Validitas Instrumen Validitas Instrumen Validitas Instrumen Validitas Instrumen

65 tidak valid secara empiris. Analisis butir penyataan secara empiris menggunakan program Microsoft Exel. Sedangkan validitas isi dan validitas konstruk, ditempuh proses validasi melalui pembahasan dengan ahli bidang pendidikan dan pem- bimbing serta teman sejawat dalam bentuk diskusi panel.

a. Validitas Instrumen

Validitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson:         2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r XY            Sedangkan rencana analisis dilakukan terhadap semua butir instrumen. Kriteria pengujian ditetapkan dengan cara membandingkan r it berdasarkan hasil perhitungan lebih besar dengan r t r it r t , maka instrumen dianggap valid, sebaliknya jika r it lebih kecil dari r t r it r t , maka butir instrumen dianggap tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan untuk keperluan penelitian ini.

b. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumen kinerja guru diuji dan dihitung menggunakan rumus

“Alpha Cronbach ” dengan rumus : r = 1  n n 1- 2 2 t b    Keterangan: r = reabilitas instrumen n = banyaknya butir pertanyaan dari banyaknya soal ∑σ b 2 = jumlah varians butir σ t 2 = varian soal Sudjana; 1992:108. 66

3.5.1.5 Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen kinerja guru Y dapat diketahui dari 32 butir pernyataan yang diberikan kepada responden pada saat ujicoba, terdapat lima butir pernyataan yang tidak valid didropdibuang yaitu butir nomor 2, 11, 12, 20, dan 30. Berdasarkan hasil uji coba tersebut ternyata instrumen kinerja guru yang dapat dikatakan valid ada 27 pernyataan. Instrumen kinerja guru yang berjumlah 27 pernyataan tersebut, berbentuk kuesioner angket dengan lima pilihan jawaban dan pernyataan positif. Pernyataan positif dengan rentang skor 5 sampai 1. Perhitungan validitas dan reliabilitas tertuang pada Lamp. II hal. 136 – 179

3.5.2 Instrumen Sikap Guru terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah X

1

3.5.2.1 Definisi Konseptual

Sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah adalah kecenderungan dan perasaan guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah yang harus dipenuhi sebagai seorang pemimpin dalam organisasi belajar, meliputi: penguasaan pribadi personal mastery, model mental mental models, berbagi visi shared vision, pembelajaran tim team learning, dan berpikir sistemik system thingking, hal ini tertuang dalam bentuk perasaan positip atau negatif dan kecenderungannya untuk melakukan suatu tindakan yang didasari atas setuju-tidak setujunya terhadap kepemimpinan kepala sekolah. 67

3.5.2.2 Definisi Operasional

Sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah adalah skor total yang diperoleh guru setelah menjawab kuesioner yang berbentuk skala sikap dengan rentang angka 1 satu hingga 4 empat .

