2. Ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 Depdikbud
1994. Yaitu seorang siswa telah tuntas belajar apabila mencapai skor 60 atau nilai 60, dan kelas disebut tuntas belajar apabila di kelas tersebut terdapat 70
yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 60. untuk menghitung presentasi ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :
100 p
Siswa yang tuntas belajar x
Siswa
3. Presentase Aktivitas Belajar Setiap Siswa
100 R
NP x
SM
Keterangan : NP
: Nilai persen yang dicari atau diharapkan R
: Skor mentah yang diperoleh siswa SM
: Skor maksimum dari tes yang ditentukan 100
: bilangan tetap
Purwanto, 2009:102
H. Indikator Keberhasilan
1. Presentase aktivitas siswa dalam pembelajaran sekurang-kurangnya 70 dan
atau lebih. 2.
Hasil belajar siswa rata-rata sekurang-kurangnya mencapai nilai 60.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat penulis simpulkan antara lain sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Tanjung Kemala Kecamatan Pugung dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti dari
persentase aktivitas yang diperoleh, dimana dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Siklus I rata-rata persentase aktivitas siswa
sebesar 71,09 , dan pada siklus II rata-rata persentase aktivitas meningkat menjadi 74,45 .
2. Peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I dan Siklus II
dengan model pembelajaran CTL berimbas positif terhadap hasil belajar siswa, dimana nilai rata-rata kelas pada siklus I hanya 56,17 dan siklus II
meningkat menjadi 69,17. Demikian juga dengan persentase ketuntasan belajar siswa, pada siklus I persentase ketuntasan hanya 33,33 dan
siklus II meningkat menjadi 81,67 .