Terdapat Perbedaan Moralitas Siswa dalam Pembelajaran IPS

48

C. Kerangka Pikir

Variabel bebas independen dalam penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran simulasi dan metode pembelajaran problem solving. Variabel terikat dependen dalam penelitian ini adalah perbedaan moralitas siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran simulasi dan perbedaan moralitas siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran problem solving. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal dalam mata pelajaran IPS Terpadu.

1. Terdapat Perbedaan Moralitas Siswa dalam Pembelajaran IPS

Terpadu yang Pembelajarannya Menggunakan Metode Pembelajaran Simulasi dengan Metode Pembelajaran Problem Solving Metode pembelajaran merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Metode pembelajaran memiliki berbagai macam, dua diantaranya adalah metode pembelajaran simulasi dan problem solving. Kedua metode pembelajaran tersebut memiliki langkah-langkah yang sedikit berbeda namun tetap dalam satu jalur yaitu pembelajaran kelompok yang terpusat pada siswa student centered dan guru berperan sebagai fasilitator. 49 Metode pembelajaran cocok diterapkan pada setiap mata pelajaran, termasuk mata pelajaran IPS Terpadu. IPS Terpadu adalah adalah ilmu pengetahuan yang terdiri-dari berbagai disiplin ilmu dan mempelajari tentang masalah-masalah sosial serta pemecahannya yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial, dan juga berupaya membina dan mengembangkan mereka menjadi sumber daya manusia Indonesia yang berketerampilan sosial dan intelektual sebagai warga negara yang memiliki perhatian serta kepedulian sosial yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional. Langkah-langkah pembelajaran pada metode pembelajaran simulasi, guru menetapkan topik atau masalah yang menarik perhatian siswa untuk disimulasikan. Guru menyiapkan garis besar skenario pelaksanaan simulasi. Setelah itu, siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen yang beranggotakan 6-7 orang. M emberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. S imulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang dimainkan. Masing- masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahasmemberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. Langkah terakhir adalah guru memberikan kesimpulan. 50 Sedangkan pada metode pembelajaran problem solving, sebelum siswa bekerja dalam kelompok, guru menjelaskan materi yang akan dibahas walaupun tidak secara terperinci kemudian menetapkan topik atau permasalahan yang akan didiskusikan. Pada metode pembelajaran problem solving, saat tahap presentasi bisa saja hanya siswa yang aktif yang mewakili kelompoknya dan mendominasi kelompok. Tidak seperti metode simulasi yang terdapat pemeranan. Pada metode pembelajaran simulasi dapat membantu siswa menemukan makna diri jati diri di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui simulasi siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain sehingga siswa dapat menilai hal-hal yang baik dan buruk dalam dirinya. Hal ini diperkuat oleh teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku. Menurut teori ini, yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Sedang apa yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati. Yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respon. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Hal ini diperkuat oleh Skinner, menurutnya belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui 51 interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku Asri Budiningsih, 2005:23. Proses simulasi ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku orang lain. Sehingga terdapat perbedaan moralitas siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu melalui metode pembelajaran simulasi dan melalui metode pembelajaran problem solving.

2. Terdapat Perbedaan Moralitas pada Siswa dalam Pembelajaran IPS

Dokumen yang terkait

Up.aya Guru Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal dan Intrapersonal Siswa Dalam Pembelajaran PAI

3 50 111

PERBEDAAN SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL KONTEKSTUAL DAN INKUIRI DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 MARGA TIGA LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJ

5 87 111

PERBEDAAN MORALITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL SISWA SMP NEGERI 28 B

0 11 123

EFEKTIVITAS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) SISWA KELAS VIII SMPN 3 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 18 99

STUDI PERBANDINGAN KECERDASAN MORAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN MODEL PEMBELAJARAN ROLLE PLAYING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP SEJAHTERA BANDAR LAMPUNG

0 15 105

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU GUNA MENINGKATKAN KECERDASAN MORAL DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 NATAR LAMPUNG

1 17 105

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA Penerapan Strategi Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri Karangasem 5 Kec

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TARI BERPASANGAN UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LEMBANG.

1 3 43

Perbedaan Efektivitas Penggunaan Metode Mind Mapping Dan Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) Dalam Meningkatkan Kreativitas Pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pajangan.

0 10 185

PENINGKATAN KECERDASAN INTERPERSONAL MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KENARAN 2 PRAMBANAN.

0 0 88