3.5.2.3 Kisi-kisi Instrumen Sikap Guru terhadap Kepemimpinan Kepala

Sekolah Berdasarkan konsep teoritis dan defenisi operasional, maka kisi-kisi instrumen sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah disajikan lengkap dalam bentuk tabel berikut. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Sikap Guru terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah No Aspek Disiplin Dimensi Pstf + Ngtf - Jml Butir 1 Penguasaan pribadi personal mastery  Kemampuan untuk senantiasa mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi  Memfokuskan energi  Mengembangkan kesabaran  Memandang realitas secara objektif 1 2, 6 4, 7 5 3 7 2 Model mental mental models  Kesenangan dalam bekerja sesuai dengan visinya  Optimis untuk mengembang visinya  Membangun aspirasi dan inspirasi dengan keahlian pribadi  Selalu belajar dan berkontribusi demi pekerjaan  Menjadi visi bersama untuk mengevolusi organisasi 11 8 9, 13 10, 12 14 16 8 3 Visi Bersama shared vision  Menulis dan menyusun visi pribadi  Membuat komitmen terhadap visi 20 15 17 68 No Aspek Disiplin Dimensi Pstf + Ngtf - Jml Butir  Menguraikan visi pribadi  Mengklaririfikasi dan memperluas visi  Merengungkan visi yang disusun 18 19, 23 24 7 4 Pembelajaran tim team learning  Berfikir dengan penuh wawasan masalah kompleks  Kebutuhan akan tindakan yang inovativ dan terkoordinasi  Peranan anggota tim terhadap anggota tim lainnya 27 21, 22 25, 30 26 6 5 Berpikir sistemiksyst em thingking  Menganalisis dan berpikir tentang kesatuan dari keseluruhan prinsip-prinsip organisasi pembelajar.  Mengubah sistem secara lebih efektif dan bertindak lebih selaras dengan tujuan organisasi pembelajar  Melihat organisasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan 28, 31 32 33 29 5 JUMLAH 27 6 33 Jenis instrumen yang digunakan untuk menjaring sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah adalah dengan skala sikap dengan menggunakan empat pilihan jawaban. Butir-butir pernyataan yang diuraikan dalam instrumen mengandung pernyataan positif dan negatif. Pernyataan posistif apabila pilihan jawaban responden: Sangat setuju menggambarkan sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah tinggi sekali, Setuju menggambarkan sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah tinggi, Kurang Setuju menggambarkan sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah sedang, dan Tidak Setuju menggambarkan sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah rendah, untuk pernyataan negatif sebaliknya. 69

3.5.2.4 Kalibrasi dan Hasil Uji Coba

Untuk mendapatkan instrumen yang andal digunakan dalam penelitian perlu diuji cobakan terlebih dahulu untuk memperoleh butir pernyataan yang valid dan yang tidak valid secara empiris. Analisis butir penyataan secara empiris menggunakan program Microsoft Exel. Sedangkan validitas isi dan validitas konstruk, ditempuh proses validasi melalui pembahasan dengan ahli bidang pendidikan dan pembimbing serta teman sejawat dalam bentuk diskusi panel.

a. Validitas Instrumen

Validitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson:         2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r XY            Sedangkan rencana analisis dilakukan terhadap semua butir instrumen. Kriteria pengujian ditetapkan dengan cara membandingkan r it berdasarkan hasil perhitungan lebih besar dengan r t r it r t , maka instrumen dianggap valid, sebaliknya jika r it lebih kecil dari r t r it r t , maka butir instrumen dianggap tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan untuk keperluan penelitian ini. 70

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen diuji dan dihitung menggunakan rumus “Alpha Cronbach” dengan rumus : r = 1  k k 1- 2 2 t b    Keterangan: r = reabilitas instrumen K = banyaknya butir pertanyaan dari banyaknya soal ∑σ b 2 = jumlah varians butir σ t 2 = varian soal Sudjana; 1992:108.

3.5.2.5 Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah X 1 dapat diketahui dari 37 butir pernyataan yang diberikan kepada responden pada saat ujicoba, terdapat empat butir pernyataan yang tidak valid didropdibuang yaitu nomor 8,11, 21, dan 32. Berdasarkan hasil uji coba tersebut ternyata instrumen sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah yang dapat dikatakan valid ada 33 pernyataan. Instrumen sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah yang berjumlah 33 pernyataan tersebut, berbentuk skala sikap dengan empat pilihan jawaban dan pernyataan positif. Pernyataan positif dengan rentang skor 4 sampai 1. Perhitungan validitas dan reliabilitas tertuang pada Lamp. II hal. 136 – 179 71 3.5.2 Instrumen Motivasi Kerja Guru 3.5.2.1 Definisi Konseptual Motivasi kerja guru adalah dorongan dari dalam diri guru seperti: 1 pengembang- an pribadi, yang meliputi: dedikasi, tanggung jawab, kemandirian, kepuasan pribadi dan percaya diri, 2 prestasi, yang meliputi senang bekerja keras, menginginkan hasil terbaik, dan tidak cepat merasa puas, dan 3 rasional dalam bertindak, yang meliputi: menetapkan tujuan secara rasional, dan hati-hati dalam memilih metode sesuai dengan pekerjaan.

