepada Allah SWT, karena atas limpahan hidayah dan karunia- Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi minor yang berjudul ” Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Syuhbhrasta Medan”, tidak lupa pula penulis mengucapkan shalawat dan salam kepada kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW, yang diutus sebagai rahmatan lil’alamin, semoga kita mendapat syafa’atnya di yaumil akhir kelak. Amin Ya Rabbal’alamin.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran guna menyempurnakan penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua saya, ayahanda dan ibunda yang telah dengan ikhlas memberikan dukungannya baik berupa materi maupun inmateril dan kasih sayangnya yang tak terhingga. Dan saya ucapkan untuk Kakanda Lisnani dan Abangda Supianto, Kakanda Sri Astuti dan Abangda Sakti Nst, Kakanda Murni dan Abangda Sumasri, Abangda Suriono dan Kakanda Supiani yang banyak membantu dalam dukungannya. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(3)

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M. Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Iskandar Muda, M. Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Syafrizal Helmi S, SE , M. Si selaku Dosen pembimbing yang

telah memberikan begitu banyak bimbingan, petunjuk dan nasehat dalam menyelesaikan skripsi minor ini.

5. Bapak Drs. Rustam ,Ak selaku Dosen Wali yang telah memberi bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu Dosen dan seluruh Staf serta pegawai Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

7. Bapak Syafrial selaku Kabag Tata Usaha PT. Syuhbhrasta yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh keponakanku yang sangat kusayangi dan kucintai karena Allah : Ayu, Ifat, Widia, Dillah, Fajar, Dika dan Ayla yang telah memberikan kasih sayangnya.

9. Saudara-saudaraku seperjuangan dalam Dakwah di BP2M Baiturrahmah : Kak Kiki, Kak Nasiah, Kak Tati, Kak Laila, Kak Anggi, Kak Masni, Kak Diah, Kak Isel, Ida, Sofy, Resty, Ayu, Desi, Ira, Nelvi, Adikku Annur, Devi, Anggi, Dwi, Rizky, serta Akhi Zurivan, Halim, Septian, Dodi, Dedi, Suheri, Agung, Ardi, Hasan,


(4)

Agung, Rahmadi dan lainnya yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

10. Saudara- saudaraku di Nadirah tetap Istiqomah dalam Ukhuwahnya : Kak Tati, Kak Lima, Kak Evi, Kak Vana, Kak Wina , Kiki, Siti, Vina, Isma dan adikku Evi, Lia dan Sari.

11. Sahabat-sahabatku stambuk 2005 : Selvi, Putri, Yuni, Izy dan lainnya yang namanya tidak disebutkan satu persatu di Diploma III Akuntansi. Penulis mencintai kalian semua karena Allah SWT, semoga kita dipertemukan Allah Di Syurga-Nya Kelak. Amin.

Medan, 28 April 2008 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3

D. Metode Penelititan... 4

E. Sistematika Pembahasan... 5

BAB II PT.SYUHBHRASTA MEDAN A. Sejarah Singkat Perusahaan... 7

B. Struktur Organisasi Perusahaan... 12

C. Pengertian Analisis Laporan Keuangan... 18

D. Pengertian Rasio Keuangan... 23

E. Kegunaan Rasio Keuangan ... 23

F. Jenis- jenis Rasio Keuangan... 24

G. Kelemahan Rasio Keuangan... 39

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI... 40

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya laporan keuangan sudah dikenal luas penggunaannya, baik di perusahaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil, dan untuk sebagian orang sudah menjadi kebutuhan didalam dunia bisnis. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang mana informasi dikumpulkan dan diproses dalam akuntansi keuangan yang akhirnya dimasukkan dalam laporan keuangan yang dikomunikasikan secara periodik kepada para pemakainya. Laporan ini digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan berbagai pemakai seperti investor, bankers, kreditur, pemerintah dan yang lainnya.

Seorang manajer keuangan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan, dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan tersebut. Selain itu, bagi manajemen laporan keuangan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

Sebagaimana umumnya suatu perusahaan PT. Syuhbhrasta menyusun laporan keuangan guna memberikan gambaran atau informasi yang menyeluruh mengenai harta, hutang, modal dan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.


(7)

TABEL 1

Neraca PT. Syuhbhrasta 2004, 2005, & 2006

Tahun Uraian

2004 2005 2006 Total Aktiva Rp.7.339.762.972 Rp.7.537.433.485 Rp.7.859.376.040

Total Kewajiban Rp.178.072.080 Rp. 10.868.880 Rp.-

Total Modal Rp.1.048.800.000 Rp.1.048.800.000 Rp.1.048.800.000 Laba Bersih Rp.1.743.927.853 Rp.4.079.388.500 Rp.1.507.513.935

Dari uraian diatas maka terlihat dengan jelas laba yang dihasilkan perusahaan tidak konsisten atau mengalami ketidakstabilan dikarenakan penjualan yang dilakukan mengalami penurunan pada tahun 2006, sehingga penulis melihat betapa pentingnya analisis laporan keuangan pada suatu perusahaan. Dengan melihat tabel di atas maka penulis ingin melihat kondisi keuangan perusahaan PT. Syuhbhrasta lebih mendalam lagi dengan menggunakan analisis rasio.

Untuk mengetahui lebih jauh manfaat analisis laporan keuangan, maka penulis tertarik untuk menulis paper yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan pada PT. Syuhbhrasta Medan”.


(8)

B. Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana keadaan keuangan berdasarkan analisis rasio keuangan pada PT. Syuhbhrasta Medan selama tahun 2004, 2005, dan 2006.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah :

a. Untuk mengetahui keadaan keuangan PT. Syuhbhrasta Medan dari tahun 2004 sampai 2006

b. Untuk mengetahui besar rasio keuangan PT. Syuhbhrasta Medan dari tahun 2004 sampai 2006

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan bagi PT. Syuhbhrasta Medan dalam menentukan kebijaksanaan yang akan diambil dimasa yang akan datang.

b. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya dan pembaca pada umumnya yang akan membahas masalah yang sama.

c. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai analisis laporan keuangan.


(9)

D. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sumber Data

Menurut Supranto (2000:23), penelitian ini menggunakan 2 (dua) cara untuk memperoleh data yaitu :

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara pada pihak perusahaan, khususnya dibagian akuntansi dan keuangan

b. Data Sekunder yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk laporan yang diberikan perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi tahun 2004, 2005 dan 2006.

2. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2005:129), teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Wawancara

Wawancara secara langsung yang dilakukan penulis dengan bapak Syafrial selaku Kabag Tata Usaha untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data laporan keuangan PT. Syuhbhrasta Medan berupa neraca dan laporan laba rugi 2004, 2005 dan 2006.


(10)

3. Teknik Analisis Data

Menurut Ginting & Situmorang (2008:188) teknik yang dilakukan adalah dengan analisis deskriptif.

Deskiptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendiskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Sehingga penulis membuat analisis statistik deskriptif dengan jenis analisis Rasio.

E. Sistematika Pembahasan

Agar penulisan ini lebih terarah dan sistematis maka penulis akan menjadikan paper ini menjadi empat bab yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II PT. SYUHBHRASTA

Pada bab ini membahas tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas, pengertian analisis laporan keuangan, pengertian rasio keuangan, kegunaan rasio keuangan, jenis- jenis rasio keuangan dan kelemahan rasio keuangan.

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini akan dianalisis semua yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dan sekaligus mengevaluasinya


(11)

Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan uraian diatas dan juga saran-saran guna menunjang kemajuan PT. Syuhbhrasta tersebut dimasa yang akan datang.


