Perlindungan Hukum Anak Anak Pelaku Tindak Pidana 1. Pengertian Anak Nakal
didasarkan atas pertimbangan bahwa anak-anak adalah golongan yang rawan, yang sangat mudah terpengaruh oleh apapun yang terjadi disekitarnya Rika
Saraswati, 2009 : 137 .
Secara yuridis usaha pemberian perlindungan hak-hak anak oleh dunia internasional telah dimulai sejak Deklarasi PBB Tahun 1959 tentang hak-hak anak
dan terakhir Konvensi Hak Anak Convention of The Right of The child tahun 1989 yang kemudian dituangkan dalam Resolusi PBB tanggal 5 Desember 1989.
Konvensi ini berisi tentang penegasan hak-hak anak, perlindungan anak oleh Negara, dan peran serta berbagai pihak Negara, masyarakat dan swasta dalam
menjamin perlindungan anak.
Dalam kaitannya dengan persoalan perlindungan hukum terhadap anak di Indonesia, UUD 1945 dengan tegas menyatakan bahwa Negara memberikan
perlindungan kepada fakir miskin dan anak terlantar, ketentuan UUD 1945 tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan
antara lain :
a. Perlindungan Hukum Anak Dalam UU No.6 Tahun 1974 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
Dalam undang-undang ini tidak secara khusus disebutkan hal-hal yang berkaitan dengan perlindungan anak, tetapi hanya secara umum berlaku untuk seluruh
warga Indonesia yang mengalami bencana alam atau terganggu kemampuannya untuk mempertahankan hidup dan terlantar.
Pasal 4 ayat 1 UU No. 6 Tahun 1974 menyatakan : Bantuan sosial kepada Negara baik secara perorangan maupun dalam kelompok yang mengalami kehilangan
peranan sosial atau menjadi korban akibat bencana-bencana, baik sosial maupun alamiah atau peristiwa-peristiwa lain.
Bimbingan, pembinaan dan rehabilitasi sosial, termasu di dalam penyaluran kedalam masyarakat, kepada warga Negara baik perorangan maupun dalam
kelompok, yang terganggu kemampuannya untuk mempertahankan hidup, yang terlantar atau yang tersesat. Pengembangan dan penyuluhan sosial untuk
meningkatkan peradapan, perikemanusiaan dan kegotongroyongan.
b. Perlindungan Hukum Anak Dalam UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak
Mengenai hak-hak anak diatur dalam Pasal 2 Undang-undang No.4 Tahun 1979 sebagai berikut :
1 Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam
asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar. 2 Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan
kehidupan sosialnya, sesuai dengan Negara yang baik dan berguna. 3 Anak berhak atas pemeliharaandan perlindungan baik semasa dalam
kandungan maupun sesudah dilahirkan 4 Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat
membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar.
c. Perlindungan HukumAnak Dalam UU No. 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak
Upaya perlindungan anak menurut UU No.23 Tahun 2002 harus dilaksanakan sedini mungkin yakni sejak dari janin dalam kandungan sampai berumur 18 tahun.
Bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak yang utuh, menyeluruh dan
komprehensif. Undang-undang meletakkan kewajiban memberikan perlindungan kepada anak sesuai dengan ketentuan hak asasi manusia yang termuat dalam UUD
1945, serta prinsip-prinsip dasr konfrensi perserikatan bangsa-bangsa tentang hak anak yang meliputi :
a. Non-diskriminasi b. Kepentingan yang terbaik bagi anak
c. Penghargaan terhadap pendapat anak Pasal 2 UU No.23 Tahun 2002 Tri Andrisman, 2011 : 27
Mengenai hak dan kewajiban anak diatur dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 19, yang pada intinya sebagai berikut :
1. Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh dan berkembang dan
berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi Pasal 4
2. Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
kewarganegaraan Pasal 5 3.
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai dengan kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan
orang tua Pasal 6
4. Setiap anak berhak mengetahui orangtuanya, dibesarkan dan diasuh
oleh orangtuanya sendiri. Namun tidak menutup kemungkinan untuk diasuh oleh pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku Pasal 7
5. Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan
sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial Pasal 8
6. Setiap anak selama dalam pengasuhan orangtua, wali, atau pihak lain
maupun yang bertanggungjawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan :
a.
Diskriminasi b.
Eksploitasi, baik ekonomi maupun sosial; c.
Penelantaran; d.
Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; e.
Ketidakadilan; f.
Perlakuan salah lainnya Pasal 13; 7.
Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari : a.
Penyalahgunaan dalam kegiatan politik; b.
Pelibatan dalam sengketa bersenjata; c.
Pelibatan dalam urusan sosial;
d. Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsure kekerasan;
e. Pelibatan dalam peperangan.
8. Setiap anak yang menjadi korban, pelaku kekerasan atau yang
berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan Pasal 17 ayat 2
d. Perlindungan Hukum Anak Dalam UU No. 3 tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak
Undang-undang ini mengatur bagaimana anak pelaku tindak pidana di adili di pengadilan, sehingga di dalam proses pengadialn anak hak-hak anak yang telah
diatur oleh undang-undang menjadi acuan bagi aparat penegak hukum untuk mengadili anak pelaku tindak pidana.
Mengenai tata cara proses pengadilan anak berdasarkan UU No.3 Tahun1997 antara lain sebagai berikut :
1. Hakim memeriksa perkara anak dalam siding tertutup Pasal 8 ayat 1
2. Dalam hal tertentu dan dipandang perlu pemeriksaan perkara anak
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat dilakukan dalam siding terbuka Pasal 8 ayat 2
3. Dalam sidang yang dilakukan secara tertutup hanya dapt dihadiri oleh
anak yang bersangkutan beserta orang tua, wali, atau orang tua asuh, Penasehat hukum, dan Pembimbing Kemasyarakatan Pasal 8 ayat 3
4. Pemberitaan mengenai perkara anak mulai sejak penyidikan sampai saat
sebelum pengucapan putusan pengadialn menggunakan singkatan dari nama anak, orang tua, wali, atau orang tua asuhnya Pasal 8 ayat 5
5. Putusan pengadilan dalam memeriksa perkara anak sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan dalam sidang terbuka untuk umum Pasal 8 ayat 6
6. Penyidik anak wajib memeriksa tersangka dalam suasana kekeluargaan
pasal 42 ayat 1 7.
Dalam melakukan penyidikan terhadap Anak Nakal, Penyidik wajib meminta pertimbangan atau saran dari Pembimbing Kemasyarakatan,
dan apabila perlu juga dpaat meminta pertimbangan atau saran dari ahli pendidikan, ahli kesehatan jiwa, ahli agama, atau petugas
kemasyarakatan lainnya. Pasal 42 ayat 2
8. Proses penyidikan terhadap perkara Anak Nakal wajib dirahasiakan
Pasal 42 ayat 3.
Undang-undang Nomor 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak berisi tentang ketentuan-ketentuan yang mengatur hukm pidana formil, hukum pidana materiil
dah hukum pelaksanaan pidana yand harus dijalankan sesuai dengan ketentuan undang-undang tersebut.