3.5.2.2 Definisi Operasional

Motivasi kerja guru adalah total skor yang tercermin dari hasil angket yang diisi oleh guru, yang terdiri dari dorongan dalam diri guru seperti: 1 pengembangan pribadi, yang meliputi: dedikasi, tanggung jawab, kemandirian, kepuasan pribadi dan percaya diri, 2 prestasi, yang meliputi senang bekerja keras, menginginkan hasil terbaik, dan tidak cepat merasa puas, dan 3 rasional dalam bertindak, yang meliputi: menetapkan tujuan secara rasional, dan hati-hati dalam memilih metode sesuai dengan pekerjaan.

3.5.2.3 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja Guru

Berdasarkan konsep teoritis dan defenisi operasional, maka kisi-kisi instrumen motivasi kerja disajikan lengkap dalam bentuk tabel berikut. 72 Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja Guru No. Aspek Indikator Pstf + Ngtf - Jumlah Butir 1. Pengembangan diri a. Dedikasi b. Tanggung jawab c. Kepuasan pribadi d. Percaya diri 1, 2 4, 10 3, 5 7, 16, 22 15 10 2. Prestasi a. Senang bekerja keras b. Menginginkan hasil terbaik c. Tidak cepat merasa puas 6, 17, 8, 21 9, 11, 19 13, 14, 20 12, 18 12 3. Rasional dalam bertindak a. Menetapkan tujuan secara rasional b. Hati-hati dalam memilih metode sesuai dengan pekerjaan 23, 27 24, 26 25 5 JUMLAH 27 Jenis instrumen yang digunakan untuk menjaring motivasi kerja guru adalah dengan angket yang berjumlah 27 butir pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban Option. Pernyataan positif apabila pilihan jawaban responden: Selalu menggambarkan motivasi kerja tinggi sekali, Sering menggambarkan motivasi kerja tinggi, Kadang-kadang menggambarkan motivasi kerja sedang, dan Tidak Pernah menggambarkan motivasi kerja rendah, untuk pernyataan negatif sebaliknya.

3.5.2.4 Kalibrasi dan Hasil Uji Coba

Untuk mendapatkan instrumen yang andal digunakan dalam penelitian perlu diuji cobakan terlebih dahulu untuk memperoleh butir pernyataan yang valid dan yang tidak valid secara empiris. Analisis butir penyataan secara empiris menggunakan 73 program Microsoft Exel. Sedangkan validitas isi dan validitas konstruk, ditempuh proses validasi melalui pembahasan dengan ahli bidang pendidikan dan pembimbing serta teman sejawat dalam bentuk diskusi panel.

a. Validitas Instrumen

Validitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson:         2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r XY            Sedangkan rencana analisis dilakukan terhadap semua butir instrumen. Kriteria pengujian ditetapkan dengan cara membandingkan r it berdasarkan hasil perhitungan lebih besar dengan r t r it r t , maka instrumen dianggap valid, sebaliknya jika r it lebih kecil dari r t r it r t , maka butir instrumen dianggap tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan untuk keperluan penelitian ini.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen diuji dan dihitung menggunakan rumus “Alpha Cronbach” dengan rumus : r = 1  k k 1- 2 2 t b    Keterangan: r = reabilitas instrumen K = banyaknya butir pertanyaan dari banyaknya soal ∑σ b 2 = jumlah varians butir σ t 2 = varian soal Sudjana; 1992:108. 74

3.5.2.5 Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen motivasi kerja guru X 2 dapat diketahui dari 32 butir pernyataan yang diberikan kepada responden pada saat ujicoba, terdapat lima butir pernyataan yang tidak valid didropdibuang yaitu butir nomor 4, 8, 13, 25 dan 31. Berdasarkan hasil uji coba tersebut ternyata instrumen motivasi kerja guru yang dapat dikatakan valid ada 27 pernyataan. Instrumen motivasi kerja guru yang berjumlah 27 pernyataan tersebut, berbentuk kuesioner angket dengan empat pilihan jawaban dan pernyataan positif. Pernyataan positif dengan rentang skor 4 sampai 1. Perhitungan validitas dan reliabilitas pada Lamp. II hal. 136 – 179

3.5.4 Instrumen Kompetensi Pedagogik X

3

3.5.4.1 Definisi Konseptual

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

3.5.4.2 Definisi Operasional

Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan 75 pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, yang diperoleh melalui jawaban dari serangkaian angket.