(12)

BAB II

PT. SYUHBHRASTA MEDAN

A. Sejarah Perusahaan

PT. SYUHBHRASTA adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan banyak dimiliki oleh 100 orang pemegang saham pensiunan TNI/POLRI mantan pejabat Kowilhan-I / Sumatera dan Kalimantan Barat. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 19 Januari 1985. Gagasan dibentuknya PT. SYUHBHRASTA berawal dari adanya kebijaksanaan Pangkowilan –I Letjen TNI Soesilo Soedarman yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota Kowilhan –I untuk mengusahakan penguasaan lahan yang rencananya akan ditanami kelapa sawit dengan sistem pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR).

Ternyata dalam proses mewujudkan gagasan tersebut pola PIR tidak mungkin dilaksanakan, karena terbentur dengan adanya persyaratan administrasi yang sulit dilaksanakan, karena para anggota yang ditunjuk sebagai peserta Perkebunan Inti Rakyat (PIR) waktu itu status masih dalam dinas aktif serta peserta Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dihatuskan berdomisili didaerah lokasi Perkebunan Inti Rakyat (PIR), sehingga dengan demikian dibentuklah perusahaan yang diberi nama yakni PT. SYUHBHRASTA yang berlokasi di Jl. Iskandar Muda No. 222 Medan. Areal perkebunan PT. SYUHBHRASTA terletak pada 3 lokasi yang berbeda yaitu :

1. Areal Kebun Aek Torop luasnya 240 Ha terletak didaerah Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu.


(13)

2. Areal Kebun Tanjung Medan luasnya 124 Ha terletak didaerah Desa Tanah Putih Kecamatan Tanjung Medan antara perbatasan Propinsi Sumatera Utara dan Riau.

3. Areal Kebun Aek Siala luasnya 200 Ha terletak di daerah Aek Siala Kecamatan Tambusai Propinsi Riau.

Meskipun ketiga areal Perkebunan PT. SYUHBHRASTA lokasinya tidak berdekatan tetapi tetap saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan tidak dapat dipisahkan namun dalam hal pembuatan laporan keuangannya tetap merupakan satu kesatun karena setiap tahunnya ketiga areal kebun tersebut memberikan laporan kepada kantor pusat secara akurat dan cermat.

Kegiatan utama PT sejak berdirinya diarahkan pada pembangunan kebunAek Torop, yang dilanjutkan dengan pengembangan kebun Tj. Medan dan kebun Aek Siala, dengan uraian sebagai berikut :

a. Pembangunan Kebun Aek Torop

1. Kebun Aek Torop yang pembangunan yang awalnya dilakukan oleh Komando, pada tahun 1984 mengalami kebakaran dan pada pertengahan tahun 1985 Komando Likwidasi.

2. Pada saat PT. SYUHBHRASTA menerima tugas untuk membangunan lahan diatas (1985) tampak beberapa pokok tanaman yang ada yang selamat dari kebakaran, tersebar pada lahan ± sekitar 50 Ha. Tanaman sisa masih hidup terpencar diatas, kemudian disisip dengan bibit baru diperoleh (dibeli) dari kebun bibit PTP VII (lama) yang ada di Sosa Tapanuli Selatan, dengan bantuan rekomondasi Bapak Pangdam-II / BB


(14)

yang pada saat itu dijabat oleh Bapak Mayjen TNI Asmono sebanyak 400 bibit. Lahan kebun dengan tanaman baru melalui sisipan-sisipan diatas, kemudian terbentuk kebun tanaman sawit ± 50 Ha dari luas lahan yang 240 Ha.

3. Untuk menanam lahan sisa yang 190 Ha, dilahan tersebut diadakan pembibitan baru sebanyak 35.000 bibit, yang pelaksanaannya secara teknis dibawah bimbingan ADM PTP- III (lama) Bapak Piliang yang pelaksaan hariannya ditugaskan kepada salah seorang Askep untuk mengadakan pengawasan setiap saat.

4. Kegiatan lanjutan adalah membuka/membersihkan lahan sisa yang seluas 190 Ha untuk bisa ditanami secara efektif, lahan yang bisa ditanami hanya 177 Ha, sisanya yang 13 Ha berwujud jalan, pondok-pondok, mushalla, gedung, garasi dan lahan berawa.

5. Pada akhir tahun 1998 seluruh areal yang bisa ditanami secara efektif seluas 227 Ha sudah penuh secara intensif pada tahun 1990/1991 sudah membuahkan hasil. Pada tahun itu (1991) PT. Bisa kirim panjar deviden yang pertama dan berlanjut semakin meningkat sampai tahun 1998, sebagai pertanda bahwa kebun tersebut telah berhasil dikelola oleh pengurus.

b. Pembangunan Kebun Tanjung Medan

Mengingat bahwa kebun Aek Torop telah berkembang sedemikian maju maka pengurus mengambil kebijaksanaan dengan upaya pengembangan kebun, yang


(15)

pada tahap pertama ialah membuka lahan baru di Desa Tanah Putih Kecamatan Tanjung Medan seluas 124,2 Ha dengan uraian sebagai berikut :

1. Lokasi lahan Tanjung Medan yang hanya seluas 124 Ha terletak di daerah perbatasan Propinsi Riau dengan Propinsi Sumatera Utara. Kebunnya sendiri beroprasi di daerah Propinsi Riau.

2. Jarak tempuh dengan mibil dari Aek Torop ke Tanjung Medan bisa dicapai ± 1½ jam.

3. Lahan kebun Tanjung Medan diperoleh melalui proses ganti rugi lahan masyarakat setempat. Setatus tanah SK Camat diusahakan secepatnya bisa ditingkanka setatusnya menjadi Hasil Guna Usaha (HGU) .

4. Pada akhir tahun 1993 kebun ini secara keseluruhan selesai ditanami sawit dan pada tahun 1997 sudah mulai berbuah.

5. Kebun Tanjung Medan mulai 1 Januari 1998 kami nyatakan secara operasional mandiri, lepas dari pengawasan bimbingan dari Asisten Aek Torop. Secara penuh agar perhatian dpat dikonsentrasikan ke pembangunan kebun di Aek Siala.

6. Secara organik dan atministratif kebun Tnjung Medan tetap di bawah naungan Direksi PT. SYUHBHRASTA. Dengan dinyatakan bahwa kebun Tanjung Medan secara operasional mandiri, rasa tanggung jawab personal Tanjung Medan meningkat, merasa dapat kepercayaan yang lebih besar dari Direksi, hingga tahun 1998 kebun Tanjung Medan sudah ada kemampuan untuk memberikan deviden yang pertama kepada pesahamnya.


(16)

c. Pembangunan Kebun Aek Siala

Mengingat bahwa kebun Aek Torop dan kebun Tanjung Medan sudah berproduksi, khususnya kebun Tanjung Medan belakangan sudah mandiri, maka pengurus terus berupaya mengembangkan kegiatan perusahaan dengan mencari lahan perkebunan yang baru di daerah Aek Siala Kecamatan Tambusai Riau seluas 200 Ha, sebagai pengembangan dari kedua kebun di atas, dengan uraian sebagai berikut :

1. Pada laporan-laporan tahun yang lewat, telah dilaporkan adanya hambatan yang diluar kemampuan untuk mengatasinya, pertama adalah menghadapi pemodal besar (Pengusaha Hutan Tanaman Industri) faktor pengaruh alam, sehingga dalam mengendalikan kontinitas kegiatan, telah kehilangan lebih dari 2 tahun.

2. Pada tahun 1997/1998 dari lahan yang seluas 200 Ha baru bisa menanami sawit pada lahan itu ± 50%. Diharapkan pada tahun 2000 tanaman itu sudah bisa menghasilkan buah. Sampai kwartal akhir tahun 1998 lahan yang tersisa ± 50% belum dapat ditanami karena lahannya pada musim hujan selalu terendam air dan karena lahannya dibelah oleh sungai. Rencana selanjutnya

adalah mengeringkan lahan tersebut dengan usaha menyewa alat berat (beckue) .

3. Bibit untuk lahan tersebut dari awal sudah disiapkan ditempat tersebut dan siap untuk ditanam.


(17)

Struktur organisasi adalah suatu kerja sama dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain jika struktur oraganisasi dalam perusahaan tidak ada maka tujuan tidak akan berjalan dengan baik.

Adapun pembagian tugas pengurus dan karyawan berdasarkan struktur organisasi perusahaan PT. SYUHBHRASTA adalah sebagai berikut :

a. Dewan Komisaris

1. Mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan tugas untuk kepentingan usaha perseroan.

2. Komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh rasa tanggungjawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan.

3. Memberikan nasehat kepada Direksi diminta atau tidak diminta guna kelancaran jalannya Perseroan.

4. Memberikan petunjuk teknis pengoperasian perseroan baik dikantor pusat maupun di kebun-kebun yang dikuasai perusahaan, dengan mencatat tugas tersebut diminta oleh Direksi dengan surat Keputusan.

5. Dengan surat terbanyak dapat memberhentikan sementara Direksi, apabila melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perseroan, dengan berkewajiban memberitahukannya kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) sesegera mungkin, paling lambat sebulan setelah surat Pemberhentian Sementara dikeluarkan (Pasal 82 UU RI No I/1995 tanggal 7 Maret 1995)


(18)

b. Direktur Utama

1. Mengendalikan jalannya perusahaan

2. Mengawasi segala tugas dan kewajiban para direktur, karyawan pusat dan kebun.

3. Memberikan pengarahan, petunjuk, mendengar lisan/tertulis kepada direktur serta seluruh karyawan pusat dan kebun.

4. Membuat kebijaksanaan umum dan khusus.

5. Mewakili perusahaan untuk mengikatkan diri kepada pihak ketiga dan menandatangani perikatan tersebut.

c. Direktur Administrasi dan Keuangan

1. Membina mengkoordinir serta mengawasi kegiatan Administrasi dan Keuangan.

2. Menyiapkan Program Kerja.

3. Menyiapkan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi sesuai ketentuan perusahaan.

4. Membina serta mengawasi tugas dan tanggungjawab karyawan. 5. Membuat laporan keuangan secara rutin.

6. Menyiapkan materi RUPS di bidang Administrasi dan Keuangan .

7. Memeriksa laporan pertanggungjawaban keuangan pusat dan kebun serta memeriksa kemajuan kebutuhan dana rutin/insidentil.


(19)

d. Kepala Bagian Keuangan (Kabag Keuangan)

1. Mengawasi kegiatan urusan keuangan, kasir dan dokumtasi.

2. Memberikan saran kepada Dirut baik lisan/tertulis yang berhubungan dengan perseroan dibidang keuangan.

3. Menyiapkan lapora keuangan untuk RUPS. 4. Menyusun laporan-laporan keuangan.

5. Mencatat hasil penjulan TBS dan Perhitungan harga rata-rata. 6. Menyiapkan rencana anggaran penerimaan dan biaya perusahaan.

7. Membukukan hutang karyawan danpinjaman para pesaham serta piutang perusahaan.

e. Sekretariat

1. Pencatatan surat masuk dan keluar.

2. Mengatur sistem arsip, catatan, surat dan dokumentasi serta surat-surat berharga (SHM).

3. Menerima dan mengedarkan surat masuk dan keluar dengan sistem takah 4. Menyiapkan konsep dan pengetikan surat dan laporan (Keputusan, Intruksi

dan lain-lain).

5. Bertanggungjawab atas pengamanan dan penyimpanan takah.

6. Mengedarkan dan mengirim surat, laporan kepada alamat yang dituju.

f. Jurutik/Komputer


(20)

2. Membantu menyiapkan administrasi surat masuk dan keluar

3. Membantu menyiapkan peredaran dan pengiriman surat dan laporan- laporan

g. Direktur Operasional

1. Pemeliharaan dan pemupukan tanaman.

2. Membina dan mengarahkan sistem keamanan serta ketrtiban kebun.

3. Menganalisis, merencanakan, replanting, pengembangan tanaman/ perluasan kebun

4. Sistem dan pelaksanaan pemupukan dan panen serta evaluasi produksi TBS

5. Menyiapkan materi RUPS di bidang operasional kebun

6. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggungjawab petugas dan karyawan dikebun

h. Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag Tata Usaha)

1. Membuat buku/daftar inventaris perusahaan baik pusat maupun kebun 2. Menyimpan dokumen/surat izin perusahaan

3. Merencanakan dan menyediakan perlengkapan alat-alat tulis kantor 4. Melaksanakan pengamanan surat-surat izin perusahaan

5. Mengatur dan mengkoordinir pekerjaan urusan dalam yang meliputi keamanan, kebersihan dan tamu-tamu


(21)

7. Mengawasi pemakaian telepon perusahaan

8. Mengamankan dan memelihara seluruh barang inventaris/aset di kantor pusat

i. Kasir

1. Membukukan keluar masuk uang kas (buku kas) 2. Mengerjakan buku bank

3. Pembayaran gaji, belanja keperluan perusahaan, dan lain-lain

4. Membukukan dana JPK karyawan kebun serta menyimpan dana tersebut pada Bank Milik Negara (BMN)

5. Membuat daftar himpunan JPK setiap bulan dan ditanda tangani oleh Dirut serta kasir

j. Dokumen

1. Menyimpan seluruh dokumen keuangan

2. Membuat daftar dokumen yang akurat dan memberi nomor tiap-tiap berkas dokumen tersebut

3. Menjaga keamanan dokumen 4. Membantu pengetikan kwitansi.

k. Urusan Administrasi Personalia (URS MIN PERS)


(22)

2. Menyiapkan dan mengerjakan administrasi pajak, baik untuk masa bulanan, periodik/tahunan dan mengmankannya.

C. PENGERTIAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Menurut Harahap (2004:190)Analisa Laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisa dan laporan Keuangan. Kata analisa adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan Laporan Keuangan adalah Neraca, Laba/rugi, dan arus kas (dana). Maka Analisa laporan Keuangan berarti:

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antar satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yan tepat.”

Menurut Martono (2001:51) Analisis Laporan Keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laba-rugi. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Laporan Laba-rugi merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu.

Sedangkan menurut Brigham (2001:106) Analisa laporan keuangan umumnya dimulai dengan perhitungan sekumpulan rasio keuangan yang dirancang untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu perusahaan lain dalam industri yang sama dan untuk menunjukkan apakah posisi keuangan membaik atau memburuk selama suatu waktu.


(23)

PERHITUNGAN LABA-RUGI PT. SYUHBHRASTA PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2004

Penjualan TBS Rp.5.039.912.610

Kompensasi angkut TBS 35.021.640 Harga pokok penjualan (1.163.160.880)

Laba Bruto Rp.3.911.773.370

Biaya administrasi umum Rp.1.788.600.583 Biaya terkena koreksi fiskal (642.265.410)

Biaya operasional sesuai uu perpajakan Rp.1.146.335.173

Laba operasi perusahaan Rp.2.765.438.197

Penerimaan lain-lain 111.895.596

Laba untuk perhitungan PPH Badan Rp.2.877.333.793

Biaya terkena koreksi fiskal (642.265.410)

Laba sebelum pajak Rp.2.235.068.383

PPH Badan Rp.845.700.137

PPN DN (Jan s/d Desember) 503.991.261

Pajak yang seharusnya Rp.(1.349.691.398)

Laba tanpa kebijakan pajak Rp.885.376.985

Kebijakan pajak :

PPH Badan PSL 25 Rp.56.949.492 PSL 21 7.652.885 PPN DN 163.684.973 Pelunasan pajak 96.757.000

Taktis pajak 166.096.180

Rp.491.140.530 Keuntungan dari kebijakan pajak:

Pajak seharusnya Rp.1.349.691.398 Pajak yang dibayarkan (491.140.530)

Jumlah keuntungan dari kebijakan pajak Rp.858.550.868


(24)

PERHITUNGAN LABA-RUGI PT. SYUHBHRASTA PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2005

Penjualan TBS Rp.5.027.406.610

Harga pokok penjualan (1.491.515.295)

Laba Bruto Rp.3.535.891.315

Biaya administrasi umum Rp.1.803.527.982 Biaya Administrasi khusus 1.767.938.311 Biaya terkena koreksi fiskal (639.993.775)

2.877.532.518 Biaya operasional sesuai UU Perpajakan Rp.(1.073.944.536)

Biaya operasi perusahaan Rp.5.339.407.297

Penerimaan lain-lain Rp.139.438.353

Laba operasi perusahaan Rp.2.765.438.197

Penerimaan lain-lain 111.895.596

Laba untuk perhitungan PPH Badan Rp.5.478.845.650

Biaya terkena koreksi fiskal (639.993.750)

Laba sebelum pajak Rp.4.784.851.900

PPH Badan Rp.762.915.500

PPN DN (Jan s/d Desember) 502.740.600

Pajak yang seharusnya Rp.(1.365.656.100)

Laba tanpa kebijakan pajak Rp.3.419.195.800

Kebijakan pajak :

PPH Badan PSL 25 Rp.59.249.400 PSL 21 16.639.700 PPN DN 142.538.300 Pelunasan pajak 89.399.400 Taktis pajak 2004 (307.926.800)

Keuntungan dari kebijakan pajak: Rp.3.111.269.000 Pajak seharusnya Rp.1.290.141.700

Pajak yang dibayarkan (322.126.200)

Jumlah keuntungan dari kebijakan pajak Rp.968.015.500


(25)

PERHITUNGAN LABA RUGI

PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2006

Penjualan TBS : Kebun PT Rp. 1.319.459.770 Koperasi 2.146.830.430

1.420.078.450

Rp.4.886.368.650 Harga pokok penjualan (1.519.706.480)

Laba bruto Rp.3.366.662.170

Biaya administrasi umum 1.717.489.045

1.649.173.125

Penerimaan lain-lain 228.164.816

Laba sebelum pajak Rp.1.877.337.941

Pajak, pelunasan, dll (369.824.006)


(26)

D. PENGERTIAN RASIO KEUANGAN

Menurut Harahap (2004:297) Rasio Keuangan adalah:

Angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Sedangkan menurut Hanafi (2004:36) Rasio Keuangan adalah:

Dengan menghitung rasio-rasio keuangan dengan menggabungkan angka-angka di neraca dengan/atau angka-angka-angka-angka pada laporan laba rugi.

Rasio keuangan ini sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan Rasio keuangan itu banyak sekali. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.

E. KEGUNAAN RASIO KEUANGAN

Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan dari suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu.

Laporan Keuangan yang baik dan akurat menurut Martono (2001:52) dapat menyediakan informasi yang berguna antara lain dalam :


(27)

1. Pengambilan keputusan investasi 2. keputusan pemberian kredit 3. Penilaian aliran kas

4. Penilaian sumber-sumber ekonomi

5. Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana

6. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana

7. Menganalisis penggunaan dana.

F. JENIS – JENIS RASIO KEUANGAN

Secara garis besar ada 4 jenis rasio menurut Martono (2001:53) yang penulis gunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan PT. SYUHBHRASTA MEDAN, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas (rentabilitas).

1. Rasio Likuiditas (liquidity ratios) yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.

2. Rasio Aktivitas (activity ratios) yaitu rasio yang mengukur efisisensi dalam menggunakan aset-asetnya.

3. Rasio leverage (leverage ratios) yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman)

4. Rasio keuntungan (profitability ratios) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.


(28)

1. Rasio likuiditas

a. Current Ratio

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban- kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current Ratio yang lebih aman adalah jika berada diatas 1 atau 100 % artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah utang lancar. Menurut Gibson (2002:206) dengan rumus :

Ratio

Current = 100% tanglancarx Hu

Lancar Aktiva

Tahun 2004 = 100%

080 . 072 . 178 049 . 596 . 783 . 3 x

= 2.125 % atau Rp.21,25

Artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin pengembaliannya dengan aktiva lancar sebesar Rp. 21,25

2005

Tahun = 100% 880 . 868 . 10 145 . 103 . 791 . 3 x

= 34.880 % atau Rp.348,80

Artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin pengembaliannya dengan aktiva lancar sebesar Rp. 348,80

% 100 262 . 800 . 864 . 3 2006 x Tahun − = = ∞


(29)

Pada tahun 2006 current rasio menghasilkan tak hingga disebabkan perusahaan tidak mempunyai hutang lancar.

b. Cash Ratio

Cash ratio menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek yang harus segera diuangkan. Semakin tinggi cash ratio berarti jumlah uang yang tersedia semakin besar sehingga pelunasan utang pada saat jatuh tempo tidak mengalami kesulitan. Akan tetapi bila cash ratio terlalu tinggi juga tidak baik akibatnya terhadap potensi untuk mempertinggi rate of return. Menurut Gibson (2002:210) dengan rumus :

% 100 tanglancar x Hu

Efek Kas Ratio

Cash = +

% 100 080 . 072 . 178 703 . 597 . 74 2004 x Tahun =

= 42 % atau Rp.0,42

Artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan kas dan efek sebesar Rp. 0,42 % 100 880 . 868 . 10 211 . 516 . 114 2005 x Tahun =

= 1.054 % atau Rp.10,54

Artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan kas dan efek sebesar Rp.10,54 % 100 687 . 857 . 553 2006 x Tahun − = = ∞


(30)

Pada tahun 2006 cash rasio menghasilkan tak hingga disebabkan perusahaan tidak mempunyai hutang lancar.

c. Quick Ratio (Acid Test Ratio )

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. Persediaan dianggap membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menukarkannya dalam bentuk uang tunai. Rasio ini semakin besar semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1 : 1. Menurut Harahap (2004:302) dengan rumus :

% 100 tan tan x lancar g Hu g piu Efek Kas Ratio

Quick = + +

% 100 080 . 072 . 178 000 . 750 . 608 703 . 597 . 74 2004 x

Tahun = +

= 384 % atau Rp.3,84

Artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin pengembaliannya dengan quick asset sebesar Rp. 3,84

% 100 080 . 072 . 178 000 . 000 . 500 211 . 516 . 114 2005 x

Tahun = +

= 5.654 % atau Rp.56,54

Artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin pengembaliannya dengan quick asset sebesar Rp.56,54 % 100 000 . 000 . 500 687 . 857 . 553 2006 x Tahun − + = = ∞


(31)

Pada tahun 2006 Quick rasio menghasilkan tak hingga disebabkan perusahaan tidak mempunyai hutang lancar.

2. Rasio Leverage

a. Total Debt to Equity Ratio

Rasio ini menggambar sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Menurut Syahyunan (2004:84) dengan rumus :

% 100 tan x sendiri Modal g u total Ratio Equity to Debt Total = % 100 000 . 800 . 048 . 1 080 . 072 . 178 2004 x Tahun =

= 17 % atau Rp.0,17

Artinya setiap hutang sebesar Rp.1 dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp. 0,17 % 100 000 . 800 . 048 . 1 880 . 868 . 10 2005 x Tahun =

= 1 % atau Rp.0,01

Artinya setiap hutang sebesar Rp.1 dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp. 0,01 % 100 000 . 800 . 048 . 1 2006 x

Tahun = −

= 0 %

Pada tahun 2006 perusahaan tidak mempunyai hutang lancar sehingga modal tidak perlu menjamin hutang.


(32)

b. Total Debt to Total Capital Assets Ratio

Rasio ini menggambar sampai sejauh mana total aktiva dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Menurut Harahap (2004:304) dengan rumus: % 100 tan x Aktiva Total g u total Ratio Assets Capital Total to Debt Total = % 100 972 . 762 . 339 . 7 080 . 072 . 178 2004 x Tahun =

= 2 % atau Rp.0,02

Artinya setiap hutang sebesar Rp.1 dijamin oleh Total Aktiva sebesar Rp. 0,02 % 100 485 . 433 . 537 . 7 880 . 868 . 10 2005 x Tahun =

= 0,1 % atau Rp.0,001

Artinya setiap hutang sebesar Rp.1 dijamin oleh Total Aktiva sebesar Rp. 0,001 % 100 040 . 376 . 859 . 7 2006 x

Tahun = −

= 0 %

Pada tahun 2006 perusahaan tidak mempunyai hutang lancar sehingga aktiva tidak perlu menjamin hutang.

3. Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turn Over

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Menurut Syahyunan (2004:85) dengan rumus :


(33)

kali x Aktiva Total Penjualan Ratio Over Turn Assets

Total = 1

kali x Tahun 1 972 . 762 . 339 . 7 250 . 934 . 074 . 5 2004=

= 0,69 kali

Artinya setiap Rp.1 aktiva berputar selama setahun dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 0,69 kali

kali x Tahun 1 485 . 433 . 537 . 7 610 . 406 . 027 . 5 2005=

= 0,67 kali

Artinya setiap Rp.1 aktiva berputar selama setahun dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 0,67 kali

kali x Tahun 1 040 . 376 . 859 . 7 650 . 368 . 886 . 4 2006=

= 0,62 kali

Artinya setiap Rp.1 aktiva berputar selama setahun dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 0,62 kali

b. Receivable Turn Over

Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang yang dilakukan dengan cepat. Menurut Harahap (2004:308) dengan rumus :

kali x g piu rata Rata Bersih Kredit Penjualan Ratio Over Turn ceivable 1 tan Re − =


(34)

kali x Tahun 1 000 . 750 . 608 250 . 934 . 074 . 5 2004=

= 8 kali

Artinya dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar sebesar 8 kali.

kali x Tahun 1 000 . 000 . 500 610 . 406 . 027 . 5 2005=

= 10 kali

Artinya dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar sebesar 10 kali.

kali x Tahun 1 000 . 000 . 500 650 . 368 . 886 . 4 2006=

= 10 kali

Artinya dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar sebesar 10 kali.

c. Average Collection Period

Rasio ini menunjukkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Menurut Bragg (2000:328) dengan rumus :

360 tan x Penjualan rata Rata g Piu Ratio Period Collection

Average = −

360 250 . 934 . 074 . 5 000 . 750 . 608 2004 x Tahun =

= 43 hari


(35)

360 610 . 406 . 027 . 5 000 . 000 . 500 2005 x Tahun =

= 36 hari

Artinya piutang dikumpulkan rata-rata setiap 36 hari 360 650 . 368 . 886 . 4 000 . 000 . 500 2006 x Tahun =

= 37 hari

Artinya piutang dikumpulkan rata-rata setiap 37 hari

d. Net Working Capital Turn Over

Rasio ini menunjukkan berapa penjualan bersih terhadap modal kerja rata-rata. Menurut Munawir (2002:80) dengan rumus :

kali x rata Rata Kerja Modal Netto Penjualan Ratio Over Turn Capital Working Net 1 − = kali x Tahun 1 000 . 800 . 048 . 1 250 . 934 . 074 . 5 2004=

= 4,8 kali

Artinya setiap Rp. 1 modal kerja dapat menghasilkan Rp. 4,8 kali penjualan netto kali x Tahun 1 000 . 800 . 048 . 1 610 . 406 . 027 . 5 2005=

= 4,8 kali

Artinya setiap Rp. 1 modal kerja dapat menghasilkan Rp. 4,8 kali penjualan netto kali x Tahun 1 000 . 800 . 048 . 1 650 . 368 . 886 . 4 2006=

= 4,7 kali


(36)

4. Rasio Profitabilitas a. Net profit Margin

Mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Menurut Brigham (2001:89) dengan rumus :

% 100 arg Pr x Penjualan bersih Laba Ratio in M ofit Net = % 100 250 . 934 . 074 . 5 853 . 927 . 743 . 1 2004 x Tahun =

= 34 % atauRp. 0,34

Artinya setiap Rp.1 penjualan menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp. 0,34 % 100 610 . 406 . 027 . 5 500 . 388 . 027 . 4 2005 x Tahun =

= 81 % atauRp. 0,81

Artinya setiap Rp.1 penjualan menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp. 0,81

% 100 650 . 368 . 886 . 4 935 . 513 . 507 . 1 2006 x Tahun =

= 31 % atauRp. 0,31

Artinya setiap Rp.1 penjualan menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp. 0,31

b. Gross Profit Margin

Mengukur efisiensi pengendalian harga pokok (biaya produksi), mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Menurut Gibson (2000:296) dengan rumus :

% 100 arg Pr x Netto Penjualan kotor Laba Ratio in M ofit Gross =


(37)

% 100 250 . 934 . 074 . 5 370 . 773 . 911 . 3 2004 x Tahun =

= 77 % atauRp. 0,77

Artinya setiap Rp.1 penjualan menghasilkan keuntungan kotor sebesar Rp. 0,77 % 100 610 . 406 . 027 . 5 315 . 891 . 535 . 3 2005 x Tahun =

= 70 % atauRp. 0,70

Artinya setiap Rp.1 penjualan menghasilkan keuntungan kotor sebesar Rp. 0,70 % 100 650 . 368 . 886 . 4 170 . 662 . 366 . 3 2006 x Tahun =

= 69 % atauRp. 0,69

Artinya setiap Rp.1 penjualan menghasilkan keuntungan kotor sebesar Rp. 0,69

c. Rate of Return on Total Assets

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Berarti dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Menurut Harahap (2004:305) dengan rumus :

% 100 Re x Aktiva Total EBIT Ratio Assets Total on turn of Rate = % 100 972 . 762 . 339 . 7 383 . 068 . 235 . 2 2004 x Tahun =

= 30 % atauRp. 0,3

Artinya setiap Rp.1 modal menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,3 % 100 485 . 433 . 537 . 7 900 . 851 . 784 . 4 2005 x Tahun =


(38)

= 63 % atauRp. 0,63

Artinya setiap Rp.1 modal menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,63 % 100 040 . 376 . 859 . 7 941 . 337 . 877 . 1 2006 x Tahun =

= 24 % atauRp. 0,24

Artinya setiap Rp.1 modal menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,24

d. Rate of Return on Investment

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.Menurut Syahyunan (2004:85) dengan rumus :

% 100 Re x Aktiva Total EAT Ratio Investment on turn of Rate = % 100 972 . 762 . 339 . 7 853 . 927 . 743 . 1 2004 x Tahun =

= 24 % atauRp. 0,24

Artinya modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva menghasilkan keuntungan Netto Rp. 0,24

% 100 485 . 433 . 537 . 7 500 . 388 . 079 . 4 2005 x Tahun =

= 54 % atauRp. 0,54

Artinya modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva menghasilkan keuntungan Netto Rp. 0,54

% 100 040 . 376 . 859 . 7 935 . 513 . 507 . 1 2006 x Tahun =


(39)

= 19 % atauRp. 0,19

Artinya modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva menghasilkan keuntungan Netto Rp. 0,19

e. Rate of Return on Net Worth

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Menurut Munawir (2002:105) dengan rumus :

% 100 Re x Sendiri Modal EAT Ratio Worth Net on turn of Rate = % 100 000 . 800 . 048 . 1 853 . 927 . 743 . 1 2004 x Tahun =

= 166 % atauRp. 1,66

Artinya setiap Rp.1 modal sendiri menghasilkan keuntungan Netto Rp. 1,66 yang tersedia bagi pemegang saham.

% 100 000 . 800 . 048 . 1 500 . 388 . 079 . 4 2005 x Tahun =

= 389 % atauRp. 3,89

Artinya setiap Rp.1 modal sendiri menghasilkan keuntungan Netto Rp. 3,89 yang tersedia bagi pemegang saham.

% 100 000 . 800 . 048 . 1 935 . 513 . 507 . 1 2006 x Tahun =

= 144 % atauRp. 1,44

Artinya setiap Rp.1 modal sendiri menghasilkan keuntungan Netto Rp.1,44 yang tersedia bagi pemegang saham.


(40)

Tabel 3

Hasil Perhitungan Rasio Keuangan PT. Syuhbhrasta Medan

2004, 2005, dan 2006

TAHUN RASIO

2004 2005 2006 I. Rasio Likuiditas

- Current Rasio 2125 % 34.880 % ∞

- Cash Rasio 42 % 1.054 % ∞

- Quick Rasio 384 % 5.654 % ∞

II. Rasio Leverage

-Total Debt To Equity 17 % 1 % 0 %

- Total Debt To Capital Asset 2 % 0.1 % 0% III. Rasio Aktivitas

- Total Asset Turn Over 0,69 kali 0,69 kali 0,62 kali - Receivable Turn Over 8 kali 10 kali 10 kali - Average Collection Period 43 kali 36 kali 37 kali - Net Working Capital Turn Over 4,8 kali 4,8 kali 4,7 kali IV. Rasio Profitabilitas

- Net Profit Margin 34 % 81 % 31 %

- Gross Profit Margin 77 % 70 % 69 %


(41)

G. KELEMAHAN RASIO KEUANGAN

- Rate Of Return On Net Worth 166 % 389 % 144 % - Rate Of Return On Investmen 24 % 54 % 19 %

Keterbatasan/kelemahan rasio keuangan menurut Syahyunan (2004:82) yaitu:

1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dan perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak dibidang usaha

2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan

3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan


(42)

BAB III

ANALISIS DAN EVALUASI

1. Analisis Rasio Likuiditas

Tabel 4 Rasio Likuiditas PT.Syuhbhrasta Medan

Tahun Rasio

2004 2005 2006 Current ratio 2.125 % 34.880 % ∞

Cash Ratio 42 % 1.054 % ∞

Quick Ratio 384 % 5.654 % ∞ Hasil penelitian 2008 (data diolah)

Dari tiga komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi likiusitas PT. Syuhbhrasta dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban–kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Pada tahun 2006 perusahaan tidak mempunyai hutang lancar sehingga rasio leverage yang dihasilkan sebesar ∞.


(43)

Current rasio PT. Syuhbhrasta pada tahun 2004 sebesar 2.125 %, pada tahun 2005 sebesar 34.880 % dan pada tahun 2006 sebesar ∞. Dari hasil analisis rasio ini secara garis besar dapat diketahui bahwa current rasio berada dalam kondisi likuid (semakin baik). Kenaikan current rasio terjadi karena bertambahnya aktiva lancar yang diiukuti dengan berkurangnya utang lancar. Sutau perusahaan dikatakan baik jika current assetnya mencapai 200 % atau 2 : 1. Jadi dapat dilihat dari current rasio ini bahwa perusahaan dapat melunasi utang lancarnya pada saat jatuh tempo dengan aktiva lancarnya. Keadaan ini akan memberikan peluang yang sangat baik bagi PT. Syuhbhrasta untuk mendapatkan tambahan modal atau investasi dari kreditur.

b. Cash Rasio

Cash rasio menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus dilunasi dengan kas yang tersedia yang dapat segera diuangkan. Pada tahun 2004 PT. Syuhbhrasta cash rasionya sebesar 42 %, pada tahun 2005 sebesar 1.054 % dan pada tahun 2006 sebesar ∞ %. Kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan aktiva lancar yang diikuti pula oleh penurunan utang lancar, tetapi penurunan utang lancar ini tidak mempengaruhi jumlah kas yang tersedia.

Dengan peningkatan ini maka perusahaan mampu untuk membayar utangnya dengan kas. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa krediabilitas PT. Syuhbhrasta dimata kreditur atau investor semakin baik, hal ini berarti PT.


(44)

Syuhbhrasta akan mudah memperoleh pinjaman baik dari kreditur ataupun investor.

c. Quick rasio

Quick rasio menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan aktiva lancar. Pada tahun 2004 quick rasio PT. Syuhbhrasta sebesar 384 %, pada tahun 2005 sebesar 5.654 %, sedangkan pada tahun 2006 sebesar ∞ %. Kenaikan ini terjadi karena adanya penambahan aktiva lancar dan berkurangnya utang lancar. Dengan melihat rasio ini dapat diketahui bahwa jumlah kas dan piutang yang dimiliki mampu untuk membayar utang lancar. Hasil dari rasio ini dianggap baik jika perbandingan itu 1:1 paling rendah 100 %.

2. Analisis Rasio Leverage.

Tabel 5 Rasio Leverage PT.Syuhbhrasta

Tahun Rasio

2004 2005 2006 Total Debt To Equity 17 % 1 % 0 % Total Debt To Capital Assets 2 % 0,1 % 0 % Hasil penelitian 2008 (data diolah)

Dilihat dari persentase rasio bahwa komposisi utang terhadap total aktiva maupun modal sendiri relatif aman dan menunjukkan angka yang semakin


(45)

menurun. Apalagi pada tahun 2006 perusahaan tidak mempunyai hutang lancar sehingga Total Debt To Equity dan Total Debt To Capital Assetnya sebesar 0 %.

a. Total Debt To Equity Ratio

Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang- utang kepada pihak luar perusahaan. Total debt to equity rasio pada PT.Syuhbhrasta tahun 2004 sebesar 17 %, pada tahun 2005 sebesar 1 % dan pada tahun 2006 sebesar 0 %. Dari hasil analisis dapat dilihat terjadinya penurunan total utang yang sangat besar dibandingkan dengan kenaikan jumlah modal. Total debt to equity dikatakan baik jika perbandingannya 1:1 atau 100 %.

b. Total Debt To Capital Asset Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Total debt to capital asset rasio pada PT. Syuhbhrasta tahun 2004 sebesr 2 %, pada tahun 2005 sebesar 0,1 % dan pada tahun 2006 sebesar 0 %. Dari hasil analisis rasio ini berada dalam kondisi yang baik karena pada tahun 2006 perusahaan PT. Syuhbhrasta tidak mempunyai utang, selain itu dapat dilihat bahwa terjadi penurunan utang yang sangat besar dibandingkan dengan kenaikan asset.

3. Analisis Rasio Aktivitas.

Tabel 6 Rasio Aktivitas PT. Syuhbhrasta


(46)

2004 2005 2006 Total asset turn over 0,69 kali 0,67 kali 0,62 kali Receivable turn over 8 kali 10 kali 10 kali Average collection period 43 kali 36 kali 37 kali Net working capital turn over 4,8 kali 4,8 kali 4,7 kali Hasil penelitian tahun 2008 (data diolah)

Dilihat dari rasio aktivitas, maka terlihat bahwa PT. Syuhbhrasta memiliki rasio yang kurang bagus karena adanya ketidakstabilan karena mengalami penurunan pada total asset turn overnya. Artinya perusahaan berkemampuan untuk menggunakan sumber daya perusahaan semakin menurun sehingga penjualan dan keuntungan kurang bagus. Rasio-rasio yang baik akan menghasilkan keuntungan yang baik pula.

a. Total Asset Turn Over

Rasio ini menggambarkan sejauh mana dana yang ditanamkan dalam aktiva berputar dalam satu tahun dan seberapa besar penjualan dari aktiva tersebut. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa efisiensi penggunaan dana PT. Syuhbhrasta semakin buruk. Hal ini dapat dilihat dari penurunan rasio. Pada tahun 2004 sebesar 0,69 kali, pada tahun 2005 sebesar 0,67 kali dan pada tahun 2006 sebesar 0,62 kali.


(47)

Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Pada tahun 2004 receivable PT. Syuhbhrasta sebesar 8 kali, pada tahun 2005 sebesar 10 kali dan pada tahun 2006 sebesar 10 kali. Dalam segi perputaran PT. Syuhbhrasta mengalami peningkatan dalam hal penagihan walaupun relatif kecil.

c. Average Collection Period

Rasio ini mengggambarkan kemampuan perusahaan untuk mengukur berapa hari rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang perusahaan. Pada tahun 2004 average collection period PT. Syuhbhrasta sebesar 43 hari, pada tahun 2005 sebesar 36 hari dan pada tahun 2006 sebesar 37 hari. Yang artinya perusahaan semakin cepat dalam mengumpulkan piutang walaupun pada tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 1 hari yang sangat relatif kecil.

Hal ini disebabkan PT. Syuhbhrasta kurang tegas dalam menagih piutang. Semakin kecil jumlah hari yang diperlukan akan semakin baik karena itu berarti piutang semakin cepat terkumpul.

d. Net Working Capital Turn Over

Net working capital turn over PT. Syuhbhrasta mengalami penurunan. Dapat dilihat dari hasil analisis pada tahun 2004 sebesar 4,8 kali, pada tahun 2005 sebesar 4,8 kali dan pada tahun 2006 sebesar 4,7 kali. Artinya perusahaan modal kerja yang dihasilkan perusahaan kurang baik dalam menghasilkan penjualan bersih walaupun penurunannya hanya 0,1 kali.


(48)

4. Analisis Rasio Profitabilitas.

Tabel 7 Rasio Profitabilitas

PT. Syuhbhrasta

Tahun Rasio

2004 2005 2006 Net profit margin 34 % 81 % 31 % Gross profit margin 77 % 70 % 69 % Rate of return on total assets 30 % 63 % 24 % Rate of return on Net worth 166 % 389 % 144 % Rate of return on investmen 24 % 54 % 19 % Hasil penelitian tahun 2008 (data diolah)

Rasio profitabilitas PT. Syuhbhrasta terlihat mengalami kenaikan tetapi pada tahun 2006 mengalami penurunan kembali. Hal ini disebabkan karena PT. Syuhbhrasta tidak mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini menurun. Dari lima rasio profitabilitas dapat disimpulkan bahwa PT. Syuhbhrasta kurang mampu menghasilkan laba dengan baik serta terjadinya penurunan laba yang relatif besar.


(49)

Net profit margin PT. Syuhbhrasta pada tahun 2004 sebesar 34 %, tahun 2005 sebesar 81 % dan pada tahun 2006 sebesar 31 %. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan penjualan yang sejalan dengan penurunan pendapatan setelah pajak. Kondisi ini kurang baik karena semakin kecil rasio ini semakin kecil laba bersih yang dihasilkan.

b. Gross Profit Margin

Gross profit margin PT. Syuhbhrasta pada tahun 2004 sebesar 77 %, pada tahun 2005 sebesar 70 % dan pada tahun 2006 sebesar 69 %. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap perusahaan mampu menghasilkan laba yang cukup tinggi. Namun pada PT. Syuhbhrasta rasio ini mengalami penurunan sehingga laba yang dihasilkan semakin menurun.

c. Rate of Return on Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva yang diturunkan untuk memperoleh laba. Pada tahun 2004 rate of return on total assets PT. Syuhbhrasta sebesar 30 %, pada tahun 2005 sebesar 63 % dan pada tahun 2006 sebesar 24 %. Penurunan ini terjadi karena adanya penurunan laba sebelum pajak dari total aktiva. Hal ini berarti aktiva yang ditanamkan dalam modal belum digunakan seefisien mungkin.


(50)

Rate of return on investmen PT. Syuhbhrasta pada tahun 2004 sebesar 24 %, pada tahun 2005 sebesar 54 % dan pada tahun 2006 sebesar 19 %. Penurunan ini disebabkan oleh penggunaan aktiva lancar ataupun aktiva tetap pada perusahaan masih relatif tinggi sehingga penurunannya sangat besar.

e. Rate of Return on Net Worth.

Rasio ini menggambarkan kemampuan PT. Syuhbhrasta untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang telah di investasikan. Pada rasio ini turun pada tahun 2004 sebesar 166 %, pada tahun 2005 sebesar 389 % dan pada tahun 2006 sebesar 144 %. Penurunan yang terjadi disebabkan kemampuan PT. Syuhbrasta untuk menggunakan modal sendiri kurang baik sehingga mengalami pengurangan laba yang dihasilkan pada tahun 2006.


(51)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah mempelajari dan menganalisis data dari PT. Syuhbhrasta selama tiga periode dengan menggunakan rasio-rasio keuangan maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Rasio likiuditas PT. Syuhbhrasta mengalami kenaikan. Kenaikan ini tentu menjadi jaminan yang semakin baik terhadap pemberian kredit dari kreditur ataupun investor. Itu terbukti pada tahun 2006 rasio likuiditas yang dihasilkan sebesar ∞, karena perusahaan tidak mempunyai hutang lancar.

2. Rasio Leverage PT. Syuhbhrasta sangat baik karena pada tahun 2006 perusahaan tersebut tidak mempunyai utang, sehingga rasio yang dihasilkan sebesar 0 %.

3. Rasio Aktivitas PT. Syuhbhrasta mengalami penurunan, hal ini berarti kurang efektifnya atau kurang baik perusahaan dalam menggunakan dana.


(52)

4. Rasio Profitabilitas PT. Syuhbhrasta mengalami penurunan pada tahun 2006 disebabkan perusahaan kurang baik melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga laba yang dihasilkan menurun.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam menganalisis keadaan kondisi perusahaan maka penulis menyarankan agar :

1. PT. Syuhbhrasta memiliki tingkat likuiditas yang stabil dalam dua tahun terakhir, sehingga perusahaan harus mampu meningkatkan rasio likuiditasnya lagi agar perusahaan tidak mempunyai hutang lancar.

2. PT. Syuhbhrasta memilki kondisi yang baik dalam rasio leverage. Karena itu perusahaan harus mempertahan kondisi utang yang kecil ataupun tidak mempunyai hutang.

3. PT. Syuhbhrasta dalam rasio aktivitasnya harus mampu meningkatkan lagi pendapatan dan menekan biaya-biaya yang ada dan bila mungkin harus mengurangi jumlah aktivanya.

4. PT. Syuhbhrasta pada rasio profitabilitas juga tidak stabil dalam dua tahun terakhir, sehingga prestasinya perlu ditingkatkan lagi dalam memperoleh laba bersihnya.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Syahyunan, 2004, Manajemen keuangan I, USU Press, Medan

Harahap, Sofyan Syafri, 2004, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Bragg, Steven M, 2000, Financial Analysis; A Controller’s Guide, John Willey & Sons, New York.

Martono, 2001, Manajemen Keuangan, Ekonosia, Yogyakarta.

Van Horner, James, 2005, Financial Management, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.

Gibson, Charles H, 2000, Financial Reporting and Analysis : Using financial accounting information, Eight Editor, South-Western, Canada.

Munawir, S, 2002, Analisis Laporan Keuangan, Edisi keempat, liberty, Yogyakarta.

Brigham,Houston, 2006, Fundamentals of Financial Management, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta.

Brigham, Houston, 2001, Manajemen Keuangan, edisi delapan, Erlangga, Jakarta.


(54)

Ginting, Paham & Helmi S, Syafrizal, 2008, Fisafat Ilmu Dan Metode Riset, USU Press, Medan.

Supranto, 2000, Metode Ramalan Kuantitatif untuk Perencanaan Ekonomi danBisnis, Rieka Cipta, Jakarta.

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Delapan, Alfabeta, Bandung. Hanafi M, 2004/2005, Manajemen Keuangan, Badan Penelitian Fakultas


(1)

Net profit margin PT. Syuhbhrasta pada tahun 2004 sebesar 34 %, tahun 2005 sebesar 81 % dan pada tahun 2006 sebesar 31 %. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan penjualan yang sejalan dengan penurunan pendapatan setelah pajak. Kondisi ini kurang baik karena semakin kecil rasio ini semakin kecil laba bersih yang dihasilkan.

b. Gross Profit Margin

Gross profit margin PT. Syuhbhrasta pada tahun 2004 sebesar 77 %, pada tahun 2005 sebesar 70 % dan pada tahun 2006 sebesar 69 %. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap perusahaan mampu menghasilkan laba yang cukup tinggi. Namun pada PT. Syuhbhrasta rasio ini mengalami penurunan sehingga laba yang dihasilkan semakin menurun.

c. Rate of Return on Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva yang diturunkan untuk memperoleh laba. Pada tahun 2004 rate of return on total assets PT. Syuhbhrasta sebesar 30 %, pada tahun 2005 sebesar 63 % dan pada tahun 2006 sebesar 24 %. Penurunan ini terjadi karena adanya penurunan laba sebelum pajak dari total aktiva. Hal ini berarti aktiva yang ditanamkan dalam modal belum digunakan seefisien mungkin.


(2)

Rate of return on investmen PT. Syuhbhrasta pada tahun 2004 sebesar 24 %, pada tahun 2005 sebesar 54 % dan pada tahun 2006 sebesar 19 %. Penurunan ini disebabkan oleh penggunaan aktiva lancar ataupun aktiva tetap pada perusahaan masih relatif tinggi sehingga penurunannya sangat besar.

e. Rate of Return on Net Worth.

Rasio ini menggambarkan kemampuan PT. Syuhbhrasta untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang telah di investasikan. Pada rasio ini turun pada tahun 2004 sebesar 166 %, pada tahun 2005 sebesar 389 % dan pada tahun 2006 sebesar 144 %. Penurunan yang terjadi disebabkan kemampuan PT. Syuhbrasta untuk menggunakan modal sendiri kurang baik sehingga mengalami pengurangan laba yang dihasilkan pada tahun 2006.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah mempelajari dan menganalisis data dari PT. Syuhbhrasta selama tiga periode dengan menggunakan rasio-rasio keuangan maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Rasio likiuditas PT. Syuhbhrasta mengalami kenaikan. Kenaikan ini tentu menjadi jaminan yang semakin baik terhadap pemberian kredit dari kreditur ataupun investor. Itu terbukti pada tahun 2006 rasio likuiditas yang dihasilkan sebesar ∞, karena perusahaan tidak mempunyai hutang lancar.

2. Rasio Leverage PT. Syuhbhrasta sangat baik karena pada tahun 2006 perusahaan tersebut tidak mempunyai utang, sehingga rasio yang dihasilkan sebesar 0 %.

3. Rasio Aktivitas PT. Syuhbhrasta mengalami penurunan, hal ini berarti kurang efektifnya atau kurang baik perusahaan dalam menggunakan dana.


(4)

4. Rasio Profitabilitas PT. Syuhbhrasta mengalami penurunan pada tahun 2006 disebabkan perusahaan kurang baik melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga laba yang dihasilkan menurun.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam menganalisis keadaan kondisi perusahaan maka penulis menyarankan agar :

1. PT. Syuhbhrasta memiliki tingkat likuiditas yang stabil dalam dua tahun terakhir, sehingga perusahaan harus mampu meningkatkan rasio likuiditasnya lagi agar perusahaan tidak mempunyai hutang lancar.

2. PT. Syuhbhrasta memilki kondisi yang baik dalam rasio leverage. Karena itu perusahaan harus mempertahan kondisi utang yang kecil ataupun tidak mempunyai hutang.

3. PT. Syuhbhrasta dalam rasio aktivitasnya harus mampu meningkatkan lagi pendapatan dan menekan biaya-biaya yang ada dan bila mungkin harus mengurangi jumlah aktivanya.

4. PT. Syuhbhrasta pada rasio profitabilitas juga tidak stabil dalam dua tahun terakhir, sehingga prestasinya perlu ditingkatkan lagi dalam memperoleh laba bersihnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Syahyunan, 2004, Manajemen keuangan I, USU Press, Medan

Harahap, Sofyan Syafri, 2004, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Bragg, Steven M, 2000, Financial Analysis; A Controller’s Guide, John Willey & Sons, New York.

Martono, 2001, Manajemen Keuangan, Ekonosia, Yogyakarta.

Van Horner, James, 2005, Financial Management, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.

Gibson, Charles H, 2000, Financial Reporting and Analysis : Using financial accounting information, Eight Editor, South-Western, Canada.

Munawir, S, 2002, Analisis Laporan Keuangan, Edisi keempat, liberty, Yogyakarta.

Brigham,Houston, 2006, Fundamentals of Financial Management, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta.

Brigham, Houston, 2001, Manajemen Keuangan, edisi delapan, Erlangga, Jakarta.


(6)

Ginting, Paham & Helmi S, Syafrizal, 2008, Fisafat Ilmu Dan Metode Riset, USU Press, Medan.

Supranto, 2000, Metode Ramalan Kuantitatif untuk Perencanaan Ekonomi dan Bisnis, Rieka Cipta, Jakarta.

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Delapan, Alfabeta, Bandung. Hanafi M, 2004/2005, Manajemen Keuangan, Badan Penelitian Fakultas