3.5.4.3 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan konsep teoritis dan defenisi operasional, maka disusun kisi-kisi instrumen kompetensi pedagogik dapat dilihat dalam tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5 Kisi-Kisi lnstrumen Kompetensi Pedagogik N o Sub Kompetensi Indikator Esensial Pernyataan Jumlah Positif Negatif 1. Pemahaman terhadap peserta didik a. Kemampuan pemahaman tentang psikologi perkembangan anak b. Mengidentivikasi kesulitan belajar anak c. Memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap bekal ajar awal anak 1 1 1 1 1 5 2. Merancang Merencanakan pembelajaran a. Menerapkan teori belajar dan pembelajaran b. Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai dan materi ajar c. Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang telah dipilih 1 1 4 2 1 9 76 3. Melaksanakan pembelajaran a. Menata latar setting pembelajaran b. Melaksanakan pembelajaran yang kondusif 3 4 1 2 10 4. Evaluasi hasil belajar a. Melaksanakan penilaian asesmen proses dan hasil belajar secara berkesinam-bungan dengan berbagai metode b. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar mastery level. c. Menggunakan informasi ketuntasan belajar untuk merancang program remedi atau pengayaan enrichment. d. Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. 3 4 3 3 1 1 1 2 17 5. Pengembangan peserta didik Membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. 3 1 4 Jumlah 45 Jenis instrumen yang digunakan untuk menjaring kompetensi pedagogik adalah dengan angket yang berjumlah 45 butir pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban Option. Butir-butir pernyataan yang diuraikan dalam instrumen 77 mengandung pernyataan positif dan negatif. Pernyataan posistif apabila pilihan jawaban responden: Selalu menggambarkan kompetensi pedagogik tinggi sekali, Sering menggambarkan kompetensi pedagogik tinggi, pernah menggambarkan kompetensi pedagogik sedang, dan Tidak pernah menggambarkan kompetensi pedagogik rendah, untuk pernyataan negatif sebaliknya.

3.5.4.4 Kalibrasi dan Hasil Uji Coba

Untuk mendapatkan instrumen yang andal digunakan dalam penelitian perlu diuji cobakan terlebih dahulu untuk memperoleh butir pernyataan yang valid dan yang tidak valid secara empiris. Analisis butir penyataan secara empiris menggunakan program Microsoft Exel. Sedangkan validitas isi dan validitas konstruk, ditempuh proses validasi melalui pembahasan dengan ahli bidang pendidikan dan pembimbing serta teman sejawat dalam bentuk diskusi panel.

a. Validitas Instrumen

Validitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson:         2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r XY            Sedangkan rencana analisis dilakukan terhadap semua butir instrumen. Kriteria pengujian ditetapkan dengan cara membandingkan r it berdasarkan hasil perhitungan lebih besar dengan r t r it r t , maka instrumen dianggap valid, sebaliknya jika r it lebih kecil dari r t r it r t , maka butir instrumen dianggap tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan untuk keperluan penelitian ini. 78

b. Reliabilitas Instrumen

Dokumen yang terkait

Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri 177 Jakarta

1 14 141

HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA GURU, DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI WILAYAH ABUNG LAMPUNG UTARA

0 8 23

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP KERJA GURU TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN GADINGREJO

1 24 56

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK, MOTIVASI KERJA, DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 5 91

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN WONOGIRI

0 5 144

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI Hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN JUWANGI Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 1 18

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP SIKAP KINERJA GURU KEJURUAN.

0 1 57

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta.

1 3 125

Hubungan antara kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru di SMA Negeri Surakarta bab I

0 